Você está na página 1de 10

Global Warming

A Definisi Global Warming

Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata


atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah me- ningkat
0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Clima- te Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh mening- katnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia .
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100.Perbedaan angka
perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah
kaca pada masa mendatang, serta model- model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian
besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan
akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.
Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menye-
babkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrem

B. Terjadinya Global Warming


Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah kelompok
peneliti yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
perubahan iklim, setiap beberapa tahun sekali melakukan pertemuan dan diskusi untuk
membahas berbagai hal yang berhubungan dengan penemuan-penemuan terbaru terkait
dengan perubahan iklim khususnya pemanasan global. Dari berbagai diskusi ilmiah tersebut,
para peneliti yang tergabung dalam IPCC menyimpulkan bahwa peningkatan rata-rata suhu
global bumi disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca yang kemudian
dikenal dengan istilah efek rumah kaca.
Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca
memiliki prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya,
sehingga suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang pertumbuhan
tanaman di dalamnya.
Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang
sampai ke Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari panas
tersebut di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun, sebagian besar
panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca.
Panas yang dipantullkan oleh bumi akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan
kembali ke permukaan bumi. Akibatnya, energi panas tersebut terperangkap di dalam
atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun meningkat.
Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat
diperlukan untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi
gas rumah kaca juga akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di atmosfer
bumi. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah
kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB
tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg ditujukan untuk melawan pemanasan
global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan mencapai
stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yg akan mencegah gangguan
antropogenik yg berbahaya dengan sistem iklim. Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada
tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari
2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.

C. Penyebab Pemanasan Global

Efek Rumah Kaca : efek rumah kaca adalah proses atmosfer menghangatkan planet. efek
rumah kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh
gas-gas di atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan
dipantulkan kembali ke permukaan Bumi. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi
makhluk hidup di Bumi, namun jika berlebihan berbahaya kehidupan di Bumi karena
dapat mempengaruhi dan mengganggu iklim.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca : Gas-gas memiliki sifat yang memerangkap panas,
sehingga panas yang terpantul dari permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke cahaya
akibat dari gas tersebut, gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca. Gas yang paling
berperan adalah karbon dioksida (CO2). penyebab meningkatnya karbon dioksida adalah
pembakaran bahan bakar batu bara, pembakaran minyak bumi, pembakaran gas alam.
Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol : CFC atau Cloro Flour Carbon adalah bahan
kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, terkhusus
pada peralatan rumah tangga. CFC terdapat pada kulkas dan AC.
Polusi Kendaraan berbahan bakar bensin : Kendaraan memberikan penyebab terbesar
dalam terjadi pemanasan global. Polusi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin
seperti motor, mobil dan kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya
menghasilkan gas karbon dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan
penyebab utama terjadinya pemanasan global karena karbon dioksida adalah gas yang
memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa.
Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan : Gas metana menempati
urutan kedua sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. Gas metana dapat
berasal dari bahan-bahan organik yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri
seperti di persawahan, sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak,
meningkatnya produksi hewan ternak maka meningkatnya pula gas metana yang
dilepaskan ke permukaan bumi.
Pengrusakan Hutan : Hutan berfungsi dalam menyerap karbon dioksida dan
mengeluarkan oksigen, jika hutan rusak akibat dari penebangan dan pembakaran, maka
yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan sedikit, dan semakin
banyak karbon yang berkumpul di atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan
global.
Pemboroson Energi Listrik :Energi listrik sebagian besar kita gunakan adalah hasil
pembakaran dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil pembakaran
tersebut menghasilkan karbon dioksida
Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat : Meningkatnya jumlah kendaraan maka
karbon dioksida pun yang dihasilkan dari kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan
tentu saja menimbulkan pemanasan global.
Pembakaran Sampah Secara Berlebihan : Pembakaran sampah berlebihan yang
dilakukan secara massal akan menyebabkan terjadinya pemanasan global karena dari hasil
pembakaran sampah tersebut adalah gas metana, yang dapat memerangkap panas.
Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan : Pada kurun waktu paruh terakhir abad
ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan
pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida
sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk
kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum
kita.

D. Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat
ini, akan menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya kehidupan di muka
bumi. Pemanasan global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca, populasi satwa,
produktivitas hasil pertanian, air laut, bahkan hingga kondisi sosial politik nantinya.

Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:

1. Kenaikan Permukaan Air Laut Seluruh Dunia


Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena
mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di seluruh
dunia akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang faktor
penyebab tenggelamnya Ibu Kota Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang
diprediksi ilmuwan.

2. Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai


Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin
meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah
ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan
global secara signifikan akan menyebabkan
terjadinya kenaikan temperatur udara dan lautan.
Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan
kecepatan angin yang dapat memicu terjadinya
badai kuat.

3. Menurunnya Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen


Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana
kelaparan karena faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini
disebabkan oleh pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang
kondusif bagi tanaman pangan.
4. Makhluk Hidup Terancam Kepunahan
Berdasarkan penelitian yang
dipublikasin di Nature, pada tahun 2050
mendatang, peningkatan suhu dapat
menyebakan terjadinya kepunahan jutaan
spesies. Artinya, di tahun-tahun
mendatang keragaman spesies bumi akan
jauh berkurang. Namun, semoga saja
tidak termasuk di dalamnya spesies
manusia
.
5. Terumbu Karang Menghilang

World Wide Fund for


Nature (WWF) mengatakan bahwa pada
kondisi terburuk, pemanasan global bisa
mengakibatkan populasi terumbu karang
menghilang. Diperkirakan hal itu bisa
saja terjadi pada tahun 2100 terkait
dengan meningkatnya temperature dan
tingkat keasaman lautan. Sekarang saja,
dampaknya pada terumbu karang sudah
terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami pemutihan atau bleaching. Jika terumbu
karang kolaps (menghilang), maka ekosistem laut akan terganggu. Banyak flora maupun
fauna laut yang akan terancam punah.
6. Krisis Air Bersih
Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih
merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya penggundulan
hutan. Jika hutan terus menerus digunduli maka akan mengganggu siklus hidrologi air yang
menyebabkan krisis air bersih.
7. Wabah Penyakit
Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke
daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui
menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit
seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan
mencakup daerah yang semakin luas.
8. Terjadinya Penyimpangan Pola Cuaca El Nino dan La Nina
El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk
penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan
laut di daerah katulistiwa bagian
tengah dan timur.
El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk
atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur
menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara
ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur
sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan
(akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari
dasar) menjadi sebaliknya. El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik
tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya.
Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan
di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia,
sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.
La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di
kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya
pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung
12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang
alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra
Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang
terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur
bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa
disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami
penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan
Bumi Utara Khatulistiwa.

E. DAMPAK GLOBAL WARMING


1.Hutan Amazon Akan Berubah Menjadi Gurun
Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan
Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan
penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 -
60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi - proyeksi menunjukkan hutan ini
bisa lenyap menjelang tahun 2050.

2. GREAT BARRIER REEF LENYAP DALAM 20 TAHUN

Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam


20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang
ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti
di Australian Institute of Marine
Science mengatakan pada The Times: "Tidak ada
harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi
atau lebih. Sekali karbon dioksida ( CO2 )
menyentuh level seperti yang diprediksi antara
tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang
dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah kenyataanya."

3. GURUN SAHARA AKAN MENGHIJAU

Para ilmuwan melihat tanda -


tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di
sekitarnya menghijau akibat makin
meningkatnya curah hujan. Hujan ini
mampu merevitalisasi wilayah gersangnya
sehingga menarik komunitas petani.
Kecenderungan menyusutnya gurun ini
dijelaskan oleh model-model iklim, yang
memprediksi kembalinya ke kondisi yang
merubah Sahara menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.

