Você está na página 1de 44

Laporan Kasus

Liposarcoma

Oleh:

Racmad Pratama Suhardi Putra (17014101265)

Supervisor Pembimbing

dr. Marselus Merung, SpB(K)Onk

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul:

LIPOSARCOMA

Oleh

Racmad Pratama Suhardi Putra - 17014101265

Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada :

Oktober 2017

Mengetahui,

Supervisor Pembimbing

dr. Marselus Merung, SpB(K)Onk

Residen Pembimbing

dr. Leonardo
BAB I
PENDAHULUAN

Liposarkoma adalah sekelompok tumor heterogen yang awalnya berasal dari


mesoderm embrionik. Pertumbuhan liposarkoma relatif lambat, menyebabkan sedikit
pertumbuhan rusak menjadi agresif di daerah lokal, merusak sekitar, dan memiliki
potensi besar untuk metastasis sistemik. Insiden perkiraan untuk jenis neoplasia adalah
3-4.5/100.000.1
Sarkoma jaringan lunak terjadi pada sekitar 5000 pasien di Amerika Serikat per
tahun. Secara keseluruhan, liposarcoma menyumbang kurang dari 20% dari semua
sarkoma jaringan lunak, dan rata-rata usia pasien saat presentasi adalah 50 tahun.
Namun, pada anak-anak, liposarcoma menyumbang kurang dari 5% dari semua sarkoma
jaringan lunak; kurang dari 60 kasus pada anak-anak telah dilaporkan. Insidensi
liposarkoma diperkirakan sekitar 2,5 per juta populasi di negara Swedia dan 9,816%
dari sarkoma lainnya.3 Liposarcoma sedikit lebih umum pada pria dari pada wanita.2
Berdasarkan sifat sel-sel tumor dari subtipe ini, derajat keganasan liposarkoma
dibagi menjadi 2, yaitu low grade malignancy seperti ALT/WDL serta myxoid
liposarcoma. Pembagian subtipe ini berdasarkan atas perbedaan histologi, biologi,
sitogenetik dan analisis molekuler, serta terdapat perbedaan sifat sel tumor masing-
masing subtipe mulai yang tidak bermetastasis sampai high-grade sarcoma yang sangat
berpotensial untuk bermetastasis. High grade malgnancy adalah round cell
liposarcoma, pleomorphic liposarcoma dan dedifferentiated liposarcoma.
ALT/WDL merupakan tipe liposarkoma yang paling banyak ditemukan yaitu
sekitar 40-45% dari semua kasus liposarkoma, tipe Myxoid sebanyak 35-40% sdan yang
paling sedikit yaitu pleomorphic liposarcoma sebanyak 5%. Liposarkoma bisa terjadi
pada segala usia tetapi paling sering terjadi pada rentang usia 40 60 tahun dan lebih
sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Usia rata-rata pasien saat onset
adalah 50 tahun. Meskipun liposarcomas menyumbang sekitar 17% dari semua sarkoma
jaringan lunak, mereka hanya terlibat dalam 4% sarkoma jaringan lunak masa kecil.
Kasus liposarcoma dilaporkan pada orang dewasa muda dan remaja, namun kasus pada
anak-anak jarang terjadi.2
Tempat predileksi munculnya liposarkoma paling sering pada ekstremitas,
retroperitoneal dan regio inguinalis. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan
adalah nyeri, parestesia regional, keterbatasan fungsi dan fatigue. Secara klinis
liposarkoma bisa salah didiagnosa sebagai fibroma atau lipoma untuk itu pemeriksaan
histopatologi sangat dianjurkan untuk ketepatan diagnostik. Insidensi liposarkoma
biasanya diperkirakan sekitar 2,5 per juta populasi di negara Swedia dan 9,8-16% dari
sarkoma lainnya. Penilitian yang dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode bulan Februari Mei 2011 ditemukan
sebanyak 30 kasus liposarkoma, didapati 20 kasus sebagai low grade liposarcoma dan
high grade liposarcoma sebanyak 10 kasus. Insidensi liposarkoma di daerah Sulawesi
Utara belum pernah dilaporkan. Liposarkoma merupakan penyakit yang bisa ditangani
dengan baik jika cepat didiagnosis dan diberikan perawatan yang tepat. Etiologi dan
juga patogenesis liposarkoma sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti,
diduga keadaan ini berhubungan dengan kelainan genetik dan lingkungan.3,4,5,6
Kelainan genetik tersebut berbeda-beda bergantung pada subtipe liposarkoma
seperti ALN/WDL terjadi amplifikasi pada kromosom 12q14-15, myxoid liposarcoma
terjadi translokasi pada kromosom t(12;16)(q13;p11), dedifferentiated liposarcom
terjadi amplifikasi pada kromosom 12q13-21, dan pleomorphic liposarcoma terjadi
amplifikasi pada kromosom 12q14-15. Pada beberapa kasus liposarkoma dapat
diinduksi oleh radiasi.3,4,5,6,7,8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Liposarkoma adalah tumor ganas adiposit. Liposarkoma merupakan salah satu
kegananasan jaringan lunak yang paling sering pada kelompok usia dekade
kelima dan keenam. Lesi liposarkoma umumnya memiliki batas yang relatif
tegas.1 Diperkirakan sekitar 21,4% dari keseluruhan sarkoma jaringan lunak
merupakan liposarkoma. Liposarkoma dapat muncul pada seluruh lokasi dengan
jaringan lemak/adiposa namun yang paling sering yaitu ekstremitas bawah,
abdomen dan torso.2 Rekurensi yang berulang dan pertumbuhan invasif lokal
terutama ke paru merupakan gambaran tumor yang agresif.1,2

