Você está na página 1de 10

MAZHAB-MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

Elsa Novia, Livia Apriliani, Nanda Choirun Nisa


Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang
Email : elsanoviafitri19@gmail.com , nandasalma3157@gmail.com,liviaaprilianix3@gmail.com

Abstrak: Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan manusia. Cara pandang mengenai pendidikan pun berbeda-beda. Dari zaman ke
zaman selalu terjadi perbedaan pandangan terhadap aliran-aliran pendidikan. Mazhab ini juga
mengandung kritikan terhadap suatu ideologi atau mazhab yang lain. Beberapa mazhab
pendidikan tersebut antara lain mazhab idealism, realism, materialism, pragmatism, dan
eksistensialisme. Aliran-aliran ini menimbulkan dampak yang juga berbeda terhadap para
penganutnya dan tidak semua sesuai dengan norma serta nilai dan adat yang ada di tengah
masyarakat. Untuk itulah, diperlukan adanya pengetahuan mengenai aliran atau mazhab
pendidikan yang ada untuk meningkatkan integritas peserta didik dengan baik dan tepat.

Kata Kunci : Pendidikan , mazhab pendidikan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna karena manusia
diciptakan dengan adanya akal sehingga manusia selalu ingin mengetahui segala hal yang
terjadi.Oleh karena itu melalui jalur pendidikan manusia memanfaatkan akan sesuatu yang
tidak dia ketahui.Pendidikan akan memberikan suatu wawasan dan ilmu yang luas bagi orang
tersebut.
Dengan pendidikan manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan diharapkan manusia
dapat mengembangkan ilmu tersebut.Pendidikan sebagai usaha dasar yang sistematis
sistemik selalu bertolak dari jumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas
tertentu.Landasan tersebut akan memberikan arah terhadap pembentukan manusia
.Sedangkan asas akan menjadi sesuatu yang khusus dalam penyelenggaraan suatu
pendidikan
Filsafat pada hakikatnya melekat pada kehidupan manusia,dikarenakan filsafat
merupakan sebuah pandangan hidup yang berkaitan sekali dengan kehidupan seseorang
.Mencakup arti sebuah kebenaran.Untuk mewujudkan suatu kandungan filsafat tersebut
seseorang memerlukan suatu pendidikan.Olehkarena itu filsafat sangat diyakini oleh
masyarakat bahwa memiliki hubungan yang sabgat erat dengan pendidikan.
Pendidikan bersifat universal yang dapat dilaksanakan secara terus menerus dari
berbagai macam orang.Pendidikan dilaksanakn berdasarkan filsafat hidup manusia.Oleh
karena itu meskipun pendidikan bersifat universal akn tetapi aka nada perbedaan-perbedaan
tertentu sesuai dengan pandangan hidup masing-masing orang.
Filsafat pendidikan merupakan disiplin ilmu yang berusaha dalam mengungakapkan
suatu masalah pendidikan yang sifatnya filosofis.Agar suatu pendidikan itu mempunyai arti
yang jelas karena suatu pendidikan itu sangatlah penting bagi kehidupan.Dengan adanya
pendidikan kita dapat menjadikan suatu bangsa maju.

