Você está na página 1de 11

1

Riset pasar modal mengeksplorasi peran akuntansi dan informasi keuangan lainnya dalam
pasar modal. Riset ini melibatkan pemeriksaan hubungan statistik antara informasi keuangan
dengan harga saham atau return. Kesimpulan tentang reaksi pasar terhadap kejadian atau
informasi tertentu secara umum berdasar pada bukti yang berasal dari sejumlah besar
perusahaan dengan rentang data beberapa tahun. Berbeda dengan riset perilaku, yang
menganalisa reaksi individu terhadap pelaporan keuangan, riset pasar modal menilai dampak
pelaporan keuangan secara agregat, terutama pelaporan akuntansi pendapatan, bagi investor.
Dengan menganalisa reaksi harga saham terhadap informasi keuangan, sejumlah keputusan
individu investor dapat ditangkap secara agregat. Perbedaan penting lainnya dari kedua riset
ini adalah bahwa perhatian riset pasar modal hanya investor, sementara riset perilaku
biasanya digunakan untuk memeriksa keputusan yang dibuat oleh tipe pengguna laporan
keuangan lainnya, seperti manager bank, pemberi pinjaman, atau auditor. Riset pasar modal
berdasarkan pada asumsi bahwa pasar modal adalah efisien. Efisiensi pasar, didefinisikan
sesuai dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis/ EMH), sebagai pasar
yang menyesuaikan secara cepat dan mengumpulkan informasi secara penuh ke dalam harga
saham ketika informasi tersebut diluncurkan. Asumsi efisiensi pasar merupakan inti dari riset
pasar modal.

Budaya merupakan factor lingkungan yang paling kuat mempengaruhi sistim akuntansi suatu
negara dan juga bagaimana individu dinegara tersebut menggunakan informasi akuntansi.
Pengaruh budaya terhadap sistim akuntansi merupakan issu yang banyak dibicarakan oleh
akademisi dan praktisi. Bahkan isunya menyangkut tentang apakah budaya mempengaruhi
akuntansi atau sebaliknya. Banyak para ahli menawarkan kerangka teori hubungan budaya
dan akuntansi seperti Gray dan Hofstede. Pengujian tentang kerangka teori ini pun sudah
banyak di lakukan. Hasil pengujianmenyimpulkan hasil yang beragam tapi secara
keseluruhan kerangka teori Gray dan Hofstede masih relevan bahkan bergunadalam
mendisain standar akuntansi internasional selain digunakan oleh investor dalam mapping
budaya dan disclosurediberbagai Negara.
Sebab-sebab adanya Perbedaan Akuntansi Internasional diantaranya karena adanya
perbedaan dalamSistem politik dan hukum yang melandasinya, Sistem perpajakan, Tingkat
pendidikan, Tingkatpertumbuhan ekonomi, Bentuk usaha dan pendanaan yang berlaku,
Alasan adanya, Warisan kolonial/penjajahan, Perpajakan, Budaya, Sejarah, Bahasa,
Kepercayaan/agamaEfek Budaya pada Sistem Akuntansi

Budaya adalah nilai dan attitude yang digunakan dan di yakini oleh suatu masyarakat atau
negara. Variabel budaya tergambar dalam kelembagaan Negara yang bersangkutan (dalam
sistim hukum dll).

- Budaya..., karena budaya dapat menjelaskan perbedaan sistem sosial yang memberi dampak
pada sistem hukum, sistem pajak, dan bagaimana bentuk badan usaha serta pendanaannya

- Budaya adalah mencerminkan masyarakat atau bangsa secara keseluruhan.


Subbudayadigunakan untuk (penerapan) pada level organisasi, profesi, atau suku/keluarga.
Perbedaan2 sistem akuntansi internasional dapat dijelaskan dalam kerangka budaya
incorporating

Dimensi-Dimensi Budaya Hofstede

Empat landasan dimensi sosial pada banyak negara dapat dinyatakan:

- Individualis vs Komunal

- Kuasa yg besar vs Kuasa yang kecil

- Kuat vs Lemah (kemampuan menghindari ketidakpastian)

- Maskulinitas vs Feminisme

- Individualis vs Komunal
Nilai-nilai Akuntansi Gray

Gray mengembangkan 4 nilai akuntansi yang dianggap berkaitan dengan subbudaya


akuntansi dikaitkandengan 4 nilai sosial Hofstede:

Profesionalisme vs Pengendalian hokum

Keseragaman vs Fleksibilitas

Konservatisme vs Optimisme

Kerahasiaan vs Keterbukaan

III. Kesimpulan

Pengaruh budaya terhadap sistim akuntansi merupakan issu yang banyak dibicarakan oleh
akademisi dan praktisi. Bahkan isunya menyangkut tentang apakah budaya mempengaruhi
akuntansi atau sebaliknya. Banyak para ahlimenawarkan kerangka teori hubungan budaya
dan akuntansi seperti Gray dan Hofstede. Pengujian tentang kerangka teori ini pun sudah
banyak di lakukan seperti Addie (1990) , Hope (2003) dan lain-lain. Hasil pengujian
menyimpulkan hasil yang beragam tapi secara keseluruhan kerangka teori Gray dan Hofstede
masihrelevan bahkan berguna dalam mendisain standar akuntansi internasional selain
digunakan oleh investor dalam mapping budaya dan disclosure diberbagai negara.

Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen
dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan
secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi
untuk pembuatan laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan


prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan
dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan
yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam
bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi.

Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang
berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar
negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar
laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu
pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah
digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan
lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih.

Kebijakan Akuntansi :

a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi

b. Prinsip Konsolidasi

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

d. Transaksi Hubungan Istimewa

e. Pajak Penghasilan

f. Laba per Lembar

g. Informasi Segmen

1) Akuntansi keuangan berfokus pada kebutuhan informasi dari pihak-pihak terlibat


dalam membuat keputusan alokasi sumber daya.
2) Salah satu pilar akuntansi keuangan adalah gagasan tentang 'materialitas' yang
cenderung menghalangi informasi pelaporan sosial dan lingkungan mengingat
kesulitan yang terkait dengan mengukur biaya sosial dan lingkungan
3) masalah lain yang muncul dalam akuntansi keuangan adalah bahwa entitas pelaporan
sering mengurangi kewajiban, terutama yang tidak akan dilunasi selama bertahun-
tahun ke nilai sekarang. Hal ini cenderung membuat pengeluaran masa depan kurang
signifikan pada periode ini.
4) akuntansi keuangan mengadopsi 'entitas asumsi', yang mengharuskan organisasi untuk
diperlakukan sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya, organisasi-organisasi lain,
dan stakeholder lainnya
5) Sebuah wilayah yang terkait di mana sistem akuntansi keuangan tradisional kita
menghasilkan hasil agak aneh yaitu perlakuan izin polusi yang bisa diperdagangkan
6) Dalam akuntansi keuangan dan pelaporan, biaya didefinisikan sedemikian rupa untuk
mengecualikan pengakuan setiap dampak pada sumber daya yang tidak dikendalikan
oleh
entitas (seperti lingkungan), kecuali denda atau arus kas lainnya yang timbul.
7) Terdapat isu pengukuran. Untuk item yang akan direkam untuk tujuan akuntansi
keuangan itu harus diukur dengan akurasi yang memadai.

5.
1.

Literatur dari tahap ini tidak menjelaskan praktik akuntansi. Sebaliknya, itu menyelidiki
hubungan antara pengumuman data akuntansi dan reaksi harga saham. Studi-studi
menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan metode biaya historis
tidak memberikan informasi yang digunakan oleh pasar modal dalam penilaian saham tetapi,
pada saat yang sama, akuntansi tidak memonopoli informasi yang digunakan untuk mengatur
nilai perusahaan. Artinya, asumsi bahwa angka-angka akuntansi merupakan pendorong utama
harga saham tidak diamati dan ini mendukung argumen bahwa laporan akuntansi terbaik
yang mungkin dapat melayani fungsi kepengurusan. Akhirnya, teori ekonomi keuangan,
terutama hipotesis pasar yang efisien dan aset modal model harga, dimasukkan ke dalam
literatur ini.

Hubungan antara metode akuntansi dengan perilaku pasar

Ada bukti peningkatan bahwa pasar bisa tertipu dengan angka akuntansi, dibuktikan dengan
penyimpangan pasca-pengumuman, peraturan perdagangan dari informasi laporan keuangan,
perubahan dalam teknik akuntansi, tingkat akrual, strategi pemenang-pecundang dan
optimisme analis keuangan. Hubungan antara metode akuntansi dan dampak dari perilaku
pada pasar saham adalah area penelitian yang sedang berlangsung di akuntansi yang akan
memainkan peran penting dalam literatur penelitian di tahun-tahun mendatang.
2

Teori Akuntansi Positif adalah Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah
kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Fakta sebagai
sasaran. Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik
akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan
menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata. Validitas
teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya
terjadi

Contoh nyata pemberlakuan Teori Akuntansi positif dengan menggunakan pendekatan


Diealektika Hegel bisa dilihat ketika kita mempertanyakan Faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. Jawaban dari pertanyaan itu berdasarkan
fakta yang objektif dan berdasarkan bukti empiris.

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teori persignalan
melandasi pengungkapan sukarela ini. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan
informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang
saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik. Manajemen juga berminat
menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan
perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Beberapa penelitian akademik
juga menunjukkan bahwa makin besar perusahaan maka makin banyak pengungkapan
sukarela yang disampaikan.

teori Triple Bottom Line adalah pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin
mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan
3P. Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat
pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam
menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Gunawan Widjaya & Yeremi Ardi Prtama (2008) menekankan dalam gagasan tersebut,
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom
line(profit), yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja, namun
juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Uraian yang diberikan di atas
menunjukkan bahwa keuntungan ekonomis tidak dapat dipisahkan dalam kerangka
pelaksanaan CSR, oleh karena tujuan dari pelaksanaan CSR itu sendiri sustainability bagi
perusahaan. Melaksanakan CSR bukan berarti mengurangi kesejahteraan stakeholders, oleh
karena itu maka aspek ekonomis juga harus menjadi pertimbangan bagi perusahaan yang
melaksanakan CSR.

