Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu
selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses
persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta
untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan
ketidaknormalan dalam proses persalinan.
Dalam makalah ini membahas teoritis Asuhan Persalinan Normal dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Asuhan Persalinan Normal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan ( 37 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan
yaitu janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar (Farrer,1999).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak
diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya,
mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa
bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut
Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
+ uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain.
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.
3
1.3 Etiologi
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada
hanya merupakan teori teori kompleks antara lain :
1. Teori penurunan hormon
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu
sebelum partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis
dengan tujuan merangsang fleksus Frankerhauser
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
4
1.4 Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase
yaitu :
1) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm,
biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian
terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
5
terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta penipisan dan pendataran
terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran.
Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
6
Kala III terdiri dari 2 fase :
1) Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental
hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian
seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum
uri lahir.
Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan.
Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari
tengah dan pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
7
60 Langkah Persalinan Normal
8
12] Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, (pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13] Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran
V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
14] Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk
bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15] Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu
16] Membuka tutup partus set
17] Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. Menolong kelahiran bayi
18] Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum
dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir.
(minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek) Bila didapatkan
mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada
mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir De Lee
19] Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir
dan darah
20] Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21] Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan
22] Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal
kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior / depan
lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir
Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi
luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan
kiri, pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua
klem tersebut.
9
23] Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke
empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan kiri memegang
lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir
24] Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari
telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
VII. Penanganan bayi baru lahir
25] Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong. nilai bayi, kemudian
letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila
tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan)
26] Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
27] Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi.
Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara kedua 2 cm
dari klem pertama.
28] Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem
Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir
29] Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus
bayi hingga kepala
30] Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31] Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32] Memberi tahu ibu akan disuntik
33] Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan
bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
34] Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
10
35] Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa
dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36] Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan
kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial
Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
37] Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk meneran sedikit
sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai
dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
38] Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-
hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.
39] Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
VIII. Menilai perdarahan
40] Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa
seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke
dalam kantong plastik yang tersedia
41] Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang
menimbulkan perdarahan aktif
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
IX. Melakukan prosedur pasca persalinan
42] Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam,
pastikan kontraksi uterus baik
11
43] Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5
%, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan air yang
sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
44] Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati
45] Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46] Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi
larutan klorin 0, 5%
47] Membungkus kembali bayi
48] Berikan bayi pada ibu untuk disusui
Evaluasi
49] Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50] Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki kontraksi
baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik.
51] Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52] Memeriksa nadi ibu
Kebersihan dan keamanan
53] Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54] Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah yang di
sediakan
55] Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan menggantikan
pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56] Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum
57] Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58] Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59] Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
60] Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.
12
1.5 Mekanisme Persalinan
Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri dengan
pelvis ibu yakni penurunan, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan
pengeluaran.
1 Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP
2 Decent, turunnya kepala janin ke PAP
3 Flexion (menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin besar
maka makin fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang kepala
(oksiput) menjadi bagian terbawah janin, mengakibatkan masuknya kepala
janin dengan diameter terkecil melewati jalan lahir terkecil melewati jalan
lahir.
4 Internal rotation
Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis menyesuaikan posisi kepala
janin dengan bentuk jalan lahir
5. Extentition
Setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir berturut sisiput,
dahi, hidung, mulut, dagu
6. External rotation
Putaran kepala mengikuti putaran bahu
7. Expultion
Pengeluaran bahu dan badan janin
13
1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong
bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunter ibu.
2. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai
dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
4. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi
paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita
tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.
14
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut false labor pains.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercamput darah (bloody show). (Rustam Mochtar, 1998).
15
akan mengecil, sehingga seminggu setelah persalinan hanya dapat di lalui satu
jari. Robekan pada liang senggama, menyembuh dengan sensirinya. Hanya
robekan yang terdapat dalam mulut rahim memerlukan perhatian, karena
mungkin sukar sembuh dan dapat menjadi luka menahun (kronis) sebagai
sumber infeksi atau mengalami degenerasi ganas.
2. Perubahan lokea
Lokea adalah cairan yang keluar dari liang senggama pada masa nifas. Cairan
ini dapat berupa darah atau sisa lapisan rahim. Urutan pengeluaran lokea ini
terjadi dimulai oleh keluarnya lokea rubra, berupa darah, agak gelap, mungkin
ada gumpalan darah terjadi antara 2 sampai 5 hari.
