Você está na página 1de 4

TINJAUAN PUSTAKA

Sindrom Kompartemen Akut Tungkai Bawah


Petrus Aprianto
Dokter PTT Puskesmas Alai, Kab. Kep. Meranti, Riau, Indonesia

ABSTRAK
Sindrom kompartemen merupakan kumpulan gejala yang terjadi saat tekanan dalam ruang tertutup kompartemen otot meningkat sampai
tingkat berbahaya. Peningkatan tekanan dalam kompartemen otot biasanya diawali oleh proses trauma yang disertai fraktur. Peningkatan
ini dapat disebabkan oleh fraktur, ataupun oleh serangkaian tindakan selama penanganan fraktur. Artikel ini membahas mekanisme sindrom
kompartemen pada tungkai bawah, tanda dan gejala, dan tatalaksana sindrom kompartemen.

Kata kunci: Sindrom kompartemen, trauma, tungkai bawah

ABSTRACT
Compartment Syndrome is a set of signs and symptoms that occurs if the pressure within a closed muscle compartment builds to dangerous
level. This is usually predisposed by trauma accompanied by bone fracture. It is either caused by fracture itself, or by management. This article
discusses its mechanism, its clinical manifestations, and management. Petrus Aprianto. Acute Compartment Syndrome in Lower Leg

Keywords: Compartment syndrome, lower leg, trauma

PENDAHULUAN Kompartemen depan terdiri dari kelompok otot dalam (deep) dan kelompok
Susunan otot manusia terdiri dari kelompok- kelompok otot ekstensor yang berfungsi otot luar (superficial) yang fungsinya dapat
kelompok otot yang dipisahkan oleh sebuah untuk melakukan gerakan ekstensi dilihat pada tabel 1.
lapisan tebal yang disebut fascia. Kelompok- Kompartemen lateral terdiri dari kelompok
kelompok otot ini terletak di ruangan yang otot yang berfungsi untuk melakukan EPIDEMIOLOGI
dikenal dengan istilah kompartemen. Apabila gerakan eversi Sebanyak 75% kasus kompartemen sindrom
tekanan dalam ruang tertutup ini meningkat Kompartemen posterior terdiri dari diawali fraktur, terutama fraktur tibia (tulang
sampai tingkat tertentu, akan muncul
tanda dan gejala yang disebut sindrom
kompartemen.1,2

Anatomi dan Fisiologi Kompartemen


Tungkai Bawah
Tungkai bawah terbagi menjadi 4
kompartemen yang dibentuk oleh otot dan
fascia. Fascia merupakan lapisan jaringan
fibrosa yang membungkus otot. Fascia ini
membagi otot pada tungkai bawah menjadi
4 kelompok, yaitu kumpulan otot bagian
depan (kompartemen anterior), kumpulan
ARA/YKR/1209/BR/1

otot bagian samping (kompartemen


lateral), dan kumpulan otot bagian belakang
(kompartemen posterior) yang terbagi
menjadi bagian dalam (deep posterior
compartment) dan bagian luar (superficial
posterior compartment).3

