Você está na página 1de 2

Analisis Kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia

14 November 2015 01:54:38

Dibaca: 1,324 Komentar: 0 Nilai: 0 Durasi Baca : 3 menit

Siapa yang tidak kenal dengan pria kelahiran 21 Juni 1961, dan berasal dari surakarta. Dia adalah Joko
Widodo atau yang sering di panggil jokowi. Dimulai dengann karirnya sebagai pengusaha mebel,
kemudian pada tahun 2005 2012 beliau terpilih menjadi walikota surakarta, dan pada tahun 2012
2014 beliau menjabat sebagai gubernur ibu kota jakarta, yang terakhir ini pada tahun 2014 beliau
terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Sungguh luar biasa sekali pencapaian karir seorang joko widodo dalam setiap periodenya beliau selalu
menduduki jabatan strategis atau menjadi pemimpin baik di daerah maupun memimpin negeri ini. Dari
pencapaian tersebut mengenai karir seoorang jokowi dalam memimpin masyarakat tentu terbesit
pertanyaan apakah kinerja jokowi dalam memimpin masyarakat atau dengan kata lain memimpin negeri
ini sudah benar benar sesuai dengan apa yang di janjikan ketika beliau sedang berkampanye.

Seperti yang di kutip oleh website KPU bahwa ada beberapa nawacita dari presiden Joko Widodo yaitu:

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan
pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik
pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem
kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan.

Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan
dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program
"Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera".
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional
aspek pendidikan.

Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat
pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Namun dari ke sembilan nawacita atau janji yang diutarakan oleh presiden joko widodo ada beberapa
yang belum dilaksanakan bahkan ada beberapa kesalahan kesalahan yang dilakukan jokowi, yaitu :
Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya. Nyatanya, ketika mencalonkan Komjen Budi Gunawan sebagai calon kepala
Polri, tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi
Keuangan (PPATK). Hal itu terasa janggal, lantaran saat pemilihan menteri Kabinet Kerja, Jokowi
menggandeng dua lembaga tersebut. Meskipun akhirnya Komjen Budi Gunawan dinyatakan batal status
tersangka oleh KPK setelah menang di sidang praperadilan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan
(Jaksel), komitmen Jokowi mulai diragukan. Selanjutnya Presiden Jokowi mengomentari Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2015 tentang Pemberian Fasilitas Uang Muka bagi Pejabat Negara
untuk Pembelian Kendaraan Perorangan. Jokowi secara mengejutkan mengaku tidak selalu memeriksa
sejumlah

Você também pode gostar