Você está na página 1de 25

PERTIMBANGAN RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN

PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar


pada tahun 2016 adalah :
No. Kelurahan Jumlah RT Jumlah Penduduk
1. Pekapuran Laut 20 5.671
2. Sungai Baru 18 6.731
3. Gadang 16 7.358
JUMLAH 54 20.016
Ketersediaan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Gadang Hanyar adalah:
NO JENIS JARINGAN NAMA RASIO
1. PUSKESMAS PEMBANTU Pustu Gadang 1:
2. PUSKESMAS KELILING Pusling 1:
3. BIDAN KELURAHAN Farah Fahmi M., AmKeb 1:
4. BIDAN KELURAHAN Mahriani, AmKeb 1:
5. BIDAN KELURAHAN Rama Yanti, AmKeb 1:
1. Jaringan
2. Jejaring
N
O
JENIS
JEJARING
NAMA RASIO
1. Bidan Praktek Diana Rupaedah 1:
1
2.1.1 ep 3
2. Bidan Praktek Asmah Mustafa 1:
3.

2
ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS

Puskesmas Kotaratu adalah puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Ende


Utara dan merupakan tempat wisata situs bung Karno dan wisata laut dan berada di tengah
kota dengan kepadatan penduduk .

Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat. Jalan utama desa sebagian
besar sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi.

1 LINKUNGAN FISIK DAN BIOLOGI

Kecamatan Ende Utara merupakan salah satu kecamatan dari 20 kecamatan yang
ada di kabupaten Ende dengan luas wilayah 50,96 Km2 yang terdiri dari 4 desa dan 6
kelurahan.

a.Batas batasannya :

Utara : Kecamatan Ende

Selatan :Laut Sawu dan Kecamatan Ende Selatan

Timur :Kecamatan Ende Tengah dan Kecamatan Ende Timur

Barat : Kecamatan Ende

b.Iklim : Tropis

c. Flora dan Fauna : Dalam wilayah kecamatan Ende Utara terdiri dari lahan

kering dan lahan basah. Potensi yang dimiliki kecamatan

Ende Utara adalah hasil perkebunan yakni kelapa, kemiri,

cengkeh, kopi, kakao, jambu mete, vanili. Selain itu ada

peternakan sapi, kerbau, kuda, kambing, babi, unggas,

dan lain-lain.
d.Wilayah Administrasinya :

Kelurahan : 4 Kelurahan

Desa : 6 Desa

Luas Wilayah : 50.96 Km2

Topografi Kecamatan Ende Utara relatif datar dan perbukitan. Dari data curah
hujan

diperoleh bahwa jumlah hari hujan dan banyaknya hujan relatif sedikit dan bervariasi.

Curah hujan tersebar dari bulan November sampai April. Suhu rata-rata 33,5 pada
siang

hari dan 23 pada malam hari, dengan kelembaban udara 84,5 serta tekanan udara
750,6

KM/jam. Hal ini menunjukkan perbedaan suhu siang dan malam tidak terlalu besar.
Ini

berarti cuaca di daerah ini tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu panas.

Puskesmas Kotaratu berada di Kecamatan Ende Utara, Kelurahan Kotaraja yang

berlokasi di jalan Kesehatan. Dengan Luas : 936,60 m2 dengan tanah panjang : 36 m


dan

lebar : 26,60 m, dengan bangunan yang terdiri dari ruang Loket, ruang Laboratorium,

ruang Poli Kandungan, ruang Persalinan (VK), ruang Nifas, ruang KB, ruang Poli
MTBS,

ruang imunisasi dan P2M, ruang Poli Remaja, ruang poli Umum, ruang poli TB, ruang

Poli Gigi, ruang Poli Gizi, ruang Tindakan (UGD), ruang Promkes, ruang Kesling,
ruang

Apotik, ruang Kepala Puskesmas, ruang KTU, ruang Tata Usaha, ruang Komputer,

rumah dokter dengan luas ruangan masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.1
Luas Tanah dan Bangunan di Puskesmas Kotaratu

