Você está na página 1de 8

Jurnal Ilmiah DASI Vol. 16 No.

02 Juni 2015, hlm 19-26 ISSN: 1411-3201

ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK BENCANA GEMPA BUMI


TERINTEGRASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ali Mustopa1) , Abidarin Rosidi2), Amir Fatah Sofyan3)


1,2,3)
Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
email : ali.m@amikom.ac.id1), abi@amikom.ac.id2), amir@amikom.ac.id3)

Abstract
Information system needs to support the release of the more disasters threats, and the more analysis has been
used to solve the problem of disaster. The development of the software in this case a disaster information system is
very fast, and always there is a change or a change in the standardization and based on user needs.
Handling of disasters should be in accordance with existing regulations, as well as the mechanism of the use of
information systems. Assessment of disaster information system can be done using some evaluation and design
accordingly.
Geographic Information Systems in helping the disaster relief efforts of the city, with some analysis of the
evaluation include system analysis, System Feasibility Analysis, Needs Analysis, and Economic Analysis. System
design refers to the method by developing UML Use Case Diagram, Definitions actor, Definition of Use Case, Use
Case Scenario, Activity Diagram, and Interface Design. In general, geographic information systems in helping the
handling of the earthquake in Yogyakarta is to determine and compile data that are spatially and be able to follow
the rules established disaster management.

Keywords:
GIS, Disaster, Earthquake, Management, Yogyakarta

Pendahuluan dalam pengolahan data kebencanaan[3]. Peraturan


Tinjauan Pustaka Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Sistem informasi kebencanaan memiliki Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pusat
beberapa kondisi baik secara kebutuhan sistem secara Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
umum seperti Ketersediaan Infrastruktur yang (PUSDALOPS-PB) dalam halaman 19 Bab IV
memadai, kesesuaian dengan proses bisnis Pengelolaan data dan Informasi menyebutkan jenis
perusahaan, serta dapat dioperasikan dengan baik. data yang diantarannya harus memiliki informasi
Maka diperlukan kebutuhan khusus yang mampu geografi. Dalam pengembangan system diperlukan
memberikan informasi yang lengkap dan jelas. sebuah pengelolaan dan perencanaan yang baik yang
Sawano, mengungapkan bahwa Sistem Informasi menghasilkan dokumen-dokumen yang baku
Geografi mampu untuk menangani seluruh aspek sehingga dalam pengembangan mampu mengikuti
bencana membantu kegiatan penanganan bencana, alur yang telah dibuat sebelumya. Maka perlu adanya
kapan, di mana, bagaimana, oleh siapa, kepada siapa langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu Evaluasi
dan apa yang mereka telah lakukan[1]. Sistem dari sistem informasi penanganan bencana gempa
infomasi geografi mampu mencakup semua informasi bumi di Kota Yogyakarta, kemudian Sejauh mana
yang dibutuhkan untuk mengurangi resiko diperlukannya perancangan sistem informasi geografi
kebencanaan, baik resiko jiwa maupun resiko-resiko penanganan bencana bumi di Kota Yogyakarta.
finansial yang disebut pula sebagai mitigasi. Sinya Kemudian tahap berikutnya adalah merancang sistem
Tsukada menyatakan penanganan mitigasi yang baik informasi georgrafis penanganan bencana di Kota
diperlukan informasi yang jelas dan mudah Yogyakarta[4].
didistribusikan dan diterima masyarakat. Perubahan Sistem informasi Geografis merupakan suatu
kebijakan dan legalitas dalam sebuah perusahaan system informasi yang digunakan untuk
menyebabkan perubahan sistem informasi dan atau memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mampu menjadikan sebuah sistem informasi dapat mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang
digantikan[2]. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan mempunyai referensi geografis atau lazim disebut
Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun data geospatial, yang berfungsi sebagai pendukung
2011 Tentang Standardisasi Data Kebencanaan, pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
dalam tujuannya melakukan standarisasi data pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam,
kebencanaan adalah untuk menyamakan persepsi lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan
umum lainya. ESRI, 1990, mendefinisikan SIG
19
Mustopa, dkk., Analisis Sistem Informasi

