Você está na página 1de 9

AGAMA

Dalam agama suku ada empat prinsip dasar kepercayaan, yaitu :

1. Animisme, berasal dari kata anima yang artinya nyawa, roh atau
jiwa. Animisme adalah kepercayaan kepada roh, nyawa, arwah
yang dianggap sebagai sesuatu yang berpribadi, yang dapat
menolong atau mencelakakan manusia.
2. Dinamisme, asal kata dunamis (Yunani) yang berarti kekuatan,
kuasa. Dinamisme berarti kepercayaan kepada suatu daya atau
kekuatan yang tidak berpribadi yang ada didalam benda, binatang
dan manusia. Kekuatan itu disebut mana dan sangat ditabukan
oleh manusia karena mana tersebut dapat memberikan
keselamatan atau kecelakaan.
3. Totemisme, berarti lambang. Biasanya dalambentuk binatang dan
itu dilukis pada tubuh manusia (tato). Jadi totemisme adalah
kepercayaan yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia
berasal dari suatu jenis binatang.
4. Spiritisme, kepercayaan kepada roh-roh. Roh ini bisa berasal dari
diri sendiri (melalui bertapa) atau muncul dari luar diri manusia.

Pengertian

1. Dalam bahasa Sansekerta agama terdiri dari kata a berarti tidak dan
gam yang berarti kacau. Jadi agama berarti tidak kacau.
Ada juga kata ugama yang berarti peraturan, tata tertib, hukum ilahi.
Dari dua kata tersebut agama dapat diartikan sebagai upaya manusia
untuk mengaitkan dan menyesuaikan seluruh hidupnya dengan tata
tertib, hukum serta peraturan dari yang ilahi.

2. Dalam bahasa Latin agama disebut religio yang berasal dari akar kata
religere yang berarti :
- mengembalikan ikatan, mengikat kembali
- memperhatikan dengan seksama.
Berdasarkan kata tersebut agama dapat diartikan sebagai tindakan
manusia untuk mengembalikan atau memulihkan ikatan hubungan
yang rusak antara manusia dengan Allah, dengan memperhatikan
kehendak Allah secara seksama.

3. Menurut kamus bahasa Indonesia agama adalah :

- Sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan


peribadatan kepada Tuhan YME serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta
lingkungannya.

- Segala sesuatu yang membantu dan bekerjasama untuk mendidik


umat manusia agar menjadi anggota persekutuan agama itu, yang
insaf akan panggilannya dan dengan segenap hatinya ingin
mengabdi kepada Tuhan dalam segala gerak-gerik hidupnya.

4. Martin Luther melihat agama sebagai urusan pihak manusia selaku


mahluk yang mempunyai kesadaran diri dengan segala bentuk
penyembahan kepada Allah, sejauh ia meyakini ada Allah. Melalui
agama manusia berusaha menyelesaikan masalah dosa.

5. Johanes Calvin, mengatakan bahwa manusia memang memiliki


semacam kesadaran akan kuasa dan kasih Allah. Suatu kesadaran
akan keberadaan Allah.

6. Karl Barth mengatakan bahwa agama itu sepenuhnya merupakan


upaya manusia untuk mencari hakekat Allah.

Kata agama sebenarnya tidak pernah dipergunakan di dalam Alkitab,


memang dalam bahasa Yunani ada istilah threskeia (Kisra 25:19; 26:5) yang
lebih sering diterjemahkan dengan kata agama, dalam Yakobus 1:26
diterjemahkan dengan ibadah. Sedangkan dalam Kisra 25:19; 17:22 ditulis
dengan istilah deisidaimonia yang berarti agama dan ibadah.

Aspek agama

Dari pengertian agama di atas kita dapat melihat ada beberapa aspek dari
agama yang meliputi :

1. Tindakan manusia untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada sesuatu


yang dipercayai menentukan keselamatan manusia.

2. Tindakan manusia untuk mengenal dan mengikatkan diri pada kehendak


sesuatu atau tuntutan dari sesuatu yang dipercayai menentukan
keselamatannya.

3. Sistem ajaran atau kepercayaan mengenai Allah, dunia, kehidupan,


kematian, keselamatan dan (pada agama tertentu) wahyu, yang
terhadapnya manusia menyesuaikan diri dan mengikatkan diri.

