Você está na página 1de 7

Nama: Ezra Hans Soputra

NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3
Analisis Masalah

1. Ny. Aminah usia 32 tahun, datang berobat ke puskesmas mengeluh ada benjolan pada
payudara kiri. Benjolan dirasakan sudah ada sejak 4 tahun yang lalu, sekarang datang
untuk memeriksakan diri karena benjolan semakin membesar.
a. Hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada kasus?
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
Resiko tumor payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
b. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari payudara?
Payudara dewasa terletak di daerah dada, antara iga ke-2 sampai dengan iga ke-6
secara vertical dan antara tepi sternum sampai dengan linea aksilaris media secara
horizontal. Ukuran diameter payudara berkisar sekitar 10-12 cm, dan ketebalan antara
5-7cm, jaringan payudara juga dapat berkembang sampai ke aksila yang disebut
axillary tail of spence.
Bentuk payudara biasanya kubah (dome) yang bervariasi antara bentuk konikal pada
nulipara hingga bentuk pendulous pada multipara.
Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kulit, lemak subkutan, dan jaringan payudara yang
terdiri dari jaringan parenkim dan stromal.
Parenkim pyudara terdiri dari 15-20 hingga 25 segmen yang kesemuanya menyatu di
daerah nipple dengan bentuk radial.
Ductus yang berasal dari segmen berdiameter 2mm dan subaveolar ductus/sinus
laktiferus berukuran 5 sampai dengan 8 mm diameternya. Antara 5 sampai dengan 10
duktus laktiferus bermuara di nipple. Setiap ductus mengaliri satu lobus yang terdiri
dari 20-40 lobulus dan setiap lobules terdiri dari 10 sampai dengan 100 alveoli atau
tubulosaccular secretory unit.
Jaringan stroma dan jaringan subkutaneus payudara terdiri atau berisi lemak, jaringan
ikat, pembuluh darah, syaraf, dan limfatik.
Kulit payudara yang tipis mengandung folikel rambut kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat, nipple yang berlokasi setinggi interkosta ke-4 pada payudara yang non
pendulous berisi kumpulan ujung syaraf sensoris termasuk ruffine like body dan
ujung Krause. Selanjutnya, ada kelenjar sebasea dan kelenjar apokrin/keringat
tetapi tidak ada folikel rambut. Areola berbentuk bulat, lebih berpigmen, dan
diameternya 15-60 mm.
Tuberkel morgana terletak sekitar tepi areola, menonjol merupakan muara dari
kelenjar Montgomery. Kelenjar Montgomery ini merupakan kelenjar sebasea yang
besar, yang memproduksi susu. Dia merupakan peralihan antara kelenjar keringat dan
kelenjar susu.
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3
Jaringan fasial yang membungkus payudara dan fasia pektoralis superfisialis
membungkus payudara dan berhubungan dengan fasia superfisial abdominalis dari
camper. Di bawah jaringan payudara terletak fasia pektoralis profunda yang
membungkus m.pektoralis mayor dan m. serratus anterior.
Hubungan antara kedua lapisan fasia ini adalah jaringan ikat longgar (Ligament
Suspensary Cooper) yang menyokong payudara.
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3