Macam- macam lokea :
a. Lokea rubra (hari 1-4): Jumlahnya sedang, berwarna merah, dan terutama
darah.
b. Lokea serosa (hari 4-8): Jumlahnya berkurang dan berwarna merah muda
(hemoserosa).
c. Lokea alba (hari 8-14): Jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir tidak
berwarna.
3. Perubahan kulit
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat karena proses
hormonal. Pigmentasi ini berupa kloasma gravidarum pada pipi,
hiperpigmentasi kulit sekitar payudara, hiperpigmentasi dinding perut (striae
gravidarum). Setelah persalinan, hormonal berkurang dan hiperpigmentasi
menghilang. Pada dinding perut akan menjadi putih mengkilap yaitu striae
albican
4. Perubahan dinding perut
Otot dinding perut memanjang sesuai dengan besarnya pertumbuhan hamil.
Setelah persalinan dinding perut kendor, dan lebih kendor sesuai dengan
jumlah kehamilan. Tetapi kendornya dinding perut dapat dikurangai dengan
jalan melakukan latihan dinding perut melalui senam kesegaran jasmani.
16
5. Buang air besar dan berkemih
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak
mengalami hambatan apapun. Buang air besar akan biasa setelah sehari,
kecuali ibu takut pada luka episiotomi. Bila sampai 3 hari belum buang air
besar sebaiknya dilakukan klisma untuk merangsang buang air besar
sehingga tidak mengalami sembelit dan mengakibatkan jahitan terbuka.
Tentang berkemih, sebagian besar mengalami pertambahan air seni, karena
terjadi pengeluaran air tubuh berlebih, yang disebabkan oleh pengenceran
(hemodilusi) darah pada waktu hamil. Keadaan demikian adalah normal bila
air seni seret, perlu dilakukan evaluasi penyebabnya.
Perubahan Psikologis
1. Dependent : taking in
- Fokus kediri ibu: pemenuhan kebutuhan
- 24 jam pertama(1-2 hari)
- Gembira dan banyak bicara dengan pengalaman persalinannya
- Ingin menceritakan pengalaman bersalin
2. Dependent- independent : taking hold
- Mulai hari 2-3,berakhir hari ke 10/ beberapa minggu
- Ibu fokus pada perawatan bayi dan kemampuan menjadi seorang ibu
- Mengatasi ketidaknyamanan fisik dan perubahan emosional
3. Interdependent : letting go
- Fokus : perubahan ke keluarga sebagai kesatuan dan interaksi dengan anggota
keluarga lain.
- Penyesuaian diri dengan ketergantungan bayi
- Keinginan merawat diri dan pasangan peran
- Memulai hubungan dengan pasangan/suami
17
1.10 Komplikasi
a. Persalinan lama
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Malpresentasi dan malposisi
d. Distosia bahu
e. Distensi uterus
f. Persalinan dengan parut uterus
g. Gawat janin
h. Prolapsus tali pusat
i. Demam dalam persalinan
j. Demam pasca persalinan
18
1.12 Penatalaksanaan
1. Penanganan umum :
- Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG
- Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,
bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan pemeriksaan tes lakmus,bila
kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban (basa), dan bila kertas lakmus merah
menunjukkan cairan urine (asam)
- Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu), jangan
melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital
- Tentukan ada tidaknya infeksi
- Tentukan tanda-tanda inpartus
2. Penanganan khusus :
Konfirmasi diagnosis :
- Bau cairan ketuban yang khas
- Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan
nilai 1 jam kemudian
- Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah cairan
keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior
(Prawirohardjo, 2002)
3. Penanganan konservatif:
- Rawat di rumah sakit
- Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak tahan
ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
- Jika umur kehamilan < 32 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar
atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
- Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes busa
negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kkesejahteraan
janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu
- Jika usia kehamilan 32 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam
19
- Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan
induksi
- Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin). Klien
dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap tali pusat.
4. Penanganan aktif :
- Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprotal 50 g intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali
- Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan
diakhiri:
a) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi, jika tidak
berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
b) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
(prawirohardjo, 2002)
20
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB TAPANULI TENGAH
JL. A.R Surbakti Sihaporas Kel. Sibuluan Nauli
21
RIWAYAT OBSTETRIK YANG LALU
1. G..4.....p..4...a..-...., Jumlah anak..3...laki-laki..1...perempuan
No Umur Kehamilan Persalinan Nifas Sekarang
1 4 Pertama Normal
Tahun
2 Kedua Normal
3 Tahun
3 Ketiga Normal
2 Tahun
22
KEBUTUHAN DASAR KHUSUS PADA KEHAMILAN SEKARANG
1. Kenyamanan
a. Rasa ketidak nyamanan apa yang ibu alami selama kehamilan ?