4. Upacara-upacara keagamaan dan sebagainya.


Mengapa manusia beragama ?

Sedikitnya ada dua hal yang mendorong manusia untuk beragama, yaitu :

1. Ia menyadari benar bahwa sekitar hidupnya ada kuasa atau kekuatan


gaib yang lebih besar, yang bisa mempengaruhi hidupnya, baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Kekuatan atau kuasa
ini diakuinya sebagai sumber segala sesuatu, penentu norma dan tata
nilai. Terhadap kekuatan ini ia rela mengikatkan dan menyesuaikan
dirinya. Oleh sebab itu manusia selalu berusaha melakukan berbagai
macam cara untuk menyenangkan, memuja, menyembah dan
menghormati kuasa itu untuk menciptakan situasi yang menyenangkan
dan menghindarkan situsi yang tidak menyenangkan.

2. Ketika manusia mengenali dirinya, iapun sadar bahwa ia ada karena ada
sesuatu yang menyebabkannya. Kesadaran ini tidak mungkin diingkari
oleh manusia dan akan mendorong manusia untuk mencari sesuatu yang
menyebabkan dirinya ada.

Ciri-ciri agama secara umum adalah :

1. Ajaran tentang Allah, agama adalah cara-cara penyembahan terhadap


sesuatu yang dianggap lebih berkuasa dan mulia, yang menentukan hidup
dan kehidupan manusia. Sesuatu yang disembah oleh manusia itu
disebut sebagai Allah. Pada dasarnya Allah adalah titik sentral dari
agama. Allah dipandang sebagai :
a. Sumber segala sesuatu
b. Awal segala sesuatu
c. Penguasa segala sesuatu
d. Penentu segala sesuatu.
e. Sumber kebenaran dan kekudusan (Kis 3:14; Wahyu 3:7)
Sehingga manusia patut untuk percaya dan mempercayakan diri kepada
Allah (Kej 1; 1 Petrus 4:19).

2. Ajaran tentang manusia dan alam sekitar, kesadaran keagamaan juga


dilandasi adanya manusia (dirinya sendiri) dan alam sekitar. Manusia dan
alam sekitar (dunia) ini ada tentunya karena ada yang menciptakan (Kej
1). Dengan demikian tentunya ada perbedaan kualitas antara pencipta
dan yang diciptakan (Bil 23:19) :
a. Allah tidak terbatas, manusia terbatas.
b. Allah kekal, manusia fana
c. Allah kudus, manusia berdosa.
3. Ajaran tentang wahyu, bahwa antara pencipta dan ciptaan selalu ada
komunikasi (Kej 46:2; Kel 3:14; Ibrani 13:7). Apa yang dikomunikasikan
dan disampaikan Allah kepada manusia disebut wahyu. Bedanya dengan
berkat lebih bersifat konkret dalam bentuk materi, tetapi wahyu lebih
bersifat rohani. Wahyu Allah berbicara tentang siapa Allah, bagaimana,
apa yang dikehendaki dan apa yang diajarkan Allah dalam hubungannya
dengan manusia.

4. Ajaran tentang Alkitab, apa yang dikomunikasikan Allah kepada manusia


dicatat oleh manusia (Luk 1:1-4). Mengingat pentingnya catatan-catatan
itu bagi kehidupan manusia sehingga catatan yang terpisah-pisah dan
tersebar di mana-mana tersebut dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk
buku inilah yang disebut Alkitab.

5. Ajaran tentang dosa, pada mulanya manusia diciptakan baik adanya


(Kejadian 1 dan 2) sehingga manusia dapat melakukan hubungan dengan
Allah secara baik pula. Tetapi akibat pelanggaran manusia terhadap
hukum-hukum Allah (disebut dosa) maka hubungan baik tersebut menjadi
rusak, terputus (Kejadian 3). Terjadi batas dan keterbatasan antara
manusia dengan Allah. Manusia tidak bisa lagi melakukan
hubungan/komunikasi dengan Allah secara baik, karena manusia adalah
mahluk yang berdosa. Dosa menjadi penghalang komunikasi manusia
dengan Allah.

