Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
a. Penerima hibah
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah universitas tertangkap
menggunakan metode untuk mengkonversi uang hibah ke dalam
pengeluaran lain-lain.
b. Penjahat
Banyak kejahatan, jika berhasil, memiliki potensi untuk
menghasilkan uang dalam jumlah yang sangat besar yang asalnya
tidak dapat dijelaskan, sehingga mendorong penggunaan prosedur
pencucian uang.
c. Pencari Suaka politik
Orang dianiaya karena alasan agama atau etnis dalam suatu negara
tertentu mungkin memerlukan bantuan untuk melarikan diri dari
2
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
3
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
2. Naluri Penjahat
Dalam setiap kejahatan pada umumnya, dan fraud khususnya, ada
suatu gejala yang sangat lumrah, yakni pelaku berupaya memberi
kesan bahwa ia tidak terlibat fraud. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti memberikan alibi (keterangan bahwa ia tidak
berada di tempat terjadinya kejahatan pada saat kejahatan tersebut
berlangsung). Untuk itu, pelaku harus jauh dari fraud itu sendiri dan
harus jauh dari uang yang merupakan hasil kejahatan. Itulah
sebabnya, salah satu aksioma (dianggap terbukti dengan sendirinya)
dalam fraud ialah fraud is hidden atau fraud itu tersembunyi.
Di lain pihak, motive dari perbuatan fraud itu sendiri pada umumnya,
adalah mendapatkan uang. Kalaupun bukan itu motive-nya ada
4
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
aliran uang ke diri pelaku (atau keluarganya) yang pada akhirnya ada
arus uang atau dana dari tempat persembunyian atau tempat
penitipan yang mengalir ke alamat si pelaku utama. Naluri pelaku
fraud inilah yang melandasi teknik audit investigative follow the money.
c. Integration.
5
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
6
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
7
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
commerce, data saham, dan data bioinformatika), tapi tidak tahu pola
apa yang bisa didapatkan.
Tehnik investigasi ini sebenarnya sangat sederhana. Kesulitannya
adalah datanya sangat banyak dalam hitungan terabytes. Kita tidak
bisa mulai dengan pelakunya, yang kita ingin kita lihat justru adanya
pola-pola arus dana yang menuju ke suatu tempat (yang memberi
indikasi tentang pelaku atau otak kejahatan). Disamping kerumitan
karena data yang begitu besar, juga diperlukan kecermatan dan
persistensi dalam mengumpulkan bahan-bahannya. Kemajuan yang
sangat pesat di bidang teknologi informasi, memfasilitasi proses ini.
5. Currency of Crime
Seperti dijelaskan sebelumnya, uang merupakan asset yang sangat
cair/likuid, sehingga sering dijadikan tujuan utama dalam tindakan
kejahatan. Namun, selain uang, masih terdapat currency of crime lain
yang biasa dijadikan tujuan utama dalam tindakan kejahatan. Segala
sesuatu yang berharga dapat dijadikan currency of crime. Sebagai
contoh di negara berkembang yang dikuasai oleh diktator, sering
muncul keserakahan untuk menguangkan segala sesuatu yang
berharga.
Ciri dari penggunaan currency of crime yang bukan berupa uang adalah
izin-izin atau lisensi untuk akses ke sumber-sumber daya alam yang
umumnya dialokasikan kepada keluarga dan kerabat sang diktator.
Dalam hal itu currency of crime-nya bisa berupa intan berlian, minyak
bumi, pasir laut, kayu bundar (logs), ganja, dan lain sebagainya. Di sini
ada dua arus yang bisa diikuti investigator, yakni arus dana dan arus
fisik barang. Arus fisik barang sering memberikan indikasi kuat,
karena adanya anomali. Contoh: data statistik resmi mengenai impor-
ekspor yang menunjukkan kesenjangan yang besar, antara data
negara pengimpor dan negara pengekspor.
8
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
C. Lampiran
9
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
10
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
11
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
12
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
Personil Pengendali
Korporasi.
Bab III Tindak Pidana Lain Yang Berkaitan Dengan Tindak Pidana Pencucian Uang
5. Pihak Pada UU No. 25 Tahun 2003 Terdapat pengaturan
Tindak Pidana tidak mengatur mengenai mengenai larangan bagi
Lain larangan ini. direksi, komisaris, pengurus
atau pegawai Pihak Pelapor,
pejabat atau pegawai
PPATK atau Lembaga
Pengawas dan Pengatur
untuk memberitahukan
kepada Pengguna Jasa
kepada Pengguna Jasa atau
pihak lain, baik secara
langsung maupun tidak
langsung, dengan cara apa
pun mengenai laporan
Transaksi Keuangan
Mencurigakan yang sedang
disusun atau telah
disampaikan kepada
PPATK.
13
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
14
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
pedagang kendaraan
bermotor, pedangan
permata dan
perhiasan/logam mulia,
pedagang barang seni
dan antik; atau balai
lelang).
a. Melakukan hubungan
usaha dengan Pengguna
Jasa;
b. Terdapat Transaksi
Keuangan dengan mata
uang rupiah dan/atau
mata uang asing yang
nilainya paling sedikit
atau setara dengan Rp.
100.000.000,00 (seratus
juta rupiah);
c. Terdapat Transaksi
Keuangan Mencurigakan
yang terkait dengan
tindak pidana pencucian
uang dan tindak pidana
pendanaan terorisme;
atau
d. Pihak Pelapor
meragukan kebenaran
informasi yang
dilaporkan Pengguna
Jasa.
a. identifikasi Pengguna
Jasa;
b. verifikasi Pengguna Jasa;
dan
15
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
c. pemantauan Transaksi
Pengguna Jasa.
16
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
a. Melakukan transaksi
yang patut diduga
menggunakan harta
kekayaan yang berasal
dari hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat 1 UU
No. 8 Tahun 2010;
b. Memiliki rekening untuk
menampung harta
kekayaan yang berasal
dari hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud
17
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
Bab V Pembawaan Uang Tunai Dan Instrumen Pembayaran Lain Ke Dalam Atau
Ke Luar Daerah Pabean Indonesia
15. Pembawaan Pasal 16 hanya mengatur UU No. 8 Tahun 2010
Uang Tunai dan mengenai pembawaan uang mengatur dalam bab
18
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
19
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
20
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
21
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
22
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
a. menetapkan ketentuan
dan pedoman tata cara
pelaporan bagi Pihak
Pelapor;
b. menetapkan kategori
Pengguna Jasa yang
berpotensi melakukan
tindak pidana pencucian
uang;
c. melakukan audit
kepatuhan atau audit
khusus;
d. menyampaikan
informasi dari hasil audit
kepada lembaga yang
berwenang melakukan
pengawasanterhadap
Pihak Pelapor;
e. memberikan peringatan
kepada Pihak Pelapor
yang melanggar
kewajiban pelaporan;
f. merekomendasikan
kepada lembaga yang
berwenang mencabut
izin usaha Pihak Pelapor;
dan
g. menetapkan ketentuan
pelaksanaan prinsip
mengenali Pengguna
Jasa bagi Pihak Pelapor
yang tidak memiliki
Lembaga Pengawas dan
Pengatur.
23
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
24
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
25
Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi
26