Você está na página 1de 66

ANGGARAN DASAR

DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN ALUMNI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


ANGGARAN DASAR
Halaman 1 dari 2 halaman
2

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009


Halaman 1 dari 2 halaman

3
ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR
4

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

DAFTAR ISI
MUKADIMAH

BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

: IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 1 : Nama, Bentuk dan Lambang

Pasal 2 : Tempat Kedudukan dan Waktu


: AZAS DAN TUJUAN

Pasal 3 : Azas

Pasal 4 : Tujuan

: USAHA

Pasal 5 : Usaha-Usaha untuk Mencapai Tujuan

: KEDAULATAN

Pasal 6 : Kedaulatan IA-AKPOL 2009

: KEANGGOTAAN

Pasal 7 : Jenis Keanggotaan

Pasal 8 : Anggota Biasa

Pasal 9 : Anggota Kehormatan

: HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 10 : Hak dan Kewajiban Anggota Biasa

Pasal 11 : Hak dan Kewajiban Anggota Kehormatan

BAB VII : ORGANISASI

Pasal 12 : Susunan Organisasi

Pasal 13 : Masa Kerja

Pasal 14 : Pimpinan Pusat

Pasal 15 : Dewan Penasehat Pusat

Pasal 16 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat

Pusat

Pasal 17 : Pengurus Pusat

Pasal 18 : Tugas dan Wewenang Pengurus Pusat

Pasal 19 : Pimpinan Daerah


Pasal 20 : Dewan Penasehat Daerah

Pasal 21 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat Daerah

Pasal 22 : Pengurus Daerah

Pasal 23 : Tugas dan Wewenang Pengurus Daerah

Pasal 24 : Pimpinan Komisariat

ANGGAR N DASAR

Pasal 25 : Dewan Penasehat Komisariat

Pasal 26 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat

Komisariat

Pasal 27 : Pengurus Komisariat

Pasal 28 : Tugas dan Wewenang Pengurus Komisariat

Pasal 29 : Pimpinan Program Studi

Pasal 30 : Dewan Penasehat Program Studi

Pasal 31 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat

Program Studi

Pasal 32 : Pengurus Program Studi

Pasal 33 : Tugas dan Wewenang Pengurus Program Studi

BAB VIII : RAPAT


Pasal 34

Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38

: Jenis-Jenis Rapat

: Rapat Anggota

: Rapat Kerja

: Rapat Pimpinan

: Rapat Pengurus

BAB IX

BAB X

BAB XI

: PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 39 : Proses Pengambilan Keputusan

: KEUANGAN

Pasal 40 : Sumber Keuangan IA-AKPOL 2009

Pasal 41 : Pertanggungjawaban Keuangan IA-AKPOL 2009


: IA-AKPOL 2009 DAN KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 42 : Hubungan IA-AKPOL 2009 dengan Kepolisian Republik Indonesia

Pasal 43 : Pengembangan

BAB XII : PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 44 : Mekanisme Perubahan Anggaran Dasar

BAB XIII : PEMBUBARAN

Pasal 45 : Pembubaran Organisasi

BAB XIV : LAIN-LAIN

Pasal 46 : Pengembangan Teknopreneur

BAB XV :

Pasal 47 : Penutup

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

MUKADIMAH

Kemajuan peradaban umat manusia dan masyarakat Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang dilaksanakan dengan modernisasi secara cerdas, jujur,
dan bermartabat tanpa meninggalkan kepribadian bangsa.

Bahwa Pembangunan Nasional yang bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya adalah suatu
usaha pembaharuan yang berlanjut dan berkesinambungan untuk mewujudkan cita-cita bangsa

Indonesia:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Bahwa Pembangunan Nasional meliputi seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan yang pelaksanaannya memerlukan
partisipasi seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa Perguruan Tinggi beserta para Alumninya terpanggil menjadi pelopor kemajuan peradaban
dunia, pembangunan nasional menuju kehidupan adil, makmur dan sejahtera.

Bahwa Alumni ITB membentuk komunitas intelektual dan sosial yang bersama-sama berkontribusi pada
peningkatan daya inovasi bangsa untuk terwujudnya daya saing serta martabat bangsaIndonesia di
dunia internasional.

Bahwa Alumni ITB merupakan bagian dari ITB yang turut serta dalam pencapaian visi ITB dan
perwujudan misi ITB berdasarkan pada nilai-nilai keunggulan, kepeloporan, kejuangan, dan pengabdian,
yang secara utuh menjadi wujud kontribusinya yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dibentuklah organisasi dengan nama Ikatan Alumni ITB
untuk menghimpun Alumni ITB dalam satu wadah guna melaksanakan tanggung-jawabnya

berdasarkan Anggaran Dasar sebagai berikut :

7
ANGGARAN DASAR

BAB I

IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 1

NAMA, BENTUK DAN LAMBANG

1. Organisasi ini bernama IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009, selanjutnya dapat disebut
IA-AKPOL 2009.
2. IA-AKPOL 2009 berbentuk perhimpunan.
3. Lambang IA-AKPOL 2009 adalah Rastra Sewakottama.

Pasal 2

TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

1. IA-AKPOL 2009 berkedudukan di Ibu kota Negara.


2. IA-AKPOL 2009 mempunyai kesekretariatan di Kampus SESPIM POLRI.
3. IA-AKPOL 2009 didirikan pada tanggal ................. (.....................................................) untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.

BAB II

AZAS DAN TUJUAN

Pasal 3

AZAS

IA-AKPOL 2009 berazaskan Pancasila

Pasal 4

TUJUAN

IA-AKPOL 2009 bertujuan :

1. Berperan aktif dalam Pembangunan Nasional.


2. Berperan aktif Bersama KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA.
3. Mengimplementasikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan bangsa dan
kesejahteraan masyarakat.
4. Membina karakter Alumni AKADEMI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA serta sivitas akademika
lainnya untuk membangun karakter bangsa.
5. Membina semangat persatuan dengan memanfaatkan hubungan fungsional yang ada, sehingga
terwujud kesatuan Alumni AKPOL. Memelihara serta menjunjung tinggi citra dan kehormatan
IA- AKPOL 2009 dan AKPOL sebagai Almamater.
6. Bersama AKPOL membentuk komunitas intelektual dan sosial yang berkontribusi pada
peningkatan daya saing dan inovasi bangsa.
7. Turut serta dalam pencapaian visi KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA dan perwujudan misi
KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA.

