Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gizi pada anak sekolah tidak hanya menyangkut kelangsungan hidup tetapi juga
menyangkut kualitas hidup. Gizi pada anak-anak diperlukan untuk proses
pertumbuhan fisik dan proses perkembangan kemampuan, mental dan perilaku
anak. Faktor yang mempengaruhi tumbuh dan kembang pada anak adalah faktor
genetik, faktor makanan, dan faktor lingkungan.
Pada usia sekolah banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar, salah
satunya adalah masalah gizi. Upaya untuk memperbaiki masalah gizi pada anak
sekolah agar konsentrasi belajar tidak terganggu adalah meperhatikan faktor
makanan. Tujuan memberi makan pada anak adalah untuk memenuhi kebutuhan
energi dan gizi yang seimbang. Kebutuhan gizi dalam tubuh berupa karbohidrat,
lemak dan protein (Yuniastuti,2007). Untuk memenuhi gizi seimbang salah
satunya dengan makan pagi sebelum beraktivitas. Makan Pagi atau sarapan sangat
bermanfaat bagi setiap orang. Makan pagi selain untuk kesehatan juga dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja (Budianto,2002). Bagi anak
sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan
menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.
Menurut beberapa kajian, frekuensi makan yang baik adalah tiga kali sehari. Ini
berarti makan pagi hendaknya jangan ditinggalkan. Secara kuantitas dan kualitas
sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi apabila hanya makan 1 kali atau 2 kali
sehari. Keterbatasan volume lambung menyebabkan tidak makan sekaligus dalam
jumlah banyak. Itulah sebabnya makan dilakukan secara frekuentif yakni 3 kali
sehari termasuk makan pagi (Khomsan, 2002).
A. Makan Pagi
Dalam memberikan arahan yang baik dan benar, Departemen Kesehatan bersama
sektor terkait menyusun buku Pedoman Gizi Seimbang (PUGS) menguraikan
secara rinci tentang pesan dasar gizi seimbang, yang terangkum dalam 13 pesan
dasar gizi seimbang, dimana salah satu pesannya adalah untuk membiasakaan
makan pagi (Departemen Kesehatan RI, 1995 dalam Lestari)
Kata makan pagi berasal dari kata makan dan pagi, makan adalah memasukkan
makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya, sedangkan Pagi
adalah waktu setelah matahari terbit hingga menjelang siang hari, jadi dapat
disimpulkan bahwa makan pagi berarti makan sesuatu pada pagi hari. Dalam
bahasa Inggris disebut Break Fast (S.Wojowasito.1982). Kemudian setelah
diberi akhiran-an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi hari.
Menurut buku pedoman Keluarga Sadar Gizi, makan pagi adalah makanan yang
dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan pokok dan
lauk pauk atau makanan kudapan. Jumlah makanan yang dimakan kurang lebih
sepertiga dari makanan sehari.
Fungsi makan pagi bagi tubuh, sama seperti fungsi makanan pada tubuh yakni
untuk: (1). Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta
mengganti jaringan tubuh yang rusak; (2). Memperoleh energi guna kehidupan
sehari-hari; (3). Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,
mineral dan cairan tubuh yang lain; (4). Berperan dalam mekanisme pertahanan
tubuh (Alamsyah, 2013).
Menurut Pedoman Keluarga Sadar Gizi, manfaat makan pagi yaitu : (1). Untuk
memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar dengan baik; (2).
Membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan
pelajaran; (3). Membantu mencukupi zat gizi.
Sedangkan menurut Khomsan (2002) manfaat makan pagi yang pertama, dapat
menyebabkan karbohidrat siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah.
Dengan kadar gula darah yang normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa
lebih baik hingga berdampak positif untuk meningkatkan produktivitas. Kedua,
pada dasarnya makan pagi akan memberikan kontribusi penting akan bebrapa zat
gizi yang di perlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral.
Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis dalam
tubuh.
Kebiasaan makan pagi sangat penting bagi tubuh karena lambung akan terisi
kembali setelah 8-10 jam kosong serta kadar gula akan akan menurun sehingga
pasokan energi ke otak kurang ketika meninggalkan makan pagi (Sunarti dkk,2006
dalam Wardoyo ).Penelitian yang pernah dilaporkan majalah dilaporkan majalah
American Nutrien Reviews (1996) menyimpulkan bahwa makan pagi berpengaruh
terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat anak, karena ; (1). Otak sensitif
terhadap penurunan jangka pendek ketersediaan zat-zat makanan; (2). Keadaan
tidak makan malam dan pagi hari akan menghasilkan hambatan psikologis disertai
perubahan fungsi otak, khususnya daya ingat (Ratnawati, 2011 dalam Lestari).
Pada penelitian juga menunjukan bahwa anak-anak yang terbiasa makan pagi lebih
baik dalam mengerjakan tugas sekolahnya dibanding yang tidak makan pagi (
kendall, 1998 dalam Lestari).