Fisiologi
Perubahan histologi dari jaringan payudara sangat berhubungan dengan variasi
hormonal pada siklus haid. Pengaruh FSH dan LH pada fase follicular akan
menyebabkan sekresi esterogen meningkat yang mengakibatkan terjadinya proliferasi
epitel jaringan payudara. Pada bagian yang kedua yang terjadi pada fase midluteal,
dimana terjadi sekresi dari progesterone yang cukup banyak juga menyebabkan
perubahan epitel jaringan payudara.
Sekresi dan peningkatan kedua hormmon ini dalam siklus haid akan menyebabkan
penambahan volume payudara hingga 15-30mm3 menjelang haid dan akan menurun
kembali setelah haid sampai volume terkecil pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah haid.
Sebenarnya pada saat inilah paling tepat dalam melakukan pemeriksaan fisik dan
mamografi payudara.
2. Sudah menikah, menarche usia 12 tahun, nullipara, benjolan sesekali dirasakan nyeri,
haid teratur.
c. Bagaimana penyebab dan mekanisme benjolan sesekali dirasakan nyeri pada kasus?
4. Pemeriksaan fisik umum
a. Bagaimana interpretasi dan makna tanda vital pada kasus?
TD normal: <120 sistol, <80 diastol mmHg. Pada kasus: 120/80 mmHg normal
Nadi normal: 60-100 x/menit. Pada kasus: 80x/menit normal
RR normal: 16-24 x/menit. Pada kasus 16x/menit normal
Temperature normal: 36.5 37.5oC. Pada kasus: 36.5oC Normal.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3
a. Bagaimana interpretasi dan makna dari pemeriksaan laboratorium?
Hb normal 12-16 gr/dL. Pada kasus: 12.1 gr/dL interpretasi normal
Leukosit normal 5000-10000/mm3. Pada kasus: 7000/mm3 intrpretasi: normal.
Trombosit normal: 150.000-400.000/mm3. Pada kasus: 270.000/mm3 interpretasi
normal.
7. RO thorax dan USG
c. Apa indikasi dilakukan Mammografi?
Indikasi pemeriksaan mamografi :
1. Adanya benjolan pada payudara
2. Adanya rasa tidak enak pada payudara
3. Pada penderita dengan riwayat risiko tinggi untuk mendapatkan keganasan
payudara
4. Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan
5. Penyakit paget pada puting susu
6. Adanya penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primer
7. Pada penderita dengan cancer-phobia.
8. Hipotesis
b. Algoritma penegakan diagnosis dan diagnosis kerja (Pemeriksaan penunjang)
Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
Hal-hal yang harus ditanyakan kepada penderita adalah letak benjolan, sejak kapan
mulai timbul benjolan, dan kecepatan tumbuhnya. Selain itu, perlu juga ditanya
berbagai gejala penyerta, seperti ada tidaknya nyeri, jenis dan jumlah cairan yang
keluar dari puting, perubahan bentuk dan besar payudara, hubungannya dengan haid,
perubahan pada kulit, dan retraksi puting susu.
Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga yang terkena kanker
payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetri dan ginekologi, terapi hormonal
(termasuk kontrasepsi hormonal), riwayat operasi/aspirasi benjolan di payudara
sebelumnya.
Pemeriksaan pada wanita pre-menopause jauh lebih sulit, paling baik dilakukan 1
minggu setelah haid. Massa harus bisa teraba secara 3 dimensi, batasnya jelas,
konsistensinya berbeda dengan sekitar, dan tidak dipengaruhi oleh siklus haid.
Pemeriksaan boleh diulang sebelum dan 1 minggu setelah haid. Dicurigai ganas
apabila: konsistensi kenyal-keras, batas tidak tegas, terfi ksasi ke jaringan sekitarnya,
terdapat retraksi kulit dan atau putih susu, ditemukan luka, atau cairan sero-sanguinus
dari puting susu. Jangan pernah lupa untuk membandingkannya dengan payudara sisi
lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan payudara yang harus diajarkan kepada
semua wanita, terutama kelompok berisiko tinggi:
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3
1. Berdiri didepan cermin, lalu perhatikan bentuknya, simetris atau tidak, ada
tidaknya kemerahan di payudara. Perhatikan pula puting susu dan sekitarnya,
adakah luka atau puting tertarik ke dalam.
2. Lalu angkat kedua lengan ke atas dengan telapak tangan diletakkan di daerah
belakang kepala, sedikit di atas leher. Dengan gerakan ini, seharusnya payudara
akan terangkat ke atas secara simetris. Perhatikan ada tidaknya daerah yang
tertarik ke dalam. Perhatikan adakah kelainan pada kulit payudara yang
menyerupai kulit jeruk.
3. Turunkan salah satu lengan, lalu raba dengan telapak jari-jari. Berhenti sebentar,
lalu raba dengan gerakan memutar dengan sedikit penekanan pada payudara.
Lalu geser ke daerah lain, berhenti lagi sambil diraba dengan gerakan memutar.
Lakukan hal ini berulang-ulang sampai seluruh bagian payudara selesai
diperiksa.
4. Lakukan pemeriksaan pada daerah ketiak dengan gerakan memutar seperti saat
memeriksa payudara. Perhatikan ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening.