BAB III

USAHA

Pasal 5

USAHA-USAHA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Untuk mewujudkan tujuan tersebut IA-AKPOL 2009melakukan usaha-usaha

sebagai berikut:

1. Berperan aktif dalam strategi dan perencanaan, pelaksanaan, dan


2. pengawasan untuk mendukung Pembangunan Nasional yang berwawasan lingkungan.
3. Membangun kerjasama yang terus-menerus dengan ITB dalam mengembangkan,
memanfaatkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Membina hubungan kerjasama dengan lembaga atau instansi terkait di dalam maupun luar
negeri dalam rangka implementasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
5. Mendorong dan melakukan kerjasama peningkatan karakter dan kompetensi intelektual
anggotanya dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat agar kehadiran Alumni ITB dapat
membangun karakter bangsa.
6. Mempersatukan dan memperdalam rasa tanggung-jawab sosial para Alumni ITB.
7. Meningkatkan profesionalitas Alumni ITB dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
8. Membangun jejaring dengan berbagai komponen bangsa.
9. Melakukan usaha-usaha lain secara profesional untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi.
BAB IV

KEDAULATAN

Pasal 6

KEDAULATAN IA-AKPOL 2009

Kedaulatan IA-AKPOL 2009 berada di tangan Anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Anggota dalam
Rapat Anggota IA-AKPOL.

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 7

JENIS KEANGGOTAAN

Anggota IA - ITB terdiri dari:

1. Anggota Biasa;
2. Anggota Kehormatan.

Pasal 8

ANGGOTA BIASA

Anggota Biasa IA-AKPOL 2009 adalah alumni yang pernah tercatat sebagai Taruna AKADEMI KEPOLISAN
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009

Pasal 9

ANGGOTA KEHORMATAN

Anggota Kehormatan adalah mereka yang berjasa terhadap IA-AKPOL 2009 dan AKADEMI KEPOLISIAN
REPUBLIK INDONESIA.

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 10

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA BIASA

1. Hak Anggota Biasa adalah :


a. Menghadiri Rapat Anggota, mengeluarkan pendapat, dan mengajukan usul atau saran
sesuai dengan tata tertib dan peraturan yang berlaku.
b. Memilih dan dipilih menjadi pengurus dan atau jabatan lain yang ditetapkan.
c. Memperoleh pelayanan pendidikan, pelatihan, informasi dan bimbingan.
2. Kewajiban Anggota Biasa adalah :
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan-keputusan
Pengurus Pusat IA-AKPOL 2009 yang telah diambil dengan sah.
2. Aktif dalam kegiatan dan melaksanakan serta bertanggungjawab atas segala sesuatu yang
diamanatkan IA- ITB.
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik IA-AKPOL 2009 dan AKADEMI KEPOLISIAN
REPUBLIK INDONESIA.

Pasal 11

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA KEHORMATAN

1. Hak Anggota Kehormatan adalah :


a. Menghadiri Rapat Anggota, mengeluarkan pendapat, dan
b. mengajukan usul atau saran sesuai dengan tata tertib dan peraturan yang berlaku.
c. Memperoleh pelayanan pendidikan, pelatihan, informasi dan bimbingan.
2. Kewajiban Anggota Kehormatan adalah :
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan - keputusan
Pengurus Pusat IA-AKPOL 2009 yang telah diambil dengan sah.
b. Aktif dalam kegiatan dan melaksanakan serta bertanggung- jawab atas segala sesuatu
yang diamanatkan IA-AKPOL.
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik IA-AKPOL 2009 danAKADEMI KEPOLISIAN
REPUBLIK INDONESIA.

BAB VII

ORGANISASI

Pasal 12

SUSUNAN ORGANISASI

IA-AKPOL 2009mempunyai susunan organisasi sebagai berikut:

1. Pimpinan Pusat ;
2. Pimpinan Daerah ;
3. Pimpinan Komisariat ;
4. Pimpinan Program Studi.
Pasal 13

MASA KERJA

1. Masa Kerja Pimpinan Pusat adalah selama 4 (empat) tahun.


2. Masa Kerja Pimpinan Daerah, Pimpinan Komisariat, dan Pimpinan Program Studi adalah selama
4 (empat) tahun.

Pasal 14

PIMPINAN PUSAT

Pimpinan Pusat terdiri dari :

1. Dewan Penasehat Pusat


2. Pengurus Pusat

Pasal 15

DEWAN PENASEHAT PUSAT

1. Dewan Penasehat Pusat dipilih dari tokoh masyarakat yang mempunyai kepatutan dan
kelayakan baik Alumni ITB ataupun bukan Alumni ITB, terdiri dari seorang Ketua merangkap
Anggota dan sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang Anggota.
2. Ketua Dewan Penasehat Pusat secara ex-officio dijabat oleh Rektor ITB.
3. Dewan Penasehat Pusat dipilih, ditetapkan dan diberhentikan oleh Pengurus Pusat.

Pasal 16

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT PUSAT

1. Dewan Penasehat Pusat bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau
nasihat kepada Pengurus Pusat IA- ITB.
2. Dewan Penasehat Pusat berwenang mengusulkan perubahan Anggaran Dasar.

Pasal 17

PENGURUS PUSAT

1. Pengurus Pusat merupakan pelaksana tertinggi organisasi, dipimpin oleh Ketua Umum yang
dipilih oleh Anggota Biasa dalam Kongres.
2. Pengurus Pusat terdiri dari :
a. Ketua Umum;
b. 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal;
c. Sekurang-kurangnya 1 orang Wakil Sekretaris Jenderal;
d. 1 (satu) orang Bendahara Umum;
e. Sekurang-sekurangnya 1 orang Wakil Bendahara Umum;
f.sekurang-kurangnya 4 orang Ketua Bidang meliputi Bidang Organisasi, Bidang Pelayanan
Alumni, Bidang Hubungan Almamater, dan Bidang Kemitraan;
g. Dan beberapa Departemen yang terkait dengan Bidang.
3. Dalam hal tertentu dimana diperlukan, Ketua Umum dapat mengangkat Wakil Ketua Umum.

Pasal 18

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS PUSAT

1. Ketua Umum Terpilih menyusun Kepengurusan Pusat selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan
Kalender setelah Kongres.
2. Ketua Umum Terpilih menyusun Dewan Penasehat Pusat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
Kalender setelah Kongres.
3. Pengurus Pusat bertugas melaksanakan seluruh keputusan Kongres, menyusun dan
melaksanakan rencana kerja organisasi, memberikan laporan kegiatan dan pertanggung-
jawaban Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik kepada Anggota dalam Kongres
selama masa kepengurusannya.
4. Pengurus Pusat memberikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan tahunan
yang telah diaudit oleh Akuntan Publik dalam Rapat Kerja Nasional.
5. Menetapkan Pimpinan Daerah, Pimpinan Komisariat, dan Pimpinan Program Studi IA-AKPOL.

