Você está na página 1de 25

PRAKTIKUM TENAGA LISTRIK

MODUL I & II
PENGENALAN PROGRAM ETAP DAN JARINGAN
DISTRIBUSI
LABORATORIUM TENAGA

NAMA : MUHAMAD IRFAN KHOIRI


NIM : 3332140478
KELOMPOK : ST - 04

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
BAB I
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.1 Prosedur Percobaan Modul I
1. Untuk membuka program ETAP mengklik icon ETAP kemudian
mengklik New.
2. Memberikan nama file sesuai nama Anda, kemudian mengklik OK.
3. Pada menu bar, mengklik Project Information lalu mengisikan data
seperti seperti dimodul.
4. Pada menu bar, Project Standards lalu mengisikan data seperti seperti
dimodul (f = 50Hz).

5. Mengklik Power Grid satu kali pada AC element, lalu mengklik satu
kali pada one line diagram untuk meletakkannya.
6. Mendouble Mengklik pada Power Grid, lalu mengisikan data pada tab
Info dan Rating Power Grid 150 kV sesuai dengan data percobaan di atas.
7. Pada Project toolbar, mengklik circuit continuity .
8. Mengklik Bus Bar satu kali pada AC element, lalu mengklik satu
kali pada one line diagram untuk meletakkannya.
9. Menghubungkan Power Grid dengan Bus Bar dengan meng-Mengklik
and drag ujung Power Grid ke Bus Bar. Jika benar, warna Bus Bar akan
berubah, tidak abu-abu lagi.
10. Mendouble Mengklik pada Bus, lalu isi kan data pada tab Info sesuai
dengan data percobaan.
11. Menempatkan 2-Winding Transformer dari AC element lalu
Menghubungkan dengan Bus dengan cara menarik dari ujung Transformer
ke Bus bar hingga terbentuk gambar seperti dimodul.
12. Mendouble Mengklik pada2-Winding Transformer, lalu mengisikan data
pada tab Info dan Mensetting Rating sesuai dengan data percobaan di
atas, dengan tegangan sekunder 20 kV dan kapasitas daya 50 MVA,
kemudian mengklik tipikal Z&X/R dan akan muncul secara otomatis nilai
impedansi trafo.
13. Menempatkan kembali bus bar, lalu tarik dari ujung trafo ke bus bar
sehingga terbentuk gambar dimodul.
14. Menempatkan Static Load dari AC elemen lalu Menghubungkan dengan
Bus bar.
15. Mendouble Mengklik pada Static Load, lalu mengisikan data pada tab Info
dan loading sesuai dengan data percobaan di atas.

16. Mengklik study case load flow bergambar koper


17. Mengisikan parameter Study load flow seperti pada gambar seperti
dimodul, atau sesuai kebutuhan dimana simulasi akan dilakukan
18. Melakukan simulasi aliran daya (Load Flow) dengan menekan ikon
diikuti dengan ikon

19. Mengklik report manager , lalu akan muncul window seperti


dimodul, Memilih Summary dan mengklik OK.
20. Kemudian mencatat data dari hasil report manager.
Percobaan 1
Power Grid 150 kV
Bus Bar 150 kV; initial : 100% V, angle 0;
Transformator Step-down 150/20 kV; Kapasitas 50 MVA, Impedansi
Typical Z & X/R
Bus Bar 20 kV; initial 100% V, angle 0;
Static Load 40 MVA; faktor daya (pf) 90%
Percobaan 2
Power Grid 150 kV
Bus Bar 150 kV; initial : 100% V, angle 0;
Transformator Step down 150/20 kV; 50 MVA ; Impedansi Typical Z &
X/R
Bus Bar 20 kV; initial 100% V, angle 0;
Static Load 10 MVA; pf 90%
Percobaan 3
Power Grid 150 kV
Bus Bar 150 kV; initial : 100% V, angle 0;
Transformator Step down 150/20 kV; 20 MVA ; Impedansi Typical Z &
X/R
Bus Bar 20 kV; initial 100% V, angle 0;
Static Load 10 MVA; pf 90%. 1.
1.2 Prosedur Percobaan Modul II
1. Mensetting Project standard dengan f = 50 Hz
2. Menskemakan kembali gambar pada Unit 1 dengan pengecualian tanpa
diberikan beban, lalu Busbar 2 di perpanjang dengan cara men drag ujung
kanan/kiri dari Busbar, Mensetting disesuaikan dengan data percobaan 1,
Berikut adalah gambar skema sesuai dengan modul.

