Você está na página 1de 16

RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL (2 PERLAKUAN)

Digunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain dan Analisis Eksperimen
Dosen Pengampu Dr. Heri Retnawati

Disusun oleh :

Kelompok 5
Rizki Nor Amelia 14701251022
Nursanti Dwi Yogawati 14701251032

PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

1
RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL (2 PERLAKUAN)

A. Falsafah Percobaan Faktorial


Mengapa peneliti melakukan percobaan faktorial, atau bagaimana kalau beberapa faktor
penelitian diterapkan sekaligus dalam suatu percobaan? Padahal percobaan faktorial ini lebih
sulit dan lebih menuntut persyaratan dan ketelitian jika dibandingkan dengan percobaan
faktor tunggal. Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita bayangkan seandainya kita
menerapkan beberapa faktor (misalnya 2 faktor: A dan B) penelitian sekaligus terhadap suatu
percobaan. Dari kondisi ini kita akan melihat:
1. Data pengamatan berubah (naik atau turun tergantung efek faktor) dengan berubahnya
taraf tingkat faktor A pada setiap tingkat faktor B, demikian sebaliknya. Perubahan ini
disebut pengaruh tunggal kalau yang diamati adalah perubahan per-tingkat faktor, dan
disebut interaksi jika diamati secara keseluruhan.
2. Data pengamatan berubah dengan berubahnya taraf tingkat faktor A pada semua tingkat
faktor B, demikian pula sebaliknya, perubahan ini disebut pengaruh utama A atau B.
Pengamatan terhadap perubahan ini dilakukan seolah-olah kita melakukan percobaan
faktor tunggal A atau B karena disini fokus kita hanya melihat perubahan akibat faktor A
atau B saja.

Dari uraian diatas terlihat bahwa percobaan faktorial mempunyai beberapa keuntungan
jika dibandingkan dengan percobaan faktor tunggal, yaitu:
1. Karena percoban faktorial seolah-olah merangkum beberapa percobaan faktor tunggal
sekaligus, maka percobaan faktorial akan lebih menepatgunakan (efektif) dan
mendayagunakan (efisien) waktu, bahan, alat, tenaga kerja, dan modal yang tersedia
dalam mencapai semua sasaran percobaan-percobaan faktor tunggal sekaligus.
2. Setiap tingkat faktor A diterapkan terhadap setiap tingkat faktor B dan sebaliknya, maka
setiap tingkat faktor A atau B akan terulang pada semua tingkat faktor lainnya (B atau A).
Hal ini disebut ulangan tersembunyi, sehingga dalam percobaan faktorial ini, semua
tingkat faktorial A atau B akan diulang sebanyak r ulangan riel dan n ulangan tersebunyi.
Hal ini jelas akan meningkatkan derajat ketelitian pengamatan terhadap pengaruh-
pengaruh faktor perlakuan dalam percobaan.
3. Jika pada percobaan faktor tunggal tidak diketahui bagaimana pengaruh faktor-faktor
utama yang dikombinasikan, maka dalam percobaan faktorial akan diketahui pengaruh
bersama (interaksi) terhadap data hasil percobaan.
2
Dari ketiga kelebihan utama percobaan faktorial ini, maka target utama suatu percobaan
faktorial adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi, karena hasil pengamatan dan
pengujian terhadap pengaruh interaksi akan menjadi dasar dalam membuat rekomendasi
(saran) tentang Apakah faktor-faktor utama harus diterapkan bersama agar produktivitas
lebih baik atau tidak? Ada 4 rekomendasi yang dapat dibuat:

Pengaruh
Pengaruh Pengaruh
No Interaksi Rekomendasi
Faktor A Faktor B
AB
Faktor A dan B harus diterapkan bersama-
sama (jangan sampai terpisah/salah satu
saja) karena dapat berakibat buruk terhadap
Tidak Tidak
1. Nyata produktivitas. Hasil ini juga menunjukkan
nyata nyata
bahwa pengaruh positif kedua faktor
tersebut saling bergantung (saling
mempengaruhi) terhadap hasil percobaan.
Faktor A dan B diterapkan secara terpisah
(salah-satu saja). Hasil ini menunjukkan
bahwa fungsi faktor A dan B sama saja atau
2. Nyata Nyata Tidak nyata
bersifat antagonis (saling menekan
pengaruh masing-masing) sehingga akan
merugikan jika diterapkan bersama-sama.
Tidak Penerapan faktor A saja
Nyata Tidak nyata
nyata
Penerapan faktor B saja.
3. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor yang
Tidak
Nyata Tidak nyata tidak nyata tidak perlu diterapkan, karena
nyata
secara alami faktor ini telah tersedia cukup
pada lahan atau lingkungan percobaan.
Penerapan faktor A saja atau kombinasi A
dengan B. Hasil ini menunjukkan bahwa
Tidak faktor B pengaruhnya ditingkatkan oleh
Nyata Nyata
nyata faktor A. Pada kondisi ini interaksi adalah
4. pengaruh peningkatan faktor A terhadap
pengaruh faktor B.
Penerapan faktor B saja atau kombinasi B
Tidak
Nyata Nyata dengan A. Hasil ini menunjukkan bahwa
nyata
faktor A pengaruhnya ditingkatkan oleh

3
faktor B. Pada kondisi ini interaksi adalah
pengaruh peningkatan faktor B terhadap
pengaruh faktor A.

Atas uraian diatas, maka ada 2 tipe interaksi, yaitu:


1. Saling mempengaruhi antara faktor A dan B terhadap suatu obyek penelitian.
2. Pengaruh suatu faktor terhadap peningkatan faktor lainnya, misalnya faktor A
berpengaruh dalam meningkatan pengaruh faktor B, atau sebaliknya.
Kedua interaksi ini dapat bersifat negatif jika menurunkan pengaruh faktor utama atau positif
jika meningkatkan pengaruh faktor utama (Kemas Ali Hanafiah, 2012: 111-114).

B. Contoh Kasus dan Pemecahannya di bidang Perikanan


Seorang peternak ikan nila ingin mendapatkan keuntungan yang banyak dari hasil
budidayanya dengan modal yang sekecilnya-kecilnya. Oleh karena itu, ia melakukan
eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan berat badan (gram) ikan nila setelah 6
bulan jika memvariasikan jenis ikan nila dan pelet (pakan) yang digunakan. Dibawah ini
disajikan data berat badan ikan (gram) saat dipanen:

4
Faktor Varietas Faktor Pelet (B)
Ikan (A) Pelet Murni Pelet Campuran
804 775 807 775 779 763 783 770 776 789
Ikan Nila Gift 787 783 783 782 774 753 772 761 782 788
800 771 777 785 804 754 755 797 793 762
799 771 794 798 805 781 796 808 806 786
Ikan Nila Best 797 808 784 798 789 768 772 785 774 791
781 768 769 800 787 766 777 788 775 785

Jawab:
1. Merumuskan hipotesis
a) Pengaruh Faktor Varietas Ikan (A)
H0 : Tidak ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel varietas ikan nila
Ha : Ada perbedaan bobot ikan nila akibat pengaruh variabel varietas ikan nila
b) Pengaruh Faktor Pelet (B)
H0 : Tidak ada perbedaan bobot ikan nila akibat jenis pelet yang digunakan
Ha : Ada perbedaan bobot ikan nila akibat jenis pelet yang digunakan
c) Pengaruh Faktor Varietas Nila dan Faktor Pelet (AB)
H0 : Faktor varietas ikan nila tidak berinteraksi dengan faktor pelet
Ha : Faktor varietas ikan nila berinteraksi dengan faktor pelet