Pasal 19

PIMPINAN DAERAH

Pimpinan Daerah terdiri dari :

1. Dewan Penasehat Daerah


2. Pengurus Daerah

Pasal 20

DEWAN PENASEHAT DAERAH

1. Dewan Penasehat Daerah dipilih dari tokoh masyarakat yang mempunyai kepatutan dan
kelayakan baik Alumni ITB ataupun bukan Alumni ITB terdiri dari seorang Ketua merangkap
Anggota dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota.
2. Ketua Dewan Penasehat Daerah dipilih dari Anggota Dewan Penasehat Daerah oleh Ketua
Pengurus Daerah.
3. Dewan Penasehat Daerah dipilih, ditetapkan dan diberhentikan oleh Pengurus Daerah.
Pasal 21

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT DAERAH

Dewan Penasehat Daerah bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau nasihat
kepada Pengurus Daerah.

Pasal 22

PENGURUS DAERAH

1. Pengurus Daerah merupakan pelaksana organisasi di tingkat Propinsi, dipimpin oleh seorang
Ketua yang dipilih oleh Anggota Biasa dalam Musyawarah Daerah.
2. Pengurus Daerah terdiri dari :
a. Ketua,
b. 1 (satu) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara,
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Ketua Bidang meliputi Bidang Organisasi, Bidang
Pelayanan Alumni, dan Bidang Kemitraan,
d. dan beberapa Departemen yang terkait dengan Bidang.
3. Dalam hal tertentu dimana diperlukan, Ketua Pengurus Daerah dapat mengangkat Wakil Ketua,
Wakil Sekretaris, dan Wakil Bendahara.

Pasal 23

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS DAERAH

1. Ketua Terpilih menyusun Kepengurusan Daerah selambat-lambatnya 1 (satu) bulan Kalender


setelah Musyawarah Daerah.
2. Ketua Terpilih menyusun Dewan Penasehat Daerah selambat- lambatnya 1 (satu) bulan
Kalender setelah Musyawarah Daerah.
3. Pengurus Daerah bertugas melaksanakan seluruh keputusan Musyawarah Daerah, menyusun
dan melaksanakan rencana kerja organisasi, memberikan laporan kegiatan dan pertang-
gungjawaban keuangan kepada Anggota dalam Musyawarah Daerah selama masa
kepengurusannya.
4. Pengurus Daerah memberikan laporan kegiatan dan pertang-gungjawaban keuangan tahunan
dalam Rapat Kerja Daerah.

Pasal 24

PIMPINAN KOMISARIAT

Pimpinan Komisariat terdiri dari :

1. Dewan Penasehat Komisariat


2. Pengurus Komisariat
Pasal 25

DEWAN PENASEHAT KOMISARIAT

1. Dewan Penasehat Komisariat dipilih dari tokoh komisariat yang mempunyai kepatutan dan
kelayakan baik Alumni ITB ataupun bukan Alumni ITB terdiri dari seorang Ketua merangkap
Anggota dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Anggota.
2. Ketua Dewan Penasehat Komisariat dipilih dari Anggota Dewan Komisariat oleh Ketua Pengurus
Komisariat. Dewan Penasehat Komisariat diangkat oleh Pengurus Komisariat.

Pasal 26

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT KOMISARIAT

Dewan Penasehat Komisariat bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau
nasihat kepada Pengurus Komisariat.

Pasal 27

PENGURUS KOMISARIAT

1. Pengurus Komisariat merupakan pelaksana organisasi di tingkat Instansi atau Angkatan atau
Luar Negeri, dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh Anggota Biasa dalam Musyawarah
Komisariat.
2. Pengurus Komisariat terdiri dari :
a. Ketua,
b. 1 (satu) orang Sekretaris,
c. 1 (satu) orang Bendahara,
d. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Ketua Bidang meliputi Bidang Organisasi, Bidang
Pelayanan Alumni, dan Bidang Kemitraan,
e. dan beberapa Departemen yang terkait dengan Bidang.
3. Dalam hal tertentu dimana diperlukan, Ketua Pengurus Komisariat dapat mengangkat Wakil
Ketua, Wakil Sekretaris, dan Wakil Bendahara.

Pasal 28

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS KOMISARIAT

1. Ketua Terpilih menyusun Kepengurusan Komisariat selambat- lambatnya 1 (satu) bulan Kalender
setelah Musyawarah Komisariat.
2. Ketua Terpilih menyusun Dewan Penasehat Komisariat selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
Kalender setelah Musyawarah Komisariat.
3. Pengurus Komisariat bertugas melaksanakan seluruh keputusan Musyawarah Komisariat,
menyusun dan melaksanakan rencana kerja organisasi, memberikan laporan kegiatan dan
pertanggung- jawaban Keuangan kepada anggota dalam Musyawarah Komisariat selama masa
kepengurusannya.
4. Pengurus Komisariat memberikan laporan kegiatan dan pertang-gungjawaban keuangan
tahunan dalam Rapat Kerja Komisariat.

Pasal 29

PIMPINAN PROGRAM STUDI

Pimpinan Program Studi terdiri dari :

1. Dewan Penasehat Program Studi


2. Pengurus Program Studi

Pasal 30

DEWAN PENASEHAT PROGRAM STUDI

1. Dewan Penasehat Program Studi dipilih dari tokoh program studi yang mempunyai kepatutan
dan kelayakan terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
orang Anggota.
2. Ketua Dewan Penasehat Program Studi dipilih dari Anggota Dewan Penasehat oleh Ketua
Pengurus Program Studi.
3. Dewan Penasehat Program Studi diangkat oleh Pengurus Program Studi.

Pasal 31

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT

PROGRAM STUDI

Dewan Penasehat Program Studi bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau
nasihat kepada Pengurus Program Studi.

Pasal 32

PENGURUS PROGRAM STUDI

1. Pengurus Program Studi merupakan pelaksana organisasi di tingkat Program Studi, dipimpin
oleh seorang Ketua yang dipilih oleh Anggota Biasa dalam Musyawarah Program Studi.
2. Pengurus Program Studi terdiri dari :
a. Ketua,
b. 1 (satu) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara,
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Ketua Bidang meliputi Bidang Organisasi, Bidang
Pelayanan Alumni, dan Bidang Hubungan Almamater,
d. dan beberapa Departemen yang terkait dengan Bidang.
3. Dalam hal tertentu dimana diperlukan, Ketua Pengurus Program Studi dapat mengangkat Wakil
Ketua, Wakil Sekretaris, dan Wakil Bendahara.