Setiap kompartemen tungkai bawah memiliki


fungsi dan peranan masing-masing. Gambar 1. Anatomi kompartemen tungkai bawah4

Alamat Korespondensi email: petrus.aprianto@yahoo.com

CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017 401


TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Fungsi kompartemen posterior pada tungkai bawah dapat tumbuh dan berfungsi sebagaimana
Otot Letak Fungsi mestinya. Apabila terjadi gangguan pada
Gastrocnemius Superfisial Fleksi lutut dan fleksi plantaris proses perfusi, akan muncul tanda dan gejala
Plantaris Superfisial Fleksi lutut dan fleksi plantaris tergantung derajat gangguan perfusi darah ke
Soleus Superfisial Fleksi plantaris kuat saat berjalan jaringan tersebut.
Flexor Digitorum Longus Deep Fleksi distal 4 jari kaki lateral
Flexus Hallucis Longus Deep Fleksi distal ibu jari kaki
Kemampuan perfusi sangat tergantung pada
Tibialis Posterior Deep Fleksi plantaris dan inversi kaki
perbedaan antara tekanan perfusi kapiler
dan tekanan cairan interstitial. Peningkatan
kering) pada 36% kasus.5 Sebagian besar Fraktur yang menyebabkan robekan tekanan pada ruang tertutup, misalnya
kasus sindrom kompartemen terjadi pada pembuluh darah, sehingga darah pada kompartemen tungkai bawah akan
pria dewasa berusia 30-35 tahun, antara lain mengisi ruang intra-kompartemen menyebabkan tekanan vena ikut meningkat.
karena massa otot pada pria usia tersebut Trauma langsung jaringan otot yang Jika tekanan interstitial melebihi tekanan
lebih besar daripada wanita seusianya (10:1) menyebabkan pembengkakan kapiler, kapiler akan kolaps dan akan terjadi
dan lebih besar daripada pria berusia di atas Luka bakar yang menyebabkan iskemi jaringan. Otot yang iskemia akan
35 tahun.1,2 perpindahan cairan ke ruang intra- melepaskan mediator yang meningkatkan
kompartemen permeabilitas pembuluh darah. Cairan akan
Tabel 2. Kondisi fraktur yang berkembang menjadi 2. Penurunan luas ruang kompartemen berpindah dari pembuluh darah ke interstitial,
sindrom kompartemen5
dengan volume intra-kompartemen yang sehingga makin meningkatkan tekanan dalam
Persentase tetap kompartemen dan memperburuk kondisi
Penyebab
Kasus (%)
Kompresi tungkai terlalu ketat saat iskemia.1,2,6,7
Fraktur: Tibia (tungkai bawah) 36
Radius Distal (lengan bawah) 9,8
imobilisasi fraktur
Radius (lengan bawah) 7,9 Luka bakar yang menyebabkan Apabila kenaikan tekanan dalam kompartemen
Femoral (paha) 3,6 kekakuan/ konstriksi jaringan naik 30 mmHg, tindakan operatif harus segera
ikat sehingga mengurangi ruang dilakukan untuk mencegah kematian otot dan
ETIOLOGI kompartemen. saraf tepi yang akan terjadi dalam 6-10 jam.2,3,4,8
Penyebab sindrom kompartemen secara
umum dibedakan menjadi dua: Mekanisme Terbentuknya Sindrom KLINIS
1. Peningkatan volume intra-kompartemen Kompartemen Tungkai Bawah Pertama-tama akan muncul gejala sensasi
dengan luas ruang kompartemen tetap; Setiap jaringan, termasuk tulang dan otot, nyeri seperti terbakar. Rasa nyeri terasa di
dapat disebabkan oleh: memerlukan perfusi yang adekuat agar bagian dalam otot tungkai bawah dan akan

Gambar 2. Mekanisme sindrom kompartemen (kiri) dan gambaran pembengkakan kompartemen tungkai bawah (kanan).7

402 CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017


TINJAUAN PUSTAKA

terasa lebih nyeri saat digerakkan. Nyeri harus Letakkan tungkai pada posisi sejajar Prosedur ini harus dilakukan sesegera
dibedakan dari nyeri trauma primer akibat dengan jantung, karena posisi lebih mungkin karena kerusakan permanen otot
fraktur. Gejala lain yang sering adalah rasa tinggi dari jantung dapat menurunkan akan terjadi dalam 4-12 jam dan kerusakan
kesemutan tungkai bawah yang memberat aliran darah arterial ke otot dan akan permanen saraf akan terjadi dalam 12-24 jam
akibat terjepitnya saraf perifer. Rasa kesemutan memperburuk keadaan iskemia. sejak terjadinya peningkatan tekanan intra-
pertama kali dirasakan pada jari pertama dan Lakukan imobilisasi fraktur dengan posisi kompartemen.9-12
jari kedua kaki. paling relaks; dengan menyangga kaki
dalam posisi sedikit fleksi plantaris (kaki Cara Mengukur Tekanan
Gejala klasik 5P (pain, pallor, parasthesia, condong ke arah bawah) Intrakompartemen7,8,13
pulselessness, poikilothermia) tidak selalu Lakukan tindakan fasiotomi (pemotongan Siapkan alat pengukur stryker intra-
dikenali. Gejala klasik ini sering muncul fascia) apabila ada indikasi. Banyak compartemental pressure monitors system
terlambat saat periode emas penanganan peneliti menyatakan indikasi dekompresi dan hubungkan dengan jarum infus
sindrom kompartemen sudah terlewati. dengan fasiotomi adalah apabila tekanan ukuran 18 G.
kompartemen naik menjadi 30 mmHg.2,3,5,8 Posisikan pasien senyaman mungkin
Harus diperhatikan tanda khusus, yaitu massa
jaringan lunak pada sepertiga bawah tungkai
akibat herniasi dan pergeseran otot dan
jaringan lemak saat tekanan meningkat.