No Nama Bangunan Luas Bangunan Luas


Pan jang Lebar Wilayah
(m2)
I Tanah Lokasi Puskesmas 36 m 26,60 m 936,60 m
1 Ruang Loket 3m 3 m 9m
2 Ruang Poli Kandungan 2,15 m 2,15 m 4,30 m
3 Ruang Persalinan 5,80 m 4,80 m 27,84 m
4 Ruang Nifas 5,80 m 3,20 m 18,56 m
5 Ruang KB 3,20 m 4,30 m 13,76 m
6 Ruang Poli MTBS 2,15 m 2,15 m 4,30 m
7 Ruang Poli Imunisasi dan 2,15 m 2,15 m 4,30 m
P2M
8 Ruang Poli Remaja 2,80 m 2,80 m 7,84 m
9 Ruang Poli Umum 2,15 m 2,15 m 4,30 m
10 Ruang Poli TB 2,80 m 1,90 m 5,32 m
11 Ruang Poli Gigi 4,15 m 2,8 m 11,62 m
12 Ruang Poli Gizi 2,15 m 2, 15 4,30 m
13 Ruang Tindakan (UGD) 4,15 m 2,8 m 11,62 m
14 Ruang Promkes 2,90 m 1,30 m 3,77 m
15 Ruang Kesling 3m 2,10 m 6,3 m
16 Ruang Apotik 9,5 m 3m 28,5 m
17 Ruang Kepala Puskesmas 2,90 m 2,90 m 8,41 m
18 Ruang Kepala Tata Usaha 2,80 m 2,80 m 7,84 m
19 Ruang Tata Usaha 2,80 m 2,80 m 7,84 m
20 Ruang Komputer 2,90 m 5,90 m 17,11 m
II Tanah Lokasi 7,50 m 5,60 m 42 m
21 Rumah Dokter 7,50 m 5,60 m 42 m
Gambar 2.2
Peta Kecamatan

2 DEMOGRAFI

2.1. Penduduk

Jumlah penduduk menurut Registrasi Penduduk Kecamatan Ende Utara Tahun


2016 yang diterbitkan oleh Ende Utara dalam angka tahun 2016, jumlah penduduk
sebanyak 16.729 jiwa. Dimana penduduk tersebut tersebar di 6 desa dan 4 kelurahan.

Grafik. 01
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu
tahun 2016

Laki-laki
8.194
8.535 Perempuan

Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari
jumlah penduduk laki-laki.
Tabel 2.3
Rasio Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu

No Desa Penduduk Rasio Jenis


Laki laki Perempuan Kelamin
1 Kota Ratu 2.594 2.654 101
2 Kota Raja 2.504 2.478 99
3 Roworena 1.207 1.284 94
4 Gheghoma 456 479 95
5 Borokanda 639 794 80
6 Watusipi 340 292 116
7 Roworena Barat 727 769 95
8 Mbomba 267 312 86
9 Embu Ndoa 262 310 84
10 Raterua 275 278 98
Kec. Ende Utara 8.194 8.535 16.729
Sumber : Ende Utara dalam Angka 2016

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan penduduk laki laki dan


penduduk perempuan. Jika nilai rasio diatas 100 berarti jumlah penduduk laki
laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan dan sebaliknya jika
nilai rasio dibawah 100 berarti jumlah perempuan lebih banyak dari pada jumlah
penduduk laki laki. Pada tahun 2016 rasio jenis kelamin di kelurahan dan desa
yang ada di Kecamatan Ende Utara ada 2 desa / kelurahan yang di atas 100 yaitu
Kelurahan Kota Ratu dan desa Watusipi, sedangkan 3 kelurahan dan 6 desa yang
lainnya di bawah 100. Ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk laki laki.
Tabel 2.4
Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu

No Desa Luas Jumlah Kepadatan


Wilayah Penduduk Penduduk
KM2 ( Orang ) ( orang/KM )
1 Kota Ratu 3.11 4.982 1.602
2 Kota Raja 3.07 3.056 995
3 Roworena 10.85 2.491 230
4 Gheghoma 3.94 935 237
5 Borokanda 11.97 1.433 120
6 Watusipi 4.66 632 136
7 Roworena Barat 9.00 1.496 166
8 Mbomba 1,45 579 399
9 Embu Ndoa 1,45 572 414
10 Raterua 1.53 553 361
Kec. Ende Utara 50.96 16.729 328
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kelurahan Kota Ratu dengan jumlah penduduk
yang paling banyak yaitu 4.982 jiwa dan yang paling sedikit yaitu desa Raterua degan
jumlah penduduk 553 jiwa.
Berdasarkan konsep BPS yang dimaksud dengan Penduduk Indonesia mencakup
Warga Negara Indonesia ( WNI ) maupun Warga Negara Asing ( WNA ) yang tinggal
dalam Wilayah geografis Indonesia, baik yang bertempat tingggal tetap maupun tidak tetap
(seperti tunawisma, pengungsi, awak kapal berbendera Indonesia, masyarakat
terpencil/terasing, dan penghuni perahu/rumah apung). Anggota korps diplomatik berserta
keluarganya, meskipun menetap di wilayah geodrafis Indonesia, tidak dicakup sebagai
penduduk. Secara umum, perkembangan jumlah penduduk Kecamatan Ende Utara
mengalami penurunan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015. Dalam
kurun waktu satu tahun, yakni dari tahun 2015 sampai tahun 2016 jumlah penduduk
Kecamatan Ende Utara ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami penurunan.
Kenaikan penduduk tertinggi terjadi di Desa Mbomba sebesar 59 jiwa dan di susul oleh
Desa Embundoa sebesar 55 jiwa. Hal itu di karenakan terjadi pemekaran desa. Secara rinci
penyebaran penduduk Kecamatan Ende Utara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.5
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu

No Desa / Kelurahan Tahun Tahun


2015 2016
1 Kota Ratu 5.204 4.982
2 Kota Raja 3.820 3.056
3 Roworena 2.711 2.491
4 Gheghoma 916 935
5 Borokanda 1.383 1.433
6 Watusipi 636 632
7 Roworena Barat 1.505 1.496
8 Mbomba 520 579
9 Embu Ndoa 558 572
10 Raterua 498 553
Kec. Ende Utara 17.751 16.729
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016

Jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di wiayah kerja Puskesmas Kotaratu adalah
4.173 KK dengan jumlah KK di masing-masing desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.5
Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu

No Desa Kepala Keluarga


( KK )
1 Kota Ratu 1.192
2 Kota Raja 723
3 Roworena 635
4 Gheghoma 307
5 Borokanda 355
6 Watusipi 167
7 Roworena Barat 370
8 Mbomba 155
9 Embu Ndoa 132
10 Raterua 137
Kec. Ende Utara 4.173
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa Kelurahan Kota Ratu dengan jumlah KK
terbanyak yaitu 1.192 dan yang terendah yaitu Desa Embundoa sebanyak 132 KK.
Penduduk tersebar di 20 Dusun, 58 RW dan 121 RT degan perinciannya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.6
Jarak tempuh, jumlah Lingkungan, Dusun, RT, RW di wilayah kerja
Puskesmas Kotaratu

Jarak Ke Jarak Ke
Dusun
Desa / Kecamatan Kabupaten Rukun Rukun
No Lingkungan
Kelurahan Warga Tetangga
(km2) (km2)
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kota Ratu 0,2 2,3 6 10 16

2 Kota Raja 0,1 2,5 5 9 20

3 Roworena 1,5 3,0 3 8 18

4 Gheoghoma 3,0 5,8 3 3 9

5 Borokanda 6,0 8,0 4 7 15

6 Watusipi 7,0 9,0 4 4 6

7 Roworena Barat 2,0 4,8 2 5 12

8 Mbomba 8,00 12,00 3 3 7

9 Embundoa 8,00 12,00 3 6 12

10 Raterua 8,00 12,00 3 3 6

Jumlah Kabupeten /
44 16 20 58 121
Kota 71
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016

Penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu dapat


dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotaratu
Golongan Umur (Thn) / Jenis Kelamin
Kelurahan / Desa 0-4 5-14 15-44 45-64 65 Jumlah
L P L P L P L P L P L P
Kota Ratu 222 176 521 522 1295 1296 399 367 67 117 2504 2478
Kota Raja 108 105 262 258 792 778 290 328 65 70 1517 1539
Roworena 68 85 246 207 560 570 236 314 97 108 1207 1284
Gheoghoma 38 50 95 88 224 210 64 100 35 31 456 479
Borokanda 74 81 103 115 274 320 128 203 60 75 639 794
Watusipi 26 27 59 66 152 115 75 59 28 25 340 292
Roworena Barat 137 158 149 125 298 358 103 98 40 30 727 769
Mbomba 48 50 52 36 94 120 48 81 25 25 267 312
Embundoa 26 31 40 70 116 136 54 53 26 20 262 310
Ratetua 39 42 46 49 121 109 45 54 24 24 275 278
Total 786 805 1573 1536 3926 4012 1442 1657 467 525 8194 8535
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016

