Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Aspergillus flavus. Senyawa ini bersifat toksik yang mengganggu kesehatan manusia
dan ternak, antara lain melalui gangguan fungsi hati. Di antara dua belas macam
yang paling berbahaya sehingga digunakan sebagai kriteria ambang batas maksimum
aflatoxin dalam bahan pangan dan pakan. Kontaminasi aflatoxin B1 yang tinggi
dilaporkan pada biji kacang tanah yang berada pada pedagang pengecer di pasar
dalam kadar yang tinggi. Akibat buruk yang ditimbulkan oleh senyawa aflatoxin telah
terutama di Asia dan Afrika, di mana sistem keamanan pangan belum berkembang
secara baik untuk melindungi konsumen dari produk makanan yang tidak sehat. Di
pada isu keamanan pangan, termasuk aflatoxin, dan permintaan yang terus meningkat
kepada industri untuk memenuhi regulasi standard keamanan pangan yang ketat.
Meskipun demikian, di negara maju seperti Amerika Serikat, kehilangan hasil akibat
kontaminasi aflatoxin dilaporkan mencapai jutaan dolar (Amaike dan Keller 2011).
1987 dalam Mobeen et al. 2011). Oleh karena itu, aflatoxin termasuk golongan
carcinotoxic dan teratogenic (Klich et al. 2009; Jha et al. 2013; Abdalla et al. 2014).
Sifat karsinogenik yang dipunyai aflatoxin memungkinkan hubungan sebab akibat
antara mengkonsumsi kacang tanah atau produk olahannya yang mengandung aflatoxin
dengan kanker hati. Selain kacang tanah, beragam komoditas pertanian berpeluang
terkontaminasi aflatoxin, antara lain jagung, biji kapas, beras dan produk dari ternak
Jamur A. flavus adalah jamur tular tanah, sehingga infeksinya pada polong
kacang tanah sangat mungkin terjadi ketika polong masih berada di lapang (infeksi
prapanen). Selain menginfeksi polong, jamur juga menginfeksi tanaman dengan gejala
umum daun menguning dan mengalami klorosis, kemudian layu, mengering dan
tanaman ditumbuhi miselia berwarna coklat atau hitam dengan spora-spora kuning
bagi pertumbuhan A. flavus menghasilkan aflatoxin. Adanya polong/biji luka pada saat
perontokan dan pengupasan biji juga memberi peluang bagi infeksi jamur. Selama
penyimpanan, kadar air tinggi (>9%), kondisi penyimpanan yang lembab dan panas
serta rendahnya sanitasi dan perlindungan ruang penyimpan akan memacu kontaminasi
kekeringan, kelembaban tanah optimal selama akhir masa pertumbuhan tanaman, budi
daya tanaman sehat, dan saat panen yang tepat. Berhubungan dengan pascapanen yaitu
saat mencabut tanaman, perontokan (pemisahan polong dari tanaman),
Dapus
Ginting, E. 2006. Mutu dan kandungan aflatoksin biji kacang tanah varietas
Kancil dan Mahesa yang disimpan dalam beberapa jenis bahan pengemas. Jurnal
Agrikultura, 17(3):165-172.
Jha, A., R. Krithika, D. Manjeet, and R.J. Verma. 2013. Protective effect of