Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Fitri Apriliana3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Surakarta-57102
Fitriaprilliana125@yahoo.com 3,Jl.Nanas rt 02 rw 10 Driyan Siswodipuran Boyolali
ABSTRACT
This research aims to test and analyze, is the size of the company, the growth and the profitability of the
company have an effect on to Coefficient profit response (ERC) in manufacturing companies listed in
the Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia (BEI)).
Types of this research is quantitative research. That the uses of data in this research is secondary data.
The choise of the samples will be done by purposive sampling. This Research using samples as many as
97 companies listed in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia (BEI)) in the period 2009-
2011. So the whole samples were 237.The method of analysis that had been used in this research is
double multiple regression. Before the regression analysis done we did aclassic assumption test to
produce a valid model parameter value estimator.
Any partial solution (test t) that the size of the company that is proxied by LnASET have a significant
impact to Profit Coefficient Response. This can be seen from the significance probability of the
company Size: 0.042 under 0.05, it means that if the size of the company higher then the Profit
Coefficient Response is getting higher too. The company's growth that is proxied with PBV not had an
effect on Profit Coefficient response. This can be seen from the significance PBV probability of 0.242
above 0.05. Profitability of the company tha is proxied by ROA have a significant impact to Profit
Coefficient response. This can be seen from the significance probability of the growth of the company of
0.002 under 0.05, it means that the higher profitability of the company than Profit Response Coefficient
is getting higher too.
Key words: Profit Coefficient Response (ERC), the size, the growth, and profitability of the company.
175
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Reaksi pasar ditujukkan dengan adanya berpengaruhi terhadap koefisien respon laba,
perubahan harga pasar (return saham) perusahaan pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap Koefisien
tertentu yang cukup mencolok pada saat pengumuman Respon Laba, Default risk berpengaruh signifikan
laba. Yang dimaksud mencolok adalah terdapat negatif terhadap Koefisien Respon Laba. Serta memiliki
perbedaan yang cukup besar retrun yang terjadi (actual arah negatif. Hal ini dikarenakan rentang waktu yang
retrun) dengan retrun harapan (expected retrun). digunakan dalam penelitian adalah dalam jangka pendek
Dengan kata lain, terjadi retrun kejutan atau abnormal dan merupakan fungsi balik dari Koefisien Respon
(unexpected atau abnormal retrun) pada saat Laba, Risiko beta berpengaruh signifikan negatif
pengumuman laba. (Suwardjono, 2012: 491) terhadap Koefisien Respon Laba, Besaran perusahaan
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi tidak berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba,
kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang Sedangkan hasil pengujian secara simultan
terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba menunjukkan bahwa presistensi laba, pertumbuhan laba,
yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Ada besaran perusahaan, risiko beta dan default risk secara
beberapa daya tarik pasar modal. Pertama, diharapkan bersama-sama berpengaruh terhadap Koefisien Reapon
pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif Laba dengan nilai sig. lebih kecil dari 0,05 atau sebesar
penghimpunan dana selain sistem perbankan. Kedua, 0,000. Adapun besarnya adjusted R square
pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai menunjukkan bahwa Koefisien Respon Laba
berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi dipengaruhi presistensi laba, pertumbuhan laba,
risiko mereka. (Hunan, 1996: 3-4). leverage, risiko beta dan besaran perusahaan sebesar
Penelitian ini berfokus pada pengujian koefisien 59% sedangkan sisanya 41% dipengaruhi oleh faktor
yang berhubungan dengan informasi laba akuntansi. atau variabel lain yang tidak diujikan dalam penelitian
Koefisien ini mengukur respon harga saham terhadap ini.
informasi yang terkandung dalam laba akuntansi. Penelitian Setyaningtyas (2009) yang berjudul
Penelitian-penelitian yang menguji koefisien laba atau Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Dan Siklus
Earning Response Coefficient (ERC) menemukan bahwa Hidup Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba
ERC bervariasi secara cross-section. Variasi tersebut (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEJ periode
dapat dijelaskan oleh beberapa faktor seperti ukuran 2002-2006) menyatakan pengujian profitabilitas sebagai
perusahaan, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan. variabel kontrol menghasilkan hubungan positif dan
(Naimah dan Siddharta U., 2006). Koefisien Respon signifikan terhadap Koefisien Respon Laba. Dalam
Laba (Earning Response Coefficient) menurut Cho dan penelitian Indra, et al. (2011) yang berjudul Analisis
Jung (1991) adalah koefisien respon laba didefinisikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earning Respons
sebagai efek setiap dolar unexpected earning terhadap Coefficient (ERC) Studi Pada Perusahaan Property Dan
return saham, dan biasanya diukur dengan slope Real Estate Yang Terdaftar Di BEI menyatakan secara
koefisien dalam regresi abnormal retrun saham dan empiris terdapat pengaruh yang signifikan antara
unexpected earning. variabel independen faktor meliputi leverage, beta,
Sejumlah penelitian yang melakukan analisis market to book value ratio, serta from size terhadap
terhadap koefisien respon laba di antaranya adalah: kualitas laba secara bersama-sama pada perusahaan
Penelitian Arfan dan Ira A., 2008 yang berjudul property yang listing di BEI pada tahun 2004-2008.
Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Penelitian Diantimala yang berjudul Pengaruh
Perusahaan Terhadap Keofisien Respon Laba Pada Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan dan Default
Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, yang Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC),
menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan menyimpulkan bahwa secara parsial menunjukkan
perusahaan, dan profitabilitas perusahaan sebagai bahwa akuntansi konservatif berpengaruh negatif
variabel dependen, menyatakan bahwa Ukuran, signifikan terhadap Koefisien Respon Laba. Untuk
Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan secara variabel kedua yaitu ukuran perusahaan, diperoleh hasil
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
Koefisien Respon Laba pada Emiten Manufaktur di signifikan terhadap Koefisien Respon Laba. Hasil uji t
Bursa Efek Jakarta, Sedangkan secara parsial hanya untuk variabel default risk, menyatakan bahwa default
Pertumbuhan Perusahaan mempunyai pengaruh yang risk mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
signifikan terhadap Koefisien Respon Laba, sedangkan Koefisien Respon Laba.
Ukuran dan Profitabilitas perusahaan tidak mempunyai Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu,
pengaruh yang signifikan terhadap Koefisien Repon penulis mencoba menganalisis pengaruh Ukuran,
Laba pada Emiten Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan terhadap
Penelitian Erkasi (2009) dengan penelitiannya Koefisien Respon Laba. Tujuan dari penelitian ini
mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi adalah menguji dan menganalisis apakah Ukuran,
Koefisien Respon Laba Pada Saham-Saham Syariah Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan
(Studi Empiris Pada Daftar Efek Syariah BEI), berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba.
penelitian ini menggunakan Presistensi laba, Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
pertumbuhan laba, besaran perusahaan, risiko beta dan sebelumnya yaitu penelitian Arfan dan Ira A. (2008),
leverage sebagai variabel independen. Penelitian Naimah dan Siddharta U. (2006) dan Setyaningtyas
tersebut menunjukkan bahwa Presistensi laba (2009). Namun pada penelitian ini terdapat perbedaan.
176
Erma Setiawati dan Nursiam
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang diatur oleh BAPEPEM dan sesuai dengan Standar
yang dilakukan oleh Arfan dan Ira A. (2008) adalah Akuntansi Keuangan. Penerbitannya harus dilakukan
bahwa penelitian ini menggunakan data seluruh secara tepat waktu agar investor tidak terlambat dalam
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek mengambil keputusan beli atau jual saham setelah
Indonesia (BEI) tahun 2009-2011, sedangkan Arfan dan menganalisis laporan keuangan.
Ira A. (2008) menggunakan data pada Emiten
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003- 2.1.1.Tujuan Laporan Keuangan
2005. Variabel Independen penelitian ini meliputi: Menurut SAK No. 1, tujuan laporan keuangan
Ukuran, Pertumbuhan dan Profitabilitas Perusahaan dan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
variabel dependen yang digunakan adalah Koefisien keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
Respon Laba (ERC). suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
Motivasi dilakukan penelitian ini adalah untuk pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
mengetahui apakah Ukuran, Pertumbuhan, dan Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
Profitabilitas Perusahaan berpengaruh terhadap memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna.
Koefisien Respon Laba. Sedangkan kontribusi dari
penelitian ini adalah memberikan informasi bagi pihak 2.2.Teori Pasar Efisien
internal dan eksternal perusahaan mengenai pengaruh Menurut Jogiyanto (2010: 517-522) di dalam
Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan pasar yang kompetitif, harga equilibrium suatu aktiva
terhadap Koefisien Kespon Laba, oleh karena itu penulis ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan
mengambil judul dalam penelitian ini dengan judul : agregrat. Pasar efisien adalah bagaimana suatu pasar
Analisis Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga
dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting.
Respon Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya
(BEI) untuk Tahun 2009-2011) mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi
seperti ini disebut dengan pasar efisien. Dengan
1.1. Rumusan Masalah demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang
Berdasarkan latar belakang diatas, Maka dapat menjelaskan tentang keadaan equilibrium dengan
disimpulkan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan
berikut : bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju ke
1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap posisi equilibrium yang baru. Efisiensi pasar seperti ini
Koefisien Respon Laba? disebut dengan efisiensi pasar secara informasi
2. Apakah Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh (informationally efficient market) yaitu bagaimana pasar
terhadap Koefisien Respon Laba? bereaksi terhadap informasi yang tersedia.
3. Apakah Profitabilitas Perusahaan berpangaruh
terhadap Koefisien Respon Laba? Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak
memberikan abnormal return kepada pasar. Adapun
1.2. Tujuan Penelitian hubungannya sebagai berikut
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan disini
adalah sebagai berikut :
1. Menguji dan menganalisis pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba.
2. Menguji dan menganalisis pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba.
3. Menguji dan menganalisis pengaruh Profitabilitas
Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba.
Pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk dan risiko perusahaan (risk) juga menjelaskan besarnya
setengah kuat seharusnya dilakukan setelah pengujian abnormal return yang terjadi.
kandungan Menurut Setyaningtyas (2009) Secara teoritis,
koefisien respon laba dibagi menjadi dua kategori: 1.
informasi dan selengkapnya dapat dilihat dalam di Model yang berdasar pada pengukuran informasi
gambar berikut ini : ekonomi, 2. Model yang berdasar pada pengukuran laba
time-series. Model pengestimasian Koefisien Respon
Laba telah banyak dilakukan peneliti dengan regresi
linier, yang dalam sejumlah literatur akuntansi, regresi
harga saham terhadap sejumlah explanatory variables
disebut price model, sedangkan regresi dari perubahan
harga saham terhadap sejumlah explanatory variables
disebut retrun model.
Menurut Daud dan Nur A.S., (2008) yang
melakukan penelitian atas pengaruh corporate social
responsibility disclosure, timeliness, dan debt to equity
ratio terhadap earnig response coefficient. Pada
Gambar II. 2 Efisiensi Pasar Secara penelitian ini menemukan bahwa Koefisien Respon
Laba mempunyai hubungan yang lemah dengan faktor-
faktor corporate social responsibility disclosure,
.2.5.Koefisien Respon Laba (Earning Response timeliness, dan debt to equity ratio. Namun setelah di uji
Coefficient) secara parsial variabel timeliness berpengaruh positif
Menurut Suwardjono (2013: 458-464) laba terhadap Koefisien Respon Laba.
didefinisikan sebagai perubahan atau kenaikan ekuitas Menurut Setiati dan Kusuma (2004) yang melakukan
atau aset bersih atau kemakmuran bersih pemilik analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
(pemegang saham) dalam suatu periode yang berasal Koefisien Respon Laba pada perusahaan bertumbuh dan
dari transaksi operasi dan bukan transaksi modal tak tumbuh. Dalam studi penelitiannya menggunakan
(setoran dari dan distribusi ke pemilik). Laba periode variabel beta, presistensi laba, prediktabilitas laba,
dimaknai sebagai informasi tentang kinerja masa lalu pertumbuhan, leverage, size sebagai variabel
yang meliputi daya melaba (earning power), independen.
akuntabilitas, dan efisiensi. Kinerja perusahaan Penelitian mengenai Koefisien Respon Laba telah
merupakan manifestasi dari kinerja manajemen sehingga banyak dilakukan di Indonesia, misalnya penelitian yang
laba dapat pula diinterpretasi sebagai pengukur dilakukan oleh Suaryana (2010) yang melakukan studi
keefektifan dan keefisienan manajemen dalam mengenai pengaruh konservatisme laba terhadap
mengelola sumber daya yang dipercayakan kepada Koefisien Respon Laba. Hasil penelitian tersebut
manajemen. Kebermanfaatan laba dapat diukur dari menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan
hubungan antara laba dan harga saham. Bahwa laba akuntansi konsevatif memiliki daya prediksi laba yang
merupakan prediktor aliran kas ke investor. Aliran kas lebih buruk daripada perusahaan yang tidak menerapkan
masa depan ke investor digunakan untuk menentukan akuntansi konservatif, ERC perusahaan yang
apa yang disebut nilai sekuritas atau saham. Laba menerapkan akuntansi konservatif lebih rendah daripada
mempunyai kandungan informasi yang penting bagi tidak menerapkan akuntansi konservatif. Penerapan
pasar modal. Sementara itu, investor berusaha untuk akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang
mencari informasi untuk memprediksi laba yang akan berfluktuasi dan prediktibilitas dalam memprediksi laba
diumumkan atas dasar data yang tersedia secara publik. masa depan sehingga ERC yang dihasilkan akan rendah.
Oleh karena itu, informasi laba sangat diharapkan para Penelitian Diantimala yang berjudul Pengaruh
analis untuk menangkap informasi privat atau dalam Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan dan Default
yang dikandungnya dan untuk mengkonfirmasi laba Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC),
harapan investor. menyimpulkan bahwa secara parsial menunjukkan
bahwa akuntansi konservatif benpengaruh negatif
CARi = 0 + 1 EPSi + e signifikan terhadap Koefisien Respon Laba. Untuk
variabel kedua yaitu Ukuran Perusahaan, diperoleh hasil
Koefisien regresi 1 menunjukkan koefisien respon bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif
laba terhadap return abnormal (earning response signifikan terhadap Koefisien Respon Laba. Hasil uji t
coefficient atau ERC). Jika koefisien 1 ini signifikan, untuk variabel default risk, menyatakan bahwa default
dapat diartikan bahwa tidak hanya pengumuman risk mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
perubahan laba saja yang menimbulkan Koefisien Respon Laba.
abnormal return, tetapi juga besarnya dari perubahan
laba tersebut mempengaruhi besarnya abnormal return. 2.6.Ukuran Perusahaan
Beberapa studi juga melihat apakah variabel-variabel Perusahaan besar mempunyai perbedaan modal kerja
spesifik perusahaan yang lainnya, seperti ukuran yang mencolok dibandingkan dengan perusahaan kecil.
perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth) Perusahaan besar dengan banyak sumber dana mungkin
178
Erma Setiawati dan Nursiam
membutuhkan modal kerja yang lebih kecil memberikan jawaban akhir tentang efektivitas
dibandingkan dengan total aktiva atau penjualan. Sawir manajemen perusahaan, rasio ini memberikan gambaran
(2005:137) tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.