3. Mengklik component cable untuk mendeskripsikannya sebagai


jaringan distribusi, lalu sambungkan dengan Busbar 2 seperti gambar
dimodul :
4. Mengklik 2 kali kabel yang sudah terpasang, mengklik Library, lalu
Mensettinglah sesuai dengan data percobaan 1, sehingga nampak seperti
gambar dimodul ini.
5. Lalu Mensetting panjang jaringan sesuai dengan data percobaan 1 dengan
satuan km.
6. Menambahkan Transformator seperti gambar dimodul ini.
7. Mensetting nilai rasio dan Rating trafo Mensetting sesuai dengan data
percobaan 1.
8. Menambahkan Busbar setelah transformator untuk Menghubungkan beban
dengan trafo seperti gambar dimodul
9. Menambahkan komponen static load dan lumped load pada AC
component sehingga nampak seperti gambar dimodul ini.
10. Mensetting nilai Rating dari masing-masing beban seuai data percobaan 1

11. Melakukan load flow dengan mengklik , lalu run mengklik , akan
muncul hasil load flow seperti gambar dimodul ini.
12. Untuk mengatur hasil tampilan load flow, seperti menampilkan arus,
tegangan dalam bentuk Volt, aliran daya dalam bentuk VA, cukup mengklik

display option .

13. Mengklik report manager untuk mendapatkan data tegangan dan daya
bus, lalu akan muncul window seperti dimodul, Memilih Summary.
14. Mencatat nilai tegangan dan daya pada masing-masing bus. Mengulangi
lagi.
Percobaan 1
Power Grid 150 kV
Transformator Step down 150/20 kV; 50 MVA ; Impedansi Typical Z &
X/R
Lumped Load 10 MVA; pf 85%
Cable 1 km; 0,6 kV; 6 mm2 ; 3/C; CU

Transformator Step down 20/0.38 kV; 200 kVA


Static Load 10 kVA; pf 100%
Percobaan 2
Power Grid 150 kV
Transformator Step down 150/20 kV; 50 MVA
Lumped Load 10 MVA; pf 85%
Cable 40 km; 0,6 kV; 6 mm2 ; 3/C; CU

Transformator Step down 20/0.38 kV; 200 kVA


Static Load 10 kVA; pf 100%
Percobaan 3
Power Grid 150 kV
Transformator Step down 150/20 kV; 50 MVA
Lumped Load 10 MVA; pf 85%
Cable 40 km; 0,6 kV; 16 mm2 ; 3/C; CU

