Você está na página 1de 14

TUGAS PRA UAS

GEOSTATISTIKA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Mata Kuliah Geostatistika


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung
Tahun Akademik 2016/2017

Oleh :
Guntur Indra Prahasta
10070115068

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1438 H / 2017 M
Assalamualaikum wr wb

Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang dimana atas nikmat-
Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan akhir dengan tema Analisis Data
Eksplorasi/ Penambangan/ Stockpile Menggunakan Metode Geostatistika
(Invers Distance/Krigging/Variogram). Juga kepada dosen dan teman teman
yang sudah membantu dalam pengerjaan makalah ini baik secara langsung
maupun tidak.
Disamping itu semua saya mengharapkan kritik dan saranya terhadap
makalah ini sehingga saya dapat melakukan koreksi terhadap pembuatan
makalah ini. Yang dimana akan saya jadikan pelajaran dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini saya buat dengan harapan dapat diterima dan
dijadikan bahan penilaian pada mata kuliah Geostatistika.
Wassalamualaikum wr wb

Bandung, Senin 29 Mei 2017

Penulis

Guntur Indra Prahasta

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Statistika adalah bidang kajian ilmu matematika yang meliputi proses
pengumpulan data, analisis data, penyajian dan penarikan kesimpulan
berdasarkan data. Dalam berbagai kasus, proses pengumpulan data merupakan
tahap yang sangat mempengaruhi hasil akhir dalam statistika. Hal ini
dikarenakan apabila dalam tahap pengumpulan data terdapat kesalahan
maupun metode pengumpulan data menghasilkan data yang tidak representatif,
penarikan analisis dan kesimpulan dari data tersebut tidak akan sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
Geostatistika dalam dunia pertambangan khususnya dalam kegiatan
eksplorasi mempunyai peranan yang sangat penting. Pemetaan dan estimasi
adalah hasil yang dihasilkan dari peranan penting geostatistika. Kegiatan
eksplorasi ini dilakukan untuk mencari sebaran bahan galian baik itu batubara,
logam dan bahan galian lainnya yang sangat dibutuhkan bagi seluruh umat
manusia. Kegiatan eksplorasi dalam pemboran tentunya diperlukan berbagai
komponen didalamnya sehingga dapat menghasilkan hasil yang diinginkan.
Pada kajian geostatistika terdapat ilmu yang sudah lama dipakai oleh
para pendahulu yang terdapat didalamnya. Metode geostatistika yang banyak
digunakan dalam kegiatan eksplorasi yakni metode univariat dan multivariat.
Dengan menguasai metode univariat dan multivariat, orang tambang
akan mampu menguasai dan mengaplikasikan ilmu geostatistika dalam kegiatan
eksplorasi khususnya dalam bidang pemboran.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dibuatnya makalah ini agar mahasiswa/penulis dapat memahami
metode geostatistika (invers distance/krigging/variogram).

1.2.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami metode geostatistika (invers
distance/krigging/variogram).
2. Agar mahasiswa dapat menganalisa data eksplorasi/ penambangan/
stockpile dengan menggunakan metode geostatistika.