Gambar 3. Sindrom kompartemen di tungkai bawah


kanan yang ditandai dengan pembengkakan,
kemerahan, nyeri, gangguan pulsasi, dan kesemutan

Riwayat trauma wajib ditelusuri lebih lanjut;


luka tembus, luka tergilas yang menyebabkan
kerusakan beberapa lapisan jaringan (crush
injury), fraktur baik terbuka ataupun tertutup,
dapat digunakan sebagai data penunjang
untuk mengenali tanda dan gejala awal
sindrom kompartemen.

TATALAKSANA
Tatalaksana harus sesegera mungkin. Prinsip
utama penanganan sindrom kompartemen
tungkai bawah adalah dekompresi.
Dekompresi dengan tujuan menurunkan
tekanan dalam kompartemen dapat dilakukan
dengan cara:
Lepaskan semua plaster yang mengikat Gambar 4. Teknik fasiotomi dengan melakukan sayatan sepanjang 15-20 sentimeter pada kompartemen
tungkai bawah tungkai bawah.14

CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017 403


TINJAUAN PUSTAKA

dengan meletakkan posisi kompartemen bawah, fasiotomi dilakukan dengan sayatan tidak diketahui pasti, tindakan fasiotomi tetap
yang akan diukur sejajar jantung. di sepanjang kompartemen tungkai bawah dianjurkan.15
Lakukan prosedur septik dan aseptik pada dengan teknik insisi dobel.
daerah pengukuran, pilih jaringan kulit PROGNOSIS
pada kompartemen yang akan diukur Dua sayatan sejajar sepanjang 15-20 sentimeter Sindrom kompartemen dapat bersifat sangat
dengan syarat kulit intak dan bebas infeksi. dibuat di dua tempat. Tempat pertama adalah destruktif. Prognosis baik dapat dicapai
Lakukan prosedur pembiusan. bagian tepi luar depan (anterolateral) tungkai dengan penanganan yang cepat dan apabila
Masukkan jarum yang terdapat pada alat untuk dekompresi kompartemen anterior sindrom kompartemen dapat dikenali sedini
pengukur secara tegak lurus sedalam 3 dan lateral, dan sayatan kedua pada bagian mungkin. Makin lambat ditangani, makin
sentimeter pada kompartemen tungkai tepi dalam belakang (posteromedial) tungkai besar risiko kerusakan permanen otot dan
bawah yang diukur. untuk dekompresi kompartemen posterior. saraf.6,9
Gerakkan kaki pada posisi fleksi dan
ekstensi untuk melihat peningkatan Jangan lakukan tindakan fasiotomi apabila SIMPULAN
tekanan intra-kompartemen dan sindrom kompartemen terdiagnosis pada hari Sindrom kompartemen dapat terjadi pada
memastikan ujung jarum sudah terletak di ketiga atau keempat setelah onset.9,15 Fasiotomi kasus trauma yang disertai fraktur, paling sering
dalam kompartemen. juga tidak boleh dilakukan apabila telah terjadi di tungkai bawah. Sindrom kompartemen
Dalam posisi diam, baca angka pada alat kematian jaringan otot yang ditandai dengan tidak memiliki tanda dan gejala khusus,
pengukur yang menunjukkan tekanan rasa nyeri yang memburuk, perubahan warna tanda dan gejalanya sering diduga berasal
dalam kompartemen. otot menjadi lebih gelap, perubahan warna dari trauma primer. Tanda dan gejala serta
urin menjadi kecoklatan (akibat kandungan mekanisme terjadinya sindrom kompartemen
Fasiotomi mioglobin yang meningkat), dan dapat sangat perlu dipahami agar dapat didiagnosis
Fasiotomi merupakan tindakan operatif disertai gangren serta gejala inflamasi sistemik dalam periode emasnya. Tindakan definitif
definitif dengan cara memotong fascia lainnya.16 Hal ini karena jaringan otot yang terbaik dekompresi kompartemen tungkai
untuk membuka ruang, sehingga tekanan telah nekrosis sangat rentan terhadap infeksi. bawah adalah fasiotomi dengan teknik insisi
dapat langsung berkurang. Pada tungkai Apabila saat terjadinya sindrom kompartemen ganda.