Transformator Step down 20/0.38 kV; 200 kVA


Static Load 10 kVA; pf 100. 1.
BAB II
TUGAS

2.1 Tugas Pendahuluan


1. Apa yang anda ketahui tentang software ETAP? Tuliskan dan jelaskan
elemen elemen apa saja yang ada di ETAP!
Jawab :
ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu
perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini
mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online
untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan
sistem secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-
macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan
tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.
Elemen-elemen AC di ETAP
a) Transformator
Transformator 2 kawat sistem distribusi dimasukkan dalam
editor power station software transformator 2 kawat pada power
station software ETAP.
b) Generator
Generator sinkron sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan
dalarn editor power station ETAP berupa rating KV, rating MW, dan
mode kerja yang ditampilkan pada bagian atas informasi editor
generator.
c) Load
Beban listrik sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan dalarn
editor power station ETAP berupa rated kV dan MVA yang
ditampilkan pada bagian atas iriformasi editor load. Di ETAP terdapat
dua macam beban, yaitu beban statis dan beban dinamis.
d) Pemutus Rangkaian
Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk
melindungi sebuah rangkaian listrik dari kerusakan yang disebabkan
oleh kelebihan beban atau hubungan pendek.
e) Bus
Bus AC atau node sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan
dalam editor power station software ETAP. Editor bus sangat
membantu untuk pemodelan berbagai tipe bus dalam sistem tenaga
listrik. Generator, motor dan beban statik adalah elemen yang dapat
dihubungkan dengan beberapa bus yang diinginkan.
Elemen Aliran Daya
Program analisis aliran daya pada software ETAP dapat
menghitung tegangan pada tiap-tiap cabang, aliran arus pada sistem
tenaga listrik, dan aliran daya yang mengalir pada sistem tenaga listrik.
Metode perhitungan aliran daya dapat dipilih untuk efisiensi perhitungan
yang lebih baik. Metode perhitungan aliran daya pada software ETAP
ada tiga, yaitu: Newton Raphson, Fast-Decouple dan Gauss Seidel seperti
yang telah diuraikan sebelumnya.
a) Run Load Flow adalah icon toolbar aliran daya yang menghasilkan
atau menampilkan hasil perhitungan aliran daya sistem distribusi
tenaga listrik dalam diagram satu garis.
b) Update Cable Load Current adalah icon toolbar untuk merubah
kapasitas arus pada kabel sebelum load flow di running.
c) Display Option adalah bagian tombol untuk menampilkan hasil aliran
daya.
d) Alert adalah icon untuk menampilkan batas kritis dan marginal dari
hasil keluaran aliran daya sistem distribusi tenaga listrik.
e) Report Manager adalah icon untuk menampilkan hasil aliran daya
dalam bentuk report yang dapat dicetak.
Elemen Hubung Singkat
Short-Circuit Analysis pada Etap Power Station menganalisa
gangguan hubung singkat tiga phasa, satu phasa ke tanah, antar phasa dan
dua phasa ke tanah pada sistem tenaga listrik. Program Short-Circuit
Analysis Etap PowerStation menghitung arus total hubung singkat yang
terjadi. Etap Power Station menggunakan standar ANSI/IEEE (seri C37)
dan IEC (IEC 909 dan lainnya) dalam menganalisa gangguan hubung
singkat yang bisa dipilih sesuai dengan keperluan. Untuk memulai Short-
Circuit Analysis maka single line diagram (SLD) sistem tenaga listrik
digambarkan terlebih dahulu dengan memperhatikan komponen serta
peralatan yang digunakan. 2.
2. Apa yang disebut tegangan jatuh ? apa penyebabnya ?
Jawab:
Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada
suatu penghantar.Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum
berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding
terbalik dengan luas penampang penghantar. Besarnya jatuh tegangan
dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. 3.
Besar kecilnya jatuh tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu :
Tahanan saluran
Arus saluran
Faktor daya ( )
Panjang saluran. 3.

3. Apa yang disebut daya aktif, daya reaktif dan daya semu ?
Jawab:
Daya aktif (P) adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh
beban.Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R). Satuan daya
aktif adalah Watt.
Daya reaktif (Q) adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan
medan magnet atau daya yangditimbulkan oleh beban yang bersifat
induktif. Satuan daya reaktif adalah VAR (Volt Ampere Reaktif).
Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus
listrik. Daya nyatamerupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada
konsumen. Satuan daya nyata adalahVA (Volt.Ampere).

4. Kabel dengan luas penampang (A) = 1,5 mm2 dan resistansi jenis 17,32
mm2 per km. Berapakah resistansi kabel tembaga dengan panjang 200 m ?
Jawab:
Diketahui :
= 1,5 2
17,32 2
=

= 200 = 0,2
Ditanya : = ?
Penyelesaiannya

=

17,32 0,2
=
1,5
= 2,3093
BAB III
ANALISA

3.1 Analisa Percobaan Modul 1


Berdasarkan hasil percobaan didapat data sebagai berikut:
Transformator : 50 MVA ; load 40 MVA
Tabel 3.1 Pengamatan Tegangan dan Daya Pada Busbar
Komponen Tegangan (kV) Daya keluar busbar (kW)
Busbar 1 (atas) 150 33533
Busbar 2 (bawah) 19,275 33438
Tabel 3.2 Pengamatan Arus dan Losses Pada Trafo dan Beban
Komponen Arus (A) Losses (kW)
Transformator 148,4 95,7
Static Load 1112,8
Transformator : 50 MVA ; load 10 MVA
Tabel 3.3 Pengamatan Tegangan dan Daya Pada Busbar
Komponen Tegangan (kV) Daya keluar busbar (kW)
Busbar 1 (atas) 150 8847
Busbar 2 (bawah) 19,822 8840
Tabel 3.4 Pengamatan Arus dan Losses Pada Trafo dan Beban
Komponen Arus (A) Losses (kW)
Transformator 38,1 6,3
Static Load 286,1
Transformator : 20 MVA ; load 10 MVA
Tabel 3.5 Pengamatan Tegangan dan Daya Pada Busbar
Komponen Tegangan (kV) Daya keluar busbar (kW)
Busbar ... (atas) 150 8615
Busbar ... 19,55 8600
(bawah)
Tabel 3.6 Pengamatan Arus dan Losses Pada Trafo dan Beban
Komponen Arus (A) Losses (kW)
Transformator 37,6 15,4
Static Load 282,2