4. ANGIN TOPAN BERTIUP LEBIH DAHSYAT


Belum bisa dijelaskan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya
badai Katrina. Tetapi ada indikasi - indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan badai
- badai berkategori 5 -badai Katrina sendiri berkategori 4 saat menghantam Lousiana.
Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat dan model - model ramalan menunjukkan
badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat seiring dengan naiknya temperatur lautan.
Global Warming juga membuat badai - badai itu lebih destruktif dengan naiknya permukaan
laut yang memicu banjir yang lebih besar di wilayah pesisir.
5. HEWAN - HEWAN MENYUSUT
Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies - spesies hewan mengalami penyusutan
rata - rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir. Penelitian awal
terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat
domba - domba itu tidak menambah berat badannya untuk bertahan hidup pada tahun
pertama hidupnya. Faktor seperti ini dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti
menyebutkan perubahan iklim ini bisa mengganggu rantai - rantai makanan,
dimana predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruhi karena menyusutnya
mangsa.

6. KOTA LONDON TENGGELAM PADA TAHUN 2100


Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming.
Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang
beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota - kota dunia
termasuk London dan New York bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini,
menurut penelitian yang menyebutkan Global Warming akan mengakibatkan naiknya
permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London termasuk kota besar
yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul "Flood".
Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.

7. INDONESIA KEHILANGAN RIBUAN PULAU NYA


Akibat Global Warming,
sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan
Indonesia mungkin akan hilang sebelum
yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai
konsekuensi penambangan liar dan
aktivitas lain yang merusak lingkungan.
Indonesia hingga saat ini telah kehilangan
sedikitnya 24 dari 17.500 pulau - pulau di
wilayahnya.

8. PEGUNUNGAN ALPEN MENCAIR

Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah -


wilayah rendah, menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya cairnya
wilayah es beku. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin.
Diprediksi glacier - glacier itu akan hilang antara tahun 2030 dan 2050. Italia dan Swiss telah
memutuskan untuk menggambar ulang batas - batas wilayah mereka akibat berkurangnya
glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda batas - batas wilayah dua negara itu.

F. Penanggulangan Pemanasan Global

Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global
ini, maka ada baiknya manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi pemanasan global. Baik secara individu, kelompok maupun masyarakat.Ada
beberapa cara ampuh mengurangi dan mengatasi pemanasan global yaitu :
1. Program Menanam Pohon

Kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun
sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam
pohon.
Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar
menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis
untuk di tanam setiap rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa menanam pohon adalah
satu cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam
perencanaan dan pelaksanaannya.

2. Kurangi Bangunan Rumah Kaca

Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat


beberapa derajat celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah
yang tegas tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida
bisa).
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda
kepada pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang
dampak lingkungan dalam proyek mereka.

3. Cerdas Dalam Berkendara


Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan
cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata
dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke
kantor atau ke sekolah.
Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat
respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik
sepeda, tapi tidak. Dengan kendaraan ini. Disamping sehat. kita juga bisa mengurangi dari
dampak Polusi yang telah tercemar.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki.
Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa
meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama sama
kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar
kendaraan bermotor.

4. Hemat Listrik

Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya
untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat
listrikyang tidak digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat
disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal
ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat.
Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan
seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan
listrik.

5. Saluran Ventilasi Rumah Yang Cukup

Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan
selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa
masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk
kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.

6. Jangan Tebang Pohon Sembarangan (ilegal loging)


Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak
terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak
bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk
tinggi? Ya, butuh bertahun tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon
yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan
baik, apatahlagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan sembarangan.
Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan
pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan hanya
karena kepentingan seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan negara.

7. Membersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

8. Kurangi penggunaan AC. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC
menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C) & alihkan panas limbah mesin
AC tadi untuk mengoperasikan water-heater.

9. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin
(dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Kurangilah penggunaan sampah plastik. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas
berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur
ulang kembali. Lebih baik bawa tas yang bisa dipakai ulang untuk mengurangi penggunaan
plastik.

12. Kurangilah konsumsi daging.Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging,


sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa
menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita bervegetarian.

13. Hindari makan makanan fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di
dunia.

14. Jangan membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa
dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan jejak karbon yang
besar.

Você também pode gostar