Kurang nafsu makan dan nyeri pada ulu hati.
b. Cara apa yang di gunakan untuk mengatasinya dan bagaimana
efektivitasnya ?
Makan sedikit tapi sering.
c. Bantuan apa yang di harapkan dari perawat-bidan ?
Penyuluhan dan pemberian obat-obatan.
3. Kebersihan diri
a. Jelaskan cara ibu memelihara kebersihan diri
Ibu mandi 2x sehari, pagi dan sore.
b. Masalah-masalah kebersihan diri yang di rasakan selama kehamilan
Ibu lebih cepat berkeringat dan kepanasan.
c. Bantuan apa yang di harapkan dari mperawat-bidan ?
Memberikan Penyuluhan dan pemberian obat.
4. Cairan
a. Bagaimana kebutuhan minum ibu selama kehamilan ? Jelaskan !
Ibu mengkonsumis sebanyak 6-8 gelas/hari
b. Jenis minum apa yang ibu sukai dan tidak di sukai ?
Ibu menyukai minum teh dan ibu tidak menyukai minuman kopi dan
bersoda.
5. Nutrisi
a. Bagai mana keadaan kesehatan gigi dan mulut ibu selama
kehamilan? Jelaskan! Keadaan gigi dan mulut selama kehamilan
baik.
b. Apakah keadaan kesehatan gigi dan mulut ibu mempengaruhi
asuhan makanan sehari-hari ibu selam hamil? Jika ya, Jelaskan!
Tidak.
23
c. Apakah ibu mengalami perubahan pola makan selama hamil? Jika
ya, Jelaskan!
Ibu merasa tidak nyaman karena sering merasakan mual dan
muntah.
d. Jenis makanan apa yang biasa ibu makan? Jelaskan ? Makan-
makanan rumah seperti nasi, sayur dan ikan.
e. Adakah makana yang ibu tidak sukai atau pantang ibu makan
selama hamil, Jelaskan ?
Ibu selama hamil hanya tidak menyukai mengkonsumsi buah
mangga.
f. Apakah ibu senang menjalani diet khusus? Jika ya,, Jaelaskan ?
Tidak ada.
6. Eliminasi Bowel
a. Bagai mana pola BAB ibu sebelum kehamilan? Jelaskan ?
Ibu mengatakan pola BAB lancar dan baik.
b. Apakah kehamilan ini mempengaruhi pola BAB ibu? jika ya,
jelaskan ?
Ibu mengatakan tidak mengingat frekuensi dan konsistensi.
c. Apakah ibu mempunyai masalah konstipasi diare? Jika ya, jelaskan
?
Tidak ada masalah.
d. Apakah ibu mempunyai kebiasaan menggunakan laksatif? Jika ya,
.Tidak
7. Elimenasi urine
a. Bagai mana pola BAK ibu sebelum kehamilan? Jelaskan? Ibu
mengatakan pola BAK lancar dan baik.
b. Apakah kehamilan ini mempengaruhi pola BAK ibu ? jika ya,
jelaskan? Ya, karena semenjak akhir kehamilan frekuensi berkemih
ibu jadi semakin banyak.
c. Apakah ibu mempunyai kebiasaan menggunakan laksatif? Jika ya,
jelaskan?
Tidak ada masalah dalam hal ini.
8. Oksigen
a. Apakah selama kehamilan ibu merasakan ada gangguan bernafas?
Jika ya, jelaskan? Ibu mengatakan hanya beberapa kali mengalami
sesak napas.
b. Bagaimana cara ibu mengatasinya ? Ibu mengatakan hanya
meninggikan posisi tempat tidur dengan menggunakan bantal.
24
9. Seksual
a. Apakah selama hamil ini ibu merasakan ada perubahan peran diri
sebagai istri? Jelaskan ?
Ibu mengatakan, karena ini adalah hamil anak ke-4 jadi untuk
perubahan peran sudah ia alami semenjak dulu.
b. Apakah selama hamil ini ibu merasakan da perubahan kehidupa
seksual ? jika ya, jelaskan ?
Tidak.
