Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran Boga dasar adalah salah satu mata pelajaran yang ada di jurusan tata
boga SMK negeri 6 semarang. Tujuan diberikannya mata pelajaran boga dasar adalah
siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran , siswa dapat mensyukuri, siswa
mempunyai rasa ingin tahu dan memiliki motivasi dalam belajar kelompok. Mampu
Menganalisis garnsih makanan dan minuman berdasarkan jenis dan karakteristiknya, dan
bisa Membuat garnish makanan dan minuman.
Didalam silabus dan rpp dijelaskan bahwa kompetensi yang akan dicapai dalam mata
pelajaran ini adalah Memiliki motivasi Internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam
pembelajaran mengolah dan menyajikan makanan, Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam pembelajaran sehari hari sebagai wujud implementasi sikap kerja,
Menganalisis garnish makanan dan minuman berdasarkan jenis dan karakteristiknya,
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis garnish makanan dan minuman dengan tepat, Siswa
dapat menjelaskan karakteristik garnish makanan dan minuman dengan benar serta
membuat garnish dan mengaplikasikannya ke dalam penataan makanan dan minuman
dengan baik dan tepat.
Saat praktek pembuatan garnish untuk makanan dan minuman masih banyak ditemui
siswa yang kurang terampil dalam membuat garnish berikut dengan mengaplikasikannya
ke dalam penataan atau penyajian makanan dan minuman. Selain itu dalam pemilihan
bahan juga masih kurang tepat atau belum sesuai dengan syarat-syarat bahan yang sudah
ditentukan.
Pembelajaran tersebut diatas berangkat dari pemahaman siswa kelas X Boga I yang
kurang terhadap pembuatan garnish makanan dan minuman. Untuk itu peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas, yang biasa disebut classroom action research dengan judul
Penggunaan Metode Tutorial untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam
Pembuatan Garnish Makanan dan Minuman Siswa Kelas X Boga 1 SMK Negeri 6
Semarang hal ini penulis anggap penting untuk diangkat dan diteliti demi untuk mencari
solusi yang terbaik dalam peningkatan prestasi siswa khususnya dalam mata pelajaran
Boga Dasar.
1.2 Rumusan dan Pemecahan masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu :
1.2.1.1 Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran boga dasar dalam pembuatan
garnish makanan dan minuman menggunakan metode tutorial ?
1.2.1.2 Apakah metode tutorial dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas 10 boga
I smk negeri 6 semarang dalam pembuatan garnish makanan dan minuman ?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran dasar
boga pembuatan garnish makanan dan minuman peneliti menggunakan metode
tutorial.. Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru
kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu:
Tujuan umum: meningkatkan kualitas pembelajaran, pembuatan garnish makanan dan
minuman melalui metode tutorial pada siswa kelas X Boga I SMK Negeri 6 Semarang
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini yaitu:
1.3.1 Mengetahui pelaksanaan pembuatan garnish makanan dan minuman dengan
menggunakan metode tutorial
1.3.2 Meningkatkan keterampilan pembuatan garnish makanan dan minuman siswa kelas
X Boga I SMK Negeri 6 Semarang
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas teori
yang ada, dan dapat dimanfaatkan pada pembuatan garnish makanan dan minuman
yang terdapat dalam mata pelajaran Boga dasar
1.4.2 Manfaat secara Praktis
Manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan metode pembelajaran ini
antara lain yaitu:
1.4.2.1 Bagi Siswa
1.4.2.1.1 Perbaikan atau peningkatkan kinerja pembelajaran dan kompetensi
siswa khususnya dalam mata pelajaran dasar boga .
1.4.2.1.2 Kekreatifan siswa dalam mata pelajaran boga dasar khususnya
pembuatan garnish makanan dan minuman meningkat.

1.4.2.2 Bagi Guru


1.4.2.2.1 Guru sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran yang
bervariasi (metode tutorial), yang dapat memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran, sehingga permasalahan yang dihadapi guru dan siswa
dapat diminimalkan.
1.4.2.2.2 Profesionalisme guru lebih meningkat
1.4.2.3 Bagi lembaga
1.4.2.3.1 Sebagai masukan dan pertimbangan bagi program stuudi dalam
rangka perbaikan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga dapat
meningkatkan kualitas lembaga dan lulusannya.
1.4.2.3.2 Proses pembeljaran di Mata Pelajaan Dasar Boga, Jurusan Tata
Boga menjadi lebih variatif dan lebih berkualitas.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembuatan Garnish Makanan dan Minuman

Seni adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan melalui sebuah


kreasi entah itu berupa gerakan, rupa, nada ataupun bentuk yang mengandung nilai
dan unsur keindahan yang dapat menghipnotis seseorang menyukai hal tersebut.

