Você está na página 1de 9

METODE DELBECQ / NOMINAL GROUP TECHNIQUE

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prioritas Masalah


Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas
masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan
dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik
Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut :
1. Teknik Non Skoring
Teknik non skoring dapat digunakan apabila tidak tersedia data kuantitatif yang
lengkap dan cukup, atau dengan kata lain data yang tersedia adalah data kualitatif
atau semi kualitatif. Teknik non scoring yang sering digunakan adalah Metode
delphi dan Metode Delbecq.
Metode Delphi
Penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok
orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui
pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak
dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Metode Delbecq
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu
untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi
peserta. Lalu diminta untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang
banyak dikemukakan adalah prioritas.
2. Teknik Skoring
Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang
dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang
termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:
Metode Hanlon
Proses penetuan kriteria diawali dengan pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan, merumuskan dan menetapkan kriteria. Sumber informasi yang
dipergunakan dapat berasal dari :
1. Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota
2. Saran dan pendapat nara sumber
3. Peraturan pemerintah yang relevan
4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.
Dalam metode Hanlon dibagi 4 kelompok kriteria
1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
4. Kelompok kriteria D = PEARL faktor, dimana :
a. P = Kesesuaian
b. E = Secara ekonomi murah
c. A = dapat diterima
d. R = Tersedianya sumber
e. L = Legalitas terjamin

2.2 Metode Delbecq


Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi kita tidak terlepas dari pentingnya
sebuah perencanaan. Salah satu aspek perencanaan sebagai langkah yang pertama
adalah menentukan prioritas masalah (problem priority). Seringkali kita
menemukan banyak masalah berdasarkan data yang didapat di lapangan, tetapi
kita terbentur pada masalah keterbatasan ketersediaan sumber daya, keterbatasan
biaya, dan keterbatasan waktu. Sehingga mengharuskan kita untuk berpikir
menentuan masalah mana yang akan kita selesaikan terlebih dahulu. Salah satu
metode untuk menentukan prioritas adalah metode Delebcq atau bisa disebut juga
Nominal Group Technique (NGT). Nominal Grup Technique merupakan suatu
metode terstruktur yang digunakan untuk menggali lebih dalam kontribusi setiap
peserta. (Tague, 2004).
Pada metode Delbecq, penetapan prioritas masalah dilakukan melalui
kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan
penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman
peserta tanpa mempengaruhi peserta. Dalam menentukan kriteria prosesnya
diawali dengan pembentukan kelompok yang akan mendiskusikan, merumuskan,
dan menetapkan kriteria. Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam
penetapan prioritas berdasarkan pengetahuan dan pengalaman masing-masing
anggota kelompok, saran dan pendapat para narasumber, peraturan perundang-
undangan yang berkaitan, analisa situasi, sumber informasi atau referensi lainnya.
NGT merupakan proses pencarian solusi sebuah masalah yang meliputi
proses identifikasi, pencarian solusi umum, dan penetapan keputusan. (Delbecq
dan Vande Ven, 1971) NGT adalah salah satu quality tools yang bermanfaat
dalam mengambil keputusan terbaik. Dalam quality management, metode ini
dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari mencari solusi permasalahan,
hingga memilih ide pengembangan produk baru. Sehingga, nantinya prioritas
masalah inilah yang akan ditindaklanjuti dengan rencana intervensi.
Teknik ini merupakan metode pengambilan keputusan yang digunakan
oleh berbagai macam ukuran kelompok, yang ingin mengambil keputusan dengan
cepat, seperti dengan vote, tapi ingin melibatkan/mempertimbangkan seluruh
opini anggota (berbeda dengan cara voting yang lama, dimana hanya kelompok
terbesar saja yang dipertimbangkan). Perbedaannya ada pada metode
penjumlahan, pertama tiap anggota kelompok memberikan pandangan untuk
solusi, dengan penjelasan singkat. Kemudian, duplikasi solusi dihilangkan dari
daftar seluruh solusi dan anggota kelompok melanjutkan merangking solusi
tersebut. Jumlah masing-masing solusi yang diterima kemudian ditotal dan solusi
dengan rangking total terendah (most favored/paling disukai) dipilih sebagai
keputusan akhir. Terdapat beberapa variasi dalam penggunaan teknik ini.
Misalnya, teknik ini dapat mengidentifikasi kekuatan vs area yang dibutuhkan
untuk pengembangan, dari pada hanya digunakan sebagai alternatif voting untuk
pengambilan keputusan. Selain itu, pilihan tidak selalu harus di rangking, tapi
dapat dievaluasi lebih lanjut.

