Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap proses belajar bahasa setiap anak pasti akan menemukan
kesalahan dan akan timbul kesulitan apabila B1 (bahasa daerah) dan B2 (bahasa
indonesia) yang dipelajari terdapat perbedaan. Maka dari itu kami selaku
pemakalah akan membahas tentang prosedur-prosedur kesalahan berbahasa.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
3. Menjelaskan kesalahan
2
4. Kuantifikasi kesalahan
Tahap untuk melihat tingkat keseringan suatu kesalahan tersebut muncul. Dan
hasilnya bisa digunakan untuk melihat tingkat kesalahan yang dilakukan
pembelajar.
5. Mengoreksi kesalahan
Dengan adanya kesalahn-kesalahan yang ada atau yang sering terjadi maka
akan dikoreksi dan diperiksa agar dapat di ambil langkah perbaikan selanjutnya.
Tahap penyeleksian korpus terkait dengan seberapa besar atau jumlah korpus
yang akan dianalisis, media untuk mengambil sampel, dan homoginitas
pembelajar (berhubungan dengan usia pembelajar, latar belakang bahasa
pertamanya/asalnya. Tahap perkembangan bahasa pembelajar, dan lain
sebagainya).
2 Moh. Ainin, Analisis Bahasa Pembelajar Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing, (Malang:
Misykat,2010) Hlm, 74
3
bahasa sasaran. Akan tetapi setelah dilihat dari konteks pembicaraannya ternyata
bahasa yang dihasilkan itu salah ( tidak sesuai dengan maksud yang sebenarnya).
Dalam hal ini Huda (1990) memberikan contoh sebagai berikut. Seorang
pembelajar menyatakan my uncle had beautiful house. Bentuk ini sempurna,
betul, dan tidak ada penyimpangan ejaan maupun gramatikal. Namun ketika
dilihat konteks pembicaraan yang sebenarnya ternyata yang dimaksudkan adalah
pamaan saya mempunyai sebuah rumah yang bagus. Dia tidak bermaksud untuk
mengatakan pamannya mempunyai banyak rumah. Selanjutnya Huda
mengatakan bahwa pada tahap identifikasi kesilapan yang penting adalah
melakukan interpretasi apa yang dimaksud oleh pembelajar. Interpretasi itu dapat
dilakukan dengan melihat konteks munculnya wacana itu, atau dengan melakukan
dialoq dengan pembelajar.
4
Ada tahap lain yang berkaitan dengan prosedur analisis bahasa, yaitu tahap
kuantifikasi. Tahap kuantifikasi ini berkaitan dengan menentukan proporsi
kesilapan pada masing-masing aspek kebahasaan. Dari hasil kuantifikasi ini juga
dapat diketahui aspek kebahasaan mana yang paling rawan kesilapannya.
3 Ibid, hlm,75
5
Adalah Apakah pretasi
kalimat yang normal sesuai
berbentuk dengan aturan Kalimatnya
dangkal Yes bahasa target tidak
Yes 0ut
berdasarkan masuk akal istimewa
tata bahasa dalam
atau bahasa konteknya ?
target
No
No
Sentence is covertly
Kalimat itu sangat
idiosyncratic
aneh ?
C D E
Membandingkan
kalimat yang
Interpretasi Membuat
dikontruksi dengan
yang masuk revisi kalimat
Yes kalimat asli yang
akal diletakkan yang
khas, dalam hal untuk
pada kalimat terbentuk Out
menghitung kalimat
dalam konteks dengan baik
asli dan rekontruksi
dalam bahasa
berbeda.
target
No
F G
I No
Dalam kontruksi
yang mungkin
terjadi
6
Prosedur analisis yang dikemukakan oleh Corder tersebut diawali dengan
suatu pertanyaan, yaitu apakakah kalimat yang dihasilkan oleh pembelajar itu
sesuai dengan sistem grammatika bahasa sasaran (A). Apabila sesuai, pertanyaan
berikutnya adalah apakah kalimat yang dihasilkan itu sesuai sesuai dengan
konteks (B). Apabila sesuai dengan konteks, maka kalimat itu bukanlah
idiosinkratik, melainkan memang benar-benar kalimat yang sesuai dengan sistem
bahasa sasaran.
Sebaiknya, apabila belum sesuai, maka kalimat yang dihasilkan itu jelas-jelas
merupakan idionsinkratik, atau apabila sesuai dengan sistem grammatika, tetapi
belum sesuai dengan konteks, maka kalimat tersebut mendekati idiosinkratik.
Apabila demikian halya, pertanyaan berikutnya adalah dapatah dibuat
rekonstruksi plausibel kalimat tersebut sesuai dengan konteks (C). Apabila dapat,
maka kalimat tersebut perlu direkonstruksi ke dalam bahasa target yang bena (D),
selanjutnya dilakukan perbandingan antara antara kontruksi kalimat
(idionsinkratik) dengan hasil rekonstruksi plausibelnya (E).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Kesilapan diklasifikasi.
4. Kesilapan dijelaskan.
5. Kesilapan dievaluasi.
8
DAFTAR PUSTAKA