Menurut Naimah dan Siddharta U., (2006), pada Rasio Profitabilitas yang umum digunakan adalah :
perusahaan besar tersedia banyak informasi non- 1) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin):
akuntansi sepanjang tahun. Informasi tersebut digunakan Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga
oleh investor sebagai alat untuk menginterpretasikan pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
laporan keuangan dengan lebih baik, sehingga dapat kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
dijadikan alat untuk memprediksi arus kas dan efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per
mengurangi ketidakpastian. Pada saat pengumuman unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut
laba, informasi laba akan direspon positif oleh investor. sensitif terhadap pesaingnya.
2) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
2.7.Pertumbuhan Perusahaan Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
Pertumbuhan laba adalah variabel yang penjualan.
menjelaskan prospek pertumbuhan di masa 3) Daya Laba Dasar (Basic Earning Power) atau
mendatang.Perusahaan yang terus-menerus tumbuh, Rentabilitas Ekonomi
dengan mudah menarik modal, dan ini merupakan Daya dasar laba mencoba mengukur efektivitas
sumber pertumbuhan. Informasi laba pada perusahaan- perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber
perusahaan ini akan direspon oleh pemodal. dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomis
Menurut Collins dan Khotari (1989), perusahaan.
Pertumbuhan dan Koefisien Respon laba mempunyai Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi
hubungan positif. Perusahaan bertumbuh akan tergantung dari :
mempunyai Koefisien Respon Laba yang lebih tinggi, - Operating Profit Margin, yaitu perbandingan
karena perusahaan tersebut mempunyai kesempatan antara laba usaha dan penjualan.
memperoleh laba di masa akan datang lebih tinggi. - Perputaran Aktiva (Assets Trunover), yaitu
Kandungan informasi laba tersebut merupakan berita kecepatan berputar total asset dalam suatu
baik sehingga dapat meningkatkan respon pasar. periode tertentu.
Pertumbuhan perusahaaan dapat diukur dengan Rentabilitas Ekonomis dapat ditentukan dengan
beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan mengalikan operating profit margin dengan total assets
penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat turnover.
pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran 4) Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA
perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan (Retrun on Asset) :
melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan Untuk menghitung ROA, ada yang ingin
melakukan pengukuran laba operasi, maka dapat melihat menambah bunga setelah pajak dalam pembilang dari
aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam rasio tersebut. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa
pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan
berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran
bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian
adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. kepada kedua penanam modal itu. ROA sering
disamakan dengan ROI
2.8.Profitabilitas Perusahaan 5) Hasil Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE
Menurut Riyanto (1995: 35) Profitabilitas (Retrun on Equity)
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif,
Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
tertentu umumnya dirumuskan sebagai L/M x 100%, perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal
dimana L adalah laba yang diperoleh selama periode sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas
tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang usaha.
menghasilkan laba tertentu. Profitabilitas merupakan
hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan 2.9. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa koefisien respon laba.
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Besaran perusahaan sebenarnya merupakan proksi
keuntungan. asset). Operating Asset adalah semua dari keinformatifan harga. Perusahaan dengan ukuran
aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva- yang lebih besar memiliki inisiatif untuk
aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau mengungkapkan lebih banyak informasi bila
usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya lebih
pokok perusahaan. kecil. Konsekuensinya, semakin informatif harga saham
Menurut Sawir (2005:17-20), Profitabilitas maka semakin kecil pula muatan informasi current
merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan earnings. (Setyaningtyas, 2009). Semakin banyak
dan keputusan manajemen. Rasio Profitabilitas akan ketersediaan sumber informasi pada perusahaan besar,
179
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang. Ukuran perusahaan pada masa yang akan datang dan perusahaan
perusahaan akan memberikan sinyal terhadap perolehan yang mengalami pertumbuhan tinggi, pengaruh laba
laba yang juga sebagai representasi kandungan aktiva akuntansi terhadap harga saham akan lebih besar
yang dimiliki perusahaan. dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami
Hasil penelitian Naimah dan Siddharta U. (2006) pertumbuhan rendah.
menunjukkan bahwa Koefisien Respon Laba pada Pertumbuhan diprediksikan berhubungan positif
perusahaan kecil adalah 0.837, dan pada perusahaan dengan Koefisien Repon Laba (Arfan dan Ira A., 2008).
besar Koefisien Respon Laba meningkat menjadi 1.677. Arfan dan Ira A., (2008) menunjukkan bahwa secara
Dengan demikian hipotesis 2.1.1 dapat diterima, di parsial variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai
mana pengaruh laba terhadap harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Koefisien Respon
perbedaan yang signifikan antara perusahaan kecil dan Laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
perusahaan besar. Penelitian Arfan dan Ira A., (2008) yang dilakukan oleh Collins dan Kothari (1989) serta
menyimpulkan, dengan demikian hasil perhitungan Naimah dan Siddharta U., (2006) yang menemukan
statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel bahwa pertumbuhan perusahaan mempengaruhi
ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang Koefisien Respon Laba.