sebagai suatu system yang terorganisir dan terdiri karenanya penanganan bencana di Gunungkidul
atas perangkat keras computer, perangkat lunak, data dipandang merupakan kebutuhan yang mendesak.
geografi, dan personil yang dirancang secara efisien Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, tahap prabencana meliputi:
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan 1. Dalam situasi tidak terjadi bencana yang meliputi:
semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. perencanaan penanggulangan bencana,
Sistem informasi kebencanaan merupakan pengurangan risiko bencana, pencegahan,
sebuah sistem terkomputerisasi yang digunakan pemaduan dalam perencanaan pembangunan,
dalam penanganan kebencana dalam sifat mengelola persyaratan analisis risiko bencana, pelaksanan
dampak bencana dan atau mengurangi dampak dan penegakan rencana tata ruang, pendidikan
bencana. Sistem informasi kebencanaan dalam dan pelatihan, dan persyaratan standar teknis
kedudukannya sebagai alat bantu penanganan penaggulangan bencana.
bencana dapat dilihat dalam kedudukan penanganan 2. Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana
bencana. Maka sistem informasi kebencanaan meliputi: kesiapsiagaan, peringatan dini, dan
disesuaikan pada proses penanganan bencana terbagi mitgasi bencana.
menjadi :
1. Sistem informasi Deteksi dini kebencanaan, Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
sistem informasi ini berkaitan pada kedudukan saat tanggap darurat meliputi:
penanganan bencana pada pencegahan dan 1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
pengurangan dampak bencana. kerusakan, kerugian, dan sumber daya;
2. Sistem informasi Peringatan dini, merupakan 2. Penentuan status keadaan darurat bencana;
sistem informasi pemberian informasi 3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang
kebencanaan sedini mungkin diberikan kepada terkena bencana;
semua yang berpotensi terdampak bencana. 4. Pemenuhan kebutuhan dasar;
Dalam kedudukan penanganan bencana berada 5. Perlindungan terhadap kelompok rentan;
pada bagian pra bencana. 6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana
3. Sistem informasi Penanganan bencana, dimana vital.
sistem ini mengelola semua atau sebagian
tindakan penanggulangan bencana yang terjadi, Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
seperti inventarisasi kebencanaan, penanganan tahap pascabencana meliputi:
korban, distribusi logistik dan relawan, dan lain 1. Rehabilitasi, yang dilakukan melalui kegiatan-
sebagainya dalam penanggulangan bencana. kegiatan seperti: perbaikan lingkungan daerah
4. Sistem informasi Rekonstruksi dan rahabilitasi, bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum,
dalam sistem informasi ini merupakan pemberian bantuan perbaikan rumah
pengelolaan sisa bencana yang memiliki potensi masyarakat,rekonsiliasi dan resolusi konflik,
membangun dan menghilangkan potensi buruk pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya,
akibat bencana. [4] pemulihan keamanan dan ketertiban, pemulihan
fungsi pemerintahan, dan pemulihan fungsi
Metode Penelitian pelayanan publik.
Penelitian dilakukan dengan beberapa langkah 2. Rekonstruksi, yang dilakukan melalui kegiatan-
yaitu analisis system lama dan dokumentasi formal kegiatan seperti: pembangunan kembali sarana
yang digunakan dalam pembangunan system. sosial masyarakat, pembangkitan kembali
Kemudian menganalisis kebutuhan system dan kehidupan sosial budaya masyarakat, penerapan
membuat dokumentasi teknis perancangan system rancang bangun yang tepat dan penggunanan
utama dan aturan-aturan baku pengembangan system. peralatan yang lebih baik dan tahan bencana,
partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
Hasil dan Pembahasan kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat,
Penanganan Kebencanaan peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya,
Secara geografis Kabupaten Gunungkidul peningkatan fungsi pelayanan publik atau
termasuk daerah rawan bencana alam seperti: gempa, peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat
tsunami, banjir, kekeringan, dan tanah longsor.
Mengantisipasi kondisi tersebut, Pemerintah Daerah Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di
mempunyai kewajiban melaksanakan perencanaan wilayah gunungkidul dapat dibuat dalam bentuk alur
penanggulangan bencana baik pada tahap pra kegiatan teknis terutama pelaksanaan tanggap darurat
bencana, pada saat bencana dan pasca bencana. Oleh adalah sebagai berikut :

20
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 16 No. 02 Juni 2015, hlm 19-26 ISSN: 1411-3201

darurat, yang disampaikan oleh kelapa pelaksana


tanggap darurat dan disetujui oleh Kepala BPBD.