B. KLASIFIKASI
Tumor bisa timbul dan berkembang di jaringan atau organ manapun.
Tumoryang paling umum, berasal dari ektoderm dan diklasifikasikan sebagai
karsinoma, mencakup lebih dari 80% kematian terkait kanker di dunia Barat.9
Tumor ini selanjutnya dipisahkan menjadi dua kategori utama, di mana
karsinoma sel skuamosa berasal dari permukaan bodi epitel, sedangkan
adenokarsinoma berasal dari epitel glandular, kebanyakan di organ. Tumor
ganas yang tersisa timbul dari jaringan nonepitel. Sekelompok kanker non-epitel
muncul di berbagai jenis sel yang membentuk jaringan pembentuk darah dan sel
sistem kekebalan tubuh. Ini disebut leukemia dan limfoma. Kelompok tumor
nonepitel lainnya berkembang dari sel-sel di sistem saraf pusat dan perifer dan
disebut tumor neuroectodermal. Tumor yang berasal dari mesoderm, misalnya
lemak, otot, tulang rawan, dan tulang, termasuk dalam kelompok tumor
mesenkim, dan tumor mesenchymal ganas sering disebut sarkoma jaringan
lunak.10

Sarkoma jaringan lunak adalah kelompok tumor ganas yang heterogen


yang membentuk kurang dari 1% tumor ganas di Swedia.11 Di antaranya,
liposarcoma adalah jenis sarkoma jaringan lunak yang paling umum pada
manusia dan merupakan sekitar 10% - 18% sarkoma jaringan lunak.12 Dua jenis
yang paling umum adalah liposarcoma yang terdiferensiasi dengan baik /
terdifensiasi (WDLS / DDLS) dan liposarcoma sel myxoid / selulosa (MLS /
RCLS). Tumor ini berkembang pada populasi lokal yang berbeda dan berbagai
jenis jaringan mesenkim. Tumor lemak jinak dan paling umum adalah lipoma,
biasanya tumbuh perlahan seperti benjolan pada lemak subkutan, kebanyakan di
lengan, kaki, atau punggung.13

Atypical lipomatous tumors/Well-differentiated liposarcom (WDLS)


Dedifferentiated liposarcoma (DDLS)
Myxoid liposarcoma (MLS)
Pleomorphic liposarcoma (PLS)
Tabel1 1iposarcoma subtypes, according to the WHO classification of 2013

Klasifikasi Soft Tissue Sarcoma


Tabel TNM klasifikasi untuk Soft Tissue Sarcoma

Primary Tumor (T)

TX Primary tumor cannot be assessed


T0 No evidence of primary tumor
T1 Tumor 5 cm in greatest dimension
T1a Superficial tumor
T1b Deep tumor
T2 Tumor >5cm in greatest dimension
T2a Superficial tumor
T2b Deep tumor
*tumor superficial adalah lokasi eksklusif di bagian atas superfacial fascia tanpa
invasi dari fascia; bagian dalam tumor adalah lokasi lain yang diikuti: dibawah
superficial fascia, superficial ke fascia, dengan invasi dari atau melalui fascia, atau
kedua superficial ke bawah fascia.

Regional lymph nodes (N)

NX Regional lymph nodes cannot be assessed


N0 No regional lymph node metastasis
N1 Regional lymph node metastasis
adanya nodul (n1) positif dalam tumor Mo di pertimbangkan pada stage III

Distant metastasis (M)

MO No distant metastasis
M1 Distant metastasis
GX Grade cannot be assessed
G1 Grade 1
G2 Grade 2
G3 Grade 3

Stage T N M Histologic grade

Stage T1a N0 M0 G1, GX


Ia T1b N0 M0 G1,GX
Stage T2a N0 Mo G1,GX
IB T2b N0 M0 G1, GX
Stage T1a N0 M0 G2,G3
IIa T1b N0 M0 G2G3
Stage T2a N0 M0 G2
IIb T2b N0 M0 G2
Stage T2a, T2b N0 M0 G3
III Any T N1 M0 Any G
Stage
Any T Any N M1 Any G
IV

C. HISTOLOGI
Liposarkoma adalah tumor ganas adiposit. Liposarkoma merupakan salah satu
kegananasan jaringan lunak yang paling sering pada kelompok usia dekade
kelima dan keenam. Lesi liposarkoma umumnya memiliki batas yang relatif
tegas.14 Diperkirakan sekitar 21,4% dari keseluruhan sarkoma jaringan lunak
merupakan liposarkoma. Liposarkoma dapat muncul pada seluruh lokasi dengan
jaringan lemak/adiposa namun yang paling sering yaitu ekstremitas bawah,
abdomen dan torso.2 Rekurensi yang berulang dan pertumbuhan invasif lokal
terutama ke paru merupakan gambaran tumor yang agresif.14,15
Jaringan adiposa berbatasan dengan jaringan ikat padat tidakv teratur, dimana
sel adiposa tampak kosong dan berinti gepeng yang terlihat gelap dengan
pulasan bahan kimia. Ini merupakan suatu potongan dermis (kulit bagian dalam)
yang disajikan dalam gambaran fotomikrograf.16

D. ANATOMI THORACOHUMERAL
M.pectoralis major, m.pectoralis minor, m.subclavius dan m.serratus anterior
merupakan empat otot yang membentuk thoracohumeral. Tabel dibawah ini
menjelaskan perlekatan proksimal, distal, inervasi dan fungsi utama dari
keempat otot yang membentuk thoracohumeral.