2.3 KEADAAN SOSIAL EKONOMI, BUDAYA DAN


PENDIDIKAN
Faktor Sosial Ekonomi, Budaya dan Pendidikan dapat dilihat dari segi :
2.3.1. Adat Istadat
Penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu
sebagain besar adalah suku Ende yang sebagaian besar penganut agama
Islam. Sedangkan bahasa pengantar dalam pergaulan sehari hari adalah
bahasa Ende dan Indonesia.
2.3.2. Mata Pencarian
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk sehari hari, mata pencarian
di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu yang paling besar adalah Kerajinan
tenun sebanyak 2.033, Petani sebanyak 1.461 dan Wiraswasta sebanyak
736. Secara rinci mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Kotaratu dapat dilihat pada tabel 6 pada lampiran.
Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotaratu
No Mata Jumlah Jumlah
Pencaharian L P
1 Kerajinan 175 1.858 2.033
2 Petani 937 524 1.461
3 Wiraswasta 432 304 736
4 Pegawai/karyawan 309 368 677
Swasta
5 Nelayan 143 400 543
6 PNS 249 236 485
7 Buruh 400 27 400
8 Sopir / ojek 272 272
9 Pensiunan 124 52 176
10 Pertukangan 133 14 147
11 Guru negeri 74 66 140
12 Pengusaha 64 23 87
13 Pedagang 32 51 83
14 TNI / POLRI 72 9 81
15 BUMN /BUMD 34 23 57
16 Perbengkelan 11 43
17 Guru Swasta 19 13 32
18 Lain-lain 4.714 4.394 9.108
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah penduduk paling banyak yang
mata pencahariannya sebagai pengrajin yaitu sebanyak 2.033 orang dan yang
paling sedikit yang mata pencaharianya sebagai guru swasta yaitu sebanyak 32
orang.
Tabel 2.9
Jumlah Sarana Penunjang Perekonomian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotaratu tahun 2016

No Sarana Penunjang Perekonomian Jumlah

1 Perkantoran 29
2 Rumah Makan / Restoran / Warung 25
3 Kantin / Makanan jajanan 10
4 Depot Air minum 3
5 Hotel Non berbintang 4
6 Terminal 2
7 BUMN 1
Jumlah 44

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sarana perekonomian yang


ada di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu sebanyak 44 buah dengan sarana
yang terbanyak adalah perkantoran sebanyak 29 buah, rumah makan
restoran/warung sebanyak 25 buah, kantin/makanan jajanan sebanyak 10
buah dan yang terkecil adalah sarana BUMN sebanyak 1 buah. Secara rinci
sarana perekonomian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu dapat
dilihat pada tabel 9 pada lampiran.

2.3.3. Agama
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu menganut
beranekaragam agama/kepercayaan. Adapun penganut agama/kepercayaan
tergambar pada tabel berikut :
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Menurut Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu
Tahun 2016

No Agama Jumlah Penduduk Jumlah


L P
1 Islam 3.958 4.089 8.047
2 Kristen Katolik 4.043 4.248 8.291
3 Kristen Protestan 188 188 376
4 Hindu 5 10 15
5 Budha 0 0 0
Total 8.194 8.535 16.729
Sumber : Ende Utara Dalam Angka 2016

Dari data di atas terlihat bahwa penganut agama/kepercayaan Katholik


memiliki yang paling tinggi yaitu sejumlah 8.291 jiwa, meyusul
agama/kepercayaan Islam sejumlah 8.047 jiwa, Protestan 376 jiwa, Hindu 15 jiwa
dan penganut yang beragama Budha belum ada.
Sedangkan sarana peribadatan yang ada di Wilayah kerja Puskesmas
Kotaratu terdiri dari Masjid, Gereja, Pura dengan distribusi berdasarkan lokasi
kelurahan / desa sebagai berikut :

Tabel 2.11
Jumlah Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu Tahun 2016

Sarana Peribadatan
Desa/Kelura
No Gereja Gereja Total
han Masjid Mushola Kapela Pura Wihara
Protestan Katholik

1 Kotaratu 6 2 8
2 Kotaraja 4 1 1 6
3 Roworena 1 1 2
4 Gheoghoma 1 1
5 Borokanda 1 1 2
6 Watusipi 1 1
7 Roworena 1 2 1 4
Barat
8 Mbomba 1 1
9 Embundoa 1 1 2
10 Raterua 1 1 2
Total 14 3 2 9 1 29
Sumber : Data Kecamatan Ende Utara
Dari Tabel di atas terlihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu
sarana peribatan yang paling banyak yaitu masjid sebanyak 15 (termasuk
Mushola), dan yang paling sedikit yaitu Pura sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk
sarana peribadatan Gereja Protestan dan Wihara belum ada.
2.3.4. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
kemajuan suatu daerah. Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan
ketersedian fasilitas pendidikan. Oleh karena itu ketersedian sarana dan prasarana
pendidikan yang berupa sumber daya manusia dan sarana fisik sangatlah penting.
Di wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu, jumlah gedung sekolah pada tahun 2016
sebanyak 34 sekolah dengan perincian sekolah TK/BA sebanyak 6, Sekolah Dasar
sebanyak 19, jenjang sekolah menengah pertama sebanyak 4, sekolah dengan
jenjang sekolah menengah atas sebanyak 5, dan 2 untuk sekolah menengah
kejuruan. Kelurahan Kota Ratu dengan jumlah sekolah terbanyak yaitu 12, dan
masih ada desa yang belum ada bangunan sekolah yaitu desa Embundoa. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.12
Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Menurut Desa/Kelurahan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu tahun 2016