Pasal 33

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS PROGRAM STUDI

1. Ketua Terpilih menyusun Kepengurusan Program Studi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan


Kalender setelah Musyawarah Program Studi.
2. Ketua Terpilih menyusun Dewan Penasehat Program Studi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
Kalender setelah Musyawarah Program Studi.
3. Pengurus Program Studi bertugas melaksanakan seluruh keputusan Musyawarah Program Studi,
menyusun dan melaksanakan rencana kerja organisasi, memberikan laporan kegiatan dan
pertanggungjawaban Keuangan kepada anggota dalam Musyawarah Program Studi selama masa
kepengurusannya.
4. Pengurus Program Studi memberikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan
tahunan dalam Rapat Kerja Program Studi.

BAB VIII

RAPAT

Pasal 34

JENIS-JENIS RAPAT

Jenis-jenis Rapat terdiri dari :

1. Rapat Anggota
2. Rapat Kerja
3. Rapat Pimpinan 4. Rapat Pengurus

Pasal 35

RAPAT ANGGOTA

1. Rapat Anggota terdiri dari :


a. Rapat Anggota Tingkat Nasional
b. Rapat Anggota Tingkat Daerah
c. Rapat Anggota Tingkat Komisariat
d. Rapat Anggota Tingkat Program Studi
2. Rapat Anggota Tingkat Nasional disebut Kongres yang merupakan Rapat Anggota tertinggi
dalam proses pengambilan keputusan di organisasi IA-AKPOL, yang diadakan sekali dalam 4
(empat) tahun.
3. Rapat Anggota Tingkat Daerah disebut Musyawarah Daerah yang merupakan Rapat Anggota
tertinggi tingkat Daerah dalam proses pengambilan keputusan di organisasi IA-AKPOL
2009Daerah, yang diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun.
4. Rapat Anggota Tingkat Komisariat disebut Musyawarah Komisariat yang merupakan Rapat
Anggota tertinggi tingkat Komisariat dalam proses pengambilan keputusan di organisasi IA-
AKPOL 2009 Komisariat, yang diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun.
5. Rapat Anggota Tingkat Program Studi disebut Musyawarah Program Studi yang merupakan
Rapat Anggota tertinggi tingkat Program Studi dalam proses pengambilan keputusan di
organisasi IA-AKPOL 2009Program Studi, yang diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun.
6. Rapat Anggota yang diadakan diluar ketentuan pada ayat 2, 3, 4, dan 5 di atas disebut Kongres
Luar Biasa, Musyawarah Daerah Luar Biasa, Musyawarah Komisariat Luar Biasa, dan
Musyawarah Program Studi Luar Biasa.
7. Peserta, wewenang dan mekanisme Rapat Anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 36

RAPAT KERJA

1. Rapat Kerja adalah rapat yang dilaksanakan oleh Pengurus IA- ITB pada semua tingkatan untuk
membahas program kerja tahunan.
2. Jenis-jenis Rapat Kerja adalah sebagai berikut :
a. Rapat Kerja Nasional
b. Rapat Kerja Daerah
c. Rapat Kerja Komisariat
d. Rapat Kerja Program Studi
3. Rapat Kerja Nasional adalah Rapat Kerja yang membahas program kerja tahunan yang
diselenggarakan oleh Pengurus Pusat.
4. Rapat Kerja Daerah adalah Rapat Kerja yang membahas program kerja tahunan tingkat Daerah
yang mengacu kepada Program Kerja IA-AKPOL 2009dan diselenggarakan oleh Pengurus Daerah.
5. Rapat Kerja Komisariat adalah Rapat Kerja yang membahas program kerja tahunan tingkat
Komisariat yang mengacu kepada Program Kerja IA-AKPOL 2009dan diselenggarakan oleh
Pengurus Komisariat.
6. Rapat Kerja Program Studi adalah Rapat Kerja yang membahas program kerja tahunan tingkat
Program Studi yang mengacu kepada Program Kerja IA-AKPOL 2009 dan diselenggarakan oleh
Pengurus Program Studi. Peserta dan mekanisme Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 37

RAPAT PIMPINAN

1. Rapat Pimpinan adalah Rapat yang terdiri dari Dewan Penasehat dan Pengurus, diselenggarakan
oleh Pengurus IA-AKPOL 2009 pada semua tingkatan untuk membahas hal-hal penting
menyangkut Kebijakan, Program Kerja dan Anggaran Dasar.
2. Peserta dan mekanisme Rapat Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 38

RAPAT PENGURUS

1. Rapat Pengurus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Pengurus IA-AKPOL 2009pada semua
tingkatan untuk membahas pelaksanaan program kerja.
2. Peserta dan mekanisme Rapat Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 39

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Setiap keputusan dalam Rapat diambil secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak
tercapai mufakat maka dilakukan pemungutan suara dan keputusan adalah sah berdasarkan
suara terbanyak.
2. Mekanisme penentuan kuorum, musyawarah, dan pemungutan suara diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB X

KEUANGAN

Pasal 40

SUMBER KEUANGAN IA-AKPOL 2009 Sumber keuangan organisasi diperoleh dari:

1. Iuran anggota;
2. Sumbangan yang sah dan tidak mengikat;
3. Usaha dan penerimaan lain yang sah.
22

Pasal 41

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN IA-AKPOL 2009

1. Pertanggungjawaban keuangan organisasi dilakukan secara transparan dan akuntabel yang


diaudit oleh akuntan publik.
2. Pertanggungjawaban keuangan selama periode kepengurusan dilaporan dalam Rapat Anggota.
3. Pertanggungjawaban keuangan tahunan dilaporkan dalam Rapat Kerja.

BAB XI

IA-AKPOL 2009DAN ITB

Pasal 42

HUBUNGAN IA-AKPOL 2009 DENGAN AKPOL

Hubungan IA-AKPOL 2009dengan AKPOL diselenggarakan berdasarkan asas kekeluargaan dan kemitraan
yang membangun satu kesatuan yang utuh dan berbasis nilai-nilai luhur almamater.

Pasal 43

PENGEMBANGAN RISET

IA-AKPOL 2009 mendukung sepenuhnya pengembangan riset di ITB dalam bentuk pemberian dana
hibah riset dan kegiatan penunjang lainnya.

BAB XII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 44

MEKANISME PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

1. Anggaran Dasar ini dapat diubah berdasarkan usulan Pengurus Pusat atau Dewan Penasehat
Pusat dan perubahannya diputuskan dalam Kongres atau Kongres Luar Biasa.
2. Usulan perubahan Anggaran Dasar ini harus mendapat persetujuan dari 1/2 (satu perdua)
anggota atau 2/3 (dua pertiga)
BAB XIII

PEMBUBARAN

Pasal 45

PEMBUBARAN ORGANISASI

1. Usulan perubahan organisasi IA-AKPOL 2009harus mendapat persetujuan dari 1/2 (satu
perdua) anggota atau 2/3 (dua pertiga) jumlah IA-AKPOL 2009Daerah, IA-AKPOL 2009Komisariat
dan IA-AKPOL 2009Program Studi.
2. Pembubaran organisasi IA-AKPOL 2009hanya dapat dilakukan oleh ke-putusan Kongres yang
diadakan untuk maksud tersebut dan dihadiri oleh minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota yang hadir.