Perlekatan Perlekatan
Otot Inervasi Fungsi Utama
Proksimal Distal
M. Pars Labium laterale Nervus Mengadduksi
pectoralis clavicularis: sulcus pectoralis dan memutar
major Permukaan intertubercularis lateralis dan humeri ke
anterior humeri medialis; medial; menarik
separuh pars scapula di
medial clavicularis anterior dan
clavicula (C5, C6), inferior. Bekerja
pars sendiri, pars
Pars sternocostalis clavicularis
sternocostalis: (C7, C8, T1) memfleksikan
Permukaan humerus dan
anterior pars
sternum, sternocostalis
enam mengekstensinya
cartilago dari posisi fleksi.
costalis
superior,
aponeurosis
m. obliquus
externus
M. Costa III-V di Batas medial Nervus Menstabilkan
pectoralis dekat dan permukaan pectoralis scapula dengan
minor cartilago superior medialis menariknya di
costalisnya processus (C8,T1) inferior dan
coracoideus anterior
scapulae melawan
dinding toraks
M. Taut costa I Permukaan Nervus Bersandar dan
subclavius dan cartilago inferior subclavius menekan
costalisnya sepertiga tengah (C5,C6) clavicula
clavicula
M. serratus Permukaan Permukaan Nervus Protraksi scapula
anterior eksterna anterior batas thoracicus dan menahannya
bagian lateral medial scapula longus melawan
costa I-VIII (C5,C6,C7) dinding toraks;
memutar scapula

Angka yang dicetak tebal (C5) menunjukkan inervasi segmental medulla


spinalis utama. Kerusakan pada satu atau lebih segmen medulla spinalis yang
disajikan atau radix nervus motorik yang berasal darinya menyebabkan paralisis
otot-otot yang dipersarafi.
E. EPIDEMIOLOGI dan ETIOLOGI
Liposarkoma adalah sekelompok tumor heterogen yang awalnya berasal
dari mesoderm embrionik. Pertumbuhan liposarkoma relatif lambat,
menyebabkan sedikit pertumbuhan rusak,menjadi agresif di daerah lokal,
merusak sekitar, dan memiliki potensi besar untuk metastasis sistemik. Insiden
perkiraan untuk jenis neoplasia adalah 3-4.5/100.000.1

Sarkoma jaringan lunak terjadi pada sekitar 5000 pasien di Amerika


Serikat per tahun. Secara keseluruhan, liposarcomas menyumbang kurang dari
20% dari semua sarkoma jaringan lunak, dan rata-rata usia pasien saat presentasi
adalah 50 tahun. Namun, pada anak-anak, liposarcomas menyumbang kurang
dari 5% dari semua sarkoma jaringan lunak; kurang dari 60 kasus pada anak-
anak telah dilaporkan.2

Insidensi liposarkoma diperkirakan sekitar 2,5 per juta populasi di negara


Swedia dan 9,816% dari sarkoma lainnya.3Liposarcomas sedikit lebih umum
pada pria daripada pada wanita. Usia rata-rata pasien saat onset adalah 50 tahun.
Meskipun liposarcomas menyumbang sekitar 17% dari semua sarkoma jaringan
lunak, mereka hanya terlibat dalam 4% sarkoma jaringan lunak masa kecil.
Kasus liposarcoma dilaporkan pada orang dewasa muda dan remaja, namun
kasus pada anak-anak jarang terjadi.2
Etiologi dan juga patogenesis liposarkoma sampai sekarang belum dapat
diketahui dengan pasti, diduga keadaan ini berhubungan dengan kelainan
genetik dan lingkungan.3-6

F. PATOGENESIS
Pada tingkat kromosom, DDLS sering menunjukkan kelainan kromosom
yang sama dengan WDLS, yaitu adanya cincin supernumerary atau kromosom
raksasa yang berasal dari daerah 12q (13-15).17
Mutasi TP53, yang ditentukan dengan metode molekuler, jarang terjadi
namun tingkat amplifikasi MDM2 dan CDK4 lebih sering lebih tinggi pada
DDLS daripada di WDLS.18

G. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis berupa benjolan abnormal yang semakin
membesar tanpa radang dan nyeri, penurunan berat badan.3
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Dinilai massa tekan, nyeri tekan, konsistensi, permukaan, ukuran, hiperemis,
tanda radang. 19
Pemeriksaan Penunjang
CT-scan, MRI, X-foto polos, Ultrasonografi dan Biopsi.19

H. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dapat melaporkan hal-hal berupa Teraba massa yang semakin membesar,
Penurunan fungsi (motorik dan sensorik), Kesemutan, Vasodilatasi, Kelelahan.19

I. TERAPI
Pengobatan multimodal dengan operasi pengangkatan dan radioterapi
digunakan sebagai pilar kontrol lokal, bersamaan dengan kemoterapi untuk
penyakit sistemik. Beberapa pilihan terapeutik tersedia untuk penyakit lokal atau
metastasis yang agresif. Sensitivitas kemoterapi sangat bervariasi antara subtipe
dengan tingkat respons yang lebih tinggi pada MLPS dibandingkan dengan WD
/ DDLPS (48% berbanding 11%).20 Tumor MLPS juga sangat radiosensitif 21,22.