Psikolog Dr. Tjut Rifameutika M.A. Psi yang dikutip Istianah (2008),
mengemukakan dampak positif sarapan terhadap perilaku belajar anak.
Diantaranya anak menjadi lebih bersemangat belajar, konsentrasi dan daya ingat
meningkat, keadaan emosi anak cenderung lebih baik, dan anak menjadi lebih
percaya diri. Jadi manfaat sarapan diantaranya: untuk memelihara ketahanan tubuh
saat beraktivitas di pagi hari, membantu memusatkan pikiran untuk belajar,
meningkatkan kemampuan fisik, dan untuk menjaga kesehatan.
Makanan sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi yang cukup, lengkap dan
seimbang serta mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral
(Sarwono,2004). Angka kecukupan gizi yang di anjurkan (RDA) untuk anak usia
10-12 tahun, antara laki-laki berbeda dengan perempuan. Khusus untuk energi
anak laki-laki dianjurkan sebanyak 2000 kkal sehari, sedangkan untuk anak
perempuan di anjurkan sebanyak 1900 kkal. Sedangkan menurut ahli gizi,
sedikitnya 30% total energi harus dipenuhi saat makan pagi (Ratnawati, 2001
dalam Lestari).
Tidak satupun bahan makanan yang mengandung zat gizi lengkap sehingga dapat
memenuhi keperluan tubuh, baik dalam jumlah maupun susunan macam zat
gizinya. Karena itu setiap manusia perlu makan berbagai macam bahan makanan
untuk mencukupi kebutuhannya. Beberapa makanan yang mengandung zat-zat
tersebut diantaranya:
b. Lemak merupakan sumber tenaga atau energi. Lemak terdapat dalam minyak,
margarine, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Lemak yang
berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk.
Untuk itu konsumsi makan pagi hendaklah mengandung zat-zat gizi yang telah
disebutkan diatas. Selain itu juga harus seimbang. Sarapan bukan hanya sekadar
pengganjal perut.
B. Konsentrasi Belajar
Menurut Petersen dalam Susanto (2006), secara umum yang dimaksud dengan
konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mencurahkan perhatian
dalam waktu yang relatif lama. Anak dikatakan konsentrasi pada pelajaran jika
anak dapat memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari.
Dalam belajar faktor yang terpenting adalah konsentrasi, karena tanpa konsentrasi
kita tidak akan dapat mengingat dan mengerti terhadap materi yang kita pelajari.
Faktor yang mendukung terjadinya konsentrasi ada dua. yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor internal meliputi :
1. Motivasi untuk belajar, dimana motivasi adalah fase pertama dalam proses
belajar.
3. Keadaan psikologis anak, yang mana dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
misalnya gangguan mental tertentu, masalah internal baik dengan teman maupun
dengan guru, adanya kecenderungan mudah gugup atau grogi dan adanya
penyakit gangguan atau Attention Hyperactive Disorder (ADHD).
4. Keadaan fisiologis anak, seperti kualitas tidur anak, aktivitas fisik yang
cukup, tidak dalam pengaruh obat-obatan, tidak sakit.
Konsentrasi belajar juga banyak dipengaruhi berbagai faktor eksternal, antara lain:
1. Suara bising sehingga tidak dapat belajar engan tenang.
Dalam data penelitian Lestari mengeni Hubungan Antara Makan Pagi Dengan
Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar yang menggunakan
total sampling dengan 20 anak yang terbiasa makan pagi setiap hari, 20 anak yang
terbiasa makan pagi 1-3 kali tiap minggu, dan 18 anak yang tidak terbiasa makan
pagi. Diperoleh hasil bahwa anak perempuan lebih terbiasa makan pagi setiap hari
dibandingkan dengan anak laki-laki (2:3), dengan pola makan mayoritas (42,5%)
berupa nasi dan lauk pauk, tetapi tingkat konsumsi energi hampir seluruhnya
(80%) kurang. Kemampuan konsentrasi belajar antara yang bernilai positif atau
mendukung (favourable) dan yang bernilai negatif atau tidak mendukung
(unfavourable) seimbang (50%), dengan anak yang terbiasa makan pagi (70%)
kemampuan konsentrasinya favourable, dan anak yang tidak terbiasa makan pagi
(78%) kemampuan konsentrasinya unfavourable. Hal ini membuktikan adanya
korelasi yang signifikan antara kebiasaan makan pagi dengan dengan kemampuan
konsentrasi belajar (p= 0,011).
Daftar Pustaka
Khomsan, Ali. 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada. Hal 15-103
Wardoyo, Mahmudiono. 2012. Hubungan Makan Pagi dan Tingkat Konsumsi Zat
Gizi dengan Daya Konsentrasi Siswa Sekolah Dasar. Diakses dari
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/mgi70a2ec0dfdfull.pdf pada 24 September
2014