BAB XIV

LAIN-LAIN

Pasal 46

PENGEMBANGAN TEKNOPRENEUR

IA-AKPOL 2009 mendukung program pengembangan teknopreneur bagi para Anggotanya.

BAB XV

PENUTUP

Pasal 47

PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini lebih lanjut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
IA-AKPOL. Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

Tanggal :

Ketua Sidang :

Sekretaris Sidang :
25

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ANGGARAN RUMAH TANGGA IA-AKPOL 2009
24

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

DAFTAR ISI

BAB I : KETENTUAN UMUM

Pasal 1 : Ketentuan Umum

BAB II : IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 2 : Bentuk Dan Lambang

BAB III : TUJUAN

Pasal 3 : Tujuan

BAB IV : USAHA

Pasal 4 : Usaha-Usaha untuk Mencapai Tujuan


BAB V : KEANGGOTAAN

Pasal 5 : Pendaftaran Keanggotaan

Pasal 6 : Anggota Kehormatan

BAB VI : ORGANISASI

Pasal 7 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat Pusat

Pasal 8 : Pengurus Pusat

Pasal 9 : Tugas dan Wewenang Pengurus Pusat

Pasal 10 : Ketua Umum Berhalangan Tetap

Pasal 11 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat

Daerah

Pasal 12 : Pengurus Daerah

Pasal 13 : Tugas dan Wewenang Pengurus Daerah

Pasal 14 : Ketua IA-AKPOL 2009Daerah Berhalangan Tetap

Pasal 15 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat

Komisariat

Pasal 16 : Pengurus Komisariat

Pasal 17 : Tugas dan Wewenang Pengurus Komisariat

Pasal 18 : Ketua IA-AKPOL 2009Komisariat Berhalangan Tetap

Pasal 19 : Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat

Program Studi

Pasal 20 : Pengurus Program Studi

Pasal 21 : Tugas dan Wewenang Pengurus Program Studi Pasal 22 : Ketua IA-AKPOL 2009Program Studi
Berhalangan Tetap
25

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 23

BAB VII : RAPAT

Pasal 24

Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31

: Pengesahan Pengurus

: Kewenangan Rapat Anggota

: Mekanisme Kongres

: Pemilihan Umum

: Kongres Luar Biasa

: Rapat Kerja

: Rapat Pimpinan

: Rapat Pengurus Pusat

: Rapat Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat dan

Pengurus Program Studi

BAB VIII: KEUANGAN


Pasal 32 : Iuran Anggota Pasal 33 : Alokasi Dana

BAB IX : PENUTUP

Pasal 34 : Penutup
26

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IA- ITB yang berlaku oleh karena itu tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

BAB II

IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 2

BENTUK DAN LAMBANG

1. IA-AKPOL 2009berbentuk perhimpunan yang merupakan wadah

berkumpulnya Alumni ITB untuk melakukan kegiatan bersama dalam lingkup ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (ipteks) serta ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kemajuan bangsa, kesejahteraan
masyarakat dan kemanusiaan.

2. Lambang IA-AKPOL 2009terdiri dari tulisan "IKATAN ALUMNI ITB"

dengan jenis huruf Times New Roman pada sisi sebelah kiri berwarna biru tua (R 102, G 127, B 181) dan
litograf huruf I berwarna biru tua (R 102, G 127, B 181) yang tertera lambang Ganesa sesuai logo resmi
ITB berwarna putih, dan litograf huruf A berwarna oranye (R 229, G 110, B 25), sebagaimana
tergambar di bawah ini :

27

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB III

TUJUAN

Pasal 3

TUJUAN

1. Berperan aktif artinya terlibat secara langsung maupun tidak

langsung dalam Pembangunan Nasional untuk terwujudnya daya


saing serta martabat bangsa Indonesia di dunia internasional.

2. Alumni ITB baik secara individu maupun kelembagaan, bersama

sivitas akademika ITB mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

3. Membina karakter Alumni ITB yang cendikia, mandiri, inovatif,

unggul, tangguh, memiliki integritas, dan bangga terhadap almamater. 4. Hubungan fungsional
mengandung pengertian kekeluargaan,

kemitraan, dan kesetaraan.

5. Komunitas intelektual dan sosial adalah kelompok masyarakat

yang berpikir, bersikap dan bertindak secara profesional, memiliki etika dan martabat yang tinggi.

BAB IV USAHA

Pasal 4

USAHA-USAHA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Bahwa usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan IA-AKPOL 2009dijabarkan dalam bentuk
program-program Pengurus IA-AKPOL.

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 5

PENDAFTARAN KEANGGOTAAN

1. Setiap Anggota Biasa sesuai dengan pasal 8 Anggaran Dasar IA-

ITB harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Kartu Anggota. 2. Pendaftaran dilakukan secara tertulis
dengan mengisi formulir

pendaftaran yang disediakan oleh Pengurus IA-AKPOL.


28

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

3. Pengurus Pusat IA-AKPOL 2009menerbitkan Kartu Anggota bagi anggota

yang diterima pendaftarannya.

Pasal 6

ANGGOTA KEHORMATAN

Anggota Kehormatan dipilih dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

BAB VI

ORGANISASI

Pasal 7

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT PUSAT

1. Dewan Penasehat Pusat bertugas untuk memberi pengarahan,

pertimbangan, saran dan atau nasihat kepada Pengurus Pusat IA- ITB baik diminta maupun tidak.

2. Usulan perubahan Anggaran Dasar oleh Dewan Penasehat Pusat

dilakukan jika terdapat ketidaksesuaian Anggaran Dasar dengan situasi dan kondisi yang ada.

Pasal 8

PENGURUS PUSAT

Pengurus Pusat merupakan pelaksana tertinggi organisasi, dipimpin oleh Ketua Umum secara kolegial.
Pasal 9

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS PUSAT

1. Ketua Umum :

a. Menyusun kepengurusan pusat selambat-lambatnya 3 (tiga)

bulan Kalender setelah Kongres dan diumumkan melalui media massa nasional.

b. Menyusun Dewan Penasehat selambat-lambatnya 3 (tiga)

bulan Kalender setelah Kongres dan diumumkan bersamaan dengan pengumuman Pengurus Pusat.

c. Memimpin organisasi IA-AKPOL 2009

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Pusat dan Anggota

Dewan Penasehat.

29

ANGGARAN RUMAH TANGGA

e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan

Dewan Penasehat

2.