Pengertian Filsafat
Landasan filosofi merupakan landasan yang berkaitan dengan suatu makna dan
hakikat pendidikan.Yang akan menelaah masalah pokok suatu pendidikan .Landasan filosofi
merupakan landasan yang bersifat filsafat.Kata filsafat (philosophy ) berasal dari YUNANI
,philein yang berarti mencintai dan Sophos yang berarti hikmah,arif,bijaksana.
Filsafat menelaah sesuatu secara radikal,menyeluruh dan konseptual.Konsepsi-
Konsepsi ilosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari
dua faktor:
1.Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
2.Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.Filsafat berada diantara keduanya
:Kawasan seluas religi akan tetapi lebih dekat dengan ilmu pengetahuan dikarenakan filsafat
itu muncul dari sebuah keraguan dan mengutamakan akal manusia (Redja
Mudyahardjo,et.al.,1992 :126-134)
Dalam dunia pendidikan filsafat mempunyai peranan yang sangat besar,karena filsafat
merupakan pandangan hidup ikut menentukan arah dan tujuan pendidikan.Oleh karena itu
pendidikan dan filsafat mempunyai hubungan yang sangat erat.Filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra itu.
Istilah filsafat digunakan dalam 2 pendekatan yaitu :
1.filsafat sebagai berpikir ilmiah artinya dapat dilakukan oleh semua orang yang nantinya akan
memberi manfaat pada ilmu pengetahuan orang tersebut.
2.Filsafat sebagai kajian khusus yang formal artinya mencakup segala sesuatu yang bersifat
khusus.
Antara pendidikan dengan filsafat sangatlah berkaitan dikarenakan filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia,sedangkan pendidikan berusaha untuk mewujudkan citra
tersebut.Karena kejelasan akan segala hal sangatlah penting ,jadi setiap keputusan yang
akan di ambil haruslah diyakini kebenarannya meskipun keputusan tersebut belum pasti.
MAZHAB-MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengertian
Pendidikan adalah suatu kebutuhan dimana kita akan mendapatkan pelajaran ilmu baik
didapat dari masyarakat ataupun diluar masyarakat . Fisafat adalah proses pencarian dalam
kehidupan bukan hanya untuk kewajiban seorang filosof namun kewajiban bagi para pendidik
dan filosof pendidikan. Untuk mazhab filsafat pendidikan memiliki beberapa cabang filsafat
diantaranya :
a. Filsafat pendidikan Idealisme
b. Filsafat pendidikan Ralisme
c. Filsafat pendidikan Materialism
d. Filsafat pendidikan Pragmatisme
e. Filsafat pendidikan Eksistensialisme

A. Filsafat Pendidikan Idealisme


Sebagaimana kita tahu , didalam filsafat idealism memandang sebuah kenyataan (ralita )
sebagai sebuah roh . Maksut dari roh ini ialah sebuah jiwa dimana jiwa tersebut mampu
menyadari dunianya dan sebagai pemotivasi untuk tingkahlaku manusia dan faktor sebagi
penggerak aktivitas yang dijalankan manusia. Filsafat idealism ini berasal dari filsafat idealism
metafisik dimana terdapat penekanan pada pertumbuhan rohani. Kepercayaan kaum idealism
menganggap anak sebagai bagian dari alam spiritual dimana mereka memiliki pembawaan
spiritual yang sesuai dengan potensi pada diri mereka. Ada beberapa Implikasi filsafat
pendidikan idealism menurut power (1982) ,yakni :
1. Tujuan pendidikan ,pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan
pengembangan bakat atau kemampuan dasar serta kebaikan sosial
2. Kedudukan siswa ,bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
dasarnya/bakat
3. Peran guru , bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia
terutama tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
4. Kurikulum , Pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan rasional, dan
pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan
5. Metode , diutamakan metode dialetika, tetapi mode lain yang efektif dapat
dimanfaatkan

B. Filsafat Pendidikan Realisme


Realism adalah aliran yang berpendapat jika realita terdiri dari dunia fisik dan rohani.
Realism adalah pandangan bahwa objek-objek indera adalah nyata dan ada dengan sedirinya
tanpa bergantung pada kesadaran akal atau pengetahuan lain (Sutono, 2008). Menurut
Suryana (2009), Realism adalah suatu pandangan yang berpendapat bahwa pengetahuan
manusia merupakan gambaran yang tepat dan baik, serta memiliki 3 konsep, yaitu :
1. Metafisika realism : kenyataan yang sebenarnya merupakan kenyataan
secara fisik /nyata (materialisme), kenyataan nyata dan tidak nyata (dualisme),dan
kenyataan yang terbentuk dari gabungan kenyataan yang lain (pluralisme).
2. Humanologi-realisme : hakikat manusia terletak pada apa yang dikerjakan.
3. Epistemology-realisme : kenyataan yang hadir begitu saja tanpa melihat
seberapa besar pengetahuan dan gagasan manusia
4. Aksiologi-realisme : sikap dan perilaku manusia sebagai hasil dari
penerapan
hokum alam atau norma dan adat istiadat yang didapatkan dari ilmu yang dipelajari.

Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realism adalah :


(1) Tujuan: penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial
(2) Kurikulum: wawasan yang dimiliki dan yang akan diterima mencakup semua
pengetahuan yang berguna dan berisi pengetahuan umum serta pengetahuan praktis.
(3) Metode: Belajar tergantung pada pengalaman baik langsung atau tidak langsung.
Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning (Stimulus-Respon)
adalah metode pokok yang biasa digunakan.
(4) Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang akurat. Dalam hal disiplin,
peraturan yang baik adalah penunjang dalam belajar. Pendidikan mental serta moral
yang disiplin dapat membentuk individu menjadi lebih baik lagi.
(5) Peranan pendidik adalah menguasai pengetauan baik khusus maupun umum,
memiliki keterampilan yang baik dalam mengajar dan dengan keras menuntut prestasi
peserta didik agar para peserta didik dapat memiliki integritas yang baik.

