Você está na página 1de 9

BAB I

PENDAHULUAN

Berkembangnya industri akan selalu memunculkan produk-produk baru. Perusahaan akan


selalu berusaha menciptakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Akibatnya suatu
perusahaan tidak hanya memproduksi satu produk tetapi beragam produk untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Hal ini menjadikan masalah baru bagi perusahaan dalam perhitungan
akuntansinya. Bersumber dari masalah inilah kalkulasi produk bersama dan produk sampingan
menjadi penting untuk dibahas.
Di dalam dunia usaha, terdapat 3 jenis perusahaan yaitu, perusahaan jasa, perusahaan
dagang, dan perusahaan manufaktur. Pada umumnya 3 jenis perusahaan ini memiliki tujuan
manajemen yang sama dalam pengambilan sebuah keputusan yaitu, keputusan yang membawa
dunia usahanya ke arah yang lebih baik dan semakin baik agar dapat berkompetisi di dalam
dunia usaha yang semakin ketat persaingannya. Keputusan yang diambil manajemen didasarkan
pada kos produk yang dihasilkan perusahaan dimana biaya produk tersebut yang secara tidak
langsung menentukan pula going concern perusahaan. Di dalam perusahaan manufaktur, produk
atau output yang dihasilkan mungkin saja lebih dari satu produk, terutama perusahaan yang
mengolah produk dengan proses kimia. Hal ini disebabkan input produksi akan menghasilkan
secara langsung dan simultan dalam suatu reaksi kimia. Apabila suatu proses produksi
menghasilkan dua atau lebih produk secara bersamaan pada proses yang sama, maka akan timbul
masalah dalam penentuan berapa alokasi kos gabungan untuk masingmasing produk saat terjadi
split-off (pisah-batas). Penentuan untuk kos gabungan (joint costs) yang terjadi saat titik pisah-
batas (split-off point) menjadi hal yang penting untuk dialokasikan agar memberikan informasi
yang akurat akan kos produk.
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN


Sebelum membahas produk bersama dan produk sampingan maka harus membahas biaya
bersama terlebih dahulu karena pembagian produk menjadi produk bersama dan produk
sampingan bersumber dari biaya bersama.

Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama yang harus dialokasikan
ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan
pesanan ataupun secara massa.
Biaya Produk bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat
mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik.
Biaya produk bersama muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk dalam
proses yang sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama
maka akan terbentuk biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-
off). Titik pisah adalah saat dihasilkannya dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat
itu produk bersama bisa langsung dijual atau diproses lebih lanjut.
Dalam literatur Cost Accounting, istilah Joint Cost mempunyai 2 pengertian yaitu :
1. Common Cost, yaitu biaya overhead dari seluruh pabrik yang dalam rangka perhitungan
harga pokok dialokasikan ke departemen-departemen yang ada (biaya bergabung).
2. Joint Cost, yaitu biaya produksi bersama yang dikeluarkan dalam proses produksi dan
menghasilkan berbagai macam product.

Joint Production Process, yaitu proses produksi yang menggunakan bahan/input yang
sama dan menghasilkan berbagai macam produk yang secara teknis tidak mungkin
dihindari, misalnya suatu pabrik minyak disamping menghasilkan minyak juga
menghasilkan ampas (produk sampingan), dan sebagainya.