3.
4.

5.

6.
Wakil Ketua Umum :

a. Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua Umum apabila
Ketua Umum berhalangan.

Sekretaris Jenderal :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-AKPOL. c. Bertanggungjawab atas Kesekretariatan IA-


AKPOL.

d. Menugaskan dan mengkoordinasikan Wakil atau Wakil-

wakil Sekretaris Jenderal.

Bendahara Umum :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-AKPOL.

c. Bertanggungjawab atas fungsi kebendaharaan IA-AKPOL.

d. Menugaskan dan mengkoordinasikan Wakil atau Wakil-

wakil Bendahara Umum.

Ketua Bidang :

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program

kegiatan bidang.

b. Mengarahkan, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan

program di departemen-departemen di bawahnya.

c. Berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal dan Bendahara

Umum.

d. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

bidangnya.
Ketua Departemen :

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan

departemennya.

b. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

departemennya.

Pasal 10

KETUA UMUM BERHALANGAN TETAP

1. Ketua Umum berhalangan tetap apabila :

30

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

a. Mengundurkan diri

b. Meninggal dunia

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus

selama 6 (enam) bulan

2. Dalam hal Ketua Umum berhalangan tetap maka Wakil Ketua

Umum menjabat sebagai Ketua Umum sampai berakhirnya masa kepengurusan.

3. Dalam hal tidak ada Wakil Ketua Umum, maka Sekretaris

Jenderal menjabat sebagai Ketua Umum sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka Ketua-


ketua Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua Umum sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 11

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT DAERAH

Dewan Penasehat Daerah bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau nasihat
kepada Pengurus Daerah IA- ITB baik diminta maupun tidak.

Pasal 12

PENGURUS DAERAH

Pengurus Daerah merupakan pelaksana organisasi di tingkat Propinsi, dipimpin oleh Ketua secara
kolegial.

Pasal 13

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS DAERAH

1. Ketua :

a. Menyusun kepengurusan daerah selambat-lambatnya 1 (satu)

bulan Kalender setelah Musyawarah Daerah dan diumumkan melalui media massa daerah.

b. Menyusun Dewan Penasehat Daerah selambat-lambatnya 1

(satu) bulan Kalender setelah Musyawarah Daerah dan diumumkan bersamaan dengan pengumuman
Pengurus Daerah.

31

ANGGARAN RUMAH TANGGA


c. Memimpin organisasi Ikatan Alumni ITB Daerah.

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Daerah dan Anggota

Dewan Penasehat Daerah.

e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan

Dewan Penasehat Daerah

2.

3.

4.

5.
6.

Wakil Ketua :

a. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.

Sekretaris :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-AKPOL 2009Daerah. c. Bertanggungjawab atas


Kesekretariatan IA-AKPOL 2009Daerah.

Bendahara :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-AKPOL 2009Daerah.

c. Bertanggungjawab atas fungsi kebendaharaan IA-AKPOL 2009Daerah.

Ketua Bidang :

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program-

program bidang.

b. Mengarahkan, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan

program di departemen-departemen di bawahnya.

c. Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara.


d. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

bidangnya.

Ketua Departemen :

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan

departemennya.

b. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

departemennya.

Pasal 14

KETUA IA-AKPOL 2009DAERAH BERHALANGAN TETAP

1. Ketua berhalangan tetap apabila :

a. Mengundurkan diri

b. Meninggal dunia

32

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus

selama 6 (enam) bulan

2. Dalam hal Ketua berhalangan tetap maka Wakil Ketua menjabat

sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

3. Dalam hal tidak ada Wakil Ketua, maka Sekretaris menjabat


sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal Sekretaris berhalangan tetap, maka Ketua-ketua

Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 15

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT KOMISARIAT

Dewan Penasehat Komisariat bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau
nasihat kepada Pengurus Komisariat IA-AKPOL 2009baik diminta maupun tidak.

Pasal 16

PENGURUS KOMISARIAT

Pengurus Komisariat merupakan pelaksana organisasi di tingkat Komisariat, dipimpin oleh Ketua secara
kolegial.

Pasal 17

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS KOMISARIAT

1. Ketua :

a. Menyusun kepengurusan komisariat selambat-lambatnya 1

(satu) bulan Kalender setelah Musyawarah Komisariat dan diumumkan kepada anggota.

b. Menyusun Dewan Penasehat Komisariat selambat-lambatnya

1 (satu) bulan Kalender setelah Musyawarah Komisariat dan diumumkan bersamaan dengan
pengumuman Pengurus Komisariat.

c. Memimpin organisasi IA-AKPOL 2009Komisariat.

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Komisariat dan


Anggota Dewan Penasehat Komisariat.

33

ANGGARAN RUMAH TANGGA

e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan

Dewan Penasehat Komisariat.

2. Wakil Ketua :

a. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.

3. Sekretaris :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-AKPOL 2009

Komisariat.

c. Bertanggungjawab atas Kesekretariatan IA-AKPOL 2009Komisariat.

4. Bendahara :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-AKPOL 2009

Komisariat.

c. Bertanggungjawab atas fungsi kebendaharaan IA-AKPOL 2009

Komisariat.
5. Ketua Bidang :

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program-

program bidang.

b. Mengarahkan, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan

program di departemen-departemen di bawahnya. c. Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara.

d. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

bidangnya.

6. Ketua Departemen :

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan

departemennya.

b. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

departemennya.

Pasal 18

KETUA IA-AKPOL 2009KOMISARIAT BERHALANGAN TETAP

1. Ketua berhalangan tetap apabila :

a. Mengundurkan diri

34

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

b. Meninggal dunia

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus


selama 6 (enam) bulan.

2. Dalam hal Ketua berhalangan tetap maka Wakil Ketua menjabat

sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

3. Dalam hal tidak ada Wakil Ketua, maka Sekretaris menjabat

sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal Sekretaris berhalangan tetap, maka Ketua-ketua

Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 19

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT PROGRAM

STUDI

Dewan Penasehat Program Studi bertugas untuk memberi pengarahan, pertimbangan, saran dan atau
nasihat kepada Pengurus Program Studi IA-AKPOL 2009baik diminta maupun tidak.

Pasal 20

PENGURUS PROGRAM STUDI

Pengurus Program Studi merupakan pelaksana organisasi di tingkat Program Studi, dipimpin oleh Ketua
secara kolegial.

Pasal 21

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS PROGRAM STUDI

1. Ketua :

a. Menyusun kepengurusan program studi selambat-lambatnya


1 (satu) bulan Kalender setelah Musyawarah Program Studi dan diumumkan kepada Anggota.

b. Menyusun Dewan Penasehat Program Studi selambat-

lambatnya 1 (satu) bulan Kalender setelah Musyawarah Program Studi dan diumumkan bersamaan
dengan pengumuman Pengurus Program Studi.

c. Memimpin organisasi IA-AKPOL 2009Program Studi.