2.3 Efek Nominal Group Technique


NGT telah terbukti meningkatkan satu atau lebih dimensi efektifitas dari
pengambilan keputusan kelompok. Mengharuskan individu untuk menuliskan ide-
idenya secara tenang/diam dan independen sebelum diskusi kelompok menambah
solusi yang didapat kelompok. Round-robin polling juga menghasilkan input
dalam jumlah besar dan mendorong partisipasi yang sama. Peningkatan jumlah
input yang heterogen mengarah pada pengambilan keputusan dengan mutu tinggi.
Dibandingkan dengan kelompok interaktif, kelompok NGT lebih memberikan ide-
ide yang unit, partisipasi yang lebih seimbang dari anggota kelompok,
meningkatkan perasaan pencapaian, dan kepuasan yang lebih besar dengan ide
yang bermutu dan efisiensi kelompok.

2.4 Penggunaan Nominal Group Technique


1. Saat sebagian anggota kelompok lebih vokal dibandingkan lainnya
2. Pada saat beberapa anggota kelompok merasa bahwa diam lebih baik
3. Jika mengkhawatirkan bahwa beberapa anggota kelompok tidak
berpartisipasi.
4. Saat kelompok susah mendapatkan sejumlah ide
5. Saat seluruh atau sebagian anggota kelompok merupakan anggota baru
dalam kelompok
6. Saat isu yang dibahas kontrovesi atau terjadi konflik yang memanas

2.5 Langkah Nominal Group Technique


Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah
dalam melakukan NGT sebagai berikut:
1. Nominal Group Activity (Silent Generation of Ideas in writing)
Peserta diminta untuk menuliskan masalah pada from NGP dengan tanpa suara.
Masalah boleh ditulis sebanyakbanyaknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ketua/moderator:
Peserta diminta memikirkan kembali apa yang telah selesai ditulis.
Menggunakan sanksi bagi mereka yang berbicara atau mengacaukan jalannya
proses.
Peserta yang telah selesai menulis tidak diperkenankan memengaruhi peserta
yang lain.
2. Recorded Round Robin Procedur (Round Robin Listing Of Ideas On Flip
Chart)
Ketua atau moderator akan menuliskan semua ide dari form NGP pada sebuah flip
chart (tanpa form NGT dikumpulkan). Bagi peserta yang mendapat kesempatan
menyampaikan ide, tetapi ide yang ingin disampaikan sudah disampaikan oleh
peserta lain maka peserta tersebut dapat menyatakan PAS, kemudian lanjutkan
dengan peserta berikutnya. Hal ini diulang lagi pada peserta pertama (jika masih
punya ide yang belum tersampaikan) sampai semua ide telah tertulis pada kertas
flip chart
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketua/moderator:
Pencatat tidak diperkenankan untuk mengklarifikasi, menambah, atau
mengurangi ide peserta. Hindarkan diskusi setiap ide yang ditulis.
Peserta diperkenankan engacungkan tangan apabila ada duplikasi ide.
3. Diskusi (Serial Discussion Of Ideas)
Tahap ini merupakan kesempatan bagi peserta untuk mendiskusikan ide-ide yang
telah ditulis pada kertas flip chart, dengan pedoman diskusi sebagai berikut:
Peserta diminta mendiskusikan ide-ide yang telah ditulis untuk mengklarifikasi
(minta penjelasan maksud dari ide). Ketua/moderator meminta peserta yang
menyampaikan ide tersebut memberikan penjelasan tanpa ada argumentasi.
Hindarkan penggabungan atau penghilangan salah satu ide.
Ide yang luas atau abstrak dirumuskan untuk menjadi lebih spesifik
4. Voting Priority
a. Listing dan penentuan ranking
Setiap peserta diminta membuat daftar ide-ide yang paling penting dari yang ada
pada kertas
Kemudian kertas dikumpulkan, diserahkan pada pencatat dan dituliskan pada
kertas flip chart.
Hasil yang diharapkan adalah mempertajam fokus masalah, sehingga
mempermudah dalam penyusunan prioritas, jumlah ide yang perlu disusun
menurut urutan pentingnya masalah sudah dapat ditentukan atas dasar
kesepakatan bersama
b. Penetuan ranking kedua
Dari prioritas ide yang telah didapatkan, dapat dilanjutkan dengan meminta
peserta melakukan ranking ulang terhadap ketiga prioritas ide tersebut. ide yang
penting diberi nilai terendah (nilai 1) dan ide yang tidak penting diberi nilai
tertinggi (nilai 3), sesuai dengan jumlah ide yang akan disusun menurut
prioritasnya.
Kumpulkan hasinya, dan tulis pada kertas flip chart dan sajikan hasil akhir NGP
yang berupa urutan prioritas.
5. Diskusi Hasil (Discussion of Vote)
Mendiskusikan hasil prioritas yang telah dilakukan untuk mendapatkan komentar,
masukan untuk mencapai kesepakatan bersama. Apabila ada yang masih belum
puas maka tahap 4 bisa diulang kembali pada tahap 6. Apabila urutan prioritas
sudah disepakati, maka proses NGP selesai dan hasil kesepakatan tersebut
menjadi keputusan final.
6. Silent Rerank and Rate of Priorities
Tahap ini digunakan apabila hasil pada tahap 5 masih belum mendapatkan
kesepakatan. Urutan prioritas tahap ini adalah final.