Dari data hasil percobaan di atas, dapat ditentukan analisa-analisa


hasil percobaan diantaranya:
1) Rugi daya pada system.
a. Pada percobaan dengan Transformator : 50 MVA ; load 40 MVA
=
= 33533 33438
= 95
b. Pada percobaan dengan Transformator : 50 MVA ; load 10 MVA
=
= 8847 8840
= 7
c. Pada percobaan dengan Transformator : 20 MVA ; load 10 MVA
=
= 8615 8600
= 15
2) Turun Tegangan pada system
a. Pada percobaan dengan Transformator : 50 MVA ; load 40 MVA
1 =
1 = 150 150
1 = 0

2 =
2 = 20 19,27
2 = 0,73

b. Pada percobaan dengan Transformator : 50 MVA ; load 10 MVA


1 =
1 = 150 150
1 = 0

2 =
2 = 20 19,821
2 = 0,179
c. Pada percobaan dengan Transformator : 20 MVA ; load 10 MVA
1 =
1 = 150 150
1 = 0

2 =
2 = 20 19,55
2 = 0,45

3) Penyebab terjadinya rugi daya dan turun tegangan ialah:


Rugi turun tegangan disebabkan oleh arus yang mengalir pada melalui
tahanan kawat. Jadi semakin besar rugi turun tegangan semakin besar juga
arus dalam penghantar serta tahanan penghantar juga semakin besar.
Sedangkan rugi daya disebabkan oleh tegangan dan arus, karena semakin
besar tegangan pada saluran maka semakin kecil arus pada saluran.

4) Perbandingan nilai rugi daya dan rugi turun tegangan:


Nilai rugi daya pada 3 sistem :
Pada percobaan 1 rugi daya pada sistem = 95
Pada percobaan 2 rugi daya pada sistem = 7
Pada percobaan 3 rugi daya pada sistem = 15
Nilai rugi turun tegangan pada 3 sistem :
Turun tegangan pada sistem pada percobaan 1:
Bus atas = 0 kV
Bus bawah = 0,73 kV
Turun tegangan pada sistem pada percobaan 2:
Bus atas = 0 kV
Bus bawah = 0,179 kV
Turun tegangan pada sistem pada percobaan 2:
Bus atas = 0 kV
Bus bawah = 0,45 kV
5) Penjelasan perbedaan nilai rugi daya dan rugi tegangan
Perbedaan nilai rugi daya dan rugi turun tegangan disebabkan oleh
nilai daya nyata (daya semu) pada trafo dan beban (load) berbeda-beda pada
percobaan 1 menggunakan trafo = 50 MVA dan beban = 40 MVA, sedangkan
percobaan 2 menggunakan trafo = 50 dan beban = 10 MVA dan percobaan 3
menggunakan trafo = 20 MVA dan beban = 10 MVA sehingga hasil nilai rugi
daya dan rugi tegangan pun akan berbeda.

3.2 Analisa Percobaan Modul 2


A. Percobaan 1 : Kabel panjang = 1 km; luas penampang kabel = 6 mm2
Pada percobaan pertama didapatkan hasil pengamatan tegangan
dan daya pada busbar, sebagai berikut:
Tabel 3.6 Pengamatan Tegangan dan Daya Pada Busbar
Komponen Tegangan (kV) Daya Keluar Busbar (kW)
Busbar Komponen
(150 kV) 150 8480
Busbar
Bus (Sebelum Kabel) 19,785 8464 + 10
Busbar
Busbar
(Setelah
(150 kV)Kabel) 19,783 10
Busbar
Busbar
(0,38 kV)
(sebelumkabel) 0,375 10