.............................................................................................................
..................
10. Informasi lain
a. Adakah hal lain yang perlu di ketahui perawat-bidan tentang diri
ibu dan kehamilan ibu sekarang ? jelaskan ?
Ya, Karena harus di control kesehatan ibu dan gizi BB
b. Adakah hal lain yang ingi di nyatakkan ibu ? Uraikan !
Ibu mengatakan : Bagaimana cara mengontrol pola makan yang
bergizi ? Bagaimana perawatan nanti setelah selesai persalinan ?
PENGKAJIAN RIWAYAT PRENATAL
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. (Tanyakan status kesehatan orang-tua, saudara dan jika sudah
meninggal, tanyakan juga penyebabnya)
b.
Apakah orang tua, saudara atau anggota keluarga terdekat pernah
menderita penyakit berikut (Beri tanda jika ya) :
...................................................................................................................
.................
Diabetes melitus ........... Hipertensi penyakit ginjal ............ penyakit
vaskuler............ tuberkolosis .............. Kardiopulmonar..............
Penyaki neuromuskulur .................
Komplikasi kehamilan atau kelainan kongenital
(jelaskan)........................................
...................................................................................................................
..................
Gangguan Jiwa
(jelaskan)...........................................................................................
Kanker
(jelaskan)...................................................................................................
.....
2. Riwayat Kesehatan Klien
25
a.
Hospitalisasi
b.
Operasi
c.
Sensivitas 0bat dan alergi
Apakah klien pernah menderita penyakit berikut : (Beri tanda jika ya)
d.
Diabetes militus............... Penyakit vasjuker ................
Endokrinopathy................. Demam remati .............
STD..............Anemia berat.............. Kardiopulmonar......... Asma...........
Diskrasia ..............Gangguan psikiatri ............. Malnurtisi ..................
Hipertensi............. kanker............. Tuberkolosis............. Penyakit
saluran kemih.....
Injur (jelaskan, khususnya yang mengenai organ dan struktur pelvik)
3. Riwaya mensturasi dan kesehatan kehamilan
a. Mensturasi yang pertama umur 16 tahun
b. Siklus mensturasi 28 hari, jumlah 200 cc, nyeri , bercak ,
c. HPHT 23 September 2016
d. Keluhan / gejala yang di rasakan selama hamil
Mual dan muntah (+), Nyeri pada ulu hati, nafsu makan (-)
e. Penyakit yang pernah di derita selama kehamilan dan obat-obatan yang
di minum sejak kehamilan
Penyakit belum di derita ibu selama hamil, jenis obat-obatan, vitamin,
tablet Fe
PEMERIKSAAN FISIK
BB68 kg TB 150 cm Tekann Darah
110/70 mmHg
1. Keadaan umum
Klien tampak rapih dan terlihat bersih, dengan menggunakan pakaian yang
tidak kesempatan.
2. Keadaan fisik (Head to Toe)
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
............................................................................................................
Urinalisis
.....................................................................................................................................
.
26
Hemoglobin
..................................................................................................................................
USG
.....................................................................................................................................
.........
Lain-lain
.....................................................................................................................................
