Você está na página 1de 10

Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.

1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

ANALISA EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MESIN DIESEL


MENGGUNAKAN BAHAN CAMPURAN BIOFUEL VITAMINE
ENGINE POWER BOOSTER
Albert Marganda Rumahorbo1 , Mulfi Hazwi2
marganda.rumahorbo@yahoo.com
1,2
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Kelangkaan akan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi mendorong dilakukannya penelitian
untuk mengembangkan sumber bahan bakar alternatif lain sebagai pengganti solar.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka dilakukan pengujian mesin TecQuipment type.TD4A 001
dengan menggunakan bahan bakar biofuel vitamin engine + solar. Pada pengujian ini biofuel
vitamin engine yang dipakai adalah Power Booster. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui prestasi kerja mesin berbahan bakar biofuel vitamin engine + solar sehingga akan
tampak pengaruhnya terhadap parameter unjuk kerja mesin diesel terutama mengurangi
kandungan emisi gas buang yang dihasilkan motor diesel. Penelitian ini juga akan memberikan
informasi sebagai referensi bagi kalangan dunia pendidikan yang ingin melakukan riset dibidang
otomotif dalam pengembangan bahan bakar alternatif dan pengaruhnya terhadap performansi
motor diesel. Dengan menggunakan biofuel vitamin engine + solar, pemakaian bahan bakar
rata-rata lebih irit 30% dan daya rata-rata meningkat 3,2035 % serta mampu mereduksi
kandungan emisi gas buang beracun seperti CO, NOx, UHC dan kadar CO2. Kadar sisa
oksigen (O2) dari pembakaran biofuel vitamin engine + solar lebih besar daripada solar, hal ini
dimungkinkan karena adanya kandungan oksigen yang terikat langsung pada senyawa bahan
bakar biofuel vitamin engine.

Kata Kunci : Power Booster, mesin diesel, solar.

1. PENDAHULUAN bakar menjadikan pembakaran menjadi


lebih sempurna, tenaga menjadi lebih
Kelangkaan bahan bakar minyak
besar, tidak ngelitik/detonasi dan kadar
telah memberikan dampak yang sangat
polusi gas buang turun drastis[1].
luas di berbagai sektor kehidupan.
Karena minyak bumi adalah bahan bakar
2. TINJAUAN PUSTAKA
yang tidak bisa diperbaharui maka kita
harus memikirkan bahan penggantinya. 2.1. Performansi Mesin Diesel
Sebenarnya di Indonesia terdapat Motor diesel adalah jenis khusus
berbagai sumber energi terbaru yang dari mesin pembakaran dalam.
melimpah, seperti biodiesel dari tanaman Karakteristik utama dari mesin diesel
jarak pagar, kelapa sawit maupun kedelai yang membedakannya dari motor bakar
untuk mesin diesel. Atau methanol dan lain terletak pada metode penyalaan
ethanol dari bio massa, tebu, jagung, dll bahan bakarnya. Dalam motor diesel
yang bisa dipergunakan sebagai bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder
pengganti bensin, dan sekarang ini yaitu yang berisi udara bertekanan tinggi.
penghemat bahan bakar atau sering Selama proses pengkompresian udara
disebut dengan bio fuel vitamine engine. dalam silinder mesin, suhu udara
Interaksi biofuel vitamin power meningkat, sehingga ketika bahan bakar
booster dengan gasoline/diesel yang berbentuk kabut halus
(bensin,solar) menimbulkan reaksi bersinggungan dengan udara panas ini,
seketika dalam memecah dan maka bahan bakar akan menyala dengan
melembutkan partikel bahan bakar sendirinya tanpa bantuan alat penyala
sehingga mudah terbakar dalam ruang lain[1].

1
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

Jika sebuah mesin empat langkah


dapat menghisap udara pada kondisi
2.2. Torsi dan Daya isapnya sebanyak volume langkah
Torsi yang dihasilkan suatu mesin toraknya untuk setiap langkah isapnya,
dapat diukur dengan menggunakan maka itu merupakan sesuatu yang ideal.
dynamometer yang dikopel dengan poros Efisiensi volumketrik ()
output mesin. Oleh karena sifat Dirumuskan dengan persamaan:
 !"# $%"!" & '"! (")' # !*&"+
dynamometer yang bertindak seolah-olah  = @@@[2]
 !"# $%"!" & ,")("- ./0$1 0")'-"2 #/!"-
seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, berat udara segar yang terisap
maka daya yang dihasilkan poros output  
. @.[2]
ini sering disebut sebagai daya rem  
(Brake Power). [1] berat udara sebanyak langkah torak

PB =  ))))))))).[2] = 3 a .V))[2]
Dengan mensubstitusikan persamaan
diatas, maka besarnya effisiensi
2.3. Konsumsi bahan bakar spesifik volumetris :
(specific fuel consumtion, sfc) .45
v = . @@..@[2]
Konsumsi bahan bakar spesifik .6 78 .
adalah parameter unjuk mesin yang dengan : 3 a = kerapatan udara (kg/m3)
berhubungan langsung dengan nilai Vs = volume langkah torak =
ekonomis sebuah mesin, [spesifikasi mesin]
Bila daya rem dalam satuan kW dan laju Diasumsikan udara sebagai gas
aliran massa bahan bakar dalam satuan ideal, sehingga massa jenis udara dapat
kg/jam, maka : diperoleh dari persamaan berikut:


Sfc= @@@@@..@@.[2] 3a =  @@@@@@[2]
 9 .
Besarnya laju aliran massa bahan bakar Dimana R = konstanta gas (untuk udara =
(mf) dihitung dengan persamaan berikut : 287 J/kg.K)
 . . 
mf = 
x 3600 @@...[2]
2.6. Efisiensi Thermal Brake
Kerja berguna yang dihasilkan
2.4.Perbandingan udara bahan bakar selalu lebih kecil dari pada energi yang
(AFR) dibangkitkan piston karena sejumlah
Untuk memperoleh pembakaran energi hilang akibat adanya rugi-rugi
sempurna, bahan bakar harus dicampur mekanis (mechanical losses).
dengan perbandingan tertentu. : =
Perbandingan udara bahan bakar ini ;<=< >?@A<B <>CA<@
D<EA F<6<G =<6H 4<GA>
@@.@@@@@[2]
disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR).
Laju panas yang masuk Q, dapat dihitung
AFR=  @@@@@@@@@.[2]
 dengan rumus berikut :
Besarnya laju aliran masa udara Q = mf . LHV@@@@@...)[2]
(ma) juga dapat diketahui dengan Dimana, LHV = nilai kalor bawah (kJ/kg)
membandingkan hasil pembacaan Jika daya keluaran (PB) dalam satuan kW,
manometer terhadap kurva vicous flow laju aliran bahan bakar mf dalam satuan
meter calibration. Kurva kalibrasi ini kg/jam, maka:

dikondisikan untuk pengujian pada : = . 3600))))) [2]
tekanan udara 1013 mb dan temperatur . IJK

20 C, oleh karena itu besarnya laju aliran


udara yang diperoleh harus dikalikan 2.7.TEORI PEMBAKARAN
dengan faktor koreksi (Cf) berikut : Pembakaran adalah reaksi kimia,
(  ) yaitu elemen tertentu dari bahan bakar
Cf = 3564 x Pa x  , ................. [2]
 setelah dinyalakan dan digabung dengan
oksigen akan menimbulkan panas
2.5. Efisiensi Volumetris sehingga menaikkan suhu dan tekanan
gas[3].

2
Jurnal e-Dinamis, Volume.9,, No.1
No. Juni 2014 ISSN 2338-1035
2338

2.8.Nilai Kalor Bahan Bakar


Nilai kalor atas (High Heating
Value,HHV),
HHV), merupakan nilai kalor yang
diperoleh secara eksperimen dengan
menggunakan calorimeter dimana hasil
pembakaran bahan bakar didinginkan
sampai suhu kamar sehingga sebagian
besar uap air yang terbentuk dari
pembakaran hydrogen mengembun dan
melepaskan
skan panas latennya. Secara
teoritis besarnya nilai kalor atas (HHV)
dapat dihitung bila diketahui komposisi
bahan bakarnya dengan menggunakan
persamaan Dulong[3].
O
HHV=33950C+144200LM N  Q RSTT U Gambar 2.1 : Grafik Siklus Diesel
P Keterangan :
[3]
1. Langkah (0-1)
1) adalah langkah hisap
Nilai kalor bawah (low Heating value,
udara, pada tekanan konstan.
LHV), merupakan nilai kalor bahan bakar
2. Langkah (1-2) adalah langkah
tanpa panas laten yang berasal dari
kompresi, pada keadaan isentropik.
pengembunan uap air.Pada proses
3. Langkah (2-3)
3) adalah langkah
pembakaran sempurna, air yang
pemasukan kalor, pada tekanan
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
konstan.
setengah dari jumlah mol hidrogennya.
4) adalah langkah
4. Langkah (3-4)
LHV = HHV -2400 (M + 9 H2)@.. @..) [3] ekspansi, pada keadaan isentropik.
LHV = Nilai Kalor Bawah (kj/kg) 5. Langkah (4-1)
1) adalah langkah
M = Persentase kandungan air pengeluaran kalor, pada tekanan
dalam bahan bakar (moisture) konstan.
Dalam perhitungan efisiensi panas kah buang,
6. Langkah (0-1) adalah langkah
dari motor bakar, dapat menggunakan pada tekanan konstan[3].
nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi
pada suhu tinggi saat gas buang
meninggalkan mesin tidak
tid terjadi Tabel 1 : karakteristik mutu solar
pengembunan uap air. Namun dapat juga
menggunakan nilai kalor atas (HHV)
karena nilai tersebut umumnya lebih
cepat tersedia. Peraturan pengujian
berdasarkan ASME (American of
Mechanical Enggineers) menentukan
penggunaan nilai kalor atas (HHV),
sedangkan peraturan SAE (Society of
Automotive Enggineers) menentukan
penggunaan nilai kalor bawah (LHV). [3]

2.9.SIKLUS DIESEL

sumber:pertamina.com

2.10.Bio
Bio Fuel Vitamin Power
Booster

3
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

Adapun kegunaan dari biofuel vitamine b. Data sekunder, data mengenai


engine ini dalam bidang suplemen bahan karakteristik bahan bakar solar dari
bakar menjadikan solusi dalam masalah pertamina.
efisiensi / penghematan pemakaian
bahan bakar serta mengatasi polusi gas 3.2. Pengamatan dan tahap pengujian
buang dan keuntungan lainnya.Dapat
Pada penelitian yang akan diamati
dilihat seperti gambar berikut :
adalah :
1. Parameter torsi (T) dan parameter
daya (PB)
2. Parameter konsumsi bahan bakar
spesifik (sfc)
3. Rasio perbandingan udara bahan
bakar (AFR)
4. Effisiensi volumetris (v)
5. Effisiensi thermal brake (b)

3.3.Prosedur Pengujian Nilai Kalor


BahanBakar
Alat yang digunakan dalam
Gambar 2.3 : Bio Fuel Vitamin Power pengukuran nilai kalor bahan bakar ini
adalah uji Bom Kalorimeter
Booster Muryama, at.all, (2000)
Pengujian mesin diesel dengan bahan
bakar minyak vegetative dan minyak
diesel didapatkan bahwa dengan minyak
vegetatif mempunyai efisiensi dan daya
mesin yang lebih besar dibanding dengan
minyak diesel, karena suhu gas buang
yang dihasilkan lebih rendah namun
terjadi penurunan kualitas nilai kalor rata-
rata 2%. Dengan nilai kalor yang rata-rata
lebih rendah 2%, tetapi minyak vegetatif
mempunyai angka cetana yang jauh lebih
tinggi akan didapat keterlambatan
penyalaan yang lebih pendek bila
dibandingkan dengan miknyakdiesel.
Altin, at. all, (2000) mengadakan
penelitian minyak vegetative dicampur
dengan bahan bakar diesel dan
didapatkan bahwa viskositas campuran
relative lebih tinggi dibandingkan bahan
bakar diesel. [4]

3. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dalam pengujian ini
meliputi :
a. Data primer, merupakan data yang
diperoleh langsung dari pengukuran
dan pembacaan pada unit
instrumentasi dan alat ukur pada
masing-masing pengujian

4
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

Tabel 2 : Spesifikasi Mesin Diesel TD4 A


4 langkah
TD4A 4-Stroke Diesel Engine

Type TecQuipment TD4 A


001
Langkah dan 3,125 inch-nominal
diameter dan 3,5 inch
Kompresi ratio 22:1
3
Kapasitas 107 inch (1,76 liter)
Valve type 0,012 inch (0,30 mm)
clearance dingin
Firing order 1-3-4-2
Sumber : Panduan Praktikum Motor
Bakar Diesel

Tabel 3 : Spesifikasi TD4 A 001


Instrumentation Unit
TD4 A 001 Instrument Unit
Fuel tank capasity 10 liters
Fast Flow Pipette Graduated in 8
ml,16 ml, and 32 ml
Tachometer 0-5000 rev/min
Torque Meter 0-70 Nm
Exhaust Temperature 0-1200 C
Meter
Air Flow Manometer Calibrated 0-40 mm
water gauge
Sumber : Panduan Praktikum Motor Bakar
Diesel

Mulai

 Volume Uji bahan bakar 100 ml


 Temperatur udara 27C
 Tekanan udara : 1 bar
3.4.Prosedur Pengujian Performansi  Putaran : n rpm
Motor Diesel  Beban : L kg

Pada pengujian motor diesel  Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk


digunakan mesin diesel 4-langkah 4- menghabiskan 100 ml bahan bakar
silinder (TecQuipment type. TD4A 001)  Mencatat Torsi
 Mencatat temperatur gas buang
 Mencatat tekanan udara masuk mm H2O

Mengulang pengujian dengan beban dan putaran


yang berbeda

Menganalisa data hasil pembacaan alat ukur


dengan rumus empiris

Berhenti

Selesai
Gambar 3.3 Mesin Uji (TD4 A 001)
Gambar Diagram alir pengujian
performansi motor bakar diesel.

5
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

4.HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN  Temperatur air pendingin (C),


dimana kita membaca rotameter, air
4.1.Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar pendingin masuk (T1) dan air
Data temperatur air pendingin pendingin keluar (T2)
sebelum dan sesudah penyalaan (T1 dan
T2) yang telah diperoleh pada pengujian Tabel 4 : data hasil pembacaan langsung
Bom Kalorimeter selanjutnya digunakan unit instrumentasi
untuk menghitung nilai kalor atas bahan
bakar (HHV) dengan persamaan berikut :
HHV = (T2 T1 Tkp) x Cv x Fk
(J/kg)

4.2.1.Daya
Besarnya daya yang dihasilkan
4.2.Pengujian Performansi Motor Bakar dari masing-masing pengujian baik
Diesel dengan menggunakan solar murni, biofuel
vitamin engine pada tiap kondisi
Data yang diperoleh dari pembebanan dan putaran dapat dihitung
pembacaan langsung alat uji mesin diesel dan ditampilkan dalam bentuk (Lampiran
4-langkah 4-silinder (TecQuipment ttype. A hal.i).
TD4A 001) melalui unit instrumentasi dan
perlengkapan yang digunakan pada saat Grafik Daya Vs Putaran
pengujian antara lain : 20
 Beban Statis (Kg) antara lain beban 15 Solar Murni
Daya (Kw)

10 Kg dan 25 Kg
 Putaran (rpm) melaui tachonetre 10
Bio fuel
 Torsi (N.m) melalui torquemetre 5 vitamin +
 Tinggi kolom udara (mm H2O), 0 Solar
melalui pembacaan air flow
manometer. 0 1000 2000 3000
 Temperatur gas buang (C), melalui Putaran (rpm)
pembacaan exhaust temperature
metre. Gambar 4.1 Grafik Daya vs Putaran untuk
 Waktu untuk menghabiskan 100 ml beban 10 kg
bahan bakar (s), melalui
pembacaan stopwatch.

6
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

Artinya daya mesin yang Nilai kalor bahan bakar Biofuel Vitamine
dihasilkan bergantung pada besar kecil Engine lebih besar dibanding nilai kalor
torsi yang didapat. Semakin besar torsi bahan bakar solar murni, sehingga torsi
maka daya mesin akan semakin besar, yang dihasilkan Biofuel Vitamine engine
sebaliknya semakin kecil torsi maka daya lebih besar daripada torsi yang dihasilkan
mesin akan semakin kecil. Daya yang bahan bakar solar.
dihasilkan mesin dipengaruhi oleh
Grafik Torsi Vs Putaran
putaran poros engkol yang terjadi akibat 90
Solar
dorongan piston yang dihasilkan karena

Torsi (Nm)
85 Murni
adanya pembakaran bahan bakar dengan 80
udara. Jika konsumsi bahan bakar dan Bio fuel
udara diperbesar maka akan semakin 75
vitamin +
cepat poros engkol berputar maka akan 70 Solar
besar daya yang dihasilkan. 0 1000 2000 3000
Putaran (rpm)
Grafik Daya Vs Putaran
30 Gambar 4.4 Grafik Torsi vs putaran untuk
Daya (Kw)

Solar beban 25 kg.


20
Murni
4.2.3.Konsumsi Bahan Bakar Spesifik,
10
sfc
0 Konsumsi bahan bakar spesifik
(Spesific Fuel Consumption, Sfc ) dari
0 1000 2000 3000 masing-masing pengujian pada tipa variasi
Putaran (rpm)
beban dan putaran dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Gambar 4.2 Grafik Daya vs Putaran untuk  V
beban 25 kg Sfc = 

4.2.2.Torsi dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar


spesifik (g/kW.h)
Torsi yang dihasilkan suatu mesin W
= laju aliran bahan bakar (kg/jam)
dapat diukur dengan menggunakan
dynamometer yang dikopel dengan poros 400 Sfc Vs Putaran
Solar
output mesin.
Sfc (g/kWh)

Murni
200 Bio fuel
Grafik Torsi Vs Putaran
60 vitamin
Solar
Torsi (Nm)

+ Solar
40 Murni 0
0 1000 2000
Putaran (rpm) 3000
20 Bio fuel
vitamin +
0 Gambar 4.5 Grafik Sfc vs putaran untuk
Solar
0 1000 2000 3000 beban 10 kg.
Putaran (rpm)
Pada pembebanan 10 kg (gambar
Gambar 4.3 Grafik Torsi vs putaran untuk 4.5), Sfc terendah terjadi pada saat
beban 10 kg. putaran 1400 rpm dengan menggunakan
biofuel vitamin engine + solar yaitu
Artinya besarnya torsi sangat sebesar 166,1929674 g/kWh. Sedangkan
dipengaruhi oleh energi hasil pembakaran Sfc tertinggi terjadi pada putaran 2800
bahan bakar, dimana besarnya energy rpm dengan menggunakan solar pada
hasil pembakaran bahan bakar putaran 2800 rpm yaitu sebesar
dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar. 338,0600996 g/kWh,

7
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

Pada pembebanan 10 kg (gambar


Grafik Sfc Vs Putaran 4.8), AFR terendah saat menggunakan
150
Sfc (g/kWh)
Solar
Murni
solar murni pada putaran 1000 rpm yaitu
100 3,730375098. Sedangkan AFR tertinggi
Bio fuel saat menggunakan biofuel vitamin engine
50
vitamin + + solar pada putaran 2800 rpm sebesar
Solar 6,426797155.
0
0 1000 2000 3000
Putaran (rpm)
15 Grafik AFR Vs Putaran
Solar
Gambar 4.5 Grafik Sfc vs putaran untuk Murni
beban 25 kg. 10

AFR
Bio fuel
Pada pembebanan 25 kg (gambar 5 vitamin +
Solar
4.6), Sfc terendah terjadi pada pengujian
dengan menggunakan biofuel vitamin + 0
solar pada putaran 1000 rpm yaitu 0 1000 2000
Putaran (rpm) 3000
sebesar 91,10512129 g/kWh. Sedangkan
Sfc tertinggi terjadi pada saat mesin Gambar 4.9 Grafik AFR vs putaran untuk
mesin menggunakan solar pada putaran beban 25 kg.
2800 rpm sebesar 131,1093871 g/kWh.
Artinya besarnya harga Sfc sangat AFR terendah terjadi ketika
dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar. menggunakan bahan bakar solar murni
Semakin besar nilai kalor bahan bakar pada beban 10 kg dan putaran 1000 rpm
maka semakin kecil Sfc, dan sebaliknya yaitu sebesar 3,730375098. Sedangkan
semakin kecil nilai kalor bahan bakar AFR tertinggi terjadi ketika dengan
maka semakin besar konsumsi bahan menggunakan biofuel vitamin engine +
bakar spesifiknya (Sfc) solar pada beban 25 kg dan putaran 2800
rpm sebesar 9,99074804.
4.2.4 Rasio perbandingan udara
bahan bakar (AFR) 4.2.5 Effisiensi Volumetris
Rasio perbandingan bahan bakar
(air fuel ratio) dari masing-masing jenis
pengujian dihitung berdasarkan rumus Efisiensi Volumetrik vs Putaran
2 Solar
berikut :
Efisiensi volumetrik

Murni
AFR =  1.5

dimana : 1
Biofu
AFR = air fuel ratio 0.5 el
ma = laju aliran massa bahan bakar vitam
(kg/jam) 0 in +
0 1000 2000 3000 Solar
Grafik AFR Vs Putaran Putaran (rpm)
10
Solar
Murni Gambar 4.10 Grafik Effisiensi volumetris
AFR

5 vs Putaran pada beban 10 kg

0
0 1000 2000 3000
Putaran (rpm)

Gambar 4.8 Grafik AFR vs putaran untuk


beban 10 kg.

8
Jurnal e-Dinamis, Volume.9,, No.1
No. Juni 2014 ISSN 2338-1035
2338

Efisiensi Volumetrik vs Putaran Efisiensi Thermal Brake Vs Putaran

Efisiensi Thermal Brake


2 1.5 Solar
Efisiensi Volumetrik Solar Murni
1.5 Murni
1.0
1
Biofue 0.5 Bio
0.5 fuel
l
vitami vitami
0 0.0 n+
n+
0 1000 2000 3000 Solar 0 1000 2000 3000 Solar
Putaran (rpm)
Putaran (rpm)
Gambar 4.13 Grafik Efisiensi Thermal
Gambar 4.11 Grafik Effisiensi volumetris Brake vs Putaran pada beban 25 Kg
vs putaran pada beban 25 kg
Pada pembebanan 25 kg (gambar
Efisiensi menunjukkan 4.13), BTE terendah terjadi saat
perbandingan antara jumlah udara yang menggunakan solar murni pada putaran
terisap sebenarnya terhadapa jumlah 2800 rpm yaitu 0,785786965. Sedangkan
udara yang terisap sebanyak volume
vo BTE tertinggi terjadi saat menggunakan
langkah torak untuk setiap langkah isap. biofuel vitamin engine + solar pada
Efisiensi volumetris sangat dipengaruhi putaran 1000 rpm yaitu sebesar
oleh putaran mesin. Artinya semakin 1,120072309.
tinggi putaran mesin maka efisiensi Efisiensi thermal brake dari bahan
volumetrisnya semakin besar dan bakar sangat tergantung terhadap nilai
sebaliknya. kalor bahan bakarnya. Semakin tinggi tin
nilai kalor bahan bakar maka efisiensi
Efisiensi Thermal Brake
4.2.6.Efisiensi thermal brake akan semakin tinggi.
Kenaikan putaran mesin pada beban
Efisiensi Thermal Brake Vs Putaran konstan cenderung mengurangi efisiensi
0.60 thermal brake,, untuk beban konstan daya
Efisiensi Thermal

