Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
a) Sel
1. Jumlah sel menurun/lebih sedikit
2. Ukuran sel lebih besar
3. Jumlah cairan tubuh dan intraseluler berkurang
4. Propersi rtein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun
5. Jumlah sel tak menurun
6. Mekanisme perbaikan sel terganggu
7. otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
8. lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar
b) Sistem Persyarafan
1. Menurun hubungan persyarafan
2. Berat otak menurun 10-20% (sel syaraf otak setia orang berkurang setiap
harinya)
3. Respon dan waktu untuk bereaksi lama, khususnya terhadap stress
4. Syaraf ppanca indra mengecil
5. Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, syaraf penciuan dan
perasa mengecil, lebih sensitif terhadap perubahan suhu, dan rendahnya
tatanan terhadap dingin
6. Kurang sensitif terhadap sentuhan
7. Defisit memory
c) Sistem Pendengaran
1. Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yg tidak jelas,
sulit engerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun
2. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
3
4
h) Sistem Pencernaan
1. kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa terjadi
setelah umur 30 tahun. penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi
yang buruk
2. indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis atrofi
indra pengecap (80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah,
terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf pengecap
terhadap rasa asin, asam, dan pahit
3. esofagus melebar
4. rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun
5. peristaltik lemah dan biasanya konstipasi
6. fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama
karbohidrat)
7. hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah
berkurang
i) Sistem Reproduksi
Wanita:
Pria:
k) Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang
memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat penting dlam
pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan, dan metabolisme oragan tubuh.
Yang termasuk hormon kelainan adalah:
1. Hormon esterogen, progesteron, dan testosteron yang memelihara alat
reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.
8
m) Perubahan mental
1. Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia,perubahan dapat berupa
sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak bila memiliki sesuatu.
2. Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada
hampir setiap usia lanjut, yakni keinginan berumur panjang, tenaga nya
sedapat mungkin dihemat.
3. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.
4. Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin berwibawa.
5. Jika meninggalkan pun, mereka ingin meninggal secara terhormat dan
masuk sorga.
Faktor yng mempengaruhi perubahan mental :
1. Perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2. Kesehatan umum.
3. Tingkat pendidikan.
4. Keturunan(hereditas)
5. Lingkungan
Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jran terjadi.lebih
sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan
mungki karna faktor lain, misalnya penyakit.
Kenangan ( Memori )
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang
lalu mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka penndek atau seketika
(0-10 menit ), kenangan buruk (bisa kearah demensial).
10
a. Perubahan peran post power syndrome, single woman, dan single parent.
b. Ketika lansia lainnya meninggal maka muncul perasaan kapan akan
meninggal.
c. Terjadinya kepikunan yang dapat mengganggu dalam bersosialisasi.
11
a. Kolektifitas Etnis
Kolektifitas etnis adalah kelompok dengan asal yang umum,
perasaan identitas dan memiliki standart perilaku yang sama.Individu
yang bedasarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh
norma-norma yangmenentukan jalan ikiran dan perilaku mereka (
Harwood, 1981) .
b. Shock Budaya
Shock Budaya adalah salah satu sebab karena bekerja dengan
individu yang latar belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai
perasaan yang tidak ada yang menolong ketidaknyamanan dan kondisi
disoirentasi yangdialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi
secara komprehensif atau secara efektif dengankelompok yang berbeda
akibat akibat paraktek nilai-nilai dan kepercayaan.( Leininger,
1976).Perawat dapat mengurangi shock budaya dengan mempelajari
tentang perpedaan kelompok budayadimana ia terlibat. Pemting untuk
perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang berbedabudaya
sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan kesehatan
memerlukan toleransikepercayaan yang bertentangan dengan perawat.
12
c. Pola Komunikasi
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan
bahasa ang berbeda. Kebiasaanberbahasa dari klien adalah salah satu
cara untuk melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn,1972,bahwa tiap
bahasa adalah merupakan jalan khusus untuk meneropong dan
interprestasi pengalamantiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari
asumsi yang tidak disadari tetang dunia danpenghidupan. Kendala untuk
komunkasi bisa saja terjadi walaupun individu berbicara dengan
bahasayangsama. Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu
dengan bahasa yang sederhana, bebas daribahasa yang jlimet yang klien
bisa menagkap. Sangat penting untuk menentukan ahwa pesan kita
bisaditerima dan dimengerti maksudnya .
d. Jarak Pribadi dan Kontak
Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan fleksibel.
Pengertian tentang jarak pribadi bagiperawat kesehatan masyarakat
memungkinkan proses pengkajian dan peningkatan interaksi
perawatklien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai
ijin keseluruh daerah badan klien.Kontak yang dekat sering diperlukan
perawat saat pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusahauntuk
mengurangi kecemasan dengan mengenal kebutuhan individu akan jarak
dan berbuat yang sesuai10untuk melindungi hak privasi.
e. Padangan Sosiokultural tentang Penyakit dan Sakit
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala
cra memberi etika kepadapenyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan
kepada siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah-masalah
kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena
kesehatan dibentuk oleh faktor-faktor budaya, maka terdapat variasi dari
perilaku pelayanan kesehatan, status kesehatan, dan pola-pola sakit dan
pelayanan didalam dan diantara budaya yang berbeda-beda. Perilaku
pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan
biologis individu yangdisertai penghormatan kepada mempertahankan
akseptabilitas status kesehatan atau perubahabkondisi yang tidak bisa
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sel:
1. Sistem Persyarafan
2. Sistem Pendengaran
3. Sistem Penglihatan
4. Sistem Kardiovaskuler
5. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
6. Sistem Pernapasan
7. Sistem Pencernaan
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Genitourinaria
10. Sistem Endokrin
11. Sistem integumen
12. Sistem muskuloskeltal
13. Perubahan mental
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan
identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.bila mengalami
pensiun ( purna tugas), seseorang akan mengalami kehilangan
3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa (i) dapat mengetahui apa itu Perubahan
Akibat Proses Menua dan jadikan sebagai ilmu keperawatan dalam
kehidupan sehari-hari.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Nugroho .2008. Keperawatan Gerontik & Gerentik.Ed.3. Jakarta: Egc
Http://Www.Scribd.Com/Doc/149095533/Perubahan-Cultural-Pada-Kesehatan-
Lansia.11-09-2014/14:35.