Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Istilah bronkiolitis digunakan untuk mendeskripsikan inflamasi pada saluran pernafasan kecil, terutama
bronkiolus membranosa dan respiratorius. Bronkiolitis akut terdiri dari neutrofilia peribronkial dan
inflamasi limfositik yag diasosiasikan dengan nekrosis epitelium respiratorius. Organisme yang paling
sering diasosiasikan dengan bronkiolitis diantaranya respiratory syncytial virus (RSV), human
metapneumovirus (hMPV), parainfluenza virus, adenovirus tipe 3,7, dan 21 dan rhinovirus. Mycoplasma
pneumonia dan Chlamydia spp juga dapat menyebabkan bronkiolitis kronis. Bakteri dan jamur yang
menyerang saluran nafas besar juga dapat menyebabkan bronkiolitis.
Bronkiolitis akibat virus paling sering ditemukan pada anak-anak. Organisme penyebab yang paling sering
ditemuakan adalah RSV dan biasanya menyerang anak berusia 2 bulan- 2 tahun. Bayi berusia dibawah 6
minggu masih mendapatkan efek protektif dari IgG maternal. hMPV merupakan patogen viral yang relatif
baru dikenali dan bertanggung jawab terhadap 5-15% kasus bronkiolitis pada bayi. Studi serologis
menyatakan bahwa infeksi hMPV hampir tidak pernah terjadi pada anak berusia 5 tahun ke atas.
Gambaran bronkiolitis akut pada foto thoraks merupakan kombinasi dari penebalan peribronkiolar,
opasitas linier perihilar, dan konsolidasi peribronkial, umumnya bilateral. Air trapping, yang
bermanifestasi sebagai area dengan peningkatan lusensi, juga merupakan gambaran yang sering terlihat
pada pasien bronkiolitis akut. Adanya air trapping dapat dilihat lebih jelas dengan imaging postekspirasi.
Foto pada posisi lateral dekubitus juga dapat digunakan untuk mengamati air trapping pada pasien berusia
sangat muda.
Manifestasi bronkiolitis akut pada CT dan HRCf terdiri dari area atelektasis berbentuk berawan, penebalan
dinding bronkus dan perfusi berbentuk mosaik. Bronkiolitis akut terutama yang disebabkan oleh infeksi
adenovirus selama masa kanak-kanan, dapat menyebabkann sindrom Swyer-James (bronkiolitis
konstriktif/obliterans). Hasil pemeriksaan histopatologi pada sindrom Swyer-James menunjukkan adanya
bronkiolitis konstriktif bronkiolitis kronis, bronkiektasis, dan kerusakan dari parenkim paru. Sindrom
Swyer-James biasanya ditemukan secara insidental pada pasien yang menjalani pemeriksaan radiografi
untuk alasan lain. Pasien biasanya mengeluhkan sesak nafas saat beraktivitas. Mayoritas dari pasien
memiliki riwayat infeksi saat masa kanak-kanak.
Foto rontgen inspirasi pada sindrom Swyer-James menunjukkan adanya peningkatan lusensi pada
sebagaian atau seluruh lapangan paru. Volume inspirasi pada paru yang terkena biasanya normal atau
sedikit menyusut/berkurang. Peningkatan corokan vaskular terlihat pada bagian yang radiolusen. Hilus
pada bagian paru yang terkena biasanya berukuran lebih kecil. Foto postekspirasi menunjukkan air
trapping pada lapangan paru yang terkena dengan penarikan mediastinum menjauh dari paru yang terkena.
Sindrom Swyer-James dapat diamati dengan lebih baik melalui pemeriksaan CT dan HRCf. Pemeriksaan
CT menunjukkan peningkatan lusensi dengan penguranngan ukuran pembuluh darah pada paru yang
terkena. Gambaran bronkiektasis juga sering terlihat. Air trapping, terlihat sebagai peningkatan .. dan
penurunann volume paru setelah ekshalasi selalu terlihat pada hasil pemeriksaan.