Sekolah
Desa /
No TK / Total
Kelurahan SD SLTP SLTA
KBA
1 Kota Ratu 2 5 2 3 12
2 Kota Raja 1 5 1 1 8
3 Roworena 1 2 1 1 5
4 Gheoghoma 1 1 2
5 Borokanda 1 1 2
6 Watusipi 1 1
7 Roworena Barat 2
2
8 Mbomba 1 1
9 Embundoa 0
10 Raterua 1 1
Jumlah 6 19 4 5 34
Nama-nama sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.13
Banyaknya Sekolah Menurut Status Sekolah Menurut Desa/Kelurahan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kotaratu

Desa / Jumlah Siswa Seluruh Kader


Status Guru
No Keluraha Nama Sekolah Laki- Peremp UKS/ Ket
sekolah Jumlah UKS
n laki uan Dokcil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kota Ratu Tk. St. Maria Virgo
2 Swasta 0
2 Kota Ratu Tk. Islam Tarbiyah
Swasta 0
3 Kota Raja Tk. Kartika VII 8
Inpres 0
4 Roworena Tk. St. Maria
Worhonio Swasta 11 8 19
5 Gheogho Tk. Satap Arnoldus
ma Yansen Swasta 0

6 Borokand Tk dan PAUD


Negeri 0
a
7 Kota Ratu SDI Ende 11 Inpres 37 33 70
8 Kota Ratu SDI Ende 15 Inpres 59 42 101
9 Kota Ratu SDI Ende 12 Inpres 80 79 159
10 Kota Ratu SDI Onekore 4
Inpres 60 58 118
11 Kota Ratu SDS
Muhamadiyah Swasta 29 37 66
12 Kota Raja SDN Ende 1 Negeri 96 89 185
13 Kota Raja SDI Ende 9 Inpres 69 58 127
14 Kota Raja SDK Ende 2 Swasta 163 125 288
15 Kota Raja SDK Ende 6 Swasta 121 37 158
16 Kota Raja SD GMIT Ende 4
Swasta 255 223 478
17 Roworena SDI Roworena 2
Inpres 58 47 105
18 Roworena SDK Puufeo Swasta 88 69 157
19 Gheogho SDK Mbomba
Swasta 53 67 120
ma
20 Borokand SDI Barai 1
Inpres 85 84 169
a
21 Watusipi SDK Watusipi Swasta 41 37 78
22 Roworena SDK Aeisa
Barat Swasta 46 65 111
Desa / Jumlah Siswa Seluruh Kader
Status Guru
No Keluraha Nama Sekolah Laki- Peremp UKS/ Ket
sekolah Jumlah UKS
n laki uan Dokcil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
23 Roworena MISS Nurul Qamar
Barat Swasta 63 58 121
24 Mbomba SDI Woroja Inpres 45 44 89
25 Raterua SDI Barai 2 Inpres 96 87 183
26 Kota Ratu SMP
Muhamadiyah Swasta 112 92 204
27 Kota Ratu SMPK Frateran
Ndao Swasta 392 263 655
28 Kota Raja SMPK Christo
Regi Swasta 103 100 203
29 Roworena SMPN 2 Ende
Selatan Negeri 172 195 367
30 Kota Ratu SMK Tarbiyah Swasta 50 22 72
31 Kota Ratu SMA
Muhamadiyah Swasta 133 101 234
32 Kota Ratu SMK Frateran
Ndao Swasta 239 336 575
33 Kota Raja SMEAK Yos
Sudarso Swasta 110 128 238
34 Roworena SMAN 2 Ende Negeri 345 571 916
Sumber : Ende utara dalam angka 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu 20
sekolah Swasta, 10 sekolah Inpres, dan 4 sekolah Negeri. Sekolah Dasar dengan siswa/i
terbanyak adalah Sekolah Dasar GMIT Ende 4 dengan jumlah 478 sedangkan yang
terkecil adalah SDS Muhamadiyah sejumlah 66. Sekolah Menengah Pertama dengan
siswa/i terbanyak adalah SMPK Frateran Ndao sejumlah 655 sedangkan yang terkecil
adalah SMPK Christo Regi sejumlah 203. Untuk Sekolah Menengah Atas dengan jumlah
siswa/i terbanyak adalah SMAN 2 Ende sejumlah 916 sedangkan yang terkecil adalah
SMK Tarbiyah sejumlah 72. Secara rinci jumlah siswa/i di wilayah kerja Puskesmas
Kotaratu dapat dilihat pada tabel 11 pada lampiran.
Tabel 2.14
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja

TINGKAT PENDIDKAN
Tidak/belum SD/MI SMP/Mts SMA/SMK/ Diploma Univers Total
No Desa/Keluraha pernah sekolah MA itas
n L P L P L P L P L P L P L P
1 Kota Ratu 122 167 232 327 151 338 217 219 97 60 819 1.111
2 Kota Raja 37 25 128 173 127 170 110 128 402 496
3 Roworena 80 114 142 115 175 157 83 117 5 8 485 511
4 Gheoghoma 49 53 63 58 39 24 19 18 11 15 181 168
5 Borokanda 69 87 90 92 31 45 16 36 6 23 212 283
6 Watusipi 25 27 4 46 16 35 2 8 2 3 49 119
7 Roworena Barat 90 147 121 114 34 36 38 27 27 27 310 351
8 Mbomba 24 39 74 47 52 23 45 15 2 7 197 131
9 Embundoa 34 40 39 43 11 23 12 9 2 3 98 118
10 Raterua 41 41 34 52 10 12 7 9 8 14 100 128
Total 571 740 927 1.067 646 863 549 586 160 160 2.853 3.416
Sumber : Ende utara dalam angka 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas Kotaratu jumlah
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak penduduk yang sedang SD
yaitu sebanyak 1.994 jiwa dan yang paling sedikit penduduk dengan tingkat pendidikan
Akademi/Diploma. Secara rinci jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah
kerja Puskesmas Kotaratu dapat dilihat pada tabel 5.
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator, yaitu


indikator Indonesia sehat dan Kinerja Kesehatan. Derajat kesehatan merupakan salah satu
kelompok penting indikator Indonesia sehat. Profil kesehatan akan dianalisis dari indikator
derajat kesehatan, dikaji dari aspek hubungan, kecendrungan dan perbandingan bersamaan
dengan analisis kegiatan yang berkaitan dengan indikator pelayanan atau kinerja kesehatan
(SPM).

Secara nasional terdapat 4 indikator derajat kesehatan yaitu : 1) Umur Harapan


Hidup; 2) Angka Kematian Ibu; 3) Angka Kematian Bayi; 4) Status Gizi. Akumulasi
dari berbagai hasil kegiatan program kesehatan akan terukur dampaknya melalui
pencapaian indikator tersebut di atas. Untuk lebih jelasnya, analisis berikut
menggambarkan upaya meningkatkan derajat kesehatan.

3. 1 UMUR HARAPAN HIDUP

Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan laporan Perencanaan Sumber Daya Manusia tingkat makro tahun 2002
(BAPPEDA NTT) diketahui bahwa kinerja umur harapan hidup masyarakat kabupaten
Ende adalah sebesar 62,8 tahun. Semakin tinggi umur harapan hidup berarti semakin
meningkat pula derajat kesehatn masyarakat.

3. 2 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

3. 2. 1 Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal Mortality Rate (MMR)

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator utama yang menunjukkan
sejauh mana pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Penyebab kematian ibu dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu penyebab langsung, penyebab tak langsung dan
penyebab mendasar. Penyebab langsung berkaitan dengan kondisi ibu sendiri misalnya
adanya penyakit Anemia, Malaria, Kekurangan Energi Kronis (KEK); 4 terlalu : usia
terlalu muda, usia terlalu tua, anak terlalu banyak (anak sudah 4 orang atau lebih), terlalu
sering melahirkan, (jarak kelahiran < 2 tahun). Penyebab tak langsung berkaitan dengan
Pelayanan Kesehatan misalnya keberadaan bidan di desa, persalinan yang tidak bersih,
peralatan yang tidak memadai. Sedangkan penyebab mendasar yaitu penyebab yang ada di
masyarakat itu sendiri. Disamping itu rendahnya status kesehatan penduduk miskin, masih
rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan (bidan) oleh masyarakat serta terbatasnya
akses terhadap pelayanan kesehatan karena kendala geografis dan kendala biaya (cost
and geografic barrier).