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan:


1) Indentifikasi dan menginventarisasi kriteria.
Setiap anggota mengidentifikasi dan menginventarisasi kriteria
berdasarkan serius-nya permasalahan menurut pendapat anggota masing-
masing.
Contoh beberapa kriteria persoalan / masalah kesehatan:
a. Masalah kesehatan dengan kemampuan menyebar yang tinggi
b. Masalah kesehatan yang mengenai daerah luas.
c. Masalah kesehatan yang mengakibatkan penderitaan lama.
d. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
e. Masalah kesehatan yang dapat mengurangi penghasilan.
f. Masalah kesehatan yang mengakibatkan cacat.
g. Masalah kesehatan yang mengenai golongan umur penduduk tertentu.
h. Masalah kesehatan yang mempunyai kecenderungan meningkat.
i. Masalah kesehatan yang mempengaruhi produktivitas kerja.
j. Masalah kesehatan yang diproritaskan di daerah tertentu.
k. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan, kedokteran yang tersendiri.
l. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan.

Kriteria yang telah disusun ini dapat digunakan untuk menetapkan skor
dengan metode Delbecq untuk menetapkan skor dengan metode delbecq atau
metode dengan pembobotan dan sebagainya.
Setelah menetapkan pembobotan, tahap selanjutnya adalah menentukan skor
permasalah yang dihadapi atas dasar kriteria yang telah ditentukan. Dengan
menentukan skor dari setiap kriteria dapat diketahui nilai skor total bagi setiap
masalah yang ada. Atas dasar nilai skor total inilah diperoleh urutan atau prioritas
masalah kesehatan. Masing-masing kelompok memberi nilai (antara 1-10)
terhadap seluruh masalah kesehatan yang ditemukan.
Selanjutnya masing-masing anggota menuliskan hasil nilai skornya pada flip
chart. Dengan menjumlahkan hasil nilai skor seluruh anggota kelompok didapat
prioritas masalah.
Tekhnik pemberian bobot (antara 1-10) dapat dilihat pada kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Besar masalah : besarnya masalah kesehatan yang ditemukan akibat terkena
dampak dari masalah tersebut.
b. Kegawatan masalah : kecenderungan tingginya pengaruh dari masalah
kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat setempat.
c. Ketersediaan dana atau biaya : jumlah atau besar dana yang diperlukan untuk
mengatasi masalah kesehatan terkait dengan besar anggaran yang dikeluarkan
untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Kemudahan : tingkat kemudahan dalam penanganannya.
2) Mengkaji dan mengevaluasi kriteria
Seluruh kriteria dari masing-masing anggota dituliskan dipapan atau flip chart.
Kemudian dikaji ulang dan dikelompok-kelompokkan, kriteria yang sama (hampir
sama maksudnya) digabung. Tujuan dari langkah ini adalah untuk klasifikasi
masing-masing kriteria. Jumlah kriteria dapat ditambah atau dikurangi kalau
dirasa perlu. Diskusi pada langkah ini diakhiri setelah semua jelas, disepakati dan