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM
27
1. DS : Peningkatan His Nyeri
Pasien mengatakan nyeri/sakit perut
dan pinggang mulai tanggal 18-04-
2014 pukul 18.00 wita, nyerinya
hilang timbul tapi jarang-jarang
sakit. Tanggal 19-04-2014 terasa
nyeri hebat
P : kontraksi uterus
Q : mules seperti mau BAB
R : abdomen dan pinggang
S : skala 9 (0-10) nyeri hebat
T : 5-10 menit
DO :
- k/u sedang
- Tampak meringis menahan sakit
- Berkeringat
- Dilakukan pemeriksaan dalam
pukul 10.50 wita pembukaan 6-7
cm, ketuban negatif, letak kepala,
portio tebal
- Pembukaan lengkap pukul 11.50
wita
- DJJ 136 x/mnt
- Tanda-tanda vital :
TD: 130/90mmHg,
N: 120x/mnt, R: 24x/mnt,
S: 37,2 C
- His kuat interval 5-10 menit
- TFU : 31 cm
DO :
- k/u sedang
- Tampak meringis
- Bagian vulva oedema sedikit
- Terdapat luka episiotomy
- Pasien pucat
28
tidak mau keluar
DO :
- Palpasi : blass penuh
- TFU : kala IV sepusat, masih tinggi
- Pasien tegang dan agak pucat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan his
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan luka episiotomi dan kala IV
3. Retensio urine berhubungan dengan trauma persalinan
RENCANA KEPERAWATAN
29
nyeri/sakit perut mengungkapkan ibu berkeringat,
dan pinggang penurunan nyeri 3. Ajarkan teknik 3. mengurangi VT ulang
mulai tanggal 18- - menggunakan relaksasi nyeri dan pembukaan
04-2014 pukul teknik yang tepat memudahkan lengkap
18.00 wita, untuk kemajuan (10cm) selip
nyerinya hilang mempertahankan persalinan sedikit
timbul tapi jarang- kontrol nyeri 4. Atur posisi klien 4. memberikan dibagian atas,
jarang sakit. - istirahat rasa nyaman his tambah
Tanggal 19-04- diantara 5. Awasi respon 5. menilai keadaan kuat, DJJ
2014 terasa nyeri kontraksi emosional pasien nyeri 145x/mnt,
hebat terhadap proses effecement
P : kontraksi nyeri 90%, letak
uterus 6. Awasi tanda- 6. mengetahui kepala
Q : mules seperti tanda persalinan kemajuan dari A : inpartu kala
mau BAB lengkap proses II
R : abdomen dan persalinan P : lanjutkan
pinggang 7. Lakukan 7. mengetahui intervensi no.
S : skala 9 (0-10) pemeriksaan sejauh mana 8-13
nyeri hebat dalam pembukaan I :
T : 5-10 menit 8. Kolaborasi 8. mendukung mempertahank
timbul lagi dengan DSOG persalinan an intervensi
dalam pemberian normal no. 8-13
DO : terapi E : bayi lahir
- Tampak meringis 9. Persiapkan diri 9. untuk spontan 12.20
menahan sakit dan cek kelancaran wita, jenis
- Berkeringat perlengkapan partus normal kelamin laki-
- Dilakukan partus dan obat- laki, BB 2600
pemeriksaan dalam obatan gr,LK=33cm,
pukul 10.50 wita 10. Ajarkan ibu cara 10.untuk LD=31cm,
pembukaan 6-7 cm, mengedan yang mempercepat PJ=51cm,
ketuban -, letak benar proses AS=5,6,8, anus
kepala, portio tebal persalinan +, tidak segera
- DJJ 136 x/mnt 11. Pimpin 11.untuk menangis,hisap
- Tanda-tanda vital : persalinan kelancaran lender +, bayi
TD: 130/90mmHg, persalinan diberi inj Neo
N: 120x/mnt, R: 12. Lakukan 12. memudahkan K 1 amp IM,
24x/mnt, episiotomy bila jalan lahir bayi dirawat di
S: 37,2 C perlu NICU, placenta
- His kuat interval 13. Lahirkan bayi 13.mencegah lahir lengkap
5-10 menit dengan segera gawat dan jam 12.30 wita,
- TFU : 31 cm aspiksia ibu rawat lanjut
di ruang kelas I
b
30
Gangguan rasa Tujuan : 1. Atur posisi pasien 1. memberikan S : klien
nyaman - rasa nyaman senyaman rasa nyaman mengatakan
berhubungan dapat terpenuhi mungkin pasien masih lemas
dengan luka KH : 2. Observasi dan masih
episiotomi dan kala - menyatakan perdarahan post 2. menilai nyeri dibagian
IV ditandai nyeri berkurang partum keadaan vagina
dengan: - wajah tampak kekurangan O : k/u masih
DS : rileks 3. Heacting luka volume cairan lemah,vulva
Pasien mengatakan - pasien tenang perineum 3. memperbaiki oedema sedikit,
lemas dan nyeri di jaringan luka heacting
bagian vagina 4. Observasi tanda- perineum pada perineum,
tanda vital 4. mengetahui heacting jelujur
DO : keadaan umum A : masalah
- Tampak meringis 5. Pasang pampers pasien belum teratasi
- Bagian vulva dan bersihkan 5. memberikan P : lanjutkan
oedema sedikit pasien rasa nyaman intervensi 1,2,4
- Terdapat luka pasien dan I :
episiotomy kebersihan diri mempertahank
- Pasien pucat pasien an intervensi
no 1,2,4
E : pasien
dirawat lanjut
di ruang kelas I
b
DO :
- Palpasi : blass 5. Anjurkan untuk 5. merangsang Obat yang
penuh minum yang untuk BAK diberikan
- TFU : kala IV banyak
sepusat, masih 6. Kolaborasi 6. mempercepat lapistan 3x1,
tinggi pemberian terapi penyembuhan lapicef 2x1,
31
- Pasien tegang dan pospargin 3x1
agak pucat A : masalah
sebagian
teratasi
P : lanjutkan
intervensi no.