Dalam dunia Masak memasak, hal yang paling di utamakan selain rasa yang
enak dari masakan tersebut adalah cara menghidangkanya, keindahan dan
keserasian hidangan akan mempengaruhi nilai tambah dari makanan tersebut.
Kedua factor tersebut sangat berpengaruh terhadap selera makan kita,sehingga
ingin segera mencicipi hidangan yang cantik nan lezat tersebut.

Garnish adalah hiasan untuk makanan berupa sesuatu berbentuk lucu dan unik
yang bertujuan untuk menunjang penampilan sekaligus menambah selera
makan,selain itu garnish juga biasanya dapat dimakan (pada umumya dapat
dimakan).

Garnish dibagi menjadi tiga jenis yaitu;

1. Simple garnish adalah garnish yang terdiri dari satu bahan atau
lebih,biasanya terbuat dari sayur-sayuran,cereal atau makanan yang
sudah jadi.
2. Composite garnish adalah garnish yang terdiri dari beberapa macam
bahan yang sesuai dengan makanan dasarnya.

Adapun sayarat-syarat dalam pembuatan garnish, yaitu:

1. Bahan yang akan dibuat garnish adalah bahan yang segar,dapat


dimakan,tidak berulat dan bersih
2. Harus mengerti jenis masakan yang akan dihias,sehingga garnish yang
akan dibuat sesuai dengan makanan yang akan dihidangkan.
3. Gunakan warna garnish yang menyolok dan menarik.
4. Alat-alat yang akan digunakan harus sesuai agar hasilanya, rapi,
indah, cantik dan menarik.
5. Mampu menambah aroma yang lezat.dll

Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat garnish makanan dan


minuman, yaitu: Tomat, Lemon, Apel, Lobak, Ketimun, Bawang, Bombay, Cabe,
Sawi,dll

Peralatan yang digunakan untuk membuat garnis Talenan,pisau lipat,gunting


kecil,pisau dapur dan lainya yang mungkin akan dibutuhkan.

Semua makanan mempunyai karakter tersendiri dan tidak bisa diperlakukan


sama satu dengan yang lainya. Penerapan garnish ini berhubungan erat dengan
sebuah seni, dimana kita membutuhkan ketelatenan dan paham dengan komposisi,
warna, tekstur dan kepekaan. Selain itu pembuatan garnish juga berpacu pada
waktu, dimana biasanya kita malah asyik membuat garnish sedangkan kita lalai
pada factor utama yaitu soal rasa masakan tersebut.

Contoh garnish dari buah dan sayur, yaitu:

1. Membuat garnish dari timun

Langkah-langkah membuat garnish dari timun :

a. Timun, usahakan yang tebal dan panjang. Pakai timun gantung, sebab
timun gantung umumnya berbentuk panjang dan bagus.
b. Tusuk gigi atau bisa juga lidi kecil/semat dari bambu, atau yang
sejenisnya
c. Garam, disini funsinya untuk melembekkan timun agar lebih lentur.
d. Pisau atau pisau filler, untuk mengupas dan mengiris
e. kupas timun dari satu sisi saja menggunakan pisau filler, dari ujung ke
pangkal.
f. iris kembali pada posisi yang sama ( posisi kupasan tadi), sehingga
akan kita peroleh hasil irisan yang panjang. Nah disini diperlukan
sedikit kehati-hatian agar irisan kita tidak sampai putus.
g. Silahkan lakukan lagi langkah diatas sebanyak-banyaknya, hingga
nanti anda mendapatkan banyak lembaran dari hasil irisan tadi.
h. kalau sudah, taruh di piring, lalu taburi sedikit garam, sambil diaduk-
aduk sebentar hingga irisan timun tadi menjadi lembek.
i. Setelah irisan timun menjadi lembek, lakukan penggulungan, caranya;
Lipat sedikit salah satu ujungnya, kira-kira 5cm.
Dari posisi lipatan, kemudian lakukan penggulungan dengan ujung
yang lebih pendek berada pada bagian dalam.
Kalau sudah tergulung habis, beri kancingan menggunakan tusuk
gigi, agar gulungannya tidak lepas.
Setelah itu, lakukan penataan, melebarkan bagian atas gulungan agar
gulungan tadi membentuk bunga yang mekar.
Kalau sudah, cuci kembali untuk menghilangkan bekas garam.
2. Garnish bentuk Bunga Mawar Merah

Berikut langkah-langkah dalam pembuatan garnish bentuk bunga Mawar


Merah:

1. Ambil sebuah tomat dengan ukuran sedang dan kupas kulitnya tipis-
tipis secara melingkar menggunakan pisau tajam. Kupaslah sampai
panjang/habis, jangan sampai putus.
2. Gulung potongan kulit tomat sambil dibentuk.
3. Taruh mawar dengan hati-hati di atas piring dan siap dipakai untuk
hiasan masakan
3. Cara Membuat Garnish Mawar Kuning