35

ANGGARAN RUMAH TANGGA

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Program Studi dan

Anggota Dewan Penasehat Program Studi.

e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan

Dewan Penasehat Program Studi.

2. Wakil Ketua :

c. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. d. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.
36

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

3. Sekretaris :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-AKPOL 2009Program

Studi.

c. Bertanggungjawab atas Kesekretariatan IA-AKPOL 2009Program

Studi.

4. Bendahara :

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan

pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-AKPOL 2009Program

Studi.

c. Bertanggungjawab atas fungsi kebendaharaan IA-AKPOL 2009

Program Studi.

5. Ketua Bidang :

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program-

program bidang.

b. Mengarahkan, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan

program di departemen-departemen di bawahnya. c. Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara.

d. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

bidangnya.
6. Ketua Departemen :

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan

departemennya.

b. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan program di

departemennya.

Pasal 22

KETUA IA-AKPOL 2009PROGRAM STUDI BERHALANGAN TETAP

1. Ketua berhalangan tetap apabila :

a. Mengundurkan diri

b. Meninggal dunia

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus

selama 6 (enam) bulan

37

ANGGARAN RUMAH TANGGA

2. Dalam hal Ketua berhalangan tetap maka Wakil Ketua menjabat

sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

3. Dalam hal tidak ada Wakil Ketua, maka Sekretaris menjabat

sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.


4. Dalam hal Sekretaris berhalangan tetap, maka Ketua-ketua

Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 23

PENGESAHAN PENGURUS

Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat, dan Pengurus Program Studi disahkan dan ditetapkan oleh
Pengurus Pusat berdasarkan pengajuan dari Ketua Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat, dan Pengurus
Program Studi yang terpilih.

BAB VII RAPAT

Pasal 24

KEWENANGAN RAPAT ANGGOTA

1. Kongres memiliki kewenangan untuk:

a. Menetapkan perubahan dan atau penyempurnaan Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

b. Membahas laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat IA-

ITB periode berjalan.

c. Menetapkan kebijakan umum organisasi IA-AKPOL.

d. Memilih Ketua Umum Pengurus Pusat IA-AKPOL 2009periode

berikutnya.

2. Musyawarah Daerah memiliki kewenangan untuk:

a. Membahas laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah

IA-AKPOL 2009periode berjalan.


b. Menetapkan kebijakan umum organisasi IA-AKPOL 2009Daerah.

c. Memilih Ketua Pengurus Daerah IA-AKPOL 2009periode berikutnya.

3. Musyawarah Komisariat memiliki kewenangan untuk:

a. Membahas laporan pertanggungjawaban Pengurus

Komisariat IA-AKPOL 2009periode berjalan.

38

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

b. Menetapkan kebijakan umum organisasi IA-AKPOL 2009Komisariat. c. Memilih Ketua Pengurus


Komisariat IA-AKPOL 2009periode

berikutnya.

4. Musyawarah Program Studi memiliki kewenangan untuk:

a. Membahas laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah

IA-AKPOL 2009periode berjalan.

b. Menetapkan kebijakan umum organisasi IA-AKPOL 2009Program

Studi.

c. Memilih Ketua Pengurus Program Studi IA-AKPOL 2009periode

berikutnya.

Pasal 25

MEKANISME KONGRES

1. Kongres diadakan 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun dan diikuti

oleh anggota IA-AKPOL.


2. Pengurus Pusat menentukan waktu dan agenda Kongres, serta

mengundang anggota IA-AKPOL 2009dengan mengumumkannya di media massa nasional paling lambat
2 (dua) bulan sebelum pelaksanaan kongres.

3. Pengurus Pusat membentuk Kepanitiaan Kongres yang bertugas

mengatur penyelenggaraan Kongres 4 (empat) bulan sebelum pelaksanaan Kongres.

4. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh (satu perdua)

dari jumlah anggota. Apabila jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, Kongres akan ditunda sekurang-
kurangnya 1 (satu) jam dan setelah itu Kongres dapat tetap dilaksanakan tanpa memperhatikan jumlah
yang hadir dan dapat mengambil keputusan yang sah.

5. Setiap keputusan dalam Kongres diambil berdasarkan

musyawarah untuk mufakat dan apabila dengan cara musyawarah menemui kegagalan akan dilakukan
pemungutan suara dan keputusan adalah sah berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 26

PEMILIHAN UMUM

39

ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Pemilihan Ketua Umum dilaksanakan dalam Kongres, pemilihan

Ketua Pengurus Daerah dilaksanakan dalam Musyawarah Daerah, pemilihan Ketua Pengurus Komisariat
dilaksanakan dalam Musyawarah Komisariat, dan pemilihan Ketua Pengurus

Program Studi dilaksanakan dalam Musyawarah Program Studi

2. Ketua Umum, Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus


Komisariat, dan Ketua Pengurus Program Studi dapat dipilih sebanyak-banyaknya untuk 2 (dua) kali
masa kepengurusan.

3. Pemilihan Ketua Umum, Ketua Pengurus Daerah, Ketua

Pengurus Komisariat, dan Ketua Pengurus Program Studi diambil berdasarkan suara terbanyak dari
seluruh anggota yang hadir dan tidak kehilangan hak pilih, dengan hak 1 (satu) suara bagi setiap anggota
yang sudah terdaftar sebagai pemilih.

4. Mekanisme pemilihan dan syarat-syarat calon Ketua Umum,

calon Ketua Pengurus Daerah, calon Ketua Pengurus Komisariat, atau calon Ketua Pengurus Program
Studi ditetapkan oleh Panitia Kongres, Musyawarah Daerah, Musyawarah Komisariat atau Musyawarah
Program Studi.

Pasal 27

KONGRES LUAR BIASA

Dalam hal-hal khusus Pengurus Pusat IA-AKPOL 2009setelah berkonsultasi dengan Dewan Penasehat
Pusat, dengan persetujuan dari Pengurus IA-AKPOL 2009Daerah, Pengurus IA-AKPOL 2009Komisariat
dan Pengurus IA-AKPOL 2009Program Studi di Rapat Kerja Nasional, maka dapat diadakan Kongres Luar
Biasa yang mempunyai kewenangan sama dengan Kongres.

Pasal 28

RAPAT KERJA

1. Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat dan

Pengurus Program Studi IA-AKPOL 2009berkewajiban mengadakan Rapat Kerja 1 (satu) kali dalam
setahun.

2. Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri dari Pengurus Pusat, Wakil

Pengurus Daerah, Wakil Pengurus Komisariat dan Wakil Pengurus Program Studi.