J. PROGNOSIS
Tingkat kelangsungan hidup untuk liposarcomasberdasarkan tipe
histologi tumor Atipical and low grade 72%, Myxoid 81%, Mixed 68%,
Pleomorphic 12%, Dedifferented 52%. 23
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. S. J
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 52 tahun
Tempat/Tanggal Lahir : Tanawangko, 1 April 1965
Alamat : Desa Kendis Jaga V
Pekerjaan : Petani
Agama : Kristen Protestan
No. RM : 34.99.49
Masuk Rumah Sakit : 6 Agustus 2017

B. Anamnesis

Keluhan Utama : Benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang:

Benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri dialami sejak kira
kira 1 bulan SMRS. Awalnya benjolan timbul sejak kira kira 2 tahun SMRS,
awalnya benjolan kecil lama kelamaan membesar. Penderita mempunyai riwayat
benjolan yang sama dan sudah dilakukan operasi tahun 2013. Riwayat demam (-),
riwayat penurunan berat badan (-). Penderita kemudian datang berobat ke RSUP
Prof. DR. R. D Kandou.

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal,
asam urat, dan kolesterol disangkal.

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit seperti ini
Riwayat alergi
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan tertentu disangkal.

C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis / E4V5M6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 96x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,3oC
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 160 cm

Kepala
Mata
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterik -/-
Pupil : Bulat isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya +/+

Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-,
Bunyi jantung I-II Reguler, bising tidak ada

Abdomen
Inspeksi : Datar, Lemas
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : Lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar & lien tidak teraba, massa (-)
Perkusi : Timpani

Ekstremitas
Regio brachii dextra: benjolan (+) ukuran 20 x 14 cm, konsistensi lunak, NT(+),
batas tidak tegas, berbenjol-benjol (+)
Superior : Tidak ada kelainan
Inferior : Tidak ada kelainan
CRT : < 2
RT : Sakral sparing (-), TSA cekat, Ampulakosong
ST : Feses (-), Darah (-)

D. Pemeriksaan Penunjang
FNAB
X-foto thorax Cardiomegaly dengan dilatation aorta
EKG dalam batas normal

Pemeriksaan Darah Lengkap (5/8/2017)


Leukosit 7800/uL
Eritrosit 2,38 106/uL
Hemoglobin 5,9 g/dL
Trombosit 473x103/uL
SGOT 57 U/L
SGPT 68 U/L
Ureum darah 22 mg/dL
Creatinin darah 0,9 g/dL
Albumin 4,19 g/dL
GDS 123
Chlorida darah 98 mEq/L
Kalium darah 3,3 mEq/L
Natrium darah 126 mEq/L
MCH 24,9
MCHC 31,2
MCV 79,7

RESUME MASUK
Seorang laki - laki,usia 52 tahun datang dengan keluhan utama benjolan di regio
brachii lateral dextra disertai nyeri. Benjolan dialami sejak kira kira 1 bulan SMRS.
Awalnya benjolan timbul sejak kira - kira 2 tahun SMRS, awalnya benjolan kecil
kemudian lama kelamaan membesar. Penderita mempunyai riwayat benjolan yang sama
dan sudah dilakukan operasi tahun 2013. Riwayat demam (+), riwayat penurunan berat
badan (-). Penderita kemudian datang berobat ke RSUP Prof. DR. R. D Kandou.
Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan, keadaan umum penderita baik ,
kesadaran compos mentis, tanda vital, pemeriksaan kepala, thorax, abdomen dan
ekstremitas dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan :
Regio brachii dextra: benjolan (+) ukuran 20 x 14 cm, konsistensi lunak, NT(+), batas
tidak tegas, berbenjol-benjol (+)

Diagnosis Kerja
Tumor brachii dextra suspect lipoma reccurent regio brachii lateral dextra

Penatalaksanaan
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/menit
Ranitidin 2x1 amp iv
Ketorolac 2x1 amp iv k/p

FOLLOW UP
6/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- MRS

7/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- Rencana MRI, FNAB, operasi elektif

8/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- Rencana MRI, FNAB, operasi elektif

9/8/2017
S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- Rencana MRI, FNAB, operasi elektif

10/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- Rencana MRI, operasi elektif
- Hasil FNAB inconclusive

11/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent


P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- operasi elektif

Leukosit 5900/uL
Eritrosit 2.56 106 /uL
Hemoglobin 6,8 g/dL
Hematokrit 21.1 %
Trombosit 385x103/uL
MCH 26.6 pg
MCHC 32.2 g/dL
MCV 82,4 fl
Chlorida darah 103 mEq/L
Kalium darah 3,70 mEq/L
Natrium darah 134 mEq/L

12/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL

13/8/2017
S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL

14/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL

EKG dalam batas normal

Leukosit 6800/uL
Eritrosit 3.62 106 /uL
Hemoglobin 10,8 g/dL
Hematokrit 32 %
Trombosit 267x103/uL
MCH 29.8 pg
MCHC 33.8 g/dL
MCV 88.4 fl
Chlorida darah 108 mEq/L
Kalium darah 3,80 mEq/L
Natrium darah 140 mEq/L
SGOT 10 U/L
SGPT 13 U/L
Ureum 64 mg/dL
Creatinin 1 mg/dL
Albumin 3.58 g/dL

15/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p

16/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:
- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm
- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p

17/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p

18/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

0: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p

Leukosit 6700/uL
Eritrosit 3.43 106 /uL
Hemoglobin 9.8 g/dL
Hematokrit 28.5%
Trombosit 435x103/uL
MCH 28.6 pg
MCHC 34.4 g/dL
MCV 83.1 fl
Chlorida darah 95,1 mEq/L
Kalium darah 3.95 mEq/L
Natrium darah 133 mEq/L
SGOT 23 U/L
SGPT 39 U/L
Ureum 23 mg/dL
Creatinin 0.8 mg/dL
GDS 95,1 g/dL
PT
@Detik
Pasien 16.6 detik
Kontrol 12.9 detik
@INR
Pasien 1.44 detik
Kontrol 1.03 detik
@APPT
Pasien 31.8 detik
Kontrol 29.8 detik

19/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

O: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL

Leukosit 6700/uL
Eritrosit 3.34 106 /uL
Hemoglobin 9.3 g/dL
Hematokrit 27.7%
Trombosit 431x103/uL
MCH 28.6 pg
MCHC 34.4 g/dL
MCV 83.1 fl
20/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

O: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfusi PRC 1 bag

21/8/2017

S: benjolan di regio brachii lateral dextra disertai dengan nyeri

O: ekstremitas regio brachii d benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas
berbenjol-benol

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Inj ranitidine 2x1 amp iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv k/p
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL
- Rencana operasi wide and deep exicion dan flap

22/8/2017

S: -

O: luka bekas operasi

A: Tumor brachii dextra suspect malignancy dd lipoma reccurent

P:

- IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


- Ceftriaxone 3x1 gr
- Inj ranitidine 2x50mg iv
- Inj ketorolac 3x1 amp iv
- B com 1x1amp iv
- Vit c 3x1 amp iv
- Transfunsi PRC sampai Hb >10 g/dL

Laporan operasi

1. Pasien tidur terlentang dengan anestesi GA


2. A dan antiseptik lapangan operasi
3. Tampak tumor di regio thoracolumbal dextra ukuran 30x30cm, lunak, mobile
4. Dibuat design insisi
5. Insisi sesuai design hingga di temukan tumor
6. Tampak tumor mengfikasi musculus deltoideus, bisepe, trisep dextra, pectoris
major
7. Dilakukan eksisi tumor, dilakukan miomektomi pada yang terkena.
8. Dilakukan penjahitan otot-otot dibuat flap superior dan inferior dari tepi tumor
9. Kontrol perdarahan
10. Pasang drain 2 buah
11. Luka di jahit lapis demi lapis
12. Operasi selesai
Leukosit 19500/uL
Eritrosit 4.05 106 /uL
Hemoglobin 12.2 g/dL
Hematokrit 33.7 %
Trombosit 237x103/uL
MCH 30.1 pg
MCHC 36.2 g/dL
MCV 83.2 fl
Chlorida darah 103 mEq/L
Kalium darah 4.40 mEq/L
Natrium darah 123mEq/L
SGOT 23 U/L
SGPT 29 U/L
Ureum 30 mg/dL
Creatinin 0.9 mg/dL
Albumin 1.53 g/dL

23/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : CRT<2, SpO2 99%
A : Tumor brachii dextra
P:
- Terapi sesuai T.S anestesi

Hasil Lab 23/8/17


Leukosit 13490
Eritrosit 3.10
Hb 8.9
Ht 25.3
Trombosit 238
MCH 28.7
MCHC 35.2
MCV 81.6
Na 133
K 4.70
Cl 94.7

Hasil biopsi tgl 23/8/2017


Dedifferentiated liposarcoma ( score 5 - grade II )

Hasil CT-Scan tgl 23/8/2017


Kesan adanya massa dengan mix density ( padat campur kistik ) yang cukup besar pada
daerah soft tissue daerah deltod kanan

24/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : Luka terawat (+) CRT<2
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra, anemia,
hipoalbumin, hiponatremia
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidine 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp
- Albumin 25%
- Kapsul garam 3x2 tab
- Rawat Luka

25/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : Luka terawat (+) CRT<2
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra, anemia,
hipoalbumin, hiponatremia
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidine 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp
- Albumin 25%
- Kapsul garam 3x2 tab
- Rawat Luka

Hasil Histopatologi 25/8/17


Dedifferentiated Liposarcoma (SCORE 5-GRADE II)