BAB II
ISI

2.1 Eksplorasi
Secara umum pengertian eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan
menilai suatu endapan mineral. Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian
didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu
keterangan mengenai letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai
ekonomis dari endapan bahan galian.
Koesoemadinata (1995) berpendapat bahwa eksplorasi adalah suatu
aktivitasuntuk mencari tahu keadaan suatu daerah, ruang ataupun realm yang
sebelumnya tidakdiketahui keberadaannya, sedangkan istilah eksplorasi geologi
adalah mencari tahutentang keadaan suatu objek geologi yang umumnya berupa
cebakan mineral.
Koesoemadinata (1995) mengibaratkan eksplorasi dengan sebuah
perburuan.Seorang ahli geologi atau seorang ahli eksplorasi dipersamakan
dengan pemburu.Pemburu tersebut harus dapat memperhatikan model binatang
yang diburu, habitat dimana buruan itu hidup, petunjuk-petunjuk atau jejak-jejak
yang ditinggalkannya, kelemahan dan kekuatan dari binatang tersebut, senjata
yang ampuh untukmerobohkannya, serta strategi untuk dapat sampai mendekati
sasaran dalam jarak tembak.
Tujuan dari eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan
sejumlahmaksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan
waktu seminimal mungkin (to find and acquire a maximum number of new
economic mineral deposits within a minimum cost and in a minimum time (Baily,
1968 dalam Koesoemadinata 1995).
2.1.1 Konsep Eksplorasi
Koesoemadinata (1995) menyebutkan bahwa untuk melakukan eksplorasi
atau pencarian suatu cebakan, seseorang yang bekerja di bidang eksplorasi ini
harus mempunyai bayangan tentang apa yang akan dicari, di daerah mana akan
dicari serta metoda dan sistem apa yang efektif digunakan, dengan kata lain
harus memiliki konsep. Konsep ini akan digunakan sebagai dasar suatu sistem
pencarian. Terakhir adalah menentukan metoda untuk melacak, sehingga secara
singkat konsep eksplorasi akan merumuskan strategi dan taktik serta program
kegiatan eksplorasi.
Dalam melakukan eksplorasi, ada 2 (dua) macam pendekatan, yaitu
pendekatan tradisional dan pendekatan modern/scientific. Pendekatan tradisional
meliputi prospeksi (pelacakan/penyisiran langsung terhadap obyek yang dicari)
dan eksplorasi (mencari tahu akan kelanjutan suatu singkapan dari obyek
(endapan) yang dicari secara lateral maupun ke dalam). Pendekatan
modern/scientific merupakan eksplorasi geologi yang merupakan pencarian
suatu objek geologi (endapan) secara ilmiah dan berencana.
Metoda/teknik eksplorasi tidak dapat digunakan tanpa suatu konsep
eksplorasi. Konsep eksplorasi menentukan sasaran eksplorasi sehingga
pemakaian metoda dan teknik ekplorasi dapat tepat guna, efektif dan efisien.
Dari persamaan pengertian antara eksplorasi dengan perburuan tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa eksplorasi geologi adalah pencarian suatu obyek geologi
(dalam hal ini adalah endapan bahan galian) secara ilmiah dan berencana yang
mencakup:
1. Model geologi dari endapan yang dicari atau dari lingkungan geologinya
dimana
2. Endapan bahan galian itu biasanya berada
3. Strategi untuk pencarian itu
4. Pemilihan metoda yang akan dipakai, dan
5. Pertimbangan ekonomis.
Sebagai suatu aktifitas ekonomi, perencanaan suatu eksplorasi harus memenuhi
tiga prinsip utama, yaitu :
1. Efektif, yaitu penggunaan metoda atau peralatan harus sesuai dengan
sasaran eksplorasi.
2. Efisien, yaitu dari sisi waktu dan biaya dapat dilakukan secara efisien.
3. Manfaat biaya (Cost-benefit), yaitu eksplorasi ini harus memiliki nilai
manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat sekitar
(community development).

2.2 Analisis Variogram


Analisis Variogram membahas tentang teknik dan penentuan parameter
dalam membuat variogram eksperimental dan fitting variogram model. Variogram
dihitung dengan algoritma sederhana yaitu perbedaan rata-rata antara dua titik
contoh dengan jarak tertentu. Agar perbedaan tersebut bernilai positif, maka
perlu diaplikasikan perhitungan statistik yang berdasarkan pada perbedaan
kuadrat. Perbedaan kuadrat tersebut diasumsikan sebagai ekspektasi sehingga
definisi variogram menjadi:

Berdasarkan fungsi tersebut maka suatu variogram eksperimental didefinisikan


dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana notasi Z(xi) dan Z(xi+h) menunjukkan dua data pada titik
yangdipisahkan oleh jarak h, dimana h merupakan suatu vektor yang
menyatakan jarak antara dua titik sesuai dengan nilai lag untuk perhitungan
variogram eksperimental, sedangkan N(h) merupakan jumlah pasangan data.
Variogram dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kemiripan/variabilitas
antar masing-masing data.Variogram eksperimental dibuat berdasarkan data
individual kadar Ni maupun kadar Fe, dan juga data ketebalan zona laterit.
Analisis variogram untuk tiap variabel menggunakan jarak lag sebesar 5 m dan
toleransi lag 2,5 m, dimana tujuannya yaitu untuk mendapatkan pasangan data
variogram yang cukup banyak dengan memperhatikan spasi data pada arah
horizontal sesuai spasi rata-rata lubang bor 25 m dan spasi data pada arah
vertikal sesuai spasi assay contoh bor sebesar 1 m. Selain itu, analisis variogram
dibuat dalam berbagai arah yang representatif yaitu 4 (empat) arah utama pada
bidang horizontal dan 1 (satu) arah pada bidang vertikal sebagai berikut :
Utara Selatan (azimuth 0, dip 0)
Baratdaya Timurlaut (azimuth 45, dip 0)
Barat Timur (azimuth 90, dip 0)
Baratlaut Tenggara (azimuth 135, dip 0)
Arah vertikal (azimuth 0, dip 90)
Model variogram teoritis yang digunakan untuk fitting adalah model Sferis
atau model Matheron, karena berdasarkan analisis variogram eksperimental
yang diperoleh menunjukkan sifat-sifat yang hampir sama dengan model Sferis
dan perilaku variogram eksperimental pada titik-titik awal yaitu cenderung bersifat
linier. Perhitungan variogram eskperimental dan fitting variogram telah dilakukan
dengan parameter yang telah ditentukan, baik horizontal maupun vertikal maka
dapat diketahui karakteristik secara spasial antar data.

2.3 Contoh Pengolahan Data Dengan Menggunakan Metoda


Variogram.

2.3.1 Data Test Pit


Tabel 2.1
Data Hasil Test Pit.

No. Fit B-38


Kadar Kedalaman
%(Ni+Co) (m)
1,3 1
2,47 2
2,89 3
2,53 4
2,39 5
2,21 6
1,98 7
2,35 8
Sumber : Zubirham Lubis, 1,51 9 Laporan Kerja Praktek
1974