DAFTAR PUSTAKA
1. Duckwrath AD, Mc Queen MM. Focus on diagnosis of acute compartment syndrome. J Bone and Joint Surg. 2011;40:467-72
2. Giannoudis PV, Tzioupis C, Pape HC. Early diagnosis of tibial compartment syndrome: Continuous pressure measurement. Injury 2009;40:341-2
3. Shuler MS, Reisman WM, Kinsey TL, Whitesides TE Jr, Hammerberg EM, Davila MG, et al. Correlation between muscle oxygenation and compartment pressure in
acute compartment syndrome of the leg. J Bone Joint Surg [Am] 2010; 92(4): 863-70. doi: 10.2106/JBJS.I.00816.
4. von Keudell AG, Weaver MJ, Appleton PT. Diagnosis and treatment of accute extremity compartment syndrome. Lancet 2015;386:1299-310
5. Kosir R, Moore FA, Selby JH, Cocanour CS, Kozar RA, Gonzalez EA, et al. Acute lower extremity compartment syndrome (ALECS) screening protocol in critically ill
trauma patients. J Trauma 2007;63:268-75.
6. O Toole RV, Whitney A, Merchant N, Hui E, Higgins J, Kim TT, et al. Variation in diagnosis of compartment syndrome by surgeons treating tibial shaft fractures. J
Trauma 2009;67:735-41. doi: 10.1097/TA.0b013e3181a74613.
7. Frink M, Hildebrad F, Kretten C, Brad J, Hankemeier S. Compartment syndrome of the lower leg and foot. Clin Orthop. 2010; 468: 940-50
8. Ozer K, Smith W. Limb salvage in the treatment of total muscle necrosis of the leg due to compartment syndrome. J Bone and Joint Surg. 2009;43:343-5
9. Prayson MJ, Chen JL, Hampers D, Vogt M, Fenwick J, Meredick R. Baseline compartment pressure measurements in isolated lower extremity fractures without
clinical compartment syndrome. J Trauma 2006;60:1037-40
10. Park S, Ahn J, Gee Ao, Kuntz AF, Estherhai JL. Compartment syndrome in tibial fracture. J Orthop Trauma 2009;23:514-8
11. McQueen MM, Court-Brown CM. Early diagnosis of compartment syndrome continuous pressure measurement. Injury 2010;41:431-2
12. Al-Dadeh OQ, Darrah C, Cooper A, Dorell ST, Patel AD. Continuous compartment pressure monitoring vs. clinical monitoring in tibial diaphyseal fractures. Injury
2008; 39:1204-9
13. Badhe S, Baiju D, Elliot R, Rowles J, Calthorpe D. The silent compartment syndrome. Injury 2009;40:220-2
14. The Doe Report. Ischemic leg with fasciotomy [Internet]. Available from: http://medical-eyes.doereport.com
15. Wood J, Walsh JJ, Genova R. Fasciotomy. Medscape [Internet]. 2015 Sept 28. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1894895-overview
16. Muscle cells become necrotic rather than apoptotic during reperfusion of ischaemic skeletal muscle. Internat J Experimental Pathol.1999;80:169-75
17. Bhattacharyya T, Vrakes MS. The Medical legal aspects of compartment syndrome. The orthopaedic forum. Injury 2004;32:198-205

404 CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017

Você também pode gostar