2. Menentukan taraf signifikansi : 5% ( = 0,05%)

3. Kriteria Penolakan H0 : H0 ditolak jika sig<0,05 atau Fhitung >Ftabel

4. Perhitungan Manual
Faktor Varietas Faktor Pakan (B)
Jumlah (Yi)
Ikan (A) Pelet murni Pelet campuran
Nila Gift 11786 11598 23384
Nila Best 11848 11758 23606
Jumlah (Yj) 23634 23356 Y... = 46990

a) Menghitung Faktor Koreksi


2 469902
= = 1522 = 36801001,67
..

b) Menghitung Jumlah Kuadrat Total

2
=
,,

= (8042 + 7752 + ... + 7752 + 7852) 36801001,67 = 12010,333

5
c) Menghitung Jumlah Kuadrat Perlakuan
2
=
.

(233842 +236062 )
= 36801001,67 = 821,4
152

2
=
.

(236342 +233562 )
= 36801001,67 = 1288,067
152

2
() =

,

(117862 +118482 +115982 +117582 )


= 36801001,67 821,4 1288,067
15

= 160,067

d) Menghitung Jumlah Kuadrat Galat


JKG = JKT JKA JKB JK(AB)
= 12010,333 821,4 1288,067 160,67
= 9740,8

e) Ringkasan Perhitungan

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat


F-hitung F-tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
Perlakuan
A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/ KTG F(, db(A), db(G))
B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG F(, db(B), db(G))
AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG F(, db(AB), db(G))
Galat ab(r-1) JKG KTG
Total abr-1 JKT

Sumber Derajat Kuadrat


Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel
Keragaman Bebas Tengah
A 1 821,4 821,4 4,722 4,000
B 1 1288,067 1288,067 7,405 4,000
AB 1 160,067 160,067 0,920 4,000
Galat 56 9740,8 173,943
Total 59 12010,333

6
f) Menarik Kesimpulan
1) Faktor Varietas Ikan (A)
Fhitung >Ftabel (4,722>4,00) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan bobot ikan nila
akibat pengaruh variabel varietas ikan nila.
2) Faktor Pelet (B)
Fhitung >Ftabel (7,405>4,00) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan bobot ikan nila
akibat pengaruh variabel jenis pelet yang digunakan.
3) Faktor Varietas Ikan dan Pelet (AB)
Fhitung >Ftabel (0,920<4,00) maka H0 diterima, jadi faktor varietas ikan tidak
berinteraksi dengan faktor pelet.

5. Perhitungan SPSS Univariate


Langkah : Analyze General Linear Mode Univariate Dependent
variables=nilai & Fixed Factor=ikan dan pelet Model Custom
Masukkan ikan, pelet, serta ikan pelet secara bersamaan Continue
Plots Horizontal axis=ikan & Separated lines=pelet Add
Continue Display Means For: ikan, pelet, ikan*pelet Continue
OK

Between-Subjects Factors

Value Label N
ikan 1 nila gift 30
2 nila best 30
pelet 1 murni 30
2 campuran 30

Tabel Between-Subject Factors memaparkan desain 2x2 faktorial. Faktor pertama


(varietas ikan) memiliki dua taraf yaitu 1 (nila gift) dan 2 (nila best); sedangkan faktor
kedua (pelet) juga memiliki dua taraf yaitu 1 (murni) dan 2 (campuran). Jumlah sampel
jika dikelompokkan berdasarkan faktor ikan masing-masing memiliki sampel sejumlah 30.
Jika dikelompokkan berdasarkan faktor pelet, masing-masing sampel juga berjumlah 30.