Bahan-bahan yang di perlukan adalah satu buah lemon, pisau tajam, daun
mint. Berikut cara pembuatannya:

a. pastikan jeruk dicuci dahulu dan bersih agar mawarnya juga terlihat
bersih dan cantik.
b. buah lemon dikupas kulitnya tipis-tipis mengunakan pisau tajam,
kupaslah secara melingkar sampai habis dan jangan putus.
c. gulung kulit lemon sambil dirapikan.
d. letakkan diatas piring dan beri daun mint sebagai pelengkap.
e. garnish mawar kuning siap digunakan untuk menghias masakan
Untuk warna lain juga bisa menggunakan buah dan sayuran sesuai yang
diinginkan. seperti warna ungu dengan terong, mawar orange dengan buah jeruk,
dan mawar putih dengan sawi putih. Langkah yang digunakan juga sama seperti
yang diatas atau sesuai kreativitas.

2.1.2 Media Tutorial

Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan


melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik
secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam
pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan,
khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.

Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat


dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan
tugas-tugasnya

Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:

- Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran
pertama digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara
umum tentang teori dan prinsip.

- Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas


pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.

- Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru


berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing
mereka untuk memecahkan problemanya.

- Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana


mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.

Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa yang sedang
mengoperasikan alat-alat yang belum biasa digunakan.
2.1.3 Mata Pelajaran Boga Dasar

GASTRONOMI istilah untuk ilmu tata boga adalah ilmu dan seni tentang
mengolah makanan dan minuman dengan mempertimbangkan kebudayaan, asal-
usul makanan, keindahan dalam penyajian, rasa dan kemewahan.

2.1.4 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam
proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat
sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menjelaskan bahwa aktivitas


belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa
hal-hal berikut ini:

a. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud


adanya motivasi internal untuk belajar sejati.
b. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang
dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
c. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
d. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis di kalangan peserta didik.
e. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
terjadinya verbalisme.
f. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan di
masyarakat di sekitarnya.

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam konteks penelitian ini dapat


disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun
mental, aktivitas yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas
belajar yang dimaksud dalam kegiatan pembelajaran ini adalah pembuatan garnish
makanan dan minuman.
2.1.5 Hasil Belajar

Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi


dan perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara
mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil belajar
sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Moedjiono, (2006:200) bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar.
Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Hasil
belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat
juga berarti pendapatan atau perolehan.

Hamalik, (2001:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar


yaitu: 1) Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi
dapat diperkuat melalui latihan akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu:
siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi
kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian
yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam konteks penelitian ini dapat


disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar pembuatan garnish
makanan dan minuman) yaitu hasil belajar yang dicapai oleh seseorang setelah
mengalami proses pembelajaran pembuatan garnish makanan dan minuman.

2.2 Kerangka Berfikir

Penggunaan pendekatan pembelajaran langsung dengan langkah-langkah,


menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan, bimbingan pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan
balik, memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan, diharapkan
siswa mendapat bimbingan dan kesempatan pelatihan praktek secara terprogram. Dengan
penggunaan Panduan Praktek dalam pembelajaran memberikan gambaran yang jelas
kepada siswa tentang langkah-langkah dalam praktek secara jelas, bahan maupun alat
yang diperlukan, hal ini sangat membantu siswa dalam mempersiapkan dan
mengembangkan materi praktek, khususnya desain dalam membuat garnish.
Berdasarkan penggunaan pendekatan pengajaran secara langsung dengan
menggunakan panduan praktek diharapkan keterampilan siswa dalam praktek membuat
garnish maupun pengembangan desainnya dapat meningkat, yang akhirnya dapat
berdampak pada peningkatan prestasinya.

2.3 Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu : Dengan
menggunakan metode tutorial, hasil belajar pembuatan garnish makanan dan minuman
siswa akan meningkat.

2.3.1 Hipotesis Ha
Dengan metode tutorial dapat meningkatkan hasil belajar X Boga 1 SMK
N 6 Semarang.

2.3.2 Hipotesis Ho

Dengan metode tutorial tidak dapat meningkatkan hasil belajar X Boga 2


SMK N 6 Semarang.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan/Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian tindakan
kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Arikunto, 2008: 3). Perencanaan awal berupa telaah terhadap mata
pelajaran Boga Dasar di kelas X Boga 1 untuk memperoleh data tentang
keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil belajar siswa,
kemudian peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2015.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan
silabus pembelajaran mata pelajaran Dasar Boga kelas X semester genap.
Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMK Negeri 6
Semarang. Subjek pelaku tindakan adalah peneliti dibantu dengan guru
pembimbing mata pelajaran Dasar Boga di kelas X Boga 1 SMKN 6 Semarang,
sedangkan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas X Boga 1 SMKN 6
Semarang yang berjumlah 34 peserta didik.
3.2 Sasaran dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Sasaran Penelitian
Sasaran pada penelitian ini adalah siswa kelas X Boga 1 SMK 6
Semarang Tahun akademik 2014/2015.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian di laksanakan pada semester genap tahun akademik
2014/2015.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di kelas X Boga 1 SMK N 6 Semarang.