Kematian ibu bisa disebabkan karena perdarahan, eklamsia maupun infeksi.


Perdarahan bisa terjadi pada saat persalinan terhadap ibu yang menderita Anemia dan
robekan jalan lahir sedangkan eklamsia terjadi pada ibu hamil dengan tekanan darah tinggi,
muntah berlebihan. Sebetulnya gejala eklamsi bisa dideteksi secara dini jika melakukan
pemeriksaan ANC secara teratur. Infeksi bisa terjadi karena proses pertolongan persalinan
yang tidak hygenes. Penyebab kematian ibu di kabupaten Ende pada tahun 2008 masih
didominasi oleh kasus perdarahan.

Dalam upaya penurunan angka kematian pemeriksaan kehamilan (ANC) sangat


penting. Dengan pemeriksaan kehamilan yang lengkap K4 dapat mencegah terjadinya
kematian ibu. Pemberian tablet tambah darah (FE) bagi ibu hamil untuk mencegah
anemia, pengukuran tekanan darah sangat dibutuhkan untuk mendeteksi gejala eklamsi.
Sedangkan untukmenghindari ifeksi pada saat persalinan dengan cara persalinan 3 bersih
(alat, tangan, alas) dan hal ini bisa dilakukan oleh petugas kesehatan atau petugas terlatih.
Kalau persalinan ditolong oleh dukun maka diupayakan ada pendampingan dari petugas
kesehatan. Ketiga faktor di atas sangat berkaitan erat. Apabila cakupan K4 baik diharapkan
pertolongan persalinan juga baik dan cakupan pemberian tablet tambah darah meningkat.
Survey tahun 2017 menunjukkan bahwa masih tingginya angka kematian ibu di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu sebanyak 306/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi
dari angka kematian ibu di tingkat Nasional yaitu sebanyak 228/100.000 kelahiran hidup.
Sebab-sebab kematian ibu, yaitu akibat pendarahan sebesar 60 %, keracunan kehamilan 13
%, dan infeksi 21 %. Tahun 2016 sebanyak 11 kasus dari 5.5 kelahiran hidup atau
197,6/100.000 kelahiran hidup. Namun di Puskesmas Kotaratu sampai dengan tahun 2016
angka kematian ibu masih nol. Walaupun belum ada kematian ibu, tetapi program
kesehatan ibu dan anak tetap merupakan prioritas utama di Puskesmas Kotaratu.
3. 2. 2 Angka Kematian Ibu Bayi (AKB)

Derajat kesehatan bayi juga dilihat dari angka kematian bayi. Pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang paling rawan adalah usia bayi. Terjadinya kasus kematian
bayi menunjukkan bahwa ada fenomena gunung es permasalahan di tingkat keluarga dan
masyarakat. Permasalahan yang ada di masyarakat bisa berupa masalah kesehatan, sosial
budaya, ekonomi maupun pendidikan. Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah
penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Jumlah kematian bayi di
Puskesmas Kotaratu pada tahun 2016 adalah 1 orang dari 387 kelahiran hidup yaitu dari
desa Gheoghoma. Angka kematian bayi di Puskesmas Kotaratu selama tiga tahun terakhir
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 02

Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) di Puskesmas Kotaratu Tahun 2014 - 2016

0,9

0,8

0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
AKN 1

Sumber : Puskesmas Kota Ratu

Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah kematian bayi mengalami peningkatan dari
tahun 2014 s/d 2015 tidak ada kasus dan terjadi 1 (satu) kasus pada tahun 2016. Terdapat
faktor positif dan negatif terhadap fluktuasi ini. Faktor positif adalah kemungkinan besar
deteksi dini kasus lebih cepat sehingga kasus kematian dapat tercatat dengan baik. Faktor
negatif berkaitan dengan keberadaan bidan di desa, masalah kesehatan, sosial budaya,
ekonomi maupun pendidikan. Penyebab kematian bayi di Kecamatan Ende Utara sebagian
besar karena BBLR, Asfiksia dan penyebab lainnya yang sering terjadi pada penduduk
miskin.

3. 2. 3 Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Angka Kecelakaan Lalu Lintas merupakan salah satu indikator Indonesia sehat.
Data yang dihimpun di bagian Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Kotaratu pada tahun
2016 kejadian Kecelakaan Lalu Lintas sebanyak 8 kasus. Proporsi korban kecelakaan lalu
lintas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1
Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotaratu tahun 2016

Jenis Kelamin
No Berat Ringan L P
1 Berat 0 0
2 Ringan 4 4
TOTAL 4 4
Sumber : Ende utara dalam angka 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah korban kecelakaan lalu lintas di
Puskesmas Kotaratu selama tahun 2016 sebanyak 8 orang terjadi pada penduduk yang
berjenis kelamin laki-laki yaitu 4 orang (4 luka ringan) dan perempuan sebanyak 4 orang
(4 luka ringan).