7
Descriptive Statistics
Dependent Variable:bobot
ikan pelet Mean Std. Deviation N
nila gift murni 7.8573E2 12.13299 15
campuran 7.7320E2 14.89583 15
Total 7.7947E2 14.79220 30
nila best murni 7.8987E2 12.91658 15
campuran 7.8387E2 12.64271 15
Total 7.8687E2 12.92347 30
Total murni 7.8780E2 12.49110 30
campuran 7.7853E2 14.61868 30
Total 7.8317E2 14.26762 60

Tabel Desriptive Statistics memaparkan nilai rata-rata, standar deviasi, dan jumlah
sampel. Pada kolom rata-rata terlihat hanya ada sedikit perbedaan bobot ikan nila (gram)
berdasarkan varietas ikan dan pelet yang digunakan. Perbedaan rerata bobot ikan pada
tabel tersebut memang tidak terlalu nampak, oleh karena itu dimunculkan tabel Display
Means For berikut ini:

1. ikan
Dependent Variable:bobot
95% Confidence Interval
ikan Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
nila gift 779.467 2.408 774.643 784.290
nila best 786.867 2.408 782.043 791.690

Tabel diatas menunjukkan bahwa bobot (kg) dari varietas ikan nila best lebih besar
daripada bobot (kg) dari varietas ikan nila gift.

2. pelet
Dependent Variable:bobot
95% Confidence Interval
pelet Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
murni 787.800 2.408 782.976 792.624
campuran 778.533 2.408 773.710 783.357

Tabel diatas menunjukkan bahwa bobot (kg) ikan nila yang diberi pakan pelet murni lebih
besar daripada bobot (kg) ikan nila yang diberi pakan pelet campuran.

8
Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:bobot

F df1 df2 Sig.

.592 3 56 .623

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + ikan + pelet + ikan * pelet

Uji Homogenitas
Hipotesis = H0 : Varians populasi data homogen
Ha : Varians populasi data tidak homogen
Taraf signifikansi () : 5%
Kriteria penolakan H0 : H0 ditolak jika sig<0,05
Tabel Levenes Test Equality of Error Variances menunjukkan sig> (0,623>0,05)
sehingga H0 diterima, artinya variansi kelompok data adalah homogen.

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable:bobot
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 2269.533a 3 756.511 4.349 .008
Intercept 3.680E7 1 3.680E7 2.116E5 .000
ikan 821.400 1 821.400 4.722 .034
pelet 1288.067 1 1288.067 7.405 .009
ikan * pelet 160.067 1 160.067 .920 .342
Error 9740.800 56 173.943
Total 3.681E7 60
Corrected Total 12010.333 59
a. R Squared = ,189 (Adjusted R Squared = ,146)

Interpretasi Hasil :
1. Faktor Ikan (A)
sig< (0,034<0,05) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan bobot ikan nila akibat
pengaruh variabel varietas ikan nila [Artinya: Faktor A berpengaruh nyata].
2. Faktor Pelet (B)
sig< (0,009<0,05) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan bobot ikan nila akibat
pengaruh variabel jenis pelet yang digunakan [Artinya : Faktor B berpengaruh nyata].

9
3. Faktor Ikan dan Pelet (AB)
sig< (0,342>0,05) maka H0 diterima, jadi faktor varietas ikan tidak berinteraksi
dengan faktor pelet yang digunakan.

Grafik Estimated Marginal Means of bobot menunjukkan varietas ikan nila gift dan ikan
nila best untuk berbagai jenis pelet yang digunakan (murni dan campuran) membentuk
sepasang garis paralel (sejajar). Oleh karena itu menunjukkan bahwa faktor varietas ikan
dan pelet tidak berinteraksi.
Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa: masing-masing faktor (varietas ikan dan
pelet) berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot (gram) ikan nila, tetapi faktor varietas
ikan dan pelet yang digunakan tidak berinteraksi. Sehingga peternak ikan seharusnya
menerapkan varietas ikan nila dan pelet yang digunakan secara terpisah (salah-satu saja).