C. Filsafat Pendidikan Materialisme


Pada mazhab materialism lebih cenderung menyusun konsep secara analisis hubungan
sebab akibat yang mempengaruhi usaha dan hasil pendidikan secara factual ( fakta). Memilih
filsafat materialism makaa menolak filsafat pendidikan dan lebih mengacu pada sains
pendidikan. Dalam sains pendidikan berguna didalam sebuah penelitian ilmiah yang berupaya
memeriksa berbagai macam hipotesis hubungan antara variable. Pendidikan dalam
pandangan ini merupakan proses kondisionisasi lingkungan dimana bersifat eksternal
(ditentukan oleh lingkungan ). Karna bersifat eksterna makan tidak memperhitungkan faktor
interna siswa yang belajar yang menunjukkan bahwa manusia itu bisa dibentuk (diciptakan).
Terdapapt beberapa poin implikasi pendidikan materialism yakni :
1. Tema, manusia yang baik ataupun efiseien dihasilkan dengan pendidikan terkontrol
secara ilmiah dan seksama
2. Tujuan pendidikan ,perubahan prilaku , mempersiapkan manusia sesuai dengan
kapasitasnya, untuk tanggungjawab sosial dan pribadi yang kompleks
3. Kurikulum ,isi pendidikan mencangkup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal)
dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran pelaku
4. Metode, semua pelajaran yang dihasilkan dengan kondisionanisasi , operant
conditioning , reinforcement, palajaran berprogram dan kompetensi
5. Kedudukan siswa, Tidak ada kebebasan . Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar.
Pelajaran sudah tdirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk
belajar.
6. Peran guru , guru memiliki kekuaaan untuk merancang dan mengontrol proses
pendidikan . Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

D. Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Menurut istilah adalah berasal dari bahasa Yunani Pragma yang berarti perbuatan (
action) atau tindakan (practice). Isme sendiri berarti ajaran atau paham. Dengan demikian
Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikran itu menuruti tindakan.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu
harus dinilai dari nilai segi kegunaan praktis,atau ukuran kebenaran didasarkan pada
kemanfatan dari sesuatu itu kepada manusia (Abu Hanifah,1950:136).
Salah satu seorang tokoh pragmatisme Jhon Dewey (dari Redja
Mudyahardjo,et.al.,1992:144).Menyatakan bahwa penerapan konsep pragmatism
berdasarkan 5 tahap:
1.Situasi tak tentu yaitu datangnya dari situasi ketegangan secara spesifik
2.Diagnosis yaitu mentitik beratkan masaah beserta faktor penyebabnya
3.Hipotesis yaitu menemukan suatu gagasan yang dianggap dapat menyelesaikan
masalah
4.Pengujian Hipotesia yaitu melaksanakan berbagai hipotesis hasilnya di bandingkan
serta di praktekan.
5.Evaluasi yaitu mempertimbangkan dari hasil pengujian hipotesis dan dipilih yang terbaik.
Oleh karena itu bagi pragmatisme pendidikan merupakan sesuatu yang terjadi pada
proses eksperimental dan suatu metode mengajar yang penting adalah metode untuk mencari
suatu perpecahan masalah.Pengaruh dari aliran pragmatism ini bahakan sudah terwujud
dalam suatu gerakan pendidikan progressive suatu gerakan reformasi sosiopolitik pada abad
XIX DAN AWAL ABAD XX DI Amerika Serikat.Progressivisme menentang suatu pendidikan
tradisional.dan pada saat itu dikembangkan teori pendidikan dengan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Anak harus dinyatakan bebas agar dapat berkembang wajar
2. Menumbuhkan suatu minat melalui suatu pengalaman langsung untuk memicu belajar
3. Setiap guru harus menjadi seorang pemimpin kegiatan proses belajar dan meneliti
kegiatan tersebut.
4. Antara sekolah dan rumah harus ada kerjasama
5.Sekolah progressif dijadikan sekolah laboratorium untuk melakukan suatu
eksperimentasi (Wayan Ardhana,1986: 16-17)