Hasil daripada joint production process adalah Joint Product, yang terbagi 2 yaitu :
Main Product (Produk Utama)
By Product (Produk Sampingan)
Main product dan by product baru dapat diidentifikasi pada saat titik pemisahan (Split off
Point/SOP).Cara membedakan suatu produk sebagai main product atau by product adalah :
1. Jika nilai/sumbangan secara ekonomis yang relatif besar terhadap hasil penjualan maka
produk tersebut disebut Main Product dan jika yang terjadi sebaliknya disebut By
product.
2. Jika produk tersebut mempunyai akibat yang penting dalam pengambilan keputusan
untuk memproduksi maka produk tersebut adalah Main Product dan sebaliknya.
Catatan : Faktor waktu, tempat dan situasi dapat mengubah peranan main product atau by
product.
Biaya produksi yang dikeluarkan sampai dengan titik SOP disebut dengan Joint Cost,
sedangkan biaya yang dikeluarkan setelah titik SOP disebut dengan Specific Cost/SC atau
Separable Cost/Processing Cost.
Yang dimaksud dengan Total Cost adalah Joint Cost + Specific Cost.
Cost per Unit : Total Product Cost/Unit Produksi.
Apa permasalahan dalam pembahasan Joint Cost ?
Bagaimana cara mengalokasikan joint cost tersebut kepada masing-masing joint product secara
individual ?
Secara teoritis masalah ini tidak mungkin dipecahkan/tidak mungkin mengalokasikan biaya-
biaya tersebut kepada masing-masing produk , ini dikarenakan joint cost tidak mempunyai
hubungan kausal/sebab akibat dengan joint product secara individual.

II. Metode Mengalokasikan Joint Cost, yaitu :


A. PHYSICAL UNITS ALLOCATION METHOD (Metode Perbandingan
Kuantitas/Fisik)
Atau physical measure method atau units of output method, yang mana joint cost
dialokasikan berdasarkan proporsi relatifnya pada titik pisah dengan menggunakan
ukuran phisik yang umum seperti kg, liter, unit dan sebagainya.Metode ini menghasilkan
joint cost per unit yang sama untuk setiap hasil daripada joint product.
B. RELATIVE SALES VALUE AT SPLIT OFF POINT
Yaitu alokasi joint cost didasarkan pada harga jual pada saat titik SOP, dengan demikian
biaya Joint Cost dialokasikan secara proporsional dengan kemampuan relatif untuk
menghasilkan pendapatan yang dapat diidentifikasi ke produk individual.
C. NET REALIZABLE AT SPLIT OFF POINT(Metode Taksiran nilai bersih yang
dapat direalisasi pada saat titik SOP)
Metode ini mengalokasikan joint cost berdasarkan taksiran nilai relatif yang dapat
direalisasi atau ramalan nilai penjualan akhir dalam usaha normal dikurangi dengan
ramalan biaya produksi (processing cost) dan biaya pemasarannya.
D. THE CONSTANT GROSS PROFIT PERCENTAGE ALLOCATION METHOD
Metode ini mengalokasikan joint cost berdasarkan gross profit ratio yang sama dan
berlaku untuk masing-masing produk.
Metode ini menggunakan konsep : Sales COGS = Gross Profit, sedangkan unsur COGS
merupakan total product cost yaitu Joint Cost ditambah dengan Processing Cost.

Pengalokasian Joint Cost kepada masing-masing joint product sangatlah penting dan
perlu, karena perusahaan membutuhkannya untuk menetapkan besarnya harga pokok produksi
dari produk-produk yang telah dihasilkan tersebut. Oleh sebab itu dalam praktek kita sering
jumpai metode pengalokasian yang bersifat artifisial/semu artinya metode yang asing dengan
lainnya hasilnya berbeda.
Harga Pokok produksi diperlukan untuk :
Menetapkan harga jual (dalam Income Statement)
Menetapkan besarnya persediaan barang jadi (dalam Balance Sheet).

Sifat Produk Bersama, Produk Sampingan Dan Produk Sekutu


Produk bersama dan produk sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara prduk
bersama tersebut.
c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antara satu dengan yang lainnya.
d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila
terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang
lain akan bertambah secara proporsional.
e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produk-produk
tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.
f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan
dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang
lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut
disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable cost)

Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut
dijual pada saat terpisah dari produk utama.
a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan
pengolahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari
produk utama.