Ilustrasi Sistem Lama


Sistem informasi di BPBD terdiri dari pusat
informasi lapangan, pusat data, dan pusat informasi
dan pelaporan. Pusat informasi Lapangan adalah
tempat atau orang yang berwenang melaporkan
kejadian-kejadian serta memberikan informasi berupa
jenis kejadian, jumlah korban, kerusakan asset, dan
keperluan bantuan. Pusat informasi lapangan ini
dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat. Proses pendataan
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tanggap Darurat informasi pada tahap ini dlakukan 2 kali, yaitu
ketikan Tim Reaksi Cepat pertama kali tiba di tempat
Penjelasan dari alur pelaksanaan tanggap kejadian proses pendataan ini biasanya dilakukan
darurat pada gambar 1 adalah sebagai berikut: dengan observasi lapangan dan langsung melaporkan
1. Identifikasi Kejadian, adalah proses survey dan ke BPBD dengan beberapa cara via telepon atau via
pendataan tentang kejadian/peristiwa yang terjadi SMS. Kemudian pada sore hari Tim Reaksi Cepat
baik dalam kondisi wilayah, bentuk kerusakan, harus membuat laporan kegiatan yang berisi data
dan jumlah korban. Identifikasi ini dilakukan oleh kejadian, jumlah korban dan kerusakan asset pada
tim reaksi cepat BPBD. hari tersebut.
2. Pengiriman Informasi ke pihak terkait, adalah Kegiatan Pusat Data BPBD dilakukan oleh Tim
proses pengiriman data informasi identifikasi dari Pusdalop BPBD di kantor BPBD. Pusat Data
reaksi cepat dikirim ke bagian Tanggap darurat melakukan penyimpanan data dari beberapa sumber
BPBD, dan akan dikirimkan ke pihak terkait yaitu data dari Tim Reaksi Cepat, Kepolisian, TNI,
seperti Kepala BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dan beberapa sumber
Dinas Sosial, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, PMI. lainnya. Pencatatan data dilakukan setiap saat selama
3. Penentuan status bencana, adalah proses yang ada pengiriman data dan akan dicatat dalam LOG
dilakukan oleh Kepala BPBD untuk menyatakan BOOK. Di sore hari, dilakukan rekapitulasi data yang
apakah peristiwa/musibah yang terjadi dapat akan digunakan sebagai laporan harian.
dinyatakan sebagai bencana ataukah tidak. Kegiatan Pusat infromasi BPBD dilakukan oleh
4. Penentuan Tim Pelaksana tanggap darurat, terjadi tim Pusdalop BPBD di kantor BPBD. Pusat informasi
jika penentapan status bencana telah dilakukan melakukan penyusunan informasi dan laporan harian,
maka Kepala BPBD atas perintah Bupati, dan rekapitulasi bencana yang terjadi. Informasi
menyusun tim pelaksanaan tanggap darurat, yang disusun dalam bentuk laporan kegiatan penanganan
terdiri dari pihak-pihak seperti Dinas Pekerjaan bencana meliputi lokasi penanganan, jumlah korban,
Umum, Dinas Sosial, TNI, Polri, Dinas jumlah kerusakan asset dan jumlah kebutuhan
Kesehatan, PMI dan LSM. bantuan serta distribusi yang telah diberikan.
5. Koordinasi pihak terkait, adalah proses penentuan Penyampaian informasi bencana dilakukan di Kantor
kerja dan pembagian tugas kepada semua bidang BPBD dengan ditempel di Papan Informasi, sehingga
dipimpin oleh Kepala Pelaksana Tanggap darurat. para pencari informasi tentang bencana dapat melihat
6. Pelaksanaan Tanggap darurat, adalah proses dengan langsung.
pelaksanaan yang telah dikoordinasikan
sebelumnya, semua kegiatan dicatat dan dipantau Fakta Informasi Penanganan Kebencanaan
oleh tim pelaksana tanggap darurat BPBD. Proses Penanganan bencana yang dilakukan oleh
pelaksanaan dan petugas yang melaksana-kan BPBD sudah berjalan sesuai peraturan yang berlaku,
tanggap darurat harus dalam sepengetahuan tim dimana pelaksanaan dimulai dengan indentifikasi
pelaksana tanggap darurat BPBD. oleh tim reaksi cepat dan diteruskan kepada Kepala
7. Penentuan berakhir tanggap darurat, adalah proses Tanggap Darurat BPBD, yang selanjutnya akan
penghentian tanggap darurat yang dilakukan oleh diinformasikan dan dianalisa serta ditetapkan sebagai
Kepala BPBD sesuai rekomendasi kepala bencana oleh Kepala BPBD. Jika masih dalam
pelaksana tanggap darurat BPBD. kondisi musibah setempat, maka informasi tersebut
8. Pelaporan Kegiatan Tanggap darurat, adalah dimasukkan dalam informasi kejadian luar biasa, dan
proses menginformasikan segala bentuk kegiatan kegiatannya langsung dikelola oleh tim Tanggap
yang dilakukan oleh tim pelaksana tanggap Darurat BPBD dan Tim Reaksi Cepat BPBD. Jika
kondisi musibah ditetapkan sebagai Bencana, maka