2.4 Kondisi Sebaran Endapan


2.4.1 Zona Limonit
Secara kimiawi zona limonit umumnya ditentukan atas kelimpahan unsur-
unsur yang tidak mudah larut (residual) seperti Fe, Al, Cr, Ti, Mn dan Co
(Waheed, 2001), akan tetapi dalam hal ini unsur yang paling sering dipakai
adalah Fe karena biasanya berasosiasi dengan mineral utama yang dijumpai
pada zona limonit seperti gotit, mangan oksida (asbolit), oksida besi limonit dan
hematit. Pada zona limonit unsur Mg dijumpai dalam jumlah kecil karena Mg
biasanya berasosiasi dengan mineral olivin, piroksen dan serpentin yang tidak
dijumpai di zona ini. Sedangkan unsur Ni biasanya dijumpai dalam jumlah yang
tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan Ni memiliki tingkat kelarutan yang terbatas
(limited solubility) yang menyebabkan unsur Ni akan terbawa oleh air tanah ke
zona yang lebih dalam dan sebagian kecil tertahan di zona limonit. Unsur Ni
pada limonit biasanya dijumpai dalam mineral gotit dan Mn oksida (asbolit).
Dasar klasifikasi zona limonit berdasarkan unsur kimia adalah klasifikasi
Golightly (1981) yaitu: Fe (> 25 %), MgO (< 5 %), dan Ni (<1,5 %). Pada daerah
penelitian kadar Fe pada zona limonit bervariasi dari 15%-55%. Sedangkan dari
hasil deskripsi lapangan zona limonit dicirikan oleh kenampakan fisik berupa
warna coklat kemerah-merahan sampai coklat tua, ukuran butir lempung-lanau,
dijumpai mineral seperti magnetit, limonit dan gothit. Diatas lapisan limonit
dijumpai adanya lapisan material overburdendengan ketebalan yang bervariasi
dari 1-3 meter namun pada umumnya kurang dari 1 meter.
2.4.2 Zona Saprolit
Secara kimiawi zona saprolit ditandai dengan kelimpahan unsur Mg dan
Ni serta berkurangnya unsur Fe. Hal tersebut disebabkan Mg dan Ni biasanya
terakumulasi dalam mineral hydrous silica yang berasal dari leaching mineral
primer penyusun batuan ultramafik. Unsur Ni pada zona saprolit biasanya
berasosiasi dengan mineral olivin, serpentin dan mineral hydrous silica seperti
garnierit dan krisopras. Unsur yang bersifatimmobile seperti Fe biasanya
berkurang pada zona ini karena Fe biasanya terakumulasi sebagai residual
enrichment pada zona limonit.
Dasar klasifikasi zona saprolit berdasarkan unsur kimia adalah klasifikasi
Golightly (1972) yaitu : Fe (< 25 %), MgO (> 5 %), dan Ni (> 1,5 %). Seperti
halnya pada zona limonit klasifikasi ini tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam
pembagian zonasi menurut unsur kimia karena banyak dijumpai anomali di
lapangan sehingga diperlukan sedikit penyesuaian. Hal ini disebabkan tiap
daerah memiliki karakteristik yang khas namun tidak menyimpang terlalu jauh
dari model umumnya. Dari hasil deskripsi lapangan pada titik bor (logging) zona
saprolit dicirikan oleh kenampakan fisik berupa warna coklat kekuning-kuningan
sampai kuning kecoklat-coklatan, ukuran butir pasir halus kerakal, mulai
dijumpai adanya fraksi material yang lebih kasar yang merupakan hasil
pelapukan yang belum sempurna seperti bongkah batuan dasar, biasanya
dijumpai mineral seperti serpentin, talk, olivin, garnierit, krisopras dan mineral-
mineral hydrous silica lainnya .Pada umumnya saprolit pada daerah penelitian
merupakan rocky saproliteyaitu zona saprolit yang kaya akan fragmen batuan
dasar yang masih tersisa.
2.4.3 Zona Bedrock
Secara kimiawi zona bedrock merupakan zona yang memiliki komposisi
kimiawi yang masih sama dengan batuan dasar yang masih fresh. Batuan dasar
dari endapan nikel laterit pada daerah penelitian adalah di dominasi oleh Dunit
dan lherzolit. Batuan tersebut umumnya mengalami serpentinisasi dengan
intensitas lemah sampai tinggi. Unsur yang umum dijumpai dalam konsentrasi
yang tinggi adalah Mg, sedangkan unsur Ni dan Fe semakin menurun
konsentrasinya. Mineral yang umum dijumpai adalah mineral primer penyusun
batuan tersebut yaitu olivin, piroksen dan serpentin. Secara megaskopis
zonabedrock dicirikan oleh batuan yang masih segar dengan tingkat pelapukan
maupun serpentinisasi yang rendah, kompak, dan masif, masih memperlihatkan
struktur, tekstur, dan komposisi asli dari batuan tersebut.

2.5 Parameter Statistik


Tabel 2.2
Pengolahan Data Statistik Test Pit
No. Fit B-38
Panjang Kadar Kedalaman F
FiXi FiXi^2 (FiXi)^2
Kelas %(Ni+Co) (m) kumulatif
(0-1) 1,3 1 1,3 1,69 1,69 1,3
(1-2) 2,47 2 4,94 12,2018 24,4036 3,77
(2-3) 2,89 3 8,67 25,0563 75,1689 6,66
10,1 102,414
(3-4) 2,53 4 25,6036 9,19
2 4
11,9 142,802
(4-5) 2,39 5 28,5605 11,58
5 5
13,2 175,827
(5-6) 2,21 6 29,3046 13,79
6 6
13,8 192,099
(6-7) 1,98 7 27,4428 15,77
6 6
(7-8) 2,35 8 18,8 44,18 353,44 18,12
13,5 184,688
(8-9) 1,51 9 20,5209 19,63
9 1
96,4 214,560 1252,53
Jumlah 19,63
9 5 5
Sumber : Data Hasil Pengolahan Test Pit Kadar Bijih Nikel
Parameter Statistik :
Kadar% 19,63
Mean = Banyak dat = 9
= 2,181
9,8159,19
Median = 4,5 + 2( 2,39
) = 1,699

