Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Selesai..
Contoh :
Penyelesaian :
Menentukan Mr :
Karena 0,0193 < 0,0244, dapat dipastikan tulangan baja tarik sudah leleh.
1,4
min= = 0,0035 < 0,0193
. 2600 (400)
a= == = 135,9 mm
(0,85.) 0,85.(30).(300)
z=d- .a = 450 - . 135,9 = 382,1 mm
Berdasarkan pada tulangan baja :
Mu = .Wu.l2 + .Pu.l
.(37,74).62 + .(86,4).6
299,43 kNm
Mr = 317,91 kNm > Mu = 299,43 kNm.
Contoh :
Penyelesaian :
4824
= = = 0,0322
. 300 (500)
0,75. b = max = 0,0241
. 3615 (300)
a= == = 212,6 mm
(0,85.) 0,85.(20).(300)
---
Struktur Beton II
Struktur Beton II
Penyelesaian :
Anggap d = h 100 = 700 mm, dimana jarak titik as tulangan tarik dengan
tepi beton 100 mm. Hitung momen rencana :
Mu = 1,2 MDL + 1,6 MLL
= 1,2(230) + 1,6(370) = 276 + 592 = 868 kNm.
Cek apakah hanya menggunakan tulangan tarik saja, dengan tabel A-9 :
didapat (terbesar) k maksimum = 5,9792 MPa, rasio tulangan = 0,0323.
dan MR maksimum = bd2 k
= 0,80(350)(700)2(5,9792)10-6 = 820 kNm.
karena MR maksimum = 820 kNm < 868 kNm, maka perlu tulangan rangkap.
Bahwa pasangan kopel gaya beton dengan tulangan tarik mempunyai rasio
penulangan kira-kira 90% dari maksimum.
= 0,90(0,0323) = 0,0291, dari tabel A-9 didapat : k = 5,5451 MPa.
dan kuat momen tahanan sebesar :
MR1 = bd2 k
= 0,80(350)(700)2(5,5451)10-6 = 761 kNm.
Jadi luas tulangan tarik yang diperlukan untuk pasangan kopel gaya beton
dengan tulangan tarik adalah :
AS1 = bd = 0,0291(350)(700) = 7130 mm2.
Untuk pasangan kopel tulangan tekan dan tulangan tarik ditentukan dimana
kuat momennya memenuhi keseimbangan terhadap momen rencana :
MR2 = MU - MR1 = 868 761 = 107 kNm.
Dari pasangan kopel gaya tulangan tekan dan tarik didapat :
MR2 = ND2 (d-d)
MR2 107000
ND2 = = = 212,3 kN.
( ) 0,80(70070)
Struktur Beton II
karena ND2 = As.fs ,maka fs dihitung berdasarkan a yaitu letak garis netral
pasangan kopel gaya beton tekan dengan tulangan tarik, kemudian periksa
terhadap regangan pada tulangan tekan S1.
As1.fy 7130(240)
a= = = 287,6 mm
(0,85. ) 0,85(20)(350)
a 287,6
c= = = 338,4 mm
0,85
cd 338,470
S1 = (0,003) = (0,003) = 0,0024
c 338,4
y = 0,002
karena y < S1 ,maka terbukti tulangan tarik meluluh sebelum regangan beton
tekan mencapai 0,003, dan batas tegangan fy =fy.
Perencanaan Balok T
Rencanakan dan gambar penulangan balok T untuk sistem lantai dengan tebal
pelat lantai 100 mm didukung oleh balok-balok berjajar yang masing-masing
berjarak 2 m dari as ke as. Dimana panjang bentangan balok 7 m, lebar balok
bw = 300 mm, d = 480 mm, h = 550 mm, beton fc=20 MPa, fy = 400 MPa.
Momen karena beban guna MDL = 85 kNm ( termasuk berat sistem lantai) dan
MLL = 170 kNm.
Penyelesaian :
Menentukan momen rencana :
Mu = 1,2 MDL + 1,6 MLL
= 1,2(85) + 1,6(170) = 374 kNm.
Menentukan tinggi efektif balok :
d = h 70 mm = 550 70 = 480 mm
lebar flens efektif :
seperempat panjang bentangan= (7000) = 1750 mm
bw + 16 ht = 300 + 16(100) = 1900 mm
jarak antar balok = 2000 mm
gunakan lebar flens efektif b = 1750 mm
tentukan apakah balok sebagai balok T murni atau balok persegi, dengan cara
menghitung momen tahanan MR dan menganggap seluru flens brada didaerah
tekan :
MR = (0,85.fc) bht (d-1/2ht)
= 0,80 (0,85)(20)(1750)(100)(480-1/2(100))(10)-6
= 1023,4 kNm
Karena 1023,4 kNm > 374 kNm, maka luasan flens efektif total tidak perlu
sebagai daerah tekan dan dengan demikian balok T diperhitungkan sebagai
balok persegi dengan lebar b = 1750 mm.
Mu 374(10)^6
k perlu = = = 1,1595 MPa.
^2 0,80(1750)(480)^2
dan dari tabel A-27 diperoleh = 0,0030
Hitung luas tulangan tarik yang dbutuhkan :
As = bd = 0,0030(1750)(480) = 2520 mm2.
Struktur Beton II
0,510(d)
Asaktual = 0,0319.ht { b+bw [ - 1]}
0,510(486)
= 0,0319.(100) { 1750+300 [ - 1]}
100
= 6997 mm2 > 2642 mm2.
Gambar penulangan:
Struktur Beton II