21
Mustopa, dkk., Analisis Sistem Informasi

Kepala BPBD atas perintah Bupati, melakukan mengetahui kondisi kebencanaan secara spasial
penyusunan Tim Pelaksana Tanggap Darurat bersama masih menggunakan aplikasi pendukung seperti
dinas terkait dan LSM. Pelaksanaan dari kegiatan ilwis, Arcview untuk menjadikan informasi
tersebut diinformasikan dan dipantau oleh Tim selanjutnya.
Pelaksana Tanggap Darurat, mulai dari kegiatan Berdasarkan pada permasalahan yang harus
penanganan korban, pendataan dan penyaluran diselesaikan, dan harus sesuai dengan aturan yang
bantuan. Jika ada lembaga atau perseorangan yang telah ditetapkan maka tata kelola sistem informasi
akan melakukan penyaluran bantuan maka harus penanganan bencana di BPBD dapat diterapkan
sepengetahuan dan izin dari tim Pelaksana Tanggap sebagai berikut:
Darurat untuk didata serta diberikan rekomendasi 1. Ketika terjadi sebuah peristiwa berpotensi
penyaluran bantuan tersebut. Namun terkadang bencana maka Tim Reaksi Cepat akan melakukan
Donatur tidak menyampaikan informasi donasinya ke mendatangi langsung ke tempat kejadian dan
Tim Pelaksana Tanggap Darurat sehingga penyaluran kemudian melakukan penanganan pertama, dan
tidak merata. Minimnya informasi Donatur dan LSM melakukan pendataan kejadian selanjutnya data
menyebabkan informasi donasi pun terkadang tersebut akan dikirim Data Center di Sistem
meleset atau tidak sesuai harapan. Hal tersebut Informasi Geografi BPBD.
disampaikan oleh Kabag Tanggap Darurat 2. Ketika informasi awal (Identifikasi Bencana)
Gunungkidul. diterima oleh SIG BPBD, maka akan langsung
Dalam pelaksanaan tanggap darurat, aspek disalurkan kepada anggota BPBD dan Instansi
penanganan cepat sangat dibutuhkan bahkan menjadi lain yang terkait, seperti Dinas Sosial, Dinas
prioritas pertama, namun terkadang karena Kesehatan, PMI, dan lainnya.
mementingkan penanganan cepat maka informasi 3. Ketika BPBD menerima informasi Identifikasi
yang harus disampaikan menjadi prioritas kedua atau Bencana, maka BPBD harus menentukan status
bahkan diabaikan. Faktor tersebut juga didukung kejadian tersebut, menjadi atau dijadikan
dengan alur yang kurang jelas bagaimana tim reaksi berstatus Bencana.
cepat menyampaikan informasi ke BPBD, seperti 4. Jika dinyatakan hanya status Musibah, maka
yang disampaikan tim reaksi cepat. Senada yang BPBD melakukan pendataan ulang dan atau
disampaikan, Kabag Tanggap Darurat-pun berharap melengkapi informasi dari Tim Reaksi Cepat.
ada sistem yang mampu memberikan sarana agar tim 5. Jika dinyatakan status Bencana, maka BPBD
reaksi cepat mampu mengirimkann kondisi membentuk Tim Tanggap Bencana.
dilapangan, dengan cepat dan mudah serta informasi 6. Tim Tanggap Bencana yang akan melakukan
yang diberikan mampu segera diproses agar dapat input data bencana, seperti Lokasi bencana,
ditetapkan sebagai bencana atau tidak, serta dapat kondisi Lokasi, Data Korban, Pengungsi,
disampaikan ke semua instansi terkait, seperti Kepala Relawan dan lainnya.
BPBD, Polri, TNI, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan 7. Donatur yang akan mengirimkan donasinya harus
Umum, Dinas Kesehatan dan PMI. menyerahkan data ke Tim Tanggap Bencana juga
Dalam pelaksanaan penyusunan informasi dan harus melakukan input data Donasi dan
penyampaian informasi BPBD saat ini menggunakan Donaturnya.
aplikasi spreatsheet, walaupun sebenarnya BPBD 8. Tim Tanggap Bencana juga harus membuat
sempat mendapati beberapa sistem informasi laporan yang akan diterima oleh BPBD.
kebencanaan yang diberikan diantaranya, sistem
informasi dari PMI Prancis tahun 2007, dan Dibi
Nasional tahun 2008, dimana kedua sistem ini
berbasis web, dan pada saat diluncurkan BPBD
belum siap menjalankan sistem tersebut terkendala
jaringan internet. Pada tahun 2012, jaringan internet
baru terpasang di kantor BPBD, dan beberapa area
pendukung teknis BPBD. Terlalu lamanya sistem-
sistem informasi kebencanaan tersebut tidak
digunakan sehingga petugas pengguna sistem
tersebut sudah tidak mampu lagi mengoperasikannya,
bahkan petugas tersebut sudah terlalu nyaman dengan
penggunaan aplikasi spreadsheet. Beberapa informasi
dapat disampaikan menggunakan aplikasi
spreadsheet tersebut, namun informasi kewilayahan
dan informasi lokasi yang dibutuhkan untuk