40
IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

3. Peserta Rapat Kerja Daerah adalah Pengurus Daerah, Wakil

Pengurus Komisariat dan Wakil Pengurus Program Studi yang berkantor pusat dimana Pengurus Daerah
IA-AKPOL 2009berada.

4. Peserta Rapat Kerja Komisariat adalah Pengurus Komisariat dan

perwakilan anggota Komisariat.

5. Peserta Rapat Kerja Program Studi adalah Pengurus Program

Studi dan perwakilan anggota Program Studi.

6. Rapat Kerja membahas dan mengevaluasi program kerja

Pengurus IA- ITB.

7. Rapat Kerja dianggap sah dan dapat mengambil keputusan

apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (satu perdua) dari jumlah Peserta. Apabila jumlah yang hadir
tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda selama-lamanya 1 (satu) jam dan setelah itu rapat
tetap dilaksanakan tanpa memperhitungkan jumlah yang hadir, dan dapat mengambil keputusan yang
sah. Keputusan rapat dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang- kurangnya setengah lebih satu dari
jumlah yang hadir.

Pasal 29

RAPAT PIMPINAN

1. Peserta Rapat Pimpinan Pusat terdiri dari Ketua dan Anggota

Dewan Penasehat Pusat serta Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum
dan Para Ketua Bidang Pengurus Pusat.

2. Peserta Rapat Pimpinan Daerah terdiri dari Ketua dan Anggota

Dewan Penasehat Daerah serta Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Para Ketua Bidang
Pengurus Daerah.
3. Peserta Rapat Pimpinan Komisariat terdiri dari Ketua dan

Anggota Dewan Penasehat Komisariat serta Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Para Ketua
Bidang Pengurus Komisariat.

4. Peserta Rapat Pimpinan Program Studi terdiri dari Ketua dan

Anggota Dewan Penasehat Program Studi serta Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendara dan Para Ketua
Bidang Pengurus Program Studi.

5. Rapat Pimpinan dianggap sah dan dapat mengambil keputusan

apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (satu perdua) dari

41

ANGGARAN RUMAH TANGGA

jumlah peserta. Apabila jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda selama-
lamanya 1 (satu) jam dan setelah itu rapat tetap dilaksanakan tanpa memperhitungkan jumlah yang
hadir, dan dapat mengambil keputusan yang sah. Keputusan rapat dianggap sah apabila disetujui oleh
sekurang- kurangnya setengah lebih satu dari jumlah yang hadir.

6. Rapat Pimpinan diselenggarakan sesuai kebutuhan.

7. Rapat Pimpinan dapat mengundang pihak lain diluar peserta

rapat apabila diperlukan.

Pasal 30

RAPAT PENGURUS PUSAT

1. Rapat Pengurus Pusat dipimpin oleh Ketua Umum. Dalam hal

Ketua Umum berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh Wakil Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal.

2. Rapat Pengurus Pusat terdiri dari Rapat Pengurus Harian, Rapat


Pengurus Inti dan Rapat Pleno.

3. Peserta Rapat Pengurus Harian adalah Ketua Umum, Wakil

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Ketua- ketua Bidang.

4. Peserta rapat Pengurus Inti adalah Ketua Umum, Wakil Ketua

Umum, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum,
Ketua-ketua Bidang, dan Ketua-ketua Departemen.

5. Peserta Rapat Pleno adalah seluruh Anggota Pengurus Pusat IA-

ITB.

6. Rapat Pengurus Pusat dianggap sah dan dapat mengambil

keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (satu perdua) dari jumlah Pengurus. Apabila
jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda selama-lamanya 1 (satu) jam dan
setelah itu rapat tetap dilaksanakan tanpa memperhitungkan jumlah yang hadir, dan dapat mengambil
keputusan yang sah. Keputusan rapat dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah
lebih satu dari jumlah yang hadir.

7. Rapat Pengurus Harian dilaksanakan sekurang-kurangnya 1

(satu) kali dalam sebulan, Rapat Pengurus Inti dilaksanakan

42

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tiga (3) bulan, dan Rapat Pleno dilaksanakan sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

8. Rapat Pengurus dapat mengundang pihak lain di luar peserta

rapat apabila diperlukan.

Pasal 31
RAPAT PENGURUS DAERAH, PENGURUS KOMISARIAT DAN

PENGURUS PROGRAM STUDI

1. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua. Dalam hal Ketua

berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh Wakil Ketua atau Sekretaris.

2. Rapat Pengurus terdiri dari Rapat Pengurus Harian, Rapat

Pengurus Inti dan Rapat Pleno.

3. Peserta rapat Pengurus Harian adalah Ketua, Wakil Ketua,

Sekretaris, Bendahara dan Ketua-ketua Bidang.

4. Peserta rapat Pengurus Inti adalah Ketua, Wakil Ketua,

Sekretaris, Bendahara, Ketua-ketua Bidang, dan Ketua-ketua Departemen.

5. Peserta Rapat Pleno adalah seluruh Anggota Pengurus.

6. Rapat Pengurus dianggap sah dan dapat mengambil keputusan

apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (satu perdua) dari jumlah Pengurus. Apabila jumlah yang
hadir tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda selama-lamanya 1 (satu) jam dan setelah itu
rapat tetap dilaksanakan tanpa memperhitungkan jumlah yang hadir, dan dapat mengambil keputusan
yang sah. Keputusan rapat dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang- kurangnya setengah lebih satu
dari jumlah yang hadir.

7. Rapat Pengurus Harian dilaksanakan sekurang-kurangnya 1

(satu) kali dalam sebulan, Rapat Pengurus Inti dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tiga
(3) bulan, dan Rapat Pleno dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

8. Rapat Pengurus dapat mengundang pihak lain di luar peserta

rapat apabila diperlukan.

43
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB VIII

KEUANGAN

Pasal 32

IURAN ANGGOTA

Ketentuan tentang pemberlakuan, besaran, dan mekanisme

pembayaran iuran anggota ditetapkan oleh Pengurus.

Pasal 33

ALOKASI DANA

Alokasi dana untuk IA-AKPOL 2009Daerah, Komisariat, dan Program Studi ditetapkan oleh Pengurus
Pusat berdasarkan Keputusan Rapat Kerja Nasional.

BAB IX

PENUTUP

Pasal 34

PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini lebih lanjut akan diatur oleh Pengurus
Pusat. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bandung
Tanggal : 6 Maret 2009

Ketua Sidang : M. Hatta Rajasa

Sekretaris Sidang : Freddy P. Zen

44

IKATAN ALUMNI AKADEMI KEPOLISIAN 2009


45

Você também pode gostar