6. Ajaran tentang keselamatan, dosa bukan hanya sekedar penghalang


hubungan manusia dengan Allah, melainkan menjadi penyebab keadaan
yang buruk pada manusia (Matius 9:2; Markus 2:5; Lukas 5:20). Dengan
agama dan beragama mansusia berharap dapat mengalami situasi dan
kondisi yang menyenangkan, membahagiakan. Kondisi inilah yang
disebut keselamatan (Matius 9:2; Yohanes 1:35-36). Keselamatan juga
dipahami sebagai suatu situasi dan kondisi dimana manusia dapat hidup
bersama-sama dengan Allah di surga (Roma 8:24).

7. Ajaran tentang surga, tujuan hidup mansusia beragama adalah memiliki


surga, sebab surga dipahami sebagai :

Tempat Allah bertahta (Mazmur 11:4)


Tempat kebahagiaan yang sebenarnya (2 Kor 5:1-5)
Tempat kekekalan dan kekudusan, karena Allah adalah kudus dan
kekal (2 Kor 4:16-18)
Tempat kesempurnaan, penyebab ketidaksempurnaan adalah
dosa. Dosa merusak segala yang baik. Dan Allah adalah baik dan
tidak berdosa, maka di surgalah kesempurnaan itu ada (Mat 19:21;
Yakobus 1:17)
Agama Kristen

Pada umumnya suatu agama muncul sebagai hasil upaya manusia untuk
mencari, mengenal suatu kuasa di luar dirinya dan mendekatkan diri kepada
kuasa (Allah) itu. Adapun ciri-ciri umum yang ada pada setiap agama adalah :
kepercayaan akan Allah, Wahyu, sistem ajaran, upacara keagamaan, ajaran
tentang dosa, keselamatan, kehidupan sesudah mati dan sebagainya.
Dalam agama Kristen, manusia digambarkan juga sebagai yang mencari
Allah. Tetapi ini bukanlah unsur yang terpenting (bukan thema dasar). Unsur
yang paling menentukan dalam ajaran Kristen adalah tindakan Allah dalam
kasih-Nya mencari dan menyelamatkan manusia (Roma 5:8; Yohanes 3:16;
Efesus 2:8-9). Kalaupun manusia mengasihi dan beriman kepada Tuhan, hal itu
terjadi karena Allah terlebih dahulu mencari, mengasihi dan menyelamatkan
manusia (Amos 5:4-6; Yohanes 4:21-26).
Inisiatif untuk memulihkan hubungan ini ada pada Allah sendiri. Tindakan
manusia (iman, ketaatan, perhatian terhadap titah Allah dsb) adalah tanggapan
manusia terhadap inisiatif Allah (Mazmur 103:1-4; Roma 7:25; Yohanes 14:26).
Dengan demikian agama Kristen adalah agama yang muncul sebagai
perwujudan tanggapan manusia atas inisiatif Allah, bukan usaha manusia untuk
mencari Allah.

Hakekat Pendidikan Agama Kristen :

1. Pendidikan agama Kristen sebagai penyampaian kebenaran yang


dinyatakan Tuhan dalam Alkitab (mementingkan aspek pengajaran) yaitu
hendak membangun kepercayaan Kristen dalam diri Mahasiswa dengan
jalan memberi pengajaran yang mendalam dan berpiusat pada Alkitab.

2. Pendidikan agama Kristen harus berpusat dan megutamakan pengalaman


rohani bagi setiap orang Kristen.

Arti Pendidikan Agama Kristen

Dengan menerima Pendidikan Agama Kristen mahasiswa memasuki


persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan memberi sendiri dan oleh dan
dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui
dan mempermuliakan nama-Nya disegala waktu dan tempat.
Fungsi Agama

1. Menunjukkan bahwa siapa manusia


2. Mengetahui system/cara berhubungan dengan Allah, sesama
manusia dan lingkungan sekitar.
3. Membantu manusia untuk insaf akan panggilan-Nya

Kedudukan Agama

Agama sebagai sentral dalam segala sisi kehidupan manusia.

Massa
Massa Rumah
Rumah
IPA
IPA Tangga
Tangga

IPS
IPS Gereja
Gereja

Bahasa
Bahasa Mental
Mental

Kesenian Agama
Agama
Kesenian
OROR
Ketramp Rohani
Rohani
Ketramp

Tingkah
Tingkah
laku Jasmani
Jasmani
laku

Sikap
Sikap Sosial
Sosial

Pengert
Pengert Penget
Penget
Motivasi/Tujuan orang beragama :

Dengan beragama manusia ingin hidup kekal di masa sekarang dan masa yang
akan datang.