Ada dua versi dari teori stakeholder- teori normatif , yang dikenal sebagai ' cabang etis ' , dan
teori empiris manajemen , yang merupakan teori positif .

Cabang Normatif Teori Stakeholder


Cabang normatif teori stakeholder berkaitan dengan perlakuann etis atau moral para
pemangku kepentingan organisasi . Dikatakan bahwa organisasi harus memperlakukan semua
pemangku kepentingan mereka secara adil , dan organisasi harus dikelola untuk kepentingan
semua pemangku kepentingan . Di bawah cabang etika , kepentingan pemangku kepentingan
(stakeholder) tidak ditentukan oleh pasokan sumber daya untuk organisasi . Ini berarti bahwa
salah satu pemegang saham dan organisasi memiliki kewajiban fidusia kepada semua
pemangku kepentingan . Donaldson dan Preston mencatat bahwa para pemangku kepentingan
adalah penting ketika mengidentifikasi ' pedoman moral atau filosofis untuk operasi dan
manajemen korporasi ' . Stakeholder diidentifikasi , dan harus dipertimbangkan dalam
keputusan organisasi karena kepentingan mereka dalam kegiatan organisasi , dan bukan
hanya karena mereka mampu untuk 'melanjutkan kepentingan beberapa kelompok lain ,
seperti pemilik saham ' . Cabang etis atau normatif teori stakeholder mengusulkan bahwa
organisasi memiliki kewajiban moral untuk mempertimbangkan bagaimana operasi mereka
mempengaruhi para pemangku kepentingan dan tidak boleh hanya berkonsentrasi pada
memaksimalkan keuntungan untuk kepentingan pemilik .
Cabang manajerial dari Teori Stakeholder
Cabang manajerial teori stakeholder adalah teori positif yang berusaha untuk
menjelaskan bagaimana para pemangku kepentingan dapat mempengaruhi tindakan
organisasi . Menggambar dari perspektif ekonomi politik , hal ini mirip dengan teori
legitimasi bahwa organisasi dipandang sebagai bagian dari sistem sosial yang lebih luas ,
namun teori ini meneliti hubungan dengan kelompok pemangku kepentingan yang berbeda
dalam masyarakat daripada masyarakat secara keseluruhan . Sejauh mana sebuah organisasi
akan mempertimbangkan stakeholder adalah terkait dengan kekuasaan atau pengaruh para
stakeholder . Manajer perlu menentukan stakeholder mereka perlu mempertimbangkan dalam
tindakan mereka dan mengelola kepentingan bersaing ini .
Kekuatan stakeholder terkait dengan tingkat kontrol yang mereka miliki atas sumber
daya yang dibutuhkan oleh organisasi . Semakin diperlukan untuk keberhasilan organisasi
yang sumber daya pemangku kepentingan kendalikan, semakin besar kemungkinan adalah
bahwa manajer akan mengatasi masalah stakeholder .
Selain kekuatan , Mitchell , Angle dan Kayu juga mempertimbangkan legitimasi (
diterima secara sosial dan perilaku yang diharapkan ) dan urgensi ( sensitivitas waktu atau
kritis klaim stakeholder ) sebagai pertimbangan penting dalam menentukan keinginan
pemangku kepentingan atau kebutuhan untuk mengatasi . Salah satu peran utama manajer
adalah untuk mempertimbangkan kepentingan relatif dari masing-masing pemangku
kepentingan organisasi mereka dalam mencapai tujuan strategis mereka dan mengelola
hubungan ini dengan sesuai. Tingkat kekuasaan atau pengaruh masing-masing stakeholder '
kemungkinan akan berubah dari waktu ke waktu dan dalam situasi yang berbeda .

Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen


perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada
pengguna laporan keuangan.

Menurut Jamaan (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya


sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan
keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer
memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan
akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna
laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

Menurut Maria Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas
informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut
bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal
perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang
dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.

Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal), dan pihak
luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas
informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini
keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu
mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan
keuangan (Jamaan, 2008).

Signalling Theoryatau teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan bahwa
pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan
terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham
perusahaannya meningkat.Hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang
memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak
memiliki berita bagus dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka,
sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja
keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar (Wolk dan Tearney
dalam Dwiyanti, 2010).

Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang baik mengenai
perusahaannya ke publik secepat mungkin, misalnya melalui jumpa pers. Namun pihak diluar
perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer
dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan
terefleksi pada harga sekuritas. Jadi dapat disimpulkan karena adanya asymetric information,
pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusan-keputusan manajemen
menjadi sangat penting (Atmaja, 2008:14).

(Perangin-angin dan Fauzie, 2013) melihat adanya beberapa perusahaansektor pertambangan


yang melakukan penambahan jumlah saham yang baru dalam jumlah yang besar sehingga
mempengaruhi nilai pasar saham.Penambahan saham baru tidak selalu direspon positif,
karena hal tersebut juga dapat direspon negatif oleh investor yang menganggap bahwa
perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga investor tidak mau menahan
sahamnya dalam waktu yang relatif lama

Você também pode gostar