Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dimana:
BL = Beta untuk perusahaan yang menggunakan hutang
BU = Beta untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang
T = Pajak (Tax rate)
D = Hutang perusahaan
S = Modal sendiri perusahaan
Berdasarkam asumsi-asumsi MM dan CAPM, beta untuk Levered Firm adalah sama
dan beta untuk Unlevered Firm yang telah disesuaikan dengan suatu faktor yang tergantung
pada Pajak Perusahaan, dan Jumlah hutang perusahaan. Semakin besar tingkat pajak,
semakin kecil faktor penyesuaian tersebut. sebaliknya, semakin besar hutang, semakin besar
faktor penyesuai.
Dalam kontesk suatu resiko pasar, risiko bisnis suatu perusahaan diukur dengan
unlevered beta (bu), risiko total perusahaan diukur dengan levered beta (bl), dan risiko finansial
diukur dengan perebedaan bu dan bl.
Risiko Total = Risiko Bisnis + Risiko Finansial
Dimana:
Risiko Total = bL
Risiko Bisnis = bU
Risko Finansial = bL bU
3. ANALISIS BREAKEVEN
Analisis Breakeven digunakan untuk menentukan jumlah penjualan yang menghasilkan
EBIT atau labah bersih sebelum bunga dan pajak sebesar 0. Dengan laba lain breakeven poin
atau BEP adalah suatu titik yang menunjukkan tingkat penjualan yang menyebabkan
perusahaan tidak untuk juga tidak rugi.
Rumus untuk menghitung Breakeven point:
=
Dimana:
F = Total Fixed Cost (biaya tetap)
P = Harga jual per Unit
V = Variable Cost (Biaya variabel) per Unit
Rumus ini diperoleh dari perhitungan berikut:
EBIT = Penjulan (Total biaya variabel = Total biaya tetap) = 0
= (P.Q) (V.Q + F) = 0
= (P.Q) (V.Q) F = 0
Q (P V) = F
=
=
1
Dimana:
F = Fixed Cost per Unit
V = Variable Cost per Unit
P = Harga Jual per Unit
Rumus ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
EBIT = Penjulan dalam Rp Total biaya varibel Total biaya tetap
Ebit = S TVC F = 0
[( ) . ] = 0
. [1 ( )]
. [1 ( )] = 0
=
[1 ( )]
Karena:
( /)
=
( /)
Maka:
=
(1 )
4. OPERATING LAVERAGE
Operating leverage adlah kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan perusahaan.
Operating leverage timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap. Dengan
adanya biaya operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang
lebih besar pada EBIT perusahaan.
Degree of Operating Leverage (DOL) mengukur berapa persen EBIT berubah jika
penjualan berubah 1%.
=
Dimana DOL Rp = DOL pada rupiah penjualan tertentu
=
Karena EBIT = Q (P-V) F
Maka EBIT = Q (P-V) karena F tetap
Q (P V)
=
Q (P V) F
Q (P V)
=
Q (P V) F
Dimana:
Q = Unit penjualan
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
F = Total biya tetap
tetap (F), Q(P-Q) akan lebih besar dari Q(P-V)-F, artinya DOL lebih besar dari 1 jika
Q (PV)
F=0, = =1
Q (PV) 0
Semakin besar DOL perusahaan, semakin peka atau semakin besar variabel keuntungan
akibat perusahaan pada penjualan perusahaan . maka DOL jelas merupakan suatu atribut dari
resiiko bisnis perusahaan. Semakin tinggi DOL, semakin besar pula risiko bisnis perusahaan.
5. FINANCIAL LEVERAGE
Suatu perusahaan dikatakan menggunakan financial-leverage jika ia membelanjai
sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga yang tetap. Jika perusahaan
menggunakan financial leverage atau hutang, perubahan pada EBIT perusahaan akan
mengakibatkan prubahan yang lebih besar pada EPS atau penghasilan per lembar saham
perusahaan.
Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap prubahan EBIT
perusahaan.
=
Dimana DFL adalah degree of financial leverage pada EBIT tertentu.
=
atau
( )
=
( )
Dimana:
Q = Unit penjualan
P = Harga Jual per unit
V = Biaya variabel per unti
F = Biaya tetap total
C = biaya bunga
Semakin besar DFL, semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan pada EBIT
perusahaan. Besar-kecilnya DFL tergantung pada besar kecilnya hutang yang digunakan
perusahaan. Semakin besar hutang yang digunakan, semakin besar pula DFL sehingga semakin
besar resiko finansial perusahaan