Busbar
Busbar (0,38
(setelah
kV)kabel)
Tabel 3.7 Pengamatan Arus dan Losses Pada Komponen
Komponen Arus Primer (A) Losses (kW)
Trafo 50 MVA
Komponen 38,8 6,5
Lumped
Trafo 50Load
MVA 290,6
Kabel
Lumped load 0,3 0
Trafo
Kabel 200 kVA 0,3 0
Static LoadkVA
Trafo 200 15
Static Load
Dari data hasil pengamatan di atas, dapat dilakukan beberapa
analisa terkait percobaan sebagai berikut:
a) Rugi daya pada sistem
1) Pada trafo 50 MVA
=
= 8480 8474
= 6
2) Pada kabel
=
= 10 10
= 0
3) Pada trafo 200 kVA
=
= 10 10
= 0

b) Turun tegangan
1) Selisih Vs dengan Vr pada bus bar atas
= 150 150
= 0

2) Selisih Vs dengan Vr pada sebelum kabel


=
= 20 19,785
= 0,215
3) Selisih Vs dengan Vr pada setelah kabel
=
= 20 19,783
= 0,217
4) Selisih Vs dengan Vr pada bus bar bawah
=
= 0,38 0,375
= 0,005
B. Percobaan 2 : Kabel panjang = 40 km; luas penampang kabel = 6 mm2
Pada percobaan kedua didapatkan hasil pengamatan tegangan dan
daya pada busbar dimana :
Tabel 3.8 Pengamatan Tegangan dan Daya Pada Busbar
Komponen Tegangan (kV) Daya Keluar Busbar (kW)
Busbar Komponen
(150 kV) 150 8480
Busbar
Bus (Sebelum Kabel) 19,785 8464 + 10
Busbar
Busbar
(Setelah
(150 kV)Kabel) 19,714 10
Busbar
Busbar
(0,38 kV)
(sebelumkabel) 0,374 10
Busbar (0,38
(setelah
kV)kabel)
Tabel 3.9 Pengamatan Arus dan Losses Pada Komponen
Komponen Arus Primer (A) Losses (kW)
TrafoKomponen
50 MVA 38,8 6,5
Lumped
Trafo 50Load
MVA 290,6
Kabel
Lumped load 0,3 0
Trafo
Kabel 200 kVA 0,3 0
Static LoadkVA
Trafo 200 15
Static Load
Dari data hasil pengamatan di atas, dapat dilakukan beberapa analisa
terkait percobaan sebagai berikut:
a) Rugi daya pada sistem
1) Pada trafo 50 MVA
=
= 8480 8474
= 6

2) Pada kabel
=
= 10 10
= 0
3) Pada trafo 200 kVA
=
= 10 10
= 0

b) Turun tegangan
1) Selisih Vs dengan Vr pada bus bar atas
= 150 150
= 0

2) Selisih Vs dengan Vr pada sebelum kabel


=
= 20 19,785
= 0,215

3) Selisih Vs dengan Vr pada setelah kabel


=
= 20 19,714
= 0,286

4) Selisih Vs dengan Vr pada bus bar bawah


=
= 0,38 0,374
= 0,006

C. Percobaan 3 : Kabel panjang = 40 km; luas penampang kabel = 16 mm2


Pada percobaan ketiga didapatkan hasil pengamatan tegangan dan
daya pada busbar sebagai berikut:
Tabel 3.10 Pengamatan Tegangan dan Daya Pada Busbar
Komponen Tegangan (kV) Daya Keluar Busbar (kW)
Busbar Komponen
(150 kV) 150 8480
Busbar
Bus (Sebelum Kabel) 19,785 8464 + 10
Busbar
Busbar
(Setelah
(150 kV)Kabel) 19,785 10
Busbar
Busbar
(0,38 kV)
(sebelumkabel) 0,375 10
Busbar (0,38
(setelah
kV)kabel)
Tabel 3.11 Pengamatan Arus dan Losses Pada Komponen
Komponen Arus Primer (A) Losses (kW)
TrafoKomponen
50 MVA 38,8 6,5
Lumped
Trafo 50Load
MVA 290,6
Kabel
Lumped load 0,3 0
Trafo
Kabel 200 kVA 0,3 0
Static LoadkVA
Trafo 200 15
Static Load
Dari data hasil pengamatan di atas, dapat dilakukan beberapa analisa
terkait percobaan sebagai berikut:
a) Rugi daya pada sistem
1) Pada trafo 50 MVA
=
= 8480 8474
= 6
2) Pada kabel
=
= 10 10
= 0
3) Pada trafo 200 kVA
=
= 10 10
= 0
b) Turun tegangan
1) Selisih Vs dengan Vr pada bus bar atas
= 150 150
= 0
2) Selisih Vs dengan Vr pada sebelum kabel
=
= 20 19,785
= 0,215
3) Selisih Vs dengan Vr pada setelah kabel
=
= 20 19,758
= 0,242
4) Selisih Vs dengan Vr pada bus bar bawah
=
= 0,38 0,375
= 0,006