22
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 16 No. 02 Juni 2015, hlm 19-26 ISSN: 1411-3201

berjalan dengan cara online atau menggunakan


jaringan Internet. Adapun cara yang lain dengan
menggunakan fasilitas SMS, dimana Tim Reaksi
Cepat hanya akan memberikan informasi dengan
mengirim SMS ke Pusat Data, yang nantinya akan
diolah dan disebarkan ke Tim BPBD dan Instansi
terkait. Dalam proses pendataan, dapat dilakukan
dengan cara yang sama, yaitu Online ataupun dengan
cara LAN (Local Area Network). Berikut gambaran
umum infrastruktur Sistem Informasi Geografi BPBD
terlihat pada gambar 4.

Gambar 2. Flow Map Tata Kelola Sistem


Penangan Bencana

Berdasarkan Gambar 2, sistem tersebut terdiri


dari 2 mekanisme dimana terdapat sistem input data
dan terdapat sistem manajemen yang harus
mengambil keputusan, sistem input data dapat Gambar 4. Infrastruktur Sistem Informasi
disebut sebagai sistem terkomputerisasi yang Geografi BPBD.
nantinya disebut sebagai Sistem Informasi Geografi
Penanganan Bencana BPBD, dan sistem manajemen
merupakan mekanisme para pemangku kebijakan Perancangan Unified Modeling Language (UML)
untuk berdiskusi dan memutuskan kondisi peristiwa, Use Case Diagram
serta menyusun Tim Penanganan Bencana. Maka Sistem ini terdiri dari 2 sistem terintegrasi,
dapat digambarkan pada gambar 3 sebagai berikut: dimana sistem pertama merupakan pengolahan data
dari teknologi ponsel yaitu sistem SMS Gateway
untuk mengatur segala urusan pengiriman dan
penerimaan informasi berbasis SMS. Sistem yang
akan dibangun akan menangani sekian fungsi utama,
seperti, terlihat dalam gambar 5 berikut:

Gambar 5. Use Case Sms Gateway


Gambar 3. Posisi Sistem Informasi Geografi
BPBD, dalam Sistem Penanganan Bencana BPBD. Sistem kedua merupakan pengolahan data dari
teknologi website yaitu SIG berbasis web untuk
Infrastruktur dari Sistem Informasi Geografi mengatur segala urusan informasi kebencanaan dan
BPBD ini nantinya akan terdiri dari web-base pelaporan data. Terlihat pada gambar 6.
applications dan mobile applications, karena Tim
Reaksi Cepat berada di Lokasi Kejadian jauh dari
Pusat Data BPBD, maka hanya dimungkinkan sistem

23
Mustopa, dkk., Analisis Sistem Informasi

Gambar 8. Activity Diagram Feedback SMS

Gambar 6. Use Case dar Online

Activity Diagram
Activity diagram adalah teknik untuk
mendeskripsikan logika prosedural, proses bisnis,
Gambar 9. Activity Diagram Feedback SMS
aliran kerja dalam banyak kasus, menggambarkan
rangkaian aliran dari aktivitas, dan digunakan
untuk mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk
dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan
untuk aktifitas lainnya seperti use case atau interaksi.
Activity diagran yang dibuat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu Activity diagram SMS yang
dijabarkan dalam gambar 7,8,9,10,11. Activity
diagram Webgis dijabarkan dalam gambar
12,13,14,15,16 dan 17.