3.3 Faktor yang Diteliti

Faktor yang di teliti pada penelitian ini adalah keterampilan pembuatan


garnish makanan dan melalui penerapan metode Tutorial. Pembelajarn di
laksanakan pada semester genap dengan jumlah pertemuan 7 jam pelajaran (1
jam pelajaran : 45 menit).
3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Siklus 1

3.4.1.1 Perencanaan

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Boga


Dasar materi pembuatan garnish makanan dan dengan metode
menyiapkan siswa untuk dapat mengangkat masalah aktual dan
dapat memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif.

3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi


tentang pembuatan garnish makanan dan minuman secara jelas,
kemudian guru meberikan beberapa contoh garnish agar siswa
dapat membuat garnish secara mandiri. Pada saat siswa dalam
proses membuat garnish guru tetap berada di kelas dan mengawasi
siswa agar siswa bekerja sungguh-sungguh dan fokus pada
tugasnya tersebut. Saat siswa telah menyelesaikanya guru langsung
meniliti hasil kerja siswa agar guru dapat mengetahui mana siswa
yang sudah mampu, belum mampu atau sudah terampil dalam
membuat garnish untuk makanan dan minuman.

3.4.1.3 Observasi/Evaluasi

Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan


materi dan pada saat proses metode tutorial dijalankan yang di
tujukan untuk siswa.

3.4.1.4 Refleksi

Hasil yang di peroleh pada tahap observasi/evaluasi ,


di analisis dan dilakukan refleksi, apakah kegiatan pembelajaran
yang telah di lakukan dapat meningkatkan pembelajaran
pembuatan garnish makanan dan minuman atau belum, selain itu
apakah masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode tutorial tersebut.
Apabila hasil pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai
dengan apa yang di harapkan, maka akan di lanjutkan kegiatan
siklus kedua dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan hasil refleksi pada siklus pertama.
3.4.2 Siklus 2
3.4.2.1 Perencanaan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Boga Dasar
materi pembuatan garnish makanana dan minuman dengan metode
Tutorial menyiapkan siswa untuk dapat mengangkat masalah
aktual dan dapat memecahkan masalah tersebut secara adil dan
obyektif.
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi
tentang pembuatan garnish makanan dan minuman secara jelas,
kemudian guru meberikan beberapa contoh garnish agar siswa
dapat membuat garnish secara mandiri. Pada saat siswa dalam
proses membuat garnish guru tetap berada di kelas dan mengawasi
siswa agar siswa bekerja sungguh-sungguh dan fokus pada
tugasnya tersebut. Saat siswa telah menyelesaikanya guru
langsung meniliti hasil kerja siswa agar guru dapat mengetahui
mana siswa yang sudah mampu, belum mampu atau sudah
terampil dalam membuat garnish untuk makanan dan minuman.
3.4.1.3 Observasi/Evaluasi
Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan materi
dan pada saat proses metode tutorial dijalankan yang di tujukan
untuk siswa.
3.4.1.4 Refleksi
Hasil yang di peroleh pada tahap observasi/evaluasi , di
analisis dan dilakukan refleksi, apakah kegiatan pembelajaran
pembuatan garnish makanan dan minuman yang telah di lakukan
dapat meningkatkan pembelajaran atau belum, selain itu apakah
masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode keterampilan tersebut. Apabila hasil
pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai dengan apa yang
di harapkan, maka akan di lanjutkan kegiatan siklus kedua dengan
memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-
kekurangan hasil refleksi pada siklus pertama

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu : tes
hasil belajar dan observasi aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran K3. Sedangkan
instrument yang di gunakan untuk mengumpulkan data yaitu: lembar soal tes yang
berbentuk tes yang berbentuk esay dan lembar observasi aktifitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran pembuatan garnish makanan dan minuman.
3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah


deskriptif presentase dengan menggunakan table dan diagram.

3.7 Indikator Keberhasilan

Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang di tunjukan dengan hasil


tes penguasaan kompetensi dasar yang di peroleh mencapai >75 sebanyak 70%
setelah di lakukan tindakan selama 2 siklus.

Você também pode gostar