3. 3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)


Situasi kesehatan di Puskesmas Kotaratu tahun 2016 tergambar pada 15 patron
penyakit terbanyak dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :

Grafik 03

Sumber : Ende utara dalam angka 2016

15 patron penyakit di Puskesmas Kotaratu pada tahun 2016 mengalami perubahan


dibanding tahun 2015, dan didominasi oleh penyakit ISPA. Sedangkan penyakit infeksi
lainnya tetap menjadi masalah yang perlu penanggulangan khusus antara lain : Malaria,
DBD, TB Paru, Diare, Pneumonia, Filaria, Kusta, Rabies, Antraks. Penyakit degeneratif
atau penyakit tidak menular juga perlu penanganan serius seperti : jantung, diabetes,
hipertensi, gizi lebih atau obesitas.

Angka morbiditas penyakit menular tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.2

Angka Morbiditas Penyakit Menular di Puskesmas Kotaratu Tahun 2016

No Jenis Penyakit Indikator Target 2016 Pencapaian


2016
AMI 80/1000 pddk 33 orang
1 Malaria
% Kasus yg diobati 0,49% 25%
BTA (+) 34 (90%) 20 orang
2 TB Paru Angka Kesembuhan - 48 orang
(200%)
3 Diare Diare Pd Balita Yg 679 Orang 475 orang
ditangani
DBD Yang - -
4 DBD Ditangani/1000 pddk
Angka Kesakitan /100000 3 Orang 25 orang
pddk
5 AFP Angka Kesakitan 1 Orang 0
/100000 pddk
6 Pneumonia % Pneumonia yg 1% 33 orang
ditangani
7 IMS % Kasus Yg Diobati - 44 orang
Ditangani Tanpa VAR - -
8 Gigitan Anjing Dengan VAR 29 29 orang
(Rabeis)

Dari tabel di atas dapat dilihat masih tingginya prevalensi penyakit menular di
Puskesmas Kotaratu seperti Malaria, TB, Diare, Pneumonia, IMS, yang selain dapat
menimbulkan kerugian ekonomi juga dapat menyebabkan kematian jika tidak segera
diatasi. Namun dari tabel di atas dapat dilihat juga walaupun angka kesakitan penyakit
menular tinggi tapi telah dibarengi dengan upaya penanganan / pengobatan bagi penderita
sehingga dapat mencegah kematian akibat penyakit menular.

Tingginya penyakit menular ini menunjukkan bahwa tingkat kehidupan /


kesejahteraan masih rendah seperti lingkungan pemukiman yang tidak sehat, perilaku
hidup yang tidak sehat, stamina tubuh yang rentan penyakit karena asupan gizi yang
kurang. Di Puskesmas Kotaratu penyakit menular yang tinggi merupakan penyakit-
penyakit yang erat dengan kondisi kesehatan lingkungan, air bersih, jamban keluarga,
rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang jika dianalisis lebih jauh berkaitan erat
dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil analisis terhadap lingkungan dan perilaku menunjukkan bahwa cakupan
rumah sehat dan PHBS belum mencapai taerget yang diharapkan. Kondisi tersebut akan
berpengaruh terhadap peningkatan kasus penyakit terutama penyakit menular. Untuk itu
perlu peningkatan promosi kesehatan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
upaya preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Selain perhatian terhadap penyakit infeksi atau penyakit menular harus diimbangi
juga dengan perhatian terhadap penyakit non menular yang merupakan transisi demografi
ke epidemiologi seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, obesitas. Beban ganda
masalah kesehatan ini harus diperlakukan secara baik dan profesional melalui surveilance
yang tepat dan akurat.

Perubahan pola makan, pencemaran, makanan cepat saji (Fast Food), polusi udara,
rokok, alkohol, kurang istirahat, kurang olah raga, merupakan pemicu terjadinya
peningkatan penyakit non menular atau penyakit degeneratif.

3. 4 STATUS GIZI MASYARAKAT

Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan
hidup dan merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan
negara yang dikenal dengan Human Development Index (HDI). Dalam rangka
meningkatkan status gizi masyarakat berbagai program telah dilaksanakan antara lain :

Você também pode gostar