signifikan terhadap koefisien respon laba. Menurut Sari (2005) yang melakukan studi
Penelitian Setyaningtyas (2009) menunjukkan tentang pengaruh ketidaktepatanwaktuan penyampaian
bahwa, hasil pengujian hipotesis kelima dalam laporan keuangan dan spesialisasi industri auditor
penelitiannya, dengan uji regresi menunjukkan ukuran terhadap koefisien respon laba, penelitian ini
perusahaan berhubungan negatif dan tidak signifikan menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
terhadap Koefisien Respon Laba. Hasil pengujian ini berpengaruh secara signifikan terhadap koefisien respon
bertolak belakang dengan sejumlah penelitian laba. Dan penelitian Sundari (2011) tentang Pengaruh
sebelumnya, dimana seringkali reaksi pasar justru positif Tanggung Jawab Sosial Korporat Terhadap Koefisien
terhadap ukuran perusahaan, karena perusahaan besar Respon Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa
dianggap memiliki informasi yang lebih baik banyak Efek Indonesia yang menggunakan variabel
dibandingkan dengan perusahaan kecil, yang pertumbuhan perusahaan sebagai variabel kontrol
konsekuensinya semakin informatif harga saham maka menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
akan semakin kecil pula muatan informasi current berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba.
earning, (Mayangsari, 2004 dalam Setyaningtyas, 2009). Berdasarkan uraian di atas hipotesis kedua yang akan di
Hubungan yang negatif mungkin dikarenakan semakin uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
tinggi tingkat keinformatifan harga saham, maka H2: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh
kandungan informasi dari laba akuntansi semakin terhadap koefisien respon laba.
berkurang. Oleh sebab itulah, Koefisien Respon Laba
justru semakin rendah ketika ukuran perusahaan atau 2.11.Pengaruh profitabilitas perusahaan
keinformatifan harga saham meningkat. terhadap Koefisien Respon Laba (ERC)
Dan Penelitian Sari (2005) melakukan studi Profitabilitas berkaitan dengan reaksi pasar atas
tentang pengaruh ketidaktepatanwaktuan penyampaian laba perusahaan. Rasio profitabilitas dapat mengukur
laporan keuangan dan spesialisasi industri auditor efektifitas kinerja perusahaan dan menunjukkan
terhadap Koefisien Respon Laba, penelitian ini kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak selama periode tertentu. Profitabilitas sangat penting
berpengaruh secara signifikan terhadap Koefisien diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi
Respon Laba. yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan
Penelitian Susanto (2012) tentang Detreminasi mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat
Koefisien Respon Laba menunjukkan bahwa ukuran yang disyaratkan investor. Perusahaan dengan
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas tinggi juga mempunyai Koefisien Respon
Koefisien Respon Laba Laba yang besar dibandingkan dengan perusahaan
Berdasarkan uraian di atas hipotesis pertama dengan profitabilitas rendah.
yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai Menurut penelitian Naimah dan Siddarta U.,
berikut: (2006) yang menunjukkan bahwa koefisien Respon
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Laba pada perusahaan yang memiliki profitabilitas
koefisien respon laba. rendah secara statistik tidak signifikan dan pada
perusahaan yang mengalami pertumbuhan tinggi
2.10. Pengaruhpertumbuhan perusahaan meningkat sebesar 1.423. Penelitian ini berhasil
terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) menerima hipotesis yang menyatakan bahwa pada
Pertumbuhan diprediksikan berhubungan positif perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, pengaruh
dengan Koefisien Respon Laba, perusahaan yang laba akuntansi terhadap harga saham akan lebih besar
memiliki kesempatan tumbuh yang lebih besar akan dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami
memiliki Koefisien Respon Laba yang tinggi. Kondisi pertumbuhan rendah. Penelitian Arfan dan Ira A., (2008)
tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan menyimpulkan, berdasarkan hasil perhitungan statistik
bertumbuh perusahaan maka semakin tinggi kesempatan menunjukkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas
perusahaan mendapatkan laba yang diperoleh
180
Erma Setiawati dan Nursiam
perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan Respon Laba, sedangkan variabel independen terdiri dari
terhadap Koefisien Respon Laba. ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan.
Menurut penelitian Setyaningtyas (2009) Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran,
menunjukkan bahwa, hasil pengujian hipotesis ketujuh pertumbuhan, dan profitabilitas berpengaruhi terhadap
dalam penelitiannya, dengan uji regresi menunjukkan Koefisien Respon Laba. Pengujian yang dilakukan
profitabilitas berhubungan positif signifikan terhadap dalam penelitian yaitu pengujian hipotesis. Untuk
Koefisien Respon Laba. Profitabilitas menggambarkan melakukan keputusan menerima atau menolak hipotesis
sejauh mana kemampuan asset yang dimiliki perusahaan yang diajukan, maka perlu dilakukan pengujian secara
dalam menghasilkan laba. Pada kondisi inflasi, aset statistik. Dan untuk melihat pengaruh variabel
perusahaan bernilai lebih rendah begitu juga dengan independen terhadap variabel dependen secara bersama-
profitabilitasnya. Hal ini justru direspon positif oleh sama digunakan uji F. Pemilihan sampel dalam
investor high risk averse. Hal ini terjadi karena penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
optimisme investor high risk averse dengan penilaian Sedangkan untuk menguji dan menganalisis variabel-
yang komprehensif atas nilai-nilai saham yang variabel independen terhadap veriabel dependen, dalam
undervalue pada saat inflasi akan memberikan retrun penelitian ini digunakan pooled data selama 3 tahun
yang baik dalam jangka panjang. pengamatan (2009 sampai dengan 2011).