26/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra, anemia,
hipoalbumin, hiponatremia
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidine 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp
- Albumin 25%
- Kapsul garam 3x2 tab
- Rawat Luka

27/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra, anemia,
hipoalbumin, hiponatremia
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidine 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp
- Albumin 25%
- Kapsul garam 3x2 tab
- Rawat Luka

28/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra, anemia,
hipoalbumin, hiponatremia
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidine 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp
- Albumin 25%
- kapsul garam 3x2 tab
- Rawat Luka

29/8/2017
S : Nyeri lengan kanan
O : R. Brachii dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra, anemia,
hipoalbumin, hiponatremia
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidine 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp
- Albumin 25%
- Kapsul garam 3x2 tab
- Rawat Luka
30/8/2017
S : Luka dan nyeri post. Op menurun
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Rawat luka tiap hari.

31/8/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Rawat luka tiap hari.

Hasil Lab 31/8/17


Leukosit 9300
Eritrosit 3.01
Hb 8.6
Ht 25.8
Trombosit 474
MCH 28.6
MCHC 33.3
MCV 85.7
SGOT 12
SGPT 24
Ur 34
Cr 0.7
GDS 83
Albumin 3.24
Na 136
K 3.67
Cl 96.7

1/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Rawat luka tiap hari.

2/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Trf PRC > HB 10 gr
- Rawat luka tiap hari.
3/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 20 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Trf PRC > HB 10 gr
- Rawat luka tiap hari.

4/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 21 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Trf PRC > HB 10 gr
- Rawat luka tiap hari.

5/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- IVFD NaCl 21 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Trf PRC > HB 10 gr
- Rawat luka 2 hari sekali.

Hasil Lab 5/9/17


Leukosit 10.700
Eritrosit 3.15
Hb 9.1
Ht 27.8
Trombosit 451
MCH 28.9
MCHC 32.7
MCV 88.3
GDS 76
Albumin 3.60
Na 138
K 4.34
Cl 99.4

6/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- Cefixime 2x100 mg p.o
- Ranitidine 2x1 tab p.o
- Asam Mefenamat 3x500mg p.o
- Rawat luka 2 hari sekali.

7/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+) pus darah (-)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- Cefixime 2x100 mg p.o
- Ranitidine 2x1 tab p.o
- Asam Mefenamat 3x500mg p.o
- Rawat luka, skingraft.

8/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- Cefixime 2x100 mg p.o
- Ranitidine 2x1 tab p.o
- Asam Mefenamat 3x500mg p.o
- Rawat luka, skingraft.

9/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
P:
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Asam Mefenamat 3x500mg p.o
- Rawat luka, skingraft, transfusi prc > HB 10 gr

10/9/2017
S : Luka dan nyeri post. op
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra FTSG
P:
- IVFD NaCl 0,9 % - 24 gtt/jam
- Transfusi PRC > HB 10 gr
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Asam Mefenamat 3x500mg p.o
Hasil Lab 10/9/17
Leukosit 6800
Eritrosit 3,62
Hb 10,8
Ht 32,0
Trombosit 267
MCH 29,8
MCHC 33,8
MCV 88,3
GDS 76
SGOT 10
SGPT 13
Ur 61
Cr 1,0
Albumin 3,58
Na 140
K 3,80
Cl 108,0

11/9/2017
S : Skingraft
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+)
A : Post wide and deep exicision + flap e.c. tumor thoracohumeral dextra
FTSG
P:
- IVFD NaCl 0,9 % - 24 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Asam Mefenamat 3x500mg p.o
- Bungkus perut, skingraft

Laporan Operasi 11/09/2017

Tindakan pembedahan :
1. Rekonstruksi post wide and deep excision
2. Fault Thickness Skin Graft (FTSG)
Diagnosis prabedah :
Post wide and deep excision e.c liposarcoma R. thoracohumeral dextra
Diagnosis pascabedah :
Post wide and deep excision e.c liposarcoma R. thoracohumeral dextra
Uraian pembedahan :
1. Penderita terlentang dengan GA
2. A dan antisepsis lapangan operasi
3. Insisi elips pada abdomen intraumbilikal sebagai donor graft, jaringan diambil
sampai dermis
4. Donor direndah Nacl 0,9 %
5. Donor site dijahit
6. Graft diberi lubang
7. Graft dijahit pada lokasi resipien
8. Luka skin graft ditutup dengan sofratula dan kasa steril
9. Operasi selesai
12/9/2017
S : Luka dan nyeri post op.
O : R. Thoracohumeral dextra : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
FTSG
P:
- IVFD NaCl 0,9 % - 32 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- Vit B com 5 cc + Vit C 5 amp drips 24 gtt/jam
- Makan bubur, rawat luka

13/9/2017
S : Luka dan nyeri post op. ditangan dan perut
O : R. Humeral dextra : Luka terawat (+)
R. Abdomen : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
FTSG
P:
- IVFD NaCl 0,9 % - 32 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Paracetamol drips i.v k/p
- B com tab 3x1 p.o
- Rawat Luka, bila sudah basah perban ganti langsung

14/9/2017
S : Luka dan nyeri post op.
O : R. Thoracohumeral : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
FTSG
P:
- IVFD NaCl 0,9 % - 32 gtt/jam
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Ketorolac 3x1 gr i.v k/p
- B com 5 cc + Vit C 5 amp dalam 500 cc drips 24 gtt/jam
- Rawat Luka

