Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Supervisi menurut Suhertian merupakan usaha memberikan layanan dan bantuan kepada
guru-guru baik secara individual maupun berkelompok demi memperbaiki pengajaran. Senada
dengan Suhertian, menurut Soewadji Supervisi merupakan rangsangan, bantuan yang diberikan
guru agar kemampuan profesional semakin berkembang sehingga kegiatan pembelajaran
berlangsung efektif dan efisien. Dari pengertian tersebut, terdapat kata kunci yaitu bantuan.Inilah
yang membedakan supervisi dengan pengawasan.pengawasan merupakan tindakan
membandingkan yang seharusnya dengan yang terjadi sedangkan supervisi lebih menekankan
pada bantuan. Bