Você está na página 1de 23

MAKALAH ASURANSI JAMINAN KESEHATAN

ASURANSI KESEHATAN SEBAGAI SISTEM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

Asni marni 1611212017

Arizka asril 1611212019 RAHAM Risandi 1611212007

Dina putri 1611212020 Raisan Marta 1611212008

Fahruly Alhamda 1611212015 Relita Maizara 1611212009

Melda partiwi 1611212002 Riza Kurnia Lestari 1611212025

Mutia sartafifa 1611212011 Yasirli Amrina 1611212010

Chairunnisa AP 1611212021

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada

Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah

ini guna memenuhi tugas mata kuliah Asuransi Jaminan Kesehatan ini. Dalam penyusunan

makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun, kelompok menyadari bahwa

kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan

orangtua, dosen pengampu mata kuliah serta teman-teman kelompok sehingga kendala-kendala

yang penyusun hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu

tentang Asuransi Kesehatan Sebagai Sistem yang kelompok sajikan berdasarkan dari berbagai

informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan, baik itu

yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran

dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Andalas. Kelompok

sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada

dosen pengampu, penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penyusun

di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Padang, 19 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

1.3.1 Tujuan Umum. ........................................................................................................ 2

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................ 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

2.1 PENGERTIAN ............................................................................................................... 3

2.1.1 SISTEM ................................................................................................................... 3

2.1.2 ASURANSI KESEHATAN .................................................................................... 4

2.2 SISTEM PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN ................................................. 6

2.2.1 Komponen Masukan............................................................................................... 7

2.2.2 Komponen Proses.................................................................................................... 7

2.2.3 Komponen Keluaran ............................................................................................. 10

ii
2.2.4 Komponen Dampak .............................................................................................. 10

2.2.5 Umpan Balik .......................................................................................................... 10

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi ................................................................................ 11

2.3 Prinsip sistem jaminan kesehatan nasional ............................................................... 13

BAB III......................................................................................................................................... 17

PENUTUP .................................................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 17

3.2 Saran.............................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuransi adalah tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial untuk jiwa,

properti, kesehatan, dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian

yang tidak dapat diduga seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana

melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis

yang menjamin perlindungam tersebut.

Dalam pelaksanaannya, asuransi kesehatan memiliki beberapa proses yang membentuk

satu kesatuan sehingga disebut sebagai sistem. Sistem tersebut dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan demi menyamakan hak dan kewajiban tiap peserta asuransi

kesehatan dan menjamin kualitas asuransi yang diberikan.

Layaknya suatu sistem, setiap proses dalam pelaksanaan asuransi memiliki komponen-

komponen yang harus dipenuhi. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menjabarkan

Asuransi Kesehatan sebagai Sistem agar dapat menjadi referensi bacaan mengenai

pentingnya asuransi kesehatan dalam tatanan kehidupan masyarakat saat ini pada umumnya

dan melaksanakan tugas kuliah Asuransi dan Jaminan Kesehatan khususnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian sistem?
2. Apakah pengertian asuransi kesehatan?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem asuransi kesehatan?
4. Apa sajakah komponen-komponen yang membentuk sistem dalam asuransi kesehatan?
5. Apa sajakah prinsip yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan sistem asuransi
kesehatan?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum.


1. Memberikan pengertian mengenai asuransi kesehatan sebagai sistem.

2. Memberikan penjabaran mengenai komponen, proses, dan prinsip yang

tercantum dalam asuransi kesehatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Menjelaskan komponen dalam sistem asuransi kesehatan

2. Menjelaskan proses pelaksanaan asuransi kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN

2.1.1 SISTEM

Yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan/unit/komponen yang saling

berkaitan erat satu sama lain, sulit untuk dipisahkan dalam upaya mencapai satu tujuan

(Thaurany H, 1989).

Pengertian Sistem Menurut Indrajit (2001: 2) mengemukakan bahwa sistem

mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur

keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Pengertian Sistem Menurut Jogianto (2005: 2) mengemukakan bahwa sistem adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu

objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Pengertian Sistem Menurut Murdick, R.G, (1991 : 27) Suatu sistem adalah

seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau procedure-prosedure/bagan-bagan

pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan

mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan

informasi dan/atau energi dan/atau barang. .

Pengertian Sistem Menurut Jerry FutzGerald, (1981 : 5) Sistem adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

3
Pengertian Sistem Menurut Davis, G.B, (1991 : 45 ) Sistem secara fisik adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu

sasaran

Definisi Sistem Menurut Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo (1984: 78) Suatu sistem

adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan

hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan

secara fungsional.

Definisi Sistem Menurut Lani Sidharta (1995: 9), Sistem adalah himpunan dari

bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan

yang sama

Dengan demikian sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagaian yang

memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk

mencapai suatu tujuan dari sistem tersebut. maksud dari suatu sistem adalah untuk

mencapai suatu tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup yang sempit.

2.1.2 ASURANSI KESEHATAN


Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau

bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian

yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau

sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu

sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah

Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan


4
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu

evenemen (peristiwa tidak pasti).

Menurut Ketentuan Undangundang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari 1992

tentang Usaha Perasuransian (UU Asuransi), Asuransi atau pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian

kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan

suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk

perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata,

namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-

untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.

Pengertian Asuransi dalam UU No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian, Asuransi

merupakan perjanjian diantara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dengan pemegang

polis, yang menjadi dasar atau acuan bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi

dengan imbalan untuk :

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian

yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan maupun

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertaggung /

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti tersebut; atau

5
b. memberikan pembayaran dengan acuan pada meninggalnya tertanggung atau

pembayaran yang didasarkan pada hidup si tertanggung dengan manfaat yang

besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Dari pengertian tersebut, unsur-unsur dari suatu asuransi adalah:

a. Penanggung : Perusahaan asuransi jiwa yang akan memberikan sejumlah uang

pertanggungan apabila terjadi resiko terhadap tertanggung.

b. Tertanggung : Orang yang diberikan perlindungan asuransi jiwa.

c. Uang Pertanggungan : Sejumlah uang yang dibayarkan penanggung sebagaimana

tercantum dalam Data Polis.

d. Polis : Merupakan dokumen bukti perjanjian antara penanggung dan tertanggung

mengenai asuransi Jiwa. Disitu tercantum Hak dan Kewajiban Penanggung serta

tertanggung.

e. Pemegang Polis : Orang atau Badan Hukum yang mengadakan perjanjian

Asuransi Jiwa dengan penanggung atas jiwa tertanggung seperti yang

tercantum dalam data polis.

f. Premi : Sejumlah uang yang disetujui Pemegang Polis untuk dibayarkan kepada

Penanggung sebagaimana tercantum dalam data polis yang memuat komponen-

komponen biaya-biaya dan Dana Investasi.

g. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan

h. Adanya peristiwa tertentu yang mungkin akan terjadi

2.2 SISTEM PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN

Dengan pendekatan sistem, secara sederhana pelayanan asuransi terdiri dari


komponen masukan, proses, keluaran dan dampak serta dipengaruhi oleh beberapa
faktor.

6
2.2.1 Komponen Masukan
Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk

berfungsinya sebuah sistem, Komponen masukan terdiri dari :

Peserta atau masyarakat baik perorangan ataupun keluarga

Perusahaan asuransi yang disebut badan penyelenggara asuransi (BAPEL)


Pemberi pelayanan kesehatan (pelayanan kesehatan dasar maupun
rujukan), dengan adanya perubahan paradigma ke arah paradigma sehat,
maka PPK dirubah pengertiannya menjadi penyelenggara pemeliharaan
kesehatan
Pemerintah dapat berperan sebagai masukan tetapi juga sebagai faktor
yang mempengaruhi, misalnya membuat peraturan dan/atau kebijakan.

2.2.2 Komponen Proses


Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk

menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari system tersebut, Proses

tergambarkan dalam studi kelayakan dan rencana usaha Bapel, pelaksanaan

serta monitoring dan evaluasi di semua komponen asuransi yang didasarkan

pada data yang akurat.

Proses Dalam Asuransi Kesehatan

1. Proses Underwriting
Proses Underwriting dalam asuransi kesehatan adalah proses untuk

menentukan apakah suatu permohonan pembelian produk asuransi kesehatan

diterima atau ditolak, hal ini berdasarkan Informasi individu yang anda serahkan

pada perusahaan asuransi, Informasi ini biasanya mengenai usia, jenis kelamin dan

riwayat kesehatan anda. Walaupun sepertinya sepele tapi Informasi inilah yang

digunakan sebagai dasar oleh perusahaan asuransi untuk memutuskan apakah akan

7
menerima aplikasi anda ataukah tidak, dan berapa besarnya premi yang akan

dikenakan.

Dalam artikel asuransi biasanya menerangkan alasan diperlukannya

underwriting dalam asuransi kesehatan individu adalah untuk menghindari atau

meminimalisir terjadinya adverse selection. Adverse selection adalah suatu

fenomena dimana terjadi ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh

perusahaan asuransi dengan peserta asuransi. Informasi sesungguhnya mengenai

kondisi kesehatan peserta asuransi biasanya hanya diketahui oleh peserta itu

sendiri, sedangkan perusahaan asuransi kurang mengetahui atau memahami

dengan baik informasi tersebut.

Apabila motivasi utama seseorang membeli produk asuransi kesehatan

karena memiliki status kesehatan yang buruk dan apabila permohonan aplikasinya

dikabulkan oleh perusahaan asuransi, maka ia akan memiliki probabilitas yang

tinggi untuk menikmati pelayanan kesehatan yang lebih baik, Jika premi yang

dikenakan tidak disesuaikan dengan resiko kesehatan pemohon maka dapat

membahayakan kelangsungan bisnis perusahaan asuransi itu sendiri. Oleh karena

itulah perusahaan asuransi harus mengkaji terlebih dahulu secara cermat setiap

permohonan dari calon peserta asuransi.

2. Proses Klaim Asuransi Kesehatan


Ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh Nasabah jika ingin klaimnya berjalan

lancar

a. Mengetahui manfaat dan pengecualian dalam polis


b. Membaca persyaratan pengajuan klaim
c. Mengisi formulir klaim
d. Melengkapi dokumen pengajuan klaim sesuai persyaratan
e. Memastikan proses pengisian dilakukan dengan benar dan akurat

8
Tahapan yang dilakukan oleh Asuransi pada saat menerima klaim dari

Nasabah

a Menerima dokumen klaim dan memverifikasi kelengkapannya


b Menganalisa klaim
c Klarifikasi data klaim
d Keputusan klaim
e Melakukan pembayaran klaim Nasabah atau memberikan kepada Nasabah
surat keterangan alasan klaim tidak disetujui
Beberapa penyebab klaim tidak disetujui

a. Penyebab terbesar klaim ditolak karena klaim yang diajukan merupakan


suatu pengecualian yang telah dijelaskan di dalam polis
b. Penyebab terbesar kedua klaim ditolak adalah karena pengisian data SPAJ
(Surat Permohonan Asuransi Jiwa) yang tidak benar
Agar proses klaim disetujui

a. Mengisi setiap formulir dengan data yang benar


b. Membaca dan memahami buku polis
c. Bertanya kepada agen atau customer service untuk hal hal yang kurang
dimengerti
d. Mengisi SPAJ dengan jujur dan benar, terutama di bagian riwayat
kesehatan
e. Mengerti pengecualian dalam polis
f. Selalu membayar premi tepat waktu
g. Mengajukan klaim dengan dokumen lengkap sesuai yang dipersyaratkan
Dokumen klaim yang tidak lengkap menyebabkan proses keputusan klaim

menjadi lambat, lazimnya berikut ini merupakan kelengkapan dokumen klaim:

a. Form klaim yang diisi oleh Nasabah


b. Form klaim yang diisi dokter
c. Copy hasil pemeriksaan medis
d. No rekening Nasabah

9
2.2.3 Komponen Keluaran

Keluaran dapat berupa pembayaran sebagian atau keseluruhan paket-paket

pelayanan kesehatan sesuai dengan transaksi premi yang telah disetujui. Dengan

adanya perubahan ke arah paradigma sehat, maka asuransi diharapkan tidak hanya

berperan pada pelayanan kuratif tetapi juga pramotif, prefentif dan rehabilitatif.

Hasil berupa layanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta

dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat

optimal.