Orang Kristen : orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dengan
segenap hati dan menyintai Tuhan dengan rasa cinta yang murni serta membuka
jiwa dan hidupnya bagi kehendak Allah yang dinyatakan dalam diri kita, sehingga
kita sanggup menaati dan melayani Tuhan.

SEJARAH PERKEMBANGAN GEREJA DI INDONESIA

Sejarah gereja disuatu daerah ditetapkan pada tanggal pembaptisan para


anak buah sulung di daerah itu. Mereka sebagai orang-orang Kristen yang
pertama yang terhimpun dalam sebuah jemaat Tuhan, merupakan bibit gereja.
Jemaat yang pertama itu akan berkembang, dan perkembangannya disebut
sejarah gereja. Jika memperhatikan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa
sejarah gereja di Indonesia dimulai pada abad 16, yaitu dengan didirikannya
jemaat-jemaat yang didirikan oleh pekabar-pekabar Injil Katolik Roma di
Minahasa, Maluku dan Nusatenggara Timur. Atau menetapnya orang-orang
Portugis di Ternate pada tahun 1522.
Sejarah gereja adalah sejarah panggilan Tuhan dan sejarah jawaban yang
diberikan manusia kepada panggilan itu.
Sebelum agama Kristen ke Indonesia, agama di negeri ini sudah melalui
sejarah yang panjang. Orang biasa membedakan agama Indonesia asli dan
agama-agama yang datang kemudian (Hindu, Budha, Islam dan Kristen).
Agama Indonesia asli adalah agama yang dibawa oleh suku-suku yang
terdahulu. Didalam agama suku terdapat tiga unsur pokok yaitu :

Mitos, cerita-cerita yang menyatakan asal usul suku, yaitu silsilah yang
dilalui nenek moyang naik sampai kedewa-dewa.
Adat, aturan-aturan hidup yang diberikan oleh dewa-dewa dan nenek
moyang dan dipelihara oleh seluruh anggota suku tersebut.
Ibadah yaitu terlibatnya semua anggota suku dalam persekutuan dengan
dewa-dewa dan nenek moyangnya.

Sejak abad-abad pertama tahun masehi, Indonesia mempunyai hubungan


perdagangan dengan wilayah-wilayah Asia lainnya. Ada jalan dagang dari
Tiongkok melalui kepulauan Nusantara ke India, Persia, Mesir dan Eropa.
Barang dagangan yang dihasilkan Indonesia ialah rempah-rempah yang
terutama berasal dari Maluku.
Dalam perdagangan itu tidak hanya barang-barang yang diangkut, tetapi
ide-ide jug ikut dibawa dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Pada abad-
abad pertama sesudah masehi pedagang-pedagang Kristen dari Mesir dan
Persia menetap di Arabia Tenggara, India dan Srilangka. Bukan tidak mungkin
dari sana pedagang-pedagang Kristen datang ke Indonesia.
Dalam sebuah buku yang ditulis di Mesir tahun 1050 sesudah masehi
dikatakan bahwa di Fansur ada beberapa gedung gereja. Kemungkinan
Fansur itu adalah Barus di pantai Barat Sumatera Utara. Mungkin jug ada
orang-orang Kristen di Jawa. Kita jug tahu bahwa pada abad 14 dua kali
seorang missionaries dari Barat singgah di Sumatera.
Agama-agama Hindu dan Budha jug dibawa ke Indonesia melalui jalur
perdagangan dan berhasik menetap di Indonesia. Pengaruhnya terhadap
kebudayaan Indonesia sangat terkenal, misalnya kerajaan Sriwijaya menganut
agama Budha serta kerajaan-kerajaan di Jawa yang didominasi oleh agama
Hindu.
Pada abad 13 agama Islam memasuki Indonesia melalui jalur
perdagangan. Sebelumnya telah merebut Arabia, Mesir dan Persia. Para
pedagang membawa Islam ke pelabuhan-pelabuhan di India Barat khususnya
Cambay di Gujarat. Dari sini Islam mulai tersebar termasuk di kota-kota
pelabuhan Indonesia.
Pada tahun 1511 kota Malaka direbut Portugis dan kapal-kapal mereka
muncul di perairan Jawa dan Maluku dan inilah awal masuknya kekristenan di
Indonesia. Dan jumlah mereka mencapai 100.000 jiwa. Adapun beberapa alas
an mengapa mereka masuk Kristen adalah :