5. Pemeriksaan terakhir adalah gerakan mengurut dari arah dasar payudara ke arah
puting, lalu beri sedikit penekanan di puting susu terus ke depanTidak perlu
khawatir bila dengan gerakan ini keluar beberapa tetes cairan jernih.
Pemeriksaan Penunjang
Mamografi
Sedapat mungkin dilakukan sebagai alat bantu diagnostik utama, terutama pada usia
di atas 30 tahun. Walaupun mamografi sebelumnya normal, jika terdapat keluhan
baru, maka harus dimamografi ulang. Pada mamografi, lesi yang mencurigakan ganas
menunjukkan salah satu atau beberapa gambaran sebagai berikut: lesi asimetris,
kalsifikasi pleomorfik, tepi ireguler atau ber-spikula, terdapat peningkatan densitas
dibandingkan sekitarnya. Pada salah satu penelitian terhadap 41.427 penderita,
sensitivitasnya mencapai 82,3% dengan spesifi sitas 91,2%. Walaupun demikian, bila
hasilnya negatif, harus tetap dilakukan pemeriksaan lanjutan.
USG
Ultrasonografi sangat berguna untuk membedakan lesi solid dan kistik setelah
ditemukan kelainan pada mamografi. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan pada
kondisi klinis tertentu, misalnya pada wanita hamil yang mengeluh ada benjolan di
payudara sedangkan hasil mamografi nya tidak jelas walaupun sudah diulang, dan
untuk panduan saat biopsi jarum atau core biopsy.
Hasil pemeriksaan USG maupun mamografi dapat diklasifikasikan menurut panduan
The American College of Radiology yang dikenal sebagai ACR-BIRADS, sebagai
berikut:
Kategori 0: Harus dilakukan mamografi untuk menentukan diagnosis
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3
Kategori 1: Negatif atau tidak ditemukan lesi
Kategori 2: Jinak. Biasanya kista simpleks. Ulang USG 1 tahun lagi
Kategori 3: Kemungkinan jinak. Sering ditemukan pada FAM. Ulang USG 3-6 bulan
Kategori 4: Curiga abnormal. Harus dibiopsi
Kategori 5: Sangat curiga ganas. Dikelola sesuai panduan kanker payudara dini
Kategori 6: Kanker. Hasil biopsi memang benar keganasan payudara, dikelola sebagai
kanker payudara dini.
Biopsi
Tidak terhadap semua kasus benjolan payudara dilakukan biopsi. Beberapa panduan
terkini lebih menganjurkan core biopsy sebagai pilihan pertama. Apabila tidak ada
fasilitas ini, maka biopsi insisi/ekstirpasi sebagai gantinya. Biopsi aspirasi dengan
jarum halus tidak dianjurkan, kecuali dilakukan oleh ahli yang berpengalaman.
Indikasinya: kista asimptomatik, massa solid kategori.
e. Faktor Resiko
Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya
FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.26 terutama
terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. Berdasarkan data dari penelitian
di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra,
2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah
23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.
Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan,
paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di
Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM
(OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah
wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa
menikah < 21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-
6.53) artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah
pada usia < 21 tahun.
Paritas dan Riwayat menyusui anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat pada
kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang penting
dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.
Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap
peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya
adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 0411281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A3
Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM
yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar
60%.
Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal merupakan
faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa
IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03)
artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM
dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.
Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun,
riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh
beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini. Dari beberapa
penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan
saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita
FAM memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983).
Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple
fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada
payudara.

Você também pode gostar