2.2.4 Komponen Dampak

Dampak utama yang paling diharapkan adalah akses masyarakat terhadap

penyelenggara kesehatan, dan pada akhirnya akan meningkatkan status/derajat

kesehatan masyarakat yang ditandai : pertama, mampu hidup lebih lama dengan

indikator umur harapan hidup; kedua, menikmati hidup sehat dengan indikator

angka kesakitan; ketiga, mempunyai kesempatan meningkatkan pengetahuan

dengan indikator angka melek huruf dan tingkat pendidikan serta keempat, hidup

sejahtera dengan indikator pendapatan per kapita.

Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil bari system, yang terjadi

relative lama waktunya..

2.2.5 Umpan Balik


Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi

dari sebuah system yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan

balik dalam asurasi kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan, petugas,

yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat

10
2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi

Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain :


- Pemerintah yang berperan sebagai regulator dan pembuat kebijakan
- Permintaan (demand) masyarakat
- Sosio-ekonomi dan budaya masyarakat.
Untuk lebih jelasnya keseluruhan sistem digambarkan seperti pada bagan di
halaman berikut.

Faktor yang Mempengaruhi

MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

* MONITORING
* EVALUASI

Gambar 1. Sistem Pelayanan Asuransi Kesehatan

Dari segi pemberian atau pembayaran manfaat kita dapat membagi jaminan asuransi
menjadi dua bagian besar, yaitu pemberian manfaat dengan penggantia uang dan
menjamin layanan melalui kontrak fasilitas kesehatan.

a. Jaminan uang
Dalam asuransi kesehatan, pembayaran dalam bentuk uang dikenal dengan
nama asuransi kesehatan tradisional. Model akses tradisional dapat memberikan
penggantian uang lupsum, sejumlah uang tertentu tetapi tidak boleh lebih dari
belanja kesehatan (indeminitas) atau sesuai tagihan (reimbursement).

Dalam asuransi kesehatan kesehatan di masa lalu, dimana provider belum cukup
banyak dan moral hazard belum meluas, jaminan uang berjalan baik.

11
Namun untuk zaman ini, pengelolaan asuransi kesehatan yang memberikan
manfaat dalam bentuk uang bermasalah karena kebutuhan medis tidak selalu
sesuai dengan besarnya jaminan. Akibatnya permainan kuitansi atau layanan
mudah disesuaikan yang mengakibatkan premi semakin mahal. Penggantian
dengan uang membuka peluang moral hazard lebih besar.

b. Manfaat layanan
1. Perlu kerjasama/kontrak dengan fasilitas kesehatan. untuk bisa memberikan
manfaat dalam bentuk layanan, maka diperlukan sebuah ikatan kerja
sama/kontrak dengan fasilitas kesehatan. tentu saj tidak semua fasilitas
kesehatan dapat dikontrak
2. Mengurangi moral hazard dari sisi peserta/pemegang polis. Pemberia
manfaat melalui fasilitas kesehatan yang dikontrak mempunyai keuntungan.
Pertama, peserta digiring pada layanan biaya/tarifnya sudah disepakati atau
diketahui sehingga lebih mudah memperkirakan biayanya. Kedua, dapat
dilakukan pengendalian biaya dan moral hazard. Penggunaan formularium
yang disepakati misalnya, akan dapat mengendalikan biaya obat-obatan.
3. Pembayaran fasilitas kesehatan dapat bervariasi. Dengan melakukan
kontrak, maka terbuka kemungkinan berbagai cara pembayaran kepada
fasilitas kesehatan. cara pembayaran dapat dilakukan per jasa per pelayanan
(FFS) yang disukai fasilitas kesehatan. cara pembayaran lain adalah dengan
tarif paket tertentu baik itu per hari rawat, per tindakan, per diagnosis,
maupun pembayaran tanggung risiko yang disebut kapitasi.
4. Pilihan fasilitas kesehatan terbatas. Kontrak dengan fasilitas kesehatan tentu
tidak bisa dilakukan terhadap semua fasilitas kesehatan yang ada di suatu
daerah. Akibatnya pilihan fasilitas kesehatan tidak seluas pemberian manfaat
dalam bentuk uang. Tertanggung harus memilih layanan pada jaringan
fasilitas kesehatan tertentu, walaupun kadang-kadang fasilitas itu tidak
dikenalnya dengan baik.
5. Kepuasan peserta cenderung rendah. Kontrak fasilitas kesehatan yang
mengakibatkan pilihan fasilitas kesehatan terbatas, mempunyai potensi
keluhan dan ketidakpuasan peserta. Apabila ada sedikit saja layanan yang