C. Contoh Kasus dan Pemecahannya di bidang Pendidikan


Seorang kepala sekolah merasa resah karena hasil belajar biologi siswa kelas X di sekolahnya
kurang baik. Oleh karena itu seorang mahasiswa melakukan penelitian untuk mengetahui
cara apa yang paling efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Dua faktor diduga menjadi
penentu keberhasilan pembelajaran, yaitu faktor guru dan metode pembelajaran. Eksperimen
dilakukan terhadap 60 orang siswa dengan karakteristik yang hampir sama, yang kemudian

10
dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Setelah diadakan ujian (dengan menggunakan skala
penilaian 0-100), berikut adalah data yang didapatkan:

Faktor Guru Faktor Metode Pembelajaran (B)


(A) PBL PjBL
56 68 58 59 95 75 97 68 74 71
S1 61 55 72 66 77 83 69 81 74 68
74 61 55 60 51 75 74 97 72 69
64 77 47 95 63 92 89 80 89 74
S2 71 68 66 64 71 95 96 74 83 89
68 58 59 75 74 80 93 68 80 95

Jawab:
1. Merumuskan hipotesis
a) Pengaruh Faktor Guru (A)
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh variabel guru
Ha : Ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh variabel guru
b) Pengaruh Faktor Metode Pembelajaran (B)
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh variabel metode
pembelajaran
Ha : Ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh variabel metode
pembelajaran
c) Pengaruh Faktor Guru dan Faktor Metode Pembelajaran (AB)
H0 : Faktor guru tidak berinteraksi dengan faktor metode pembelajaran
Ha : Faktor guru berinteraksi dengan faktor metode pembelajaran

2. Menentukan taraf signifikansi : 5% ( = 0,05%)

3. Kriteria Penolakan H0 : H0 ditolak jika sig<0,05 atau Fhitung >Ftabel

4. Perhitungan Manual
Faktor Metode Pembelajaran (B)
Faktor Guru (A) Jumlah (Yi)
PBL PjBL
S1 968 1147 2115
S2 1020 1277 2297
Jumlah (Yj) 1988 2424 Y... = 4412

11
a) Menghitung Faktor Koreksi
2 44122
= = 1522 = 324429,0667
..

b) Menghitung Jumlah Kuadrat Total


2
=
,,

= (562 + 682 + ... + 802 + 952) 324429,0667 = 9542,9333

c) Menghitung Jumlah Kuadrat Perlakuan


2
=
.

(21152 +22972 )
= 324429,0667 = 552,0667
152

2
=
.

(19882 +24242 )
= 324429,0667 = 3168,2667
152

2
() =

,

(9682 +11472 +10202 +12772 )


= 324429,0667 552,0667 3168,2667
15

= 101,4

d) Menghitung Jumlah Kuadrat Galat


JKG = JKT JKA JKB JK(AB)
= 9542,9333 552,0667 3168,2667 101,4 = 5721,1999

e) Ringkasan Perhitungan

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat


F-hitung F-tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
Perlakuan
A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/ KTG F(, db(A), db(G))
B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG F(, db(B), db(G))
AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG F(, db(AB), db(G))
Galat ab(r-1) JKG KTG
Total abr-1 JKT

12
Sumber Derajat Kuadrat
Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel
Keragaman Bebas Tengah
A 1 552,0667 552,0667 5,4037 4,00
B 1 3168,2667 3168,2667 31,0115 4,00
AB 1 101,4 101,4 0,9925 4,00
Galat 56 5721,1999 102,1643
Total 59 9542,9333

f) Menarik Kesimpulan
1) Faktor Guru (A)
Fhitung >Ftabel (5,4037>4,00) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan hasil belajar siswa
akibat pengaruh variabel guru.
2) Faktor Metode Pembelajaran (B)
Fhitung >Ftabel (31,0115>4,00) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan hasil belajar siswa
akibat pengaruh variabel metode pembelajaran.
3) Faktor Guru dan Faktor Metode Pembelajaran (AB)
Fhitung >Ftabel (0,9925<4,00) maka H0 diterima, jadi faktor guru tidak berinteraksi
dengan faktor metode pembelajaran.

