Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
VAKSINASI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan
hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Vaksinasi
sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Imonology oleh dr. Syarifudin,
Sp.PD
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
Makalah ini, demi kesempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga segala
informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
khususnya mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PAPUA
SORONG, serta masyarakat Papua pada umumnya
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah
suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi.
Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya
menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit
yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang
diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin
timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang
serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Istilah vaksin berasal dari Edward Jenner 1796. Penggunaan istilah
vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar
sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin cacar
tidak dapat dipisahkan dari Edward Jenner (1749-1823). Jenner menyusun
tulisan ilmiahnya tentang kekebalan terhadap cacar pada manusia yang pernah
tertular cacar sapi.Ia juga melakukan survei nasional yang mendukung
teorinya. Sesudah penemuan Jenner diuji coba dan dikonfirmasi banyak
ilmuwan vaksinasi cacar mulai meluas di London untuk kemudian menyebar
di Inggris, seluruh Eropa, dan dunia. Pasteur (1885) memperkenalkan cara
penanggulangan penyakit akibat gigitan tersangka rabies dengan
menggunakan cara vaksinasi menggunakan vaksin anti rabies (VAR). Seperti
halnya obat, tidak ada vaksin yang bebas dari risiko efek samping. Namun
keputusan untuk tidak memberi vaksin juga lebih berisiko untuk terjadinya
penyakit atau lebih jauh menularkan penyakit pada orang lain.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah vaksin?
C. Manfaat
Tujuan pembuatan makalah ini adalah selain sebagai salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu juga untuk menambah wawasan dan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin dapat
berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak
menimbulkan penyakit.Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-
hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan
mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap
serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa
membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).
Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh
untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari
serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis
vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi
kekebalan tanpa menimbulkan penyakit. Ketika seorang individu divaksinasi
terhadap penyakit atau infeksi, mengatakan difterinya sistem kekebalan tubuh
siap untuk melawan infeksi. Setelah divaksinasi ketika orang terkena bakteri
yang menyebabkan tubuh persneling untuk melawan infeksi. Vaksin
memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk belajar bagaimana untuk
menghilangkan hampir semua penyebab penyakit kuman, atau mikroba, yang
menyerang itu. Setelah divaksinasi tubuh "mengingat" bagaimana melindungi
diri dari mikroba yang dialami sebelumnya.
3
(pikun). Menurut pemerhati vaksin Australia bahan ini dapat meracuni
darah, syaraf pernafasan, mengganggu sistem imun dan syaraf seumur
hidup. Alumunium digunakan pada vaksin DPT dan Hepatitis B.
2. Benzetonium klorida, yaitu bahan pengawet yang belum dievaluasi untuk
konsumsi manusia dan banyak digunakan untuk vaksin anthrax.
3. Etilen Glikol, merupakan bahan utama anti beku yang digunakan pada
beberapavaksin yaitu DPT, Polio, Hepatitis B sebagai bahan pengawet.
4. Formaldehida/Formalin, bahan ini menimbulkan kekhawatiran besar karena
dipakai sebagai karsinogen (zat pencetus kanker). Bahan ini dikenal sebagai
bahan pembalseman.
5. Gelatin, biasanya digunakan pada Vaksin Cacar Air dan MMR.
6. Glutamat, digunakan untuk menstabilkan beberapa vaksin panas, cahaya dan
kondisi lingkungan lainnya. Bahan Ini banyak ditemukan pada Vaksin
Varicella.
7. Neomicin, antibiotik ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan kuman di
dalam perkembangbiakan vaksin. Bahan ini dapat menyebabkan gatal pada
sebagian orang dan biasanya terdapat pada Vaksin MMR dan Polio.
8. Fenol, bahan yang berasal dari tar batubara ini digunakan dalam produk
bahan pewarna. Bahan ini sangat berbahaya dan beracun.
9. Streptomisin, antibiotika ini dikenal menimbulkan reaksi alergi dan
ditemukan padaVaksin Polio.
10. Timerosal, bahan ini adalah pengawet yang mengandung 50% etil merkuri.
4
Kasein, perekat yang kuat, sering digunakan untuk merekatkan label pada
botol. Walaupun dihasilkan dari susu, namun di dalam tubuh protein ini
dianggap sebagai protein asing beracun.
5
tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah
banyak. Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau adalah pH.pH adalah
ukuran keasaman atau kebasaan, diukur pada skala dari 0 sampai 14, dan virus
harus disimpan pada pH yang tepat dalam pabrik sel. Air tawar yang tidak
asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun wadah di mana sel-sel
tumbuh tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah
katup, tabung, dan sensor yang terhubung dengannya.Sensor memantau pH dan
suhu, dan ada berbagai koneksi untuk menambahkan media atau bahan kimia
seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk mengambil sampel
untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan steril untuk menambahkan
komponen ke pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap.
Sebuah penemuan penting dalam tahun 1940-an adalah bahwa
pertumbuhan sel sangat dirangsang oleh penambahan enzim pada medium,
yang paling umum digunakan yaitu tripsin.Enzim adalah protein yang juga
berfungsi sebagai katalis dalam memberi makan dan pertumbuhan sel. Dalam
praktek saat ini, botol tidak digunakan sama sekali. Virus yang sedang tumbuh
disimpan dalam wadah yang lebih besar namun mirip dengan pabrik sel, dan
dicampur dengan manik-manik, partikel mikroskopis dimana virus dapat
menempelkan diri.Penggunaan manik-manik memberi virus daerah yang
lebih besar untuk menempelkan diri, dan akibatnya, pertumbuhan virus
menjadi jauh lebih besar.Seperti dalam pabrik sel, suhu dan pH dikontrol
secara ketat.Waktu yang dihabiskan virus untuk tumbuh bervariasi sesuai
dengan jenis virus yang diproduksi, dan hal itu sebuah rahasia yang dijaga
ketat oleh pabrik.
D. Jenis-jenis Vaksin
Berikut adalah jenis-jenis Vaksin
1. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan
penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah.
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
6
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.
Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Contoh: Vaksin Difteri
dan Tetanus
2. Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri
dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi
DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh: Vaksin
Hepatitis B, Vaksin Hemofilus influenza tipe b (Hib) dan Vaksin
Influenza.
3. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen
binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung
asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang
dapat bertindak sebagai antigen.Vaksin ini dapat menghambat
pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor
pre sel B.
4. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam
jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot
atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast,
dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan
vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai
vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya,
misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom
dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini
menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal
hepatiitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis
dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop
bagi sel penerima vaksin.
7
5. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang
memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA
gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang
direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam
sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam
nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom),
selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid
mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan
menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA
mikroba yang mengandung kode antigen yang patogen dan saat ini sedang
dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang
percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri)
merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat, sedangkan
penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.
6. Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penyakit Hepatitis B dan
berbagai komplikasinya yang serius yaitu sirosis dan kanker.Vaksinasi
Hepatitis B dibuat dari bagian virus, bukan seluruh virus tersebut sehingga
vaksin hepatitis tidak dapat menimbulkan penyakit hepatitis. Vaksin
Hepatitis B diberikan 4 serial, pemberian serial ini memberikan efek
proteksi jangka panjang bahkan seumur hidup.
7. Vaksin Pneumokokus
Persatuan kesehatan sedunia menempatkan penyakit Pneumokokus
yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin sebagai penyebab no.1
kematian anak-anak di bawah umur 5 tahun di seluruh dunia.
Bakteri Pneumonia (Pneumokokus) dapat menyebabkan penyakit
Pneumokokus. Biasanya ditemukan di dalam saluran pernafasan anak-
anak yang disebarkan melalui batuk atau bersin. Kini terdapat lebih dari 90
jenis Pneumokokus yang diketahui, namun hanya lebih kurang 10% yang
bisa menyebabkan penyakit yang serius di seluruh dunia. Jenis 19A adalah
8
bakteri yang muncul di dunia dan dapat menyebabkan penyakit
pneumokokus yang sangat serius dan resisten terhadap antibiotik.
Pneumokokus menyerang beberapa bagian tubuh yang berbeda,
diantaranya adalah:
Meningitis (Radang selaput otak)
Bakteremia (infeksi dalam darah)
Pneumonia (infeksi Paru-paru)
Otitis Media (infeksi Telinga)
Penyakit Pnemokokus sangat serius dan dapat menyebabkan kerusakan
otak, ketulian, dan kematian.
E. Manfaat Vaksin
Dalam hal penyakit, lebih bijaksana untuk mencegah daripada
mengobati. Salah satu caranya adalah dengan memberikan vaksinasi.Vaksinasi
sangat membantu untuk mencegah penyakit-penyakit infeksi yang
menular baik karena virus atau bakteri, misalnya polio, campak, difteri,
pertusis (batuk rejan), rubella (campak Jerman), meningitis,
tetanus, Haemophilus influenzae tipe b (Hib), hepatitis, dll.
Sebenarnya setiap anak lahir dengan sistem kekebalan penuh terdiri dari
sel, kelenjar, organ, dan cairan yang berada di seluruh tubuhnya untuk
melawan bakteri dan virus yang menyerang. Sistem kekebalan mengenali
kuman yang memasuki tubuh sebagai penjajah asing, atau antigen, dan
menghasilkan zat protein yang disebut antibodi untuk melawan mereka. Suatu
sistem kekebalan tubuh yang sehat dan normal memiliki kemampuan untuk
menghasilkan jutaan antibodi untuk membela serangan terhadap ribuan antigen
setiap hari. Mereka melakukannya-secara alami sampai-sampai orang bahkan
tidak menyadari mereka sedang diserang dan membela diri. Ketika serangan
sudah terlalu banyak dan tubuh tidak mampu bertahan, barulah orang akan
merasakan sakit atau berbagai gejala penyakit. Banyak antibodi akan
menghilang ketika mereka telah menghancurkan antigen menyerang, tetapi sel-
sel yang terlibat dalam produksi antibodi akan bertahan dan menjadi sel
9
memori. Sel memori ini dapat mengingat antigen asli dan kemudian
mempertahankan diri ketika antigen yang sama mencoba untuk kembali
menginfeksi seseorang, bahkan setelah beberapa dekade kemudian.
Perlindungan ini disebut imunitas.
Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam keadaan
sudah dibunuh atau sangat lemah. Ketika mereka yang disuntikkan kedalam
jaringan lemak atau otot, antigen vaksin tidak cukup kuat untuk menghasilkan
gejala dan tanda-tanda penyakit, tetapi cukup kuat bagi sistem imun untuk
menghasilkan antibodi terhadap mereka. Sel-sel memori yang menetap akan
mencegah infeksi ulang ketika mereka kembali lagi berhadapan dengan antigen
penyebab penyakit yang sama di waktu-waktu yang akan datang. Dengan
demikian, melalui vaksinasi, anak-anak mengembangkan kekebalan tubuh
terhadap penyakit yang mestinya bisa dicegah. Namun perlu juga diingat
bahwa karena vaksin berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan, jika daya
tahan anak atau host sedang lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit.
Karena itu pastikan anak/host dalam keadaan sehat ketika akan divaksinasi.
Jika sedang demam atau sakit, sebaiknya ditunda dulu untuk
imunisasi/vaksinasi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam
keadaan sudah dibunuh atau sangat lema.
2. Manfaat dari vaksin antara lain yaitu, vaksinasi sangat membantu untuk
mencegah penyakit-penyakit infeksi yang menular baik karena virus atau
bakteri, misalnya polio, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), rubella
(campak Jerman), meningitis, tetanus, Haemophilus influenzae tipe b (Hib),
hepatitis, dll.
3. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
B. Saran
Dengan vaksinasi anak-anak dapat mengembangkan kekebalan tubuh
terhadap penyakit. Namun perlu juga diingat bahwa karena vaksin berupa
antigen, walaupun sudah dilemahkan, jika daya tahan anak sedang lemah,
mungkin bisa juga menyebabkan penyakit.
11
DAFTAR PUSTAKA
Tjay, Tan Hoan & Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta PT Elex
Media Komputindo
12