III. Perhitungan Harga Pokok Produk Sampingan


Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan terhadap harga pokok
produk sampingan, biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penjualan produk
sampingan. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya
dianggap tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan
produk utama. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa metode yang mengalokasikan biaya
bersama kepada produk utama dan produk sampingan.
Metode-metode akuntansi yang dapat diterima untuk menetapkan biaya produk sampingan
dibagi dalam dua kategori, yaitu:
a. Metode Tanpa Harga Pokok (Non-Cost Methods)
Dalam metode ini, Harga pokok produk sampingan atau persediannya tidak diperhitungkan,
tetapi memperlakukan pendapatan penjualan prduk sampingan sebagai pendapatan atau
pengurang biaya prduksi produk utama. Dalam rangka perhitungan biaya persediaan, suatu nilai
yang berdiri sendiri dapat dibebankan ke produk sampingan.
Metode tanpa harga pokok adalah suatu metode dalam perhitungan produk sampingan tidak
memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah.

Metode tanpa harga pokok dibagi menjadi 2 macam:


Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split-off point)
atau pengakuan atas pendapatan kotor.
Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan kotor.
Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu
tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya dibebankan pada produk
sampingan. Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam
laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut :
Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar usaha.
Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan
penjualan produk utama.
Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang harga pokok
penjualan.
Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang total biaya
produksi.
Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama
atau pengakuan atas pendapatan bersih.
Ayat jurnal dalam metode ini juga terdiri atas pembebanan biaya setelah pemisahan
(proses lanjutan) terhadap hasil penjualan produk sampingan. Beban pemasaran dan
administrasi juga dialokasikan kedalam produk sampingan sesuai tarif yang telah
direncanakan sebelumnya.

b. Metode-Metode Harga Pokok (Cost Methods)


Dalam metode ini pengalokasian biaya produk sampingan hampir sama dengan produk
bersama yaitu sebagian biaya bersama dialokasikan kepada produk sampingan dan menentukan
harga pokok persediaan produk sampingan dengan biaya yang dialokasikan tersebut.
Ada dua metode yang didasarkan pada metode harga pokok, yaitu:
1. Metode biaya pengganti
Metode biaya pengganti biasanya digunakan pada perusahaan yang produk sampingannya
digunakan sendiri, sehingga tidak perlu membeli bahan dari pemasok luar. Harga pokok yang
diperhitungkan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti (replacement cost) yang berlaku di
pasar. Harga pokok ini kemudian dikreditkan pada rekening Barang Dalam Proses-Biaya Bahan
Baku (BDP-BBB), sehingga mengurangi biaya produksi produk utama. Pengurangan biaya
produksi produk utama ini akan mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama menjadi
lebih rendah.
2. Metode pasar
Metode pasar juga disebut dengan metode pembatalan biaya (reversal cost methods).
Metode ini sebenarnya hampir sama dengan metode tanpa harga pokok-pendapatan produk
sampingan mengurangi biaya produksi. Tetapi ada seedikit perbedaan yaitu kalau pada metode
pertama (metode tanpa harga pokok-pendapatan produk sampingan mengurangi biaya produksi)
yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan penjualan sesungguhnya produk
sampingan, sedangkan pada metode nilai pasar yang dikurangkan adalah taksiran nilai pasar
produk sampingan. Metode ini berusaha untuk menaksir biaya produk sampingan berdasarkan
nilai pasarnya.
PENUTUP

Biaya Produk bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-
mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik.
Biaya produk bersama muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk dalam
proses yang sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama maka
akan terbentuk biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik pisah
adalah saat dihasilkannya dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk bersama
bisa langsung dijual atau diproses lebih lanjut.
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan
diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya
lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan
sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan
terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat
pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai
keseluruhan produk.
Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika nilai jual
salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk
sampingan, sedangkan apabila produk-produk yang dihasilkan relatif sama maka dikategorikan
sebagai produk bersama.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/13853682/Perhitungan_By_Products_and_Joint_Products_Perhitunga
n_Biaya_Untuk_Produk_Sampingan_By-Products_dan_Produk_Gabungan_Joint_Products

Ridwan, S. (2012, November 1). Join Cost. Diambil kembali dari SlametRidwan:

http://slametridwn.blogspot.co.id/

Carter, William K. Tahun. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat

Você também pode gostar