Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Penyebab Diare
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu
terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain
pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat
diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap
laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa
dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi
mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.
Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi
laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin
kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan
botol dan dot.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan
pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas
gula lainnya menimbulkan diare.
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang
normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya
tulang.
Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih
menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar.
Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus.
Gejala Diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya
menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun
menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat
fatal, biasanya menyebabkan syok.
A. PENGERTIAN
1.
Diare adalah: BAB lebih dari tiga dengan konsistensi cair (WHO, 1992)
Diare adalah buang air besar konsistensi lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari). Jenis diare sbb :
2. Menurut patofisiologi :
1. . Gangguan absorbsi
2. . Gangguan sekresi
3. . Gangguan osmotik
3. Menurut penyebab :
2. . Konstitusi
3. . Malabsorbsi
4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain,
B. Penyebab diare
1. Infeksi
1. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare pada anak
1.
o
1.
1.
Astovirus dll.
iii. Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
1. Infeksi Parentral ialah ineksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/
Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari
2 tahun
2. Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
C. Patogenesis
1. Gangguan osmotic
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan
elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motalitas usus
Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makan seingga timbul
diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya
( Resiko Infeksi )
Resiko Hipo/hipertermi
Resiko Hipe/hipernatremi
Resiko Hipo/hiperkalemi
Asidosis Metabolik
Gambaran Klinik
Mula-mula pasien cengen gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat nafsu makan berkurang atau tidak ada
kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai ledir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari
Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga turut meradang, atau
akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan
elektrolit . Gejala dehidrasi mulai nampak yaitu berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung ( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat
dehidrasi diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis pasien akan tampak pucat
2. Ketosis kelaparan
D. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai
berikut:
1.
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipoglikemi
4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase
5. Hipokalemia
3. Air Mata Jika menangis Jika menangis tidak Jika menangis tidak ada
masih ada ada
2. Mengobati Dehidrasi
3. Memberi makanan
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningakatan peristaltik
3. Resiko infeksi
5. PK : Hipo/hipernatremi
6. PK : Hipe/hiperkalemi