2,3,4,5
I :
mempertahank
an intervensi
no. 2,3,4,5
E : rawat lanjut
di ruang kelas I
b
32
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
KE
NO. KEPERAWATA IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAPIE)
T
N
1. Nyeri 1. Memonitor tanda-tanda vital S : pasien mengatakan tambah
berhubungan 2. Memonitor DJJ dan His sakit perut dan pinggang
dengan 3. Mengajarkan teknik relaksasi O : tambah berkeringat, VT
peningkatan his 4. Mengatur posisi klien ulang pembukaan lengkap
5. Mengawasi respon emosional (10cm) selip sedikit dibagian
pasien terhadap proses nyeri atas, his tambah kuat, DJJ
6. Mengawasi tanda-tanda persalinan 145x/mnt, effecement 90%,
lengkap letak kepala
7. Melakukan pemeriksaan dalam A : inpartu kala II
8. Memberikan terapi P : lanjutkan intervensi no. 8-13
9. Mempersiapkan diri dan I : mempertahankan intervensi
mengecek perlengkapan partus dan no. 8-13
obat-obatan E : bayi lahir spontan 12.20
10. Mengajarkan ibu cara mengedan wita, jenis kelamin laki-laki,
yang benar BB 2600 gr,LK=33cm,
11. Memimpin persalinan LD=31cm, PJ=51cm, AS=5,6,8,
12. Melakukan episiotomy bila perlu anus +, tidak segera
13. Melahirkan bayi dengan segera menangis,hisap lender +, bayi
diberi inj Neo K 1 amp IM, bayi
dirawat di NICU, placenta lahir
lengkap jam 12.30 wita, ibu
rawat lanjut di ruang kelas I b
33
3. Retensio urine1. Mengobservasi TFU masa nifas S : pasien mengatakan sudah
berhubungan 2. Menganjurkan untuk BAK spontan merasa nyaman dikeluarkan
dengan trauma3. Memasang kateter sementara kencingnya
persalinan 4. Mengobservasi tanda-tanda vital O : DC terpasang, output urine
5. Menganjurkan untuk minum yang 1000cc, TD 120/80mmHg,
banyak N: 80x/mnt, R: 22x/mnt,
6. Memberikan terapi sesuai indikasi S: 36,5C
lapistan 3x1,
lapicef 2x1,
pospargin 3x1
A : masalah sebagian teratasi
P : lanjutkan intervensi no.
2,3,4,5
I : mempertahankan intervensi
no. 2,3,4,5
E : rawat lanjut di ruang kelas I
b
34
EVALUASI
NO. EVALUASI KETERANGAN
1. SUBYEKTIF
- Pasien mengatakan terasa lega dan tenang sudah melahirkan
- Pasien mengatakan masih nyeri bagian luka jahitan di perineum
- Pasien mengatakan masih terasa lemas
- Pasien mengatakan sudah merasa nyaman dikeluarkan
kencingnya
35
Nama pasien Ny. S (Perempuan), masuk pada tanggal 05 Mei 2017 Jam 06:00
WIB dengan Persalinan Normal telah diberikan tindakan keperawatan di atas.
Untuk itu perlu perawatan lanjutan di Ruang Kebidanan Kelas I.
Terapi Obat yang diberikan :
- Lapistan 3x1
- Lapicef 2x1
- Pospargin 3x1
Anjuran :
- Mematuhi diit yang diberikan sesuai indikasi tidak ada pantangan
makanan,makan makanan bergizi dan buah-buahan
- Menyusui dini dengan ASI
- Mandi setiap hari pagi dan sore
36
BAB III
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.
B. SARAN
Selain menarik kesimpulan di atas, penulis juga memberikan saran sebagai
berikut :
1. Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah
tersebut.
2. Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan persalinan
yang terbagi atas empat kala.
3. Sebaiknya pembaca mencari buku ataupun mencari di internet mengenai asuhan
persalinan agar lebih memahami asuhan persalinan normal.
37
DAFTAR PUSTAKA
38