5. Perhitungan SPSS Univariate


Langkah : Analyze General Linear Mode Univariate Dependent
variables=nilai & Fixed Factor=guru dan metode Model Custom
Masukkan guru, metode, serta guru metode secara bersamaan Continue
Plots Horizontal axis=guru & Separated lines=metode Add
Continue OK

Between-Subjects Factors

Value Label N
guru 1 S1 30
2 S2 30
metode 1 PBL 30
2 PjBL 30

Tabel Between-Subject Factors memaparkan desain 2x2 faktorial. Faktor pertama


(guru) memiliki dua taraf yaitu 1 (S1) dan 2 (S2); sedangkan faktor kedua juga memiliki
dua taraf yaitu 1 (PBL) dan 2 (PjBL). Jumlah sampel jika dikelompokkan berdasarkan

13
faktor Guru, masing-masing memiliki sampel sejumlah 30. Jika dikelompokkan
berdasarkan faktor Metode Pembelajaran, masing-masing sampel juga berjumlah 30.

Descriptive Statistics
Dependent Variable:nilai
guru metode Mean Std. Deviation N
S1 PBL 64.5333 11.33809 15
PjBL 76.4000 9.40213 15
Total 70.4667 11.88083 30
S2 PBL 68.0000 10.67708 15
PjBL 85.1333 8.83068 15
Total 76.5667 12.98456 30
Total PBL 66.2667 10.96368 30
PjBL 80.7667 10.00236 30
Total 73.5167 12.71659 60

Tabel Desriptive Statistics memaparkan nilai rata-rata, standar deviasi, dan jumlah
sampel. Pada kolom rata-rata terlihat adanya perbedaan hasil belajar berdasarkan metode
dan guru yang mengampu, dimana metode PjBL memberikan hasil belajar yang lebih baik
daripada PBL dan guru lulusan S2 memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada guru
lulusan S1.

Levene's Test of Equality of Error Variancesa


Dependent Variable:nilai
F df1 df2 Sig.
.194 3 56 .900
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + guru + metode + guru * metode

Uji Homogenitas
Hipotesis = H0 : Varians populasi data homogen
Ha : Varians populasi data tidak homogen
Taraf signifikansi () : 5%
Kriteria penolakan H0 : H0 ditolak jika sig<0,05
Tabel Levenes Test Equality of Error Variances menunjukkan sig> (0,900>0,05)
sehingga H0 diterima, artinya variansi kelompok data adalah homogen.

14
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:nilai
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3815.917a 3 1271.972 12.442 .000
Intercept 324282.017 1 324282.017 3.172E3 .000
guru 558.150 1 558.150 5.460 .023
metode 3153.750 1 3153.750 30.849 .000
guru * metode 104.017 1 104.017 1.017 .317
Error 5725.067 56 102.233
Total 333823.000 60
Corrected Total 9540.983 59
a. R Squared = ,400 (Adjusted R Squared = ,368)

Interpretasi Hasil :
1. Faktor Guru (A)
sig < (0,023<0,05) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan hasil belajar siswa akibat
pengaruh variabel guru [Artinya: Faktor A berpengaruh nyata].
2. Faktor Metode Pembelajaran (B)
sig < (0,000<0,05) maka H0 ditolak, jadi ada perbedaan hasil belajar siswa akibat
pengaruh variabel metode pembelajaran [Artinya : Faktor B berpengaruh nyata].
3. Faktor Guru dan Metode Pembelajaran (AB)
sig < (0,317>0,05) maka H0 diterima, jadi faktor guru tidak berinteraksi dengan faktor
metode pembelajaran.

15
Grafik Estimated Marginal Means of nilai menunjukkan guru lulusan S1 dan S2 untuk
berbagai jenis metode pembelajaran (PBL dan PjBL) membentuk sepasang garis paralel
(sejajar). Oleh karena itu menunjukkan bahwa faktor guru dan metode pembelajaran tidak
berinteraksi.
Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa: masing-masing faktor (guru dan metode
pembelajaran) berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi faktor
guru dan metode pembelajaran tidak berinteraksi. Sehingga mahasiswa tersebut membuat
rekomendasi untuk kepala sekolah agar faktor guru dan metode pembelajaran diterapkasn
secara terpisah (salah-satu saja).

16

Você também pode gostar