Solar
efektif yang dihasilkan relatif konstan dan
Murni
0.40 kenaikan putaran mesi
mesin akan
Brake

mempersingkat waktu proses


0.20
Bio fuel pencampuran bahan bakar udara,
0.00 vitamin sehingga pembakaran yang lebih kecil
+ Solar akan cenderung mengurangi efisiensi
0 1000 2000 3000 thermal brake.
Putaran (rpm)

Gambar 4.12 Grafik Efisiensi Thermal 5. KESIMPULAN


Brake vs Putaran pada beban 10 Kg
Nilai kalor atas (HHV) bahan bakar biofuel
Pada pembebanan 10 kg (gambar vitamin engine + solar didapat 42533,05
4.12), BTE terendah terjadi saat J/kg dan nilai kalor bawah (LHV) didapat
menggunakan bahan bakar solar murni 38493,44603 J/kg. HHV solar =
pada putaran 2200 dan 2600 rpm yaitu 42139,225 J/kg dan LHV solar =
0,291863729. Sedangkan BTE tertinggi 38099,62139 J/kg. Karena HHV dan LHV
terjadi saat menggunakan biofuel
biofue vitamin dari solar murni lebih rendah dari biofuel
engine + solar pada putaran 1400 rpm vitamin engine + solar maka daya yang
yaitu sebesar 0,409808912. dihasilkan dengan memakai bahan bak bakar
solar murni lebih rendah dibandingkan
jika memakai bahan bakar biofuel vitamin
engine + solar.Performansi
Performansi mesin
dieselKarakteristik mesin dengan

9
Jurnal e-Dinamis, Volume.9, No.1 Juni 2014 ISSN 2338-1035

pemakain biofuel vitamin engine+ solar [14]www..menlh.co.id


adalah Torsi dan Daya lebih tinggi [15]www.id.wikipedia.org/wiki/katalis
3,2035% dibandingkan memakai solar
murni.Konsumsi bahan bakar lebih
rendah dibandingkan memakai solar
murni.Efisiensi volumetris naik sekitar
1,1504% dibanding memakai solar
murniEfisiensi thermal brake pada
putaran 1500-2000 rpm mengalami
kenaikan 0-5% dibanding memakai solar
murni, namun pada putaran selanjutnya
mengalami kenaikan 5-26%.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Arismunandar,Wiranto.1988.Penggerak
Mula Motor Bakar Torak :
Penerbit ITB Bandung.
[2] Product Division .2000.Manual Book of
TD 110-115 Test Bed
Instumentation for Small
Engines,TQ Education and
Training.
[3]Arismunandar,Wiranto.Koichi
Tsuda,1976. Motor Diesel Putaran
Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta.
[4].www.id.wikipedia.org/wiki/katalis.
[5]Crouse, William.1976. Automotive
Mechanics, Seventh Edition-
McGrawHill Book Company.
[6]Lichty,L.C.1951,Internal Combustion
Engines, Sixth Edition-
McGraw_Hill Book Company,
INC, Tokyo.
[7]Petrovsky, H .1968,Marine Internal
Combustion Engine, MIR
Publisher, Moscow.
[8]Priambodo, Bambang .dan Maleev,
V.L.1991.Operasi dan
Pemeliharaan Mesin Diesel,
Penerbit Erlangga.
[9]Soenarta, Nakolea dan Shoichi
Furuhama.2002. Motor Serba
Guna, Pradnya Paramita, Jakarta
[10]Schulz, Erich, J.1976. Diesel
Mechanics, Second Edition-
McGraw-Hill Book Company.
[11]Toyota Astra Motor, Buku Panduan
Toyota New Team Step 1,
Toyota Astra Motor.
[12]Khovakh, M.1979. Motor Vehicle
Engines, MIR Publisher, Moscow.
[13]www.pertamina.com

10

Você também pode gostar