Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Satu jam sebelum masuk RS, Mr. X, 20 tahun dianiaya oleh tetangganya dengan menggunakan
sepotong kayu. Mr. X pingsan kurang lebih 5 menit kemudian sadar kembali dan melaporkan
kejadian ini ke kantor polisi terdekat.
Polisi mengantar Mr. X ke RSUD untuk dibuatkan visum et repertum, di RSUD Mr. X mengeluh
luka dan memar di kepala sebelah kanan disertai nyeri kepala hebat dan muntah.
GCS: E4 M6 V5, Tekanan darah: 130/90 mmHg, RR: 28 X/menit, Nadi 50 x/menit, , Pupil
isokor, refleks cahaya: pupil kanan reaktif dan pupil kiri reaktif
Regio temporal dextra: tampak luka ukuran 6x1 cn, tepi tidak rata, sudut tumpul dengan dasar
fraktur tulang
Regio nasal: tampak darah segar mengalir dari kedua lubang hidung
Tak lama setelah selesai dilakukan pemeriksaan, tiba-tiba pasien tidak sadarkan diri.
Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri, melokalisir nyeri, dan mengerang dalam bentuk
kata-kata. Pupil anisokor dextra, refleks cahaya pupil kanan negatif, refleks cahaya pupil kiri
reaktif/normal.
Pada saat itu, Anda merupakan Dokter jaga UGD di RSUD tersebut dibantu oleh 3 orang
tersebut.
Analisis Masalah
1. Satu jam sebelum masuk RS, Mr. X, 20 tahun dianiaya oleh tetangganya dengan
menggunakan sepotong kayu. Mr. X pingsan kurang lebih 5 menit kemudian sadar
kembali dan melaporkan kejadian ini ke kantor polisi terdekat.
a. Apa saja kemungkinan trauma yang terjadi? 123
Berdasarkan skenario, trauma yang dialami oleh Mr. X adalah trauma mekanik tumpul
dengan jenis luka yang dialami adalah luka memar dan luka robek.
Fraktur tulang kepala dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak, namun
biasanya ini bukan merupakan penyebab utama timbulnya kacacatan neurologis.
Cedera fokal merupakan akibat kerusakan setempat yang biasanya dijumpai pada
kira-kira separuh dari kasus cedera kepala berat. Kelainan ini mencakup kontusi
kortikal, hematom subdural, epidural dan intraserebral yang secara makroskopis
tampak dengan mata telanjang sebagai suatu kerusakan yang berbatas tegas.
Dampak
Hal ini berdampak trauma langsung pada kepala yang berakibat timbulmya laserasi
ataupun robekan di jaringan kepala. Laserasi kulit kepala akan menyebabkan banyak
kehilangan darah karena kulit kepala memiliki banyak pembuluh darah.
Terjadinya fraktur linear pada os temporalis menyebabkan robeknya arteri meningea
media yang akan menimbulkan epidural hematoma, yaitu pengumpulan darah
diantara lamina interna kranui dan duramater. Pada awalnya TIK masih terkompesasi
dengan cara bergesernya CSF dan darah vena keluar dari ruang intrakranial, namun
selanjutnya TIK tidak dapat dikompensasi dan menyebabkan TIK meningkat.
Dan karena belum sembuh, maka visum et repertumnya tidak memuat kualifikasi
luka.
- Visum et Repertum lanjutan
Diberikan apabila setelah dirawat/ diobservasi, ternyata:
i. Korban sembuh
ii. Korban belum sembuh, pindah rumah sakit atau dokter lain
iii. Korban belum sembuh, kemudian pulang paksa atau melarikan diri
iv. Korban meninggal dunia
Kualifikasi luka dalam visum et repertum lanjutan dibuat setelah korban selesai
dirawat.
a. Visum et repertum mayat
b. Visum et repertum pemeriksaan TKP
c. Visum et repertum penggalian mayat
d. Visum et repertum mengenai umur
e. Visum et repertum psikiatrik
f. Visum et repertum mengenai bukti lain
3. Di RSUD Mr. X mengeluh luka dan memar di kepala sebelah kanan disertai nyeri kepala
hebat dan muntah.
a. Apa kemungkinan trauma yang terjadi di kepala sebelah kanan? 9,10,1
Trauma yang terjadi adalah trauma benda tumpul.
Trauma benda tumpul pecahnya pembuluh darah kapiler di lokasi trauma
terkumpulnya komponen darah lengkap (leukosit eritrosit trombosit dan plasma) di
interstitial Proses Inflamasi pada daerah memar pergerakan makrofag untuk
memfagosit komponen darah hasil metabolisme hemoglobin menghasilkan
hemosiderin, biliverdin & hematoidin perubahan warna kulit menjadi biru
kehitaman.
b. Apa kemungkinan bagian otak yang terganggu akibat trauma kepala sebelah kanan?