Berdasarkan uraian di atas hipotesis ketiga yang
akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan
H3 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap Sampel
koefisien respon laba. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Manufaktur yang sudah terdaftar di BEI tahun 2009-
2.11. Kerangka Pemikiran dan 2011. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
Pengembangan Hipotesis menggunakan metode purposive sampling, Kriteria
Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang pemilihan sampel yang ditentukan adalah sebagai
relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi. berikut:
(Sekaran, 2006:127). Penelitian ini menggunakan 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar sebagai
ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan perusahaan go public di BEI selama tahun 2009-
sebagai variabel independen, dan Koefisien Respon 2011.
Laba sebagai variabel dependen. Kerangka pemikiran 2. Perusahaan Manufaktur yang memiliki nilai PBV
dalam penelitian ini yaitu: positif selama tahun penelitian.
3. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laba
positif dan nilai ROA positif selama tahun
Variable Inependen Variable Dependen penelitian dari tahun 2008-2011.
4. Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan
Ukuran Perusahaan Laporan Keuangan selama tahun penelitian.
5. Perusahaan Manufaktur yang menggunakan
Koefisien satuan mata uang rupiah.
Pertumbuhan Respon Laba
3.4. Metode Pengumpulan Data
Profitabilitas Data diperlukan untuk menjawab masalah riset
atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. (Lubis,
Gambar II. 3 Kerangka Pemikiran 2010: 174). Metode pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian berupa
3. METODE PENELITIAN dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara melihat, mencatat, menganalisis, dan
3.1.Jenis Penelitian mengevaluasi data sekunder yang diperoleh dari
Jenis penelitian ini termasuk penelitian perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Data
kuantitatif . yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Laporan
Keuangan Perusahaan dari tahun 2009-2011, return
saham harian, IHSG dan tanggal publikasi laporan
3.2. Desain Penelitian tahunan perusahaan, serta ROA dan PBV. Data tersebut
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
sebelumnya yaitu penelitian Arfan dan Ira A., (2008),
(ICMD), www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com
Naimah dan Siddharta U., (2006) dan Setyaningtyas
(2009). Variabel yang digunakan dalam penelitian sama
3.4. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
dengan penelitian Arfan dan Ira A., (2008) namun
Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah
periode yang digunakan berbeda. Variabel yang
sebagai berikut :
digunakan terdiri dari, variabel terikat (dependen
variabel) dan variabel bebas (independen variabel).
Variabel dependen dalam penelitian adalah Koefisien
181
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
182
Erma Setiawati dan Nursiam
183
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
184
Erma Setiawati dan Nursiam
hitung (d) yang diperoleh dari hasil pengujian akan Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2014
dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan Berdasarkan hasil olahan data diatas, maka terbentuk
tingkat kepercayaan 5%. Jika du<d<4-du maka dapat persamaan regresi sebagai berikut :
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dan secara umum
tanda dalam pengujian autokorelasi adalah jika angka ERC = -0,128 + 0,030 LnASET 0,009 PBV 0,011
Durbin Watson dibawah -2 berarti ada autokorelasi ROA
negatif, sedangkan diantara -2 sampai +2 berarti tidak
ada korelasi dan jika diatas +2 berarti ada autokorelasi
positif. 4.5.Pembahasan
Pada hasil olahan data diatas terdapat nilai 1. Hipotesis Pertama
Durbin Watson sebesar 1,830. Pengambilan keputusan Besaran Perusahaan sebenarnya merupakan
pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang proksi dari keinformatifan harga. Perusahaan dengan
diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan ukuran yang lebih besar memiliki inisiatif untuk
du, dengan k = jumlah variabel bebas dan n = ukuran mengungkapkan lebih banyak informasi bila
sampel. Jika nilai Durbin Watson berada diantara nilai dibandingkan dengan Perusahaan yang ukurannya lebih
du hingga (4-du) berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi kecil. Konsekuensinya, semakin informatif harga saham
terpenuhi. Dalam penelitian ini karena nilai Durbin maka semakin kecil pula muatan informasi current
Watson (1,830) terletak antara du dengan 4-du, maka earnings. (Setyaningtyas, 2009). Semakin banyak
dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi ketersediaan sumber informasi pada Perusahaan besar,
tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang. Ukuran
Perusahaan akan memberikan sinyal terhadap perolehan
4.3.4.Uji Heroskedastisitas laba yang juga sebagai representasi kandungan aktiva
Pengujian asumsi heteroskedastisitas dalam yang dimiliki Perusahaan.