9(214,56)96,492
Simpangan Baku = 9(8)
= 10,12
0,42
Modus = 2,5 +2 ( ) = 16,5
0,420,36

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1.3 2.47 2.89 2.53 2.39 2.21 1.98 2.35 1.51
Kadar % Ni

Gambar 2.1
Histogram Kadar % Ni

2.6 Variogram
Berdasarkan dari hasil pengolahan yang telah dilakukan didapatkan data
sebagai berikut :
2/3 a1 = 2,25
a1 = 3 x 2,25/2 = 3,375
a = 3,375 1 = 2,375
a/l = 2,375/1 = 2,375 2,5

C1 = 1,98666
39,733
C = 15,864 = 2,505
Tabel 2.3
Data Variogram


h h/l Tabel Selisih
sebenarnya Eksperimental

1 1 0,355 0,889 1,300 0,411


2 2 0,717 1,796 2,470 0,674
3 3 0,802 2,009 2,890 0,881
4 4 0,803 2,011 2,530 0,519
5 5 0,803 2,011 2,390 0,379
6 6 0,803 2,011 2,210 0,199
7 7 0,803 2,011 1,980 -0,031
8 8 0,803 2,011 2,350 0,339
9 9 0,803 2,011 1,510 -0,501
Sumber : Data Hasil PengolahanVariogram

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

0.500

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Series1
Grafik 3.1
Hubungan antara Sebenarnya dan Eksperimental
BAB III
KESIMPULAN

Secara umum pengertian eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan


menilai suatu endapan mineral. Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian
didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu
keterangan mengenai letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai
ekonomis dari endapan bahan galian.
Koesoemadinata (1995) berpendapat bahwa eksplorasi adalah suatu
aktivitasuntuk mencari tahu keadaan suatu daerah, ruang ataupun realm yang
sebelumnya tidakdiketahui keberadaannya, sedangkan istilah eksplorasi geologi
adalah mencari tahutentang keadaan suatu objek geologi yang umumnya berupa
cebakan mineral.
Koesoemadinata (1995) menyebutkan bahwa untuk melakukan eksplorasi
atau pencarian suatu cebakan, seseorang yang bekerja di bidang eksplorasi ini
harus mempunyai bayangan tentang apa yang akan dicari, di daerah mana akan
dicari serta metoda dan sistem apa yang efektif digunakan, dengan kata lain
harus memiliki konsep. Konsep ini akan digunakan sebagai dasar suatu sistem
pencarian. Terakhir adalah menentukan metoda untuk melacak, sehingga secara
singkat konsep eksplorasi akan merumuskan strategi dan taktik serta program
kegiatan eksplorasi.
Analisis Variogram membahas tentang teknik dan penentuan parameter
dalam membuat variogram eksperimental dan fitting variogram model. Variogram
dihitung dengan algoritma sederhana yaitu perbedaan rata-rata antara dua titik
contoh dengan jarak tertentu. Agar perbedaan tersebut bernilai positif, maka
perlu diaplikasikan perhitungan statistik yang berdasarkan pada perbedaan
kuadrat.
DAFTAR PUSTAKA

1.B. Setyadji, 2005, Data Geostatistik. geodesy. gd. itb. ac. id/bsetyadji/wp-
content/uploads/2007/09/gd4113-2.pdf. Diakses tanggal 29 Mei 2017.

2.Dwi Liza, 2016 Fisika Dalam Eksplorasi Tambang.


lizafisioterapi.blogspot.co.id. Diakses tanggal 29 Mei 2017.

3.Nuraini. 2014 Eksplorasi. nurainimeraihmimpi.blogspot.co.id. Diakses


tanggal 29 Mei 2017.

4.Sarwono, Jonathan. 2001 Analisis Variogram. www.jonathansarwono.info.


Diakses tanggal 29 Mei 2017.

Você também pode gostar