12
kurang berkenan, maka peserta akan mengeluh atau bahkan mengadukan hal
tersebut.
6. Perlu kendali mutu. Karena kontrak dengan fasilitas kesehatan memberikan
fasilitas kesehtan terbatas, maka calon peserta harus diyakinkan bahwa
fasilitas kesehatan yang dikontrak mempunyai standar mutu tertentu. Hali
ini menimbulkan asuradur melakukan berbagai upaya kendali mutu. Kendali
mutu berlaku untuk semua asuradur yang melakukan kontrak pelayanan.
Jadi kendali mutu bukanlah monopoli organisasi managed care.
7. Pada pembayaran tertentu, misalnya kapitasi, perlu telaah utilasi. Apabila
pembayaran fasilitas kesehatan dilakukan dengan sistem berdasarkan risiko
seperti kapitasi dan CBG, maka terdapat potensi fasilitas kesehatan
mengorbankan mutu layanan atau mengurangi jumlah layanan yang
seharusnya diterima oleh tertanggung.

2.3 Prinsip sistem jaminan kesehatan nasional


Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) berikut:

1) Prinsip kegotongroyongan

Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam

menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang diwujudkan dengan

kewajiban setiap Peserta membayar Iuran sesuai dengan tingkat Gaji,

Upah, atau penghasilannya. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti

peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang

sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang

sehat membantu yang sakit.

2) Prinsip nirlaba

13
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).

Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya

kepentingan peserta.

3) Keterbukaan

Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang

lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.

4) Kehati-hatian

Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti,

aman, dan tertib.

5) Akuntabilitas

Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan

keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang

berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat

tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7) Prinsip kepesertaan bersifat wajib

Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan seluruh

penduduk menjadi Peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.

8) Prinsip dana amanat

Prinsip dana amanat adalah bahwa Iuran dan hasil pengembangannya merupakan

dana titipan dari peserta untuk digunakan sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta

dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.


14
9) Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial

Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar

kepentingan peserta.

15
16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

1. Asuransi adalah tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial untuk jiwa,

properti, kesehatan, dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian

yang tidak dapat diduga seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana

melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti

polis yang menjamin perlindungam tersebut.

2. Proses dalam pelaksanaan asuransi kesehatan terdiri atas proses underwriting dan klaim

asuransi kesehatan.

3. Asuransi kesehatan dilaksanakan dengan tujuan mampu hidup lebih lama dengan

indikator umur harapan hidup; menikmati hidup sehat dengan indikator angka kesakitan;

mempunyai kesempatan meningkatkan pengetahuan dengan indikator angka melek huruf

dan tingkat pendidikan serta; hidup sejahtera dengan indikator pendapatan per kapita.

3.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya

sehingga kelompok dapat memahami Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat

disimpulkan saran bahwa

1. Masyarakat

17
Memahami terlebih dahulu jenis dan premi yang diambil sebelum memutuskan suatu

jenis asuransi kesehatan agar ke depannya mampu meraih efek yang diharapkan.

2. Pemerintah

Melaksanakan setiap proses asuransi kesehatan secara transparan dan memudahkan

alur bagi masyarakat umum agar masyarakat dapat benar-benar merasakan manfaat

dalam asuransi kesehatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga: Jakarta.


Bhisma, Murti. 2000. Dasar-dasar Asuransi Kesehatan. Kanisius: Yogyakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2001, Profil Perkembangan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Tahun 2000, Jakarta.

Jacobs Philips, 1997, The Economics of Health and Medical Care Fourth
Edition, An Aspen Publication, Marryland, page. 19-32.

Murti Bhisma, 2000, Dasar-dasar Asuransi Kesehatan, Penerbit Kanisius,


Yogyakarta, hal. 26-30
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Rineka
Cipta: Jakarta.
Santerre and Neun, 2000, Health Economics : Theories, Insights and Industry
Studies, United States of America.
Thaurany H, 1989, Administrasi Rumah Sakit

19

Você também pode gostar