Alasan politis, orang-orang Barat memiliki senjata yang modern dan


dengan persenjataan itu mereka dapat meminta perlindungan bila ada
serangan.
Alasan psikologis, Orang-orang Barat bersama agama mereka
mempunyai wibawa yang cukup tinggi, sehingga dengan menjadi Kristen
mereka berharap memperoleh status yang sama tingginya.
Alasan daya tarik kepribadian penginjil, para missionaries berhasil
memikat hati orang lain berkat keramahan dan perhatian mereka terhadap
orang Indonesia.
Alasan yang sah, adanya iktiar untuk berpaling secara radikal kepada
Allah yang mulai dikenal dalam pribadi Yesus Kristus.

Perbedaan antara agama suku dengan agama Kristen :

Tentang pencipta dan ciptaan.


Dalam agama suku tidak ada garis pemisah yang jelas antara Pencipta
dengan yang diciptakan, semuanya merupakan satu kesatuan yang luas.
Dalam agama Kristen garis pemisah itu sangat tajam, tidak ada roh atau
manusia atau benda yang boleh diberi penghormatan ilahi (Kel 20:4-6;
Matius 4:10).
Tentang keselamatan.
Dalam agama suku manusia sanggup memenuhi kehendak dewa-dewa
dan nenek moyang, asalkan diberi tahu caranya. Manusia dapat menjadi
sempurna dengan mengikuti adat.
Dalam agama Kristen manusia sudah terpisah dari Allah karena dosa dan
hubungan itu dapat dipulihkan hanya karena kasih dan karunia Allah
(Matius 20:28; Yoh 6:44; 14:6)

Tentang keterikatan atau kebebasan.


Agama suku mempunyai hokum ilahi-manusiawi, yaitu adat yang berlaku
secara ,mutlak kehidupan manusia diatur seluruhnya oleh adat dan
manusia tidak dapat lolos dari adat. Manusia adalah mahluk yang terikat.
Dalam agama Kristen tidak ada hokum yang menyeluruh dan harus diikuti
agar mencapai keselamatan. Manusia adalah mahluk yang bebas memilih
jalannya sendiri (Matius 11:28-29)

Tentang sesama manusia.


Dalam agama suku pandangan orang terbatas pada sukunya sendiri,
aturan yang didapat hanya untuk sukunya, sehingga semua yang diluar
suku dianggap jelek dan sebagai musuh suku.
Dalam agama Kristen orang tidak boleh membedakan antar saudaranya
dan orang asing bahkan musuh. Kelakuan manusia harus sama baik
terhadap kawan maupun lawan (Lukas 6:27-36)

Tentang yang baik dan yang jahat.


Dalam agama suku tidak ada perbedaan yang mutlak antara yang baik
dan yang jahat, keduanya saling melengkapidan secara bersama-sama
merupakan dunia keseluruhan seperti lahir dan mati, binatang buas dan
mangsanya. Akibatnya mereka tidak suka melakukan pilihan tetapi lebih
suka mendamaikan dua hal yang bertentangan itu.
Dalam agama Kristen ada pertentangan yang mutlak antara yang baik
dan yang jahat, karena kejahatan menjijikan dimata Tuhan. Manusia
harus memilih dan ia harus bertanggung jawab atas pilihannya itu.

Tentang pandangan ke masa lampau atau masa depan.


Dalam agama suku manusia harus tetap menjaga supaya agamanya,
sukunya dan pemikirannya sama dengan apa yang telah ditetapkan pada
zaman dulu. Keselamatan terletak pada mempertahankan kemurnian
adat yang telah diturunkan. Mereka memandang ke masa lampau
(konservatif).
Agama Kristen tidak mempunyai aturan yang sempurna yang diturunkan
dulu. Agama Kristen menengok ke depan, ke langit yang baru dan bumi
yang baru dimana terdapat kebenaran dan keadilan. Sikap hidup orang
Kristen ditentukan oleh kerinduan dan pengharapan akan Yesus Kristus
(Roma 5:1-11).

Você também pode gostar