D. Perbandingan nilai rugi daya dan rugi turun tegangan:


a) Nilai rugi daya pada 3 sistem :
1) Pada percobaan 1 rugi daya pada sistem
= 6 pada trafo 50 MVA
= 0 Pada kabel
= 0 Pada trafo 200 kVA

2) Pada percobaan 2 rugi daya pada sistem


= 6 pada trafo 50 MVA
= 0 Pada kabel
= 0 Pada trafo 200 kVA
3) Pada percobaan 3 rugi daya pada sistem
= 6 pada trafo 50 MVA
= 0 Pada kabel
= 0 Pada trafo 200 kVA

b) Nilai rugi turun tegangan pada 3 sistem :


1) Pada percobaan 1 rugi turun tegangan pada sistem
Bus atas = 0 kV
Sebelum Kabel = 0,215
Setelah Kabel = 0,217 kV
Bus bawah = 0,725 kV

2) Pada percobaan 2 rugi turun tegangan pada sistem


Bus atas = 0 kV
Sebelum Kabel = 0,215
Setelah Kabel = 0,286 kV
Bus bawah = 0,726 kV

3) Pada percobaan 3 rugi turun tegangan pada sistem


Bus atas = 0 kV
Sebelum Kabel = 0,215
Setelah Kabel = 0,242kV
Bus bawah = 0,725 kV

Hasil dari 3 sistem nilai rugi daya sama dan rugi turun tegangan
berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan pengaruh jarak panjang kabel dan luas
penampang kabelm, sehingga nilai rugi tegangan di tiap titik berbeda-beda
padea tiap simpul seperti pada bus bar atas, bus bar sebelum kabel, busbar
setelah kabel dan bus bar bawah.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan Modul 1 Pengenalan Progra ETAP


1. Untuk dapat mengoperasikan program software ETAP, pertama membuka
program ETAP mengklik icon ETAP kemudian mengklik New. Lalu
memberikan nama file sesuai nama Anda, kemudian mengklik OK. Setelah
itu pada menu bar, mengklik Project Information lalu mengisikan data
seperti seperti dimodul. Selanjutnya ada menu bar, Project Standards
lalu mengisikan data seperti seperti pada modul (f = 50Hz).

2. Untuk dapat menggambar single line diagram serta mengatur beberapa


komponen pada software ETAP, harus memahami beberapa element-
element yang terdapat pada software ETAP, yaitu:
1) Elemen-elemen AC di ETAP
a) Transformator
Transformator 2 kawat sistem distribusi dimasukkan dalam
editor power station software transformator 2 kawat pada power
station software ETAP.
b) Generator
Generator sinkron sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan
dalarn editor power station ETAP berupa rating KV, rating MW, dan
mode kerja yang ditampilkan pada bagian atas informasi editor
generator.
c) Load
Beban listrik sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan dalarn
editor power station ETAP berupa rated kV dan MVA yang
ditampilkan pada bagian atas iriformasi editor load. Di ETAP terdapat
dua macam beban, yaitu beban statis dan beban dinamis.
d) Pemutus Rangkaian
Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk
melindungi sebuah rangkaian listrik dari kerusakan yang disebabkan
oleh kelebihan beban atau hubungan pendek.
e) Bus
Bus AC atau node sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan
dalam editor power station software ETAP. Editor bus sangat
membantu untuk pemodelan berbagai tipe bus dalam sistem tenaga
listrik. Generator, motor dan beban statik adalah elemen yang dapat
dihubungkan dengan beberapa bus yang diinginkan.
2) Elemen Aliran Daya
Program analisis aliran daya pada software ETAP dapat
menghitung tegangan pada tiap-tiap cabang, aliran arus pada sistem
tenaga listrik, dan aliran daya yang mengalir pada sistem tenaga listrik.
Metode perhitungan aliran daya dapat dipilih untuk efisiensi
perhitungan yang lebih baik. Metode perhitungan aliran daya pada
software ETAP ada tiga, yaitu: Newton Raphson, Fast-Decouple dan
Gauss Seidel seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
a) Run Load Flow adalah icon toolbar aliran daya yang menghasilkan
atau menampilkan hasil perhitungan aliran daya sistem distribusi
tenaga listrik dalam diagram satu garis.
b) Update Cable Load Current adalah icon toolbar untuk merubah
kapasitas arus pada kabel sebelum load flow di running.
c) Display Option adalah bagian tombol untuk menampilkan hasil
aliran daya.
d) Alert adalah icon untuk menampilkan batas kritis dan marginal dari
hasil keluaran aliran daya sistem distribusi tenaga listrik.
e) Report Manager adalah icon untuk menampilkan hasil aliran daya
dalam bentuk report yang dapat dicetak.
3) Elemen Hubung Singkat
Short-Circuit Analysis pada Etap Power Station menganalisa
gangguan hubung singkat tiga phasa, satu phasa ke tanah, antar phasa
dan dua phasa ke tanah pada sistem tenaga listrik. Program Short-
Circuit Analysis Etap PowerStation menghitung arus total hubung
singkat yang terjadi. Etap Power Station menggunakan standar
ANSI/IEEE (seri C37) dan IEC (IEC 909 dan lainnya) dalam
menganalisa gangguan hubung singkat yang bisa dipilih sesuai dengan
keperluan. Untuk memulai Short-Circuit Analysis maka single line
diagram (SLD) sistem tenaga listrik digambarkan terlebih dahulu
dengan memperhatikan komponen serta peralatan yang digunakan. 2.
Untuk menggambar single line diagram pada ETAP tinggal
memilih beberapa komponen atau element-element pada daftar element di
sisi kanan layar, lalu menarik ke lembar kerja dan double klik pada
element untuk mengatur rating atau info dari element yang digunakan.