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Berdasarkan tabel 4.9 variabel Ukuran
Glejser. Perusahaan (LnASET) menghasilkan p-value sebesar
Berdasarkan hasil olahan data diatas diketahui 0.042 < 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran
bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala Perusahaan (LnASET) berpengaruh terhadap Koefisien
heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas Respon Laba (ERC) dan berpengaruh positif terhadap
signifikan semua variabel diatas 0,05, signifikansi ERC. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar
variabel LnASET terhadap absolut residual sebesar Ukuran Perusahaan, maka Perusahaan dianggap
0,141 > 0,05, variabel PBV terhadap absolute residual memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan
sebesar 0,083 > 0,05, sedangkan variabel ROA terhadap dengan Perusahaan kecil, yang konsekuensinya semakin
absolut residual sebesar 0,970 > 0,05 informatif harga saham maka semakin kecil muatan
informasi current earning, semakin banyak ketersediaan
4.4.Pengujian Hipotesis sumber informasi pada Perusahaan besar, akan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan meningkatkan Koefisien Respon Laba (ERC) dalam
analisis regresi berganda karena jumlah variabel jangka panjang.
independen yang digunakan untuk memprediksi variabel
dependen lebih dari satu. Analisis regresi berganda 2. Hipotesis Kedua
digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel Pertumbuhan diprediksikan berhubungan positif
independen yaitu : Ukuran Perusahaan (LnASET), dengan koefisien respon laba, Perusahaan yang memiliki
Pertumbuhan Perusahaan (PBV), dan Profitabilitas kesempatan tumbuh yang lebih besar akan memiliki
Perusahaan (ROA) berpengaruh terhadap variabel Koefisien Respon Laba (ERC) yang tinggi. Kondisi
dependen yaitu Koefisien Respon Laba (ERC). tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan
Pengujianhipotesis bertumbuh perusahaan maka semakin tinggi kesempatan
Untuk melihat bukti adanya pengaruh atau tidak dapat Perusahaan mendapatkan laba yang diperoleh
dilihat dari tabel di bawah ini : perusahaan pada masa yang akan datang dan perusahaan
yang mengalami pertumbuhan tinggi, pengaruh laba
Tabel 4.7 akuntansi terhadap harga saham akan lebih besar
Hasil Pengujian Regresi Berganda dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami
pertumbuhan rendah.
Standardi Berdasarkan tabel 4.9 variabel Pertumbuhan
zed Perusahaan menghasilkan p-value sebesar 0.242 > 0,05 .
Unstandardized Coefficien Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pertumbuhan
Coefficients ts
Perusahaan (PBV) tidak berpengaruh terhadap Koefisien
Model B Std. Error Beta T Sig. Respon Laba (ERC) dan berhubungan negatif terhadap
(Constant) -.128 .200 -.636 .525 ERC pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
ROA -.011 .003 -.252 -3.073 .002
Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini disebabkan oleh
Perusahaan yang sedang tumbuh dan memiliki laba yang
PBV -.009 .008 -.097 -1.175 .242
banyak tidak digunakan untuk ekspansi dimasa yang
LnASET .030 .015 .159 2.052 .042 akan datang namun dibagikan sebagai deviden.
185
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC),
besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar sehingga mampu digunakan untuk meningkatkan
kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin Koefisien Respon Laba (ERC) dimasamendatang
besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Dan dibandingkan dengan Perusahaan dengan profitabilitas
Hal ini juga disebabkan karena penelitian ini hanya rendah.
melihat Pertumbuhan Perusahaan dengan melihat Berdasarkan Tabel 4.9 variabel Profitabilitas
pertumbuhan penjualannya saja. Pertumbuhan Perusa- Perusahaan (ROA) menghasilkan p-value sebesar 0.002
haan dapat diukur dengan melihat pertumbuhan laba < 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa Profitabilitas
operasi Perusahaan. Dengan melakukan pengukuran Perusahaan (ROA) berpengaruh terhadap Koefisien
laba operasi dapat melihat aspek pemasaran dan juga Respon Laba (ERC), pada Perusahaan Manufaktur yang
efisiensi Perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil ini
yang dimilikinya. Dan mungkin dikarenakan kondisi konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
perekonomian saat itu yang memicu investor low risk Naimah dan Siddarta U., (2006) dan Setyaningtyas
averse melakukan penjualan saham besar-besaran (2009) yang menyatakan bahwa Profitabilitas
sehingga menurunkan harga saham secara signifikan. Perusahaan (ROA) berpengaruh terhadap Koefisien
Sehingga pertumbuhan laba yang diukur dengan rasio Respon Laba (ERC). Hal ini disebabkan karena
harga pasar dan nilai buku saham menjadi rendah. profitabilitas berkaitan dengan reaksi pasar
Sedangkan pada kondisi tersebut, investor high risk
averse justru melakukan pembelian saham. (Setyaning- 5.PENUTUP
tyas, 2009) 5.1.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis regresi
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
berganda yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
oleh Sari (2005) dan Sundari (2011) yang menyatakan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
bahwa Pertumbuhan Perusahaan (PBV) tidak berpe-
1. Hipotesis pertama, dari hasil uji parsial Ukuran
ngaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Namun
Perusahaan menghasilkan p-value sebesar 0,042,
hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
hasil tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan
oleh Arfan dan Ira A., (2008), dan Naimah dan
nilai signifikansinya (0,042 < 0,05). Hal ini berarti
Siddharta U., (2006) yang menunjukkan bahwa Pertum-
bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
buhan Perusahaan berpengaruh terhadap Koefisien
Koefisien Respon Laba (ERC). Hasil ini mendukung
Respon Laba (ERC)
penelitian dari Susanto (2012), dan Naimah dan
Siddharta U.,. (2006) yang menunjukkan bahwa
3. Hipotesis Ketiga
Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Koefisien
Profitabilitas berkaitan dengan reaksi pasar atas
Respon Laba (ERC).