Gambar 10. Activity Diagram Olah PhoneBook

Gambar 7. Activity Diagram Kirim SMS Kejadian

24
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 16 No. 02 Juni 2015, hlm 19-26 ISSN: 1411-3201

BPBD SMS Server

Sistem
Login Deteksi
device
Setting Port Load Form
Setting

Setting
Phonebook

Setting Proses
Gambar 14. Activity Diagram Lihat Peta
Pesan Setting

Gambar 11. Activity Diagram Setting Device

Gambar 15. Activity Diagram Cetak Peta

Gambar 12. Activity Diagram Olah Data Anggota

Gambar 16. Activity Diagram Identify Peta

Gambar 13. Activity Diagram Olah Data Musibah

25
Mustopa, dkk., Analisis Sistem Informasi

4. Penanganan bencana saat pembagian donasi


dilakukan secara terpusat sehingga mempermudah
proses pendataan.
5. Perancangan sistem mengacu metode UML
dengan menyusun Use Case Diagram, Definisi
actor, Definisi Use Case, Skenario Use Case,
Activity Diagram, dan Perancangan Antar Muka.

Secara umum sistem informasi geografi dalam


membantu pananganan bencana gempa bumi di Kota
Yogyakarta adalah menentukan dan menyusun data
yang bersifat spasial serta mampu mengikuti aturan-
aturan penanganan bencana yang telah ditetapkan.

Saran
Saran yang dapat diberikan mengenai sistem
informasi geografis tanggap bencana gempa bumi di
kota Yogyakarta, khususnya dalam pendataan saat
Gambar 17. Activity Diagram Identify Peta terjadi bencana ini adalah:
1. Dalam Pengimpelementasian dan developing
software dapat menggunakan berbagai cara misal
Class Diagram dalam pengiriman data kejadian dapat dilakukan
Class diagram menunjukkan hubungan antar menggunakan SMS syntax, atau dipermudah
class dalam sistem yang sedang dibangun dan dengan menggunakan form aplikasi di android.
bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk 2. Data spasial sebaiknya diperbaharui sehingga
mencapai suatu tujuan. Gambar umum untuk system memberikan data yang lebih akurat.
informasi geografi terdapat pada gambar 18.
Daftar Pustaka
[1] SAWANO, Nobuhiro, Tsuyoshi
HOSHIKAWA, Takayuki OBATA. 2007 Web-
based Support Coordination by Using WIDIS
Case Study of Chuesu-oki Earthquake in 2007-
22nd International Conference on Advanced
Information Networking and Applications -
Workshops. EEEI
[2] Tsukada, Shinya. 2010. Disaster mitigation
information system in Japan (3) - Earthquake
Early Warning -. Jounal Earthquake and
Tsunami Early Warning Applications
Gambar 18. Class Diagram Workshop. Bogazii University Kandilli,
Observatory and Earthquake Research Institute
Kesimpulan Istanbul Turkey.
1. Sistem Informasi Geografis dalam membantu [3] AMC on DRR Team, 2012, 5th Asian Ministrial
penanganan bencana alam di kota Yogyakarta, Conference on Disaster Risk Reduction:
dilakukan evaluasi dengan beberapa analisis Stengthening Local Capacity for Disaster Risk
diantarannya adalah Analisis sistem, Analisis Reduction. Yogyakarta.
Kelayakan Sistem, Analisis Kebutuhan, dan [4] Mustopa, Ali, 2008, Sistem Informasi Geografis
Analisi Ekonomi. Guna Membantu Penanganan Bencana Alam
2. Penggunaan SMS Gateway berguna untuk Gempa Bumi studi kasus Kodya Yogyakarta,
meningkatkan kecepatan pengiriman data ke STMIK Amikom, Yogyakarta.
Pusat Data.
3. Terdapat alur pengalihan kinerja dari BPBD
dialihkan ke Sistem Informasi sehingga mampu
mempercepat membuat keputusan penentuan
terjadinya bencana.

26

Você também pode gostar