234
c. Bagaimana mekanisme terjadinya memar? 567
d. Bagaimana mekanisme nyeri kepala hebat dan muntah? 89,10
e. Apa hubungan luka dan memar di kepala kanan dengan nyeri kepala dan muntah?
123
Bersihkan luka pada kepala dan tutup luka dengan kasa atau perban yang bersih. Dan
lakukan serta amankan ABC pada pasien.
A. Airway
- Fiksasi vertebra servikal dengan neck brace wajib untuk semua jenis cedera
kepala
- Mengenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi, palpasi)
- Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
- Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line immobilisasi
- Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat yang rigid.
- Pasang tampon pada hidung untuk menghentikan epistaksis.
B. Breathing
Pemasangan airway orofaringeal
- Prosedur ini digunakan untuk ventilasi sementara pada penderita yang tidak
sadar sementara intubasi penderita sedang dipersiapkan.
- Pilih airway yang cocok ukurannya. Ukuran yang cocok sesuai dengan jarak dari
sudut mulut penderita sampai kanalis auditivus eksterna.
- Buka mulut penderita dengan manuver chin lift atau teknik cross-finger (scissors
technique).
- Sisipkan spatula lidah diatas lidah penderita, cukup jauh untuk menekan lidah,
hati-hati jangan merangsang penderita sampai muntah.
- Masukkan airway ke posterior, dengan lembut diluncurkan diatas lengkungan
lidah sampai sayap penahan berhenti pada bibir penderita.
- Airway tidak boleh mendorong lidah sehingga menyumbat airway.
- Tarik spatula lidah.
- Ventilasi penderita dengan alat bag-valve-mask.
C. Circulation
Akses vena perifer
- Pilih tempat yang baik di salah satu anggota badan, misalnya pembuluh di
- sebelah depan dari siku, lengan depan, pembuluh kaki (safena).
- Pasang turniket elastis di atas tempat punktur yang dipilih.
- Bersihkan tempat itu dengan larutan antiseptis.
- Tusuklah pembuluh tersebut dengan kateter kaliber besar dengan plastik di atas
jarum, dan amatilah kembalinya darah.
- Masukkan kateter ke dalam pembuluh di atas jarum kemudian keluarkan jarum
dan buka torniketnya.
- Pada saat ini boleh ambil contoh darah untuk pemeriksaan laboratorium.
- Sambunglah kateter dengan pipa infus intravena dan mulailah infusi larutan RL
atau normal saline.
- Amatilah infiltrasi yang mungkin terjadi dari cairan ke jaringan.
- Tambatkan kateter dan pipa ke kulit anggota badan.
- Pasang kateter untuk pengeluaran cairan pada alat urogenital pasien
Jika ABC pasien tidak ada masalah langsung rujuk ke dokter bedah, agar dilakukan
operasi untuk mengurangi tekanan intracranial.
d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan region nasal? 3,4,5
e. Apa saja tanda-tanda fraktur basis kranii? 6,7,8
5. Tak lama setelah selesai dilakukan pemeriksaan, tiba-tiba pasien tidak sadarkan diri.
Dari hasil pemeriksaan pada saat terjadi penurunan kesadaran didapatkan:
Pasien ngorok, RR 24 x/menit, Nadi 50 x/menit, Tekanan darah 140/90 mmHg,
Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri, melokalisir nyeri, dan mengerang dalam
bentuk kata-kata. Pupil anisokor dextra, refleks cahaya pupil kanan negatif, refleks
cahaya pupil kiri reaktif/normal.
a. Berapa skor GCS pasien pada kondisi di atas dan interpretasinya? 9,10,1
Interpretasi:
Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri: 2 (Eye)
Melokalisir nyeri: 5 (Motoric response)
Mengerang dalam bentuk kata-kata: 3 (Verbal response)
GCS = E+V+M = 2+3+5 = 10.
Skor GCS 10 menandakan pasien mengalami cedera kepala sedang.
6. Pada saat itu, Anda merupakan Dokter jaga UGD di RSUD tersebut dibantu oleh 3 orang
perawat.
a. Bagaimana tatalaksana awal sesuai dengan kompetensi dokter umum? 10,1,2
b. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan? 345
Hipotesis
Mr. X umur 20 tahun mengalami penurunan kesadaran berulang, tanda-tanda herniasi dan
kemungkinan fraktur basis kranii akibat trauma tumpul pada kepala.
LEARNING ISSUE
1. andin
2. vinny
3. mutia
4. emy
5. akib
6. rahmat
7. yukmel
8. jesslyn
9. andani
10. ayik