laba Perusahaan. Profitabilitas sangat penting
2. Hipotesis kedua, dari hasil uji parsial Pertumbuhan
diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi
Perusahaan menghasilkan p-value sebesar 0,242,
yang akan dilakukan investor di suatu Perusahaan
hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan
mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat
nilai signifikansinya (0,242 > 0,05). Hal ini berarti
yang disyaratkan investor. Perusahaan dengan
bahwa Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh
profitabilitas tinggi juga mempunyai koefisien respon
terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Hasil ini
laba yang besar atas laba Perusahaan. Perusahaan
mendukung penelitian dari Sari (2005) dan Sundari
dengan profitabilitas tinggi juga mempunyaikoefisien
(2011) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan
respon laba yang besar dibandingkan dengan Perusahaan
Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Koefisien
dengan profitabilitas rendah. Profitabilitas menggambar-
Respon Laba (ERC).
kan sejauh mana kemampuan asset yang dimiliki
3. Hipotesis ketiga, dari hasil uji parsial Profitabilitas
Perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada kondisi
Perusahaan menghasilkan p-value sebesar 0,002,
inflasi, asset Perusahaan bernilai lebih rendah begitu
hasil tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan
juga dengan profitabilitasnya. Hal ini justru direspon
nilai signifikansinya (0,002 < 0,05). Hal ini berarti
positif oleh investor high risk averse. Hal ini terjadi
bahwa Profitabilitas Perusahaan berpengaruh
karena optimisme investor high risk averse dengan
terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Hasil ini
penilaian yang komprehensif atas nilai-nilai saham yang
mendukung penelitian dari Naimah dan Siddarta U.
undervalue pada saat inflasi akan memberikan return
(2006), dan Setyaningtyas (2009) yang menyatakan
yang baik dalam jangka panjang. (Setyaningtyas, 2009)
Namun penelitian ini tidak konsisten dengan bahwa Profitabilitas Perusahaan berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Arfan dan Ira A., (2008) terhadap Koefisien Respon Laba (ERC).
dan Susanto (2012) yang menunjukkan bahwa
Profitabilitas Perusahaan (ROA) tidak berpengaruh
terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Hal ini 5.2.Keterbatasan Penelitian
dimungkinkan karena adanya perbedaan pengukuran Dari hasil penelitian, peneliti sangat menyadari adanya
nilai Profitabilitas Perusahaan. keterbatasan dalam penelitian ini. Adapun beberapa
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besar keterbatasan yang dapat ditemukan antara lain:
kecilnya profitabilitas yang diperoleh Perusahaan
186
Erma Setiawati dan Nursiam
187
ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
litas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Setyaningtyas, Tara. Pengaruh Konservatisme Lapor-
Laba Dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas: an Keuangan Dan Siklus Hidup Perusahaan
Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Pada
Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX, Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, K-AKPM 12 Periode 2002-2006). Skripsi: Fakultas
Sari, Ratna Kartika. 2005. Pengaruh Ketidak tetap Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
waktuan Penyampaian Laporan Keuangan Dan 2009
Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Earning Suaryana, Agung. 2010. Pengaruh Konservatisme Laba
Response Coefficient. Skripsi. Fakultas Eko- Terhadap Koefisien Respons Laba. Jurusan
nomi Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Akuntansi, FakultasEkonomi,Universitas Udaya-
Soegyapranata Semarang na http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal Dan okkonservatif&erc.pdf. diakses tanggal 23
Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Desember 2013
Jakarta Sugiyono. 2009. (Metode Penelitian Pendidikan)
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan Dan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: ISBN: 979-843-71-8. Bandung: Alfabeta
PT Gramedia Pustaka Utama Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori Dan
Setia, Fita. Indra Wijaya Kusuma. 2004. Faktor-Faktor Aplikasi Dengan SPSS. Edisi 1. Yogyakarta:
Yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba ANDI Yogyakarta
Pada Perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertum- Susanto, Yulius K., (2012). Determinan Koefisien
buh. Simposium Nasional Akuntansi VII, Ikatan Respon Laba. Jurnal Akuntansi dan Manaje-
Akuntan Indonesia. Hal. 914-930 men. Vol. 23, No. 3, Desember 2012. Hal 153-
Sekaran, Uma. 2006. (Research Methods For Busines) 163
Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 1.
Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
188