15/9/2017
S : Luka dan nyeri post op. di regio brachii lateral dextra dan perut
O : R. Humeral dextra : Luka terawat (+)
R. Abdomen : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
FTSG
P:
- IVFD NaCl 0,9 %
- Ceftriaxone 2x1 gr i.v
- Ranitidine 2x1 gr i.v
- Paracetamol 3x500 tab p.o k/p
- B com 5 cc + Vit C 5 amp dalam 500 cc drips 24 gtt/jam
- Rawat Luka

16/9/2017
S : Luka dan nyeri post op. di regio brachii lateral dextra dan perut
O : R. Humeral dextra : Luka terawat (+)
R. Abdomen : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
Post FTSG
P : Cefixime 2x100 mg p.o
Ranitidine 2x1 tab p.o
Asam Mefenamat 3x500 mg p.o k/p
B com 3x1 tab p.o
Vit C 3x1 tab p.o
Rawat Luka
Hasil Lab 16/9/17
Leukosit 9129
Eritrosit 3,79
Hb 10,8
Ht 34,1
Trombosit 260
MCH 28,5
MCHC 31,7
MCV 90,0
GDS 108
Albumin 3,94
Na 139
K 4,00
Cl 102,0

17/9/2017 S : Luka dan nyeri post op. di regio brachii lateral dextra dan perut
O : R. Humeral dextra : Luka terawat (+)
R. Abdomen : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
FTSG
P : Cefixime 2x100 mg p.o
Ranitidine 2x1 tab p.o
` Asam Mefenamat 3x500 mg p.o k/p
B com 3x1 tab p.o
` Vit C 3x1 tab p.o
Rawat Luka

18/9/2017 S : Luka dan nyeri post op. di regio brachii lateral dextra dan perut
O : R. Humeral dextra : Luka terawat (+)
R. Abdomen : Luka terawat (+)
A : Post rekonstruksi post wide and deep exicision e.c. liposarcoma
FTSG
P : Cefixime 2x100 mg p.o
Ranitidine 2x1 tab p.o
` Asam Mefenamat 3x500 mg p.o k/p
B com 3x1 tab p.o
` Vit C 3x1 tab p.o
Rawat Luka
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien adalah laki-laki berusia 52 tahun. Menurut penelitian yang
dilakukan Vocks, Worret dan Burgdorf pada tahun 2000 bahwa liposarkoma bisa terjadi
pada segala usia tetapi paling sering terjadi pada rentang usia 40 60 tahun dan lebih
sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Usia rata-rata pasien saat onset
adalah 50 tahun. Liposarkoma dibagi menjadi 2, yaitu low grade malignancy seperti
ALT/WDL serta myxoid liposarcoma. ALT/WDL merupakan tipe liposarkoma yang
paling banyak ditemukan yaitu sekitar 40-45% dari semua kasus liposarkoma, tipe
Myxoid sebanyak 35-40% dan yang paling sedikit yaitu pleomorphic liposarcoma
sebanyak 5%. 2
Pada kasus ini penderita mengeluh benjolan di regio brachii lateral dextra
disertai dengan nyeri, pada pemeriksaan Fisik di dapatkan ekstremitas regio brachii
dengan benjolan ukuran 20x14cm, lunak, batas tidak tegas berbenjol-benjol,
Pemeriksaan penunjang menggunakan CT Scan Thoracohumeral didapatkan kesan
adanya massa dengan mix density ( padat campur kistik ) yang cukup besar pada daerah
soft tissue daerah deltoid kanan dan di diagnosis dengan Liposarcoma. Hal ini sejalan
dengan teori yang ditulis dalam buku Enzinger & Weisss soft tissue tumor bahwa
tempat predileksi munculnya liposarkoma paling sering pada ekstremitas,
retroperitoneal dan regio inguinalis. Pada pemeriksaan fisik dan penunjang dinilai massa
tekan, nyeri tekan, konsistensi, permukaan, ukuran, hiperemis, tanda radang, dan
Pemeriksaan Penunjang CT-scan, MRI, X-foto polos, Ultrasonografi dan Biopsi.
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.3,17.
Pada kasus ini wide and deep exiction dilakukan setelah dilakukan pengangkatan
terlebih dahulu. Hal ini sejalan juga dengan penelitian Nascimento tahun 2001 dimana
pengobatan multimodal dengan operasi pengangkatan dan radioterapi digunakan
sebagai pilar kontrol lokal, bersamaan dengan kemoterapi untuk penyakit sistemik.20
Liposarkoma merupakan penyakit yang bisa ditangani dengan baik jika cepat
didiagnosis dan diberikan perawatan yang tepat. Etiologi dan juga patogenesis
liposarkoma sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti, diduga keadaan ini
berhubungan dengan kelainan genetik dan lingkungan.5,6 Pada pasien ini telah dilakukan
pemeriksaan histopatologi dan didapatkan dedifferentiated liposarcoma. Kelainan
genetik tersebut berbeda-beda bergantung pada subtipe liposarkoma seperti ALN/WDL
terjadi amplifikasi pada kromosom 12q14-15, myxoid liposarcoma terjadi translokasi
pada kromosom t(12;16)(q13;p11), dedifferentiated liposarcom terjadi amplifikasi pada
kromosom 12q13-21, dan pleomorphic liposarcoma terjadi amplifikasi pada kromosom
12q14-15. Pada beberapa kasus liposarkoma dapat diinduksi oleh radiasi.3-8
Prognosis pada pasien ini dubia. Berdasarkan penelitian de Vreeze, de Jong,
Haas tahun 2008 bahwa tingkat kelangsungan hidup untuk liposarcoma berdasarkan tipe
histologi tumor atipical and low grade 72%, Myxoid 81%, Mixed 68%, Pleomorphic
12%, Dedifferented 52%.23
DAFTAR PUSTAKA