Tokoh-tokoh Filsafat Pragmatisme

1. Charles Sanders Peirce


Charles mempunyai pendapat bahwa suatu dugaan itu dapat dinyatakan benar
apabila dapat di implementasikan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan kita. Horton dan
Edwards di dalam sebuah buku yang berjudul Background of American literary thought(1974)
merumuskan 3 prinsip yang dapat dijadikan senbagai landasan pragmatism yaitu :
a. Bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan itu bukanlah hal segalanya dari opini yang
dimiliki oleh manusi.
b. Bahwa sesuatu yang universal itu akan menyetujui dan dapat menerima suatu
keyakinan
c. suatu filsafat hendaknya dibuat lebih praktis dengan cara mengimplementasikan
bahwa masalah yang terjadi dan kesimpulan dalam suatu filsafat itu merupakan hal yang
nyata.
2. William James
Selain menamakn filsafat pragmatisme William juga menamai dengan empirisme
radikal.Menurut James pragmatism merupakan suatu aliran yang mengajarkan yang benar
merupakan sesuatu yang membuktikan bahwa dirinya itu benar dengan sesuatu yang
akibatnya itu dapat bermanfaat secara praktis.
Selain itu William James juga mengajukan tentang beberapa prinsip mengenai
pragmatism yaitu :
a. Bahwasanya dunia itu memang benar adanya akan tetapi tidak dapat di prediksi
b.Suatu kebenaran tidak bersumber dari ide-ide akan tetapi sesuatu yang terjadi ketika
ide yang kita pakai dalam kehidupan nyata.
c.Manusia mempunyai suatu kebebasab untuk meyakini apayang akan ia yakini
dengan alas an suatu yang di yakini tidak bertentangan dengan pengalaman praktisnya dan
penguasaan ilmunya.
d.Nilai akhir dari suatu kebenaran bukan merupakan suatu titik dari ketentuan yang
diyakini

Implementasi Aliran Filsafat Pragmatisme


Dalam suatu pelaksanaan pragmatism mengarahkan agar seseorang dididik disekolah
itu tidak berbeda dengan dididik ketika dirumah.Karena sesungguhnya kehidupan baik itu
disekolah maupun dirumah sangat saling tergantung.
1.Tujuan Pendidikan
Seorang Filosof paragmatisme berpendapat bahwa sebenarnya suatu pendidikan
harus dapat mengajarkan seseorang tentang bagaimana cara berfikir dan
menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
2. Kurikulum
Kurikilum pendidikan pragmatisme ini berisi tentang suatu pengalaman-pengalaman
yang telah teruji, yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
3.Metode Pendidikan
Metode pembelajaran pragmatisme lebih mengutamakan pada penggunaan metode
pemecahan masalah (problem solving method) dan juga metode penyelidikan dan
penemuan (inquiri and discovery method).

E. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme


Eksistensialisme berasal dari kata ex yang berarti keluar dan sisto yang artinya
berdiri. Oleh karena itu eksistensi diartikan sebagai manusia yang berdiri sebagai dirinya
sendiri. Eksistensialisme adalah suatu aliran yang dibentuk untuk mengembalikan manusia
kepada kodratnya (terutama setelah PD) dan menolak sistem yang membuat manusia tidak
dapat mengekspresikan dirinya sesuai apa yang diinginkannya (Rukiyati, 2009:93).
Eksistensialisme merupakan filsafat yang bersifat individualis, karena memberikan
paham yang mendorong manusia untuk terus memperbarui dirinya dengan individu sebagai
titik tolak apapun keadaannya. Menurut Mutaqqin (2016:76), eksistensialisme dicetuskan oleh
Kierkegaard yang menyatakan bahwa hidup harus dipadukan dengan pengalaman dan tidak
bisa terikat oleh hal-hal yang abstrak dan spekulatif. Menurutnya, segala sesuatu timbul dari
pengalaman pribadi, keyakinan diri, kemampuan dan jalan yang ditempuh untuk mencapai
keyakinan hidupnya.
Eksistensialisme bertujuan agar pendidikan dapat melibatkan peserta didik dalam
memenuhi kebutuhan dan menemukan jati dirinya. Van Cleve Morris menyatakan pandangan
eksistensialisme bahwa eksistensialisme tidak menghendaki aturan pendidikan dalam segala
bentuk karena dapat membuat peserta didik kurang mampu bereksistensi. Beberapa
pandangan filsuf mengenai eksistensialisme (Rukiyati 2009: 96-99), antara lain :
1. Gabriel Marcel (1889-1978), yang menyatakan bahwa eksistensi adalah situasi
dimana manusia sebagai subjek di dunia bersamaan dengan segala factor kehidupan
yang dimiliknya dengan syarat manusia harus sadar bahwa dirinya adalah subyek
yang memiliki eksistensi dan benar-benar ada.
2. Jean Paul Sartre (1905-1980), yang menyatakan bahwa manusia harus memiliki
kesadaran yang berarti sama dengan kebebasan. Dengan kesadaran manusia
sanggup mengubah dirinya dengan pribadinya di masa lalu atau pribadi orang lain
sebagai titik tolak perubahannya. Manusia yang sadar dapat meniadakan sesuatu,
yaitu pribadi lamanya, dan manusia yang sadar mampu melakukan komunikasi
dengan yang tidak ada sebelumnya, yaitu pribadi barunya.
Aliran eksistensialisme antara lain :
1. Eksistensialisme Teistis (berketuhanan)
Eksistensialisme ini diawali oleh Soren Kiergaard (1813-1855) yang menyatakan bahwa
manusia bukan saja individu di hadapan dirinya, tetapi juga individu di hadapan Tuhan.
Kiergaard mengemukakan 3 tingkatan stadium hidup manusia, yaitu :
a) Stadium estetis, yaitu manusia yang berpikir tanpa ada pergerakan
b) Stadium etis, yaitu manusia yang memusatkan pikiran pada dirinya sendiri, tidak ada
persoalan lain selain persoalannya sendiri.
c) Stadium religius, yaitu manusia yang menjadi subjek terhadap hubungannya yang
mendalam dengan Tuhan.

2. Eksistensialisme Ateistis
Jean Paul Sarte berpendapat bahwa apapun masalahnya, manusialah yang bertanggung
jawab dalam memilih apa yang baik dan tidak baik bagi dirinya sendiri, oleh karena itu ia tidak
dapat menyalahkan orang lain bahkan menggantungkan diri pada Tuhan. Sarte menganggap
bahwa manusia hidup dalam kehidupan yang dibuat oleh dirinya sendiri dan Sarte juga
berpendapat bila dalam hidup ini tidak ada norma dan semua serba tidak menentu oleh karena
itu manusia merasa kesepian yang kemudian menyebabkan rasa putus asa.

KESIMPULAN
Pendidikan ialah kebutuhan penting untuk keberlangsungan hidup manusia , ilmu yang
didapat akan digunakan sebaik mungkin di dalam masyarakat maupun luar masyarakat .
Banyak cara pandang seseorang memandang pendidikan tergantung kepercayaan mereka
masing-masing. Ada 9 poin dalam filsafat mazhab pendidikan yakni filsafat pendidikan
idealism, realisme, materialism, pragmatism, eksistensialisme, esensialisme, progresivisme,
parentialisme dan rekruksionisme. Namun untuk penjelasan diatas hanya engambil 5 poin
filsafat pendidikan sesuai RPS yang diberikan . Dari beberapa filsafat ini memiliki banyak cara
pandang berbeda terhadap pendidikan.

SARAN
Banyaknya metode-metode pendidikan yang ada di Indonesia , tergantung para
pengajar yang mengajarkan materi terhadap siswa, adapula cara pandang dari masing-
masing individual berbeda-beda . Dengan adanya perbedaan itu diharapkan kita saling
menghargai cara pandang individual tersebut . Mana kala perbedaan itu bisa kita jadikan satu
untuk menyalurkan pengetahuan seluas-luasnya .

DAFTAR RUJUKAN
Arhana,W.,(Ed).1986.Dasar-Dasar Kependidikan.Malang :FIP-IKIP Malang.

Hanifah,A .1950.Rintisan Filsafat ,Filsafat Barat Ditilik Dengan Jiwa Timur,Jilid 1 .Jakarta:Bali Pustaka.

Mudyahardo,R.,Rasyidin,W.,Saleh,S. 1992.Materi Pokok Dasr-Dasr Kependidikan.Modul 1-6 .Jakarta


:P2TK-PT Depdikbud.

Tirtarahardja,U.2008.Pengantar Pendidikan .Edisi Revisi.Jakarta :Rineka Cipta

Sadulloh, uyoh .2009. Pengantar filsafat pendidikan . Bandung. Alfabeta

Você também pode gostar