disetujui kelompok.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode Delbecq
Kelebihan menggunakan metode Delbecq:
1. Banyak ide yang dihasilkan. Setiap peserta yang mengikuti diberi kesempatan
untuk menuliskan idenya dalam kertas. Hal itu membuat ide yang dihasilkan akan
semakin banyak daripada peserta mengemukakan secara langsung.
2. Berguna untuk mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi solusi dan
menetapkan prioritas. 5 rangkaian metode ini bermanfaat untuk mengidentifikasi
semua masalah yang ada. Setiap peserta akan menyampaikan setiap masalah yang
mereka hadapi dalam secarik kertas. Berdasdarkan hasil tersebut dapat dilakukan
identifikasi masalah yang ada. Selanjutnya peserta dapat diintruksikan untuk
menulis solusi yang mungkin dapat dilakukan untuk masalah yang ada sesuai
dengan pendapatnya sendiri. Lau menetapkan suatu prioritas melalui kesepakatan
bersama. Prioritas yang dihasilkan akan dapat mencerminkan apa yang benar
terjadi dalam masyarakat.
3. Mendorong semua orang untuk berkontribusi dan mencegah orang dari
mendominasi diskusi. Setiap peserta diberikan porsi yang sama, sehingga tidak
ada pihak ynag mendominasi dalam kegiatan ini.
4. Menganggap setiap peserta adalah sama.
5. Melibatkan setiap anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan.
6. Setiap orang yang berbeda menunjukkan berbagai perspektif dan prioritas yang
berbeda. Setiap peserta yang terlibat mempunyai latar belakang yang berbeda
beda, baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun sosial dan budaya. Perbedaan
latar belakang membuat pola pikir dan presepsi setiap orang berbeda. Hal inilah
yang akan dapat memperkaya maslah yang muncul maupun solusi yang
ditawarkan.
7. Melibatkan setiap peserta untuk menulis setiap gagasan yang mereka miliki.
8. Membutuhkan hanya satu fasilitator terampil. Dalam metode ini hanya
membutuhkan satu orang yang memipin diskusi sekaligus memberikan instruksi.
Fasilitator bertanggungjawab atas keberlangsungan kegiatan.

Kekurangan menggunakan metode Delbecq:


1. Mengasumsikan setiap peserta bisa membaca dan menulis. Asumsi setiap
peserta bisa membaca dan menulis bukanlah suatu keputusan yang tepat. Setiap
orang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, apalagi jika Delbecq
dilakukan di masyarakat desa.
2. Anggota kelompok harus membuat diri mereka tersedia untuk waktu yang
diperlukan. Delbecq dengan mekanisme yang sudah ditentukan membutuhkan
waktu yang relatif lama.
3. Ide-ide dapat sakit informasi atau tidak praktis Setiap peserta harus mempunyai
ide yang realistis dengan kondisi disekitar mereka. Terkadang muncul berbagai
ide yang bagus tapi tidak realistis untuk diterapkan dilingkungan mereka.
4. Tidak semua peserta akan menerima apa yang menjadi kesepakatan dalam
metode Delbecq.

Você também pode gostar