1. Gonzalez RG, Molina RB, Maldonado OT, Burciaga RG, Gastelum MG. In: Derbel
F, editor. Head and Neck Soft Tissue Sarcoma, Soft Tissue Tumors. Rijeka: InTech;
2011.
2. Vocks E, Worret WI, Burgdorf WH. Myxoid liposarcoma in a 12 y.o girl.
Pediatrdematol. 2000.17(2):129-32
3. Liposarcoma. Dalam: Weiss SW, Goldblum JR. Enzinger & Weisss soft tissue
tumors. Edisi ke-5. Philadelphia. Mosby-Elsevier Inc; 2008. h. 477510.
4. Tos APD, Pedeutour F. Atypical lipomatous tumour/well differentiated liposarcoma.
Dalam: Fletcher CDM, Unni KK, Mertens F. Pathology & genetics tumours of soft
tissue and bone. WHO. Lyon: International Agency for Research on Cancer (IARC)
Press. 2002. h. 3546.
5. Rosai J. Soft tissues. Dalam: Rosai J, penyunting. Rosai and Ackermans Surgical
Pathology. Edisi ke-10. Philadelphia: Elsevier Inc; 2011. h. 214550.
6. Rosenberg AE. Bones, joints, and soft-tissue tumors. Dalam: Kumar V, Abbas AK,
Fausto N, Aster JC. Robbins and Cotran pathologic basis of diseases. Edisi ke-8.
Philadelphia: WB Saunders Co; 2010. h. 124850.
7. Conyers R, Young S, Thomas DM. Liposarcoma: molecular genetics and
therapeutics.Hindawi Publishing Corporation. Sarcoma. 2011:113.
8. Montgomery E. Liposarcomas. Dalam: International Academy of Pathology (Hong
Kong Division). Spring Scientific Meeting 2011; 2011 May 2829; Hong Kong.
9. Weinberg, R.A., The biology of cancer. 2007, New York: Garland science
10. Kumar, A., Fausto, Aster, Robbins and Cotran Pathologic basis of disease. 2009. 8.
11. Olsson, H., An updated review of the epidemiology of soft tissue sarcoma. Acta
Orthop Scand Suppl, 2004. 75(311): p. 16-20
12. Fletcher, A.M., K.K. Unni, and F. Mertens, WHO classification. 2013, Lyon: IARC
press.
13. McElderry J, McKenney JK, Stack BC. High-grade liposarcoma metastatic to the
gingival mucosa: Case report and literature review. Am J Otolaryngol 2008;29:130-
4.
14. Burns Dennis K, Vinay Kumar. Jantung. Dalam: Kumar, Cotran, Robbins, editors.
Buku ajar patologi robbins. Edisi ke-7. Volume 2. Jakarta: EGC; 2014. h. 875.
15. Wan Desen. Buku ajar onkologi klinis. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2013. h. 613.
16. Eroschenko Victor P. Atlas histologi diFiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-
11. Jakarta: EGC; 2012. h. 66-7.
17. Nascimento AG. Dedifferentiated liposarcoma. Semin Diagn Pathol. 2001
Nov;18(4):263-6)
18. Sandberg AA. Updates on the cytogenetic sand molecular genetics of bone and soft
tissue tumors : liposarcoma. Cancer Genet Cytogenet. 2004 Nov;155(1):1-2
19. Azamris, Handayani P, Rifki M. MixoidLiposarcoma. JurnalKesehatanAndalas.
2016;752-754.
20. R. L. Jones, C. Fisher, O. Al-Muderis, and I. R. Judson, Differential sensitivity of
liposarcoma subtypes to chemotherapy, European Journal of Cancer, vol. 41, no.
18, pp. 28532860, 2005.
21. R. S. A. de Vreeze, D. de Jong, R. L. Haas, F. Stewart, and F. van Coevorden,
Effectiveness of radiotherapy in myxoid sarcomas is associated with a dense
vascular pattern, International Journal of Radiation Oncology Biology Physics, vol.
72, no. 5, pp. 14801487, 2008.
22. G. Pitson, P. Robinson, and P. Robinson, Radiation response: an additional unique
signature of myxoid liposarcoma, International Journal of Radiation Oncology
Biology Physics, vol. 60, no. 2, pp. 522526, 2004
23. Roque P, Mankin HJ, Hornicek FJ, Nyame T. Extremity Liposarcoma: procnotic
indicarors. Research Articel.Future Medicine. 2007. p. 299-305.

Você também pode gostar