3. Untuk menjalankan simulasi dari diagram yang telah dibuat dengan

melakukan load flow dengan mengklik , lalu run mengklik , akan


muncul hasil load flow. Lalu untuk mengatur hasil tampilan load flow,
seperti menampilkan arus, tegangan dalam bentuk Volt, aliran daya dalam

bentuk VA, cukup mengklik display option . Selanjutnya mengklik

report manager untuk mendapatkan data tegangan dan daya bus, lalu
akan muncul window seperti dimodul, Memilih Summary.

4.2 Kesimpulan Modul 2 Jaringan Distribusi


1. Jenis-jenis kabel jaringan dan beban lumped
Jenis-jenis kabel:
a. Kabel N.Y.A
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga.
Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti
tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel
udara.
Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam
seperti pada gambar 4.1. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan
karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis
sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus.

Gambar 4.1 Kode isolator warna Kabel N.Y.A


Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah
menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak
tersentuh langsung oleh orang.

b. Kabel N.Y.M
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan
sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi
PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4
seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.1 Lapisan Kabel N.Y.M


Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA harganya lebih mahal dari NYA).
Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak
boleh ditanam.

c. Kabel N.Y.Y
Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah),
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2,
3 atau 4 seperti pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Lapisan isolasi Kabel NYY

Memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM


(harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang
terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus

Jenis-jenis lampu listrik:


Berdasarkan jenis-jenisnya lampu dibedakan menjadi beberapa
kelompok antara lain :
1. Lampu Incandescent (Lampu Pijar)
2. Lampu Halogen
3. Lampu Fluorescent (Lampu TL)
4. Lampu Mercury
5. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
6. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)
7. Lampu LED
DAFTAR PUSTAKA
1. Asisten laboratorium tenaga.2017.modul praktikum mesin-mesin listrik 2.
Cilegon :laboratorium tenaga listrik.
2. http://stdelaboratory.blogspot.co.id/2013/11/tentang-etap-electric-transient-
and.html (Diakses Pada Pukul 21.15 WIB, 1 April 2017)
3. https://www.academia.edu/4689739/TUGAS_PAK_NAZAR_DROP_TEG
ANGAN (Diakses Pada Pukul 21.20 WIB, 1 April 2017)
4. https://www.academia.edu/20258126/Daya_Listrik_Daya_Aktif_Daya_Rea
ktif_dan_Daya_Semu_Teknik_Listrik (Diakses Pada Pukul 21.23 WIB, 1
April 2017)
5. http://mumetlistrik.blogspot.co.id/2012/08/jenis-kabel-listrik-nya-nym-dan-
nyy.html (Diakses Pada Pukul 17.23 WIB, 2 April 2017)
6. http://farid-doypelangi.blogspot.co.id/2012/04/macam-jenis-lampu-
penerangan-lustrik.html (Diakses Pada Pukul 17.43 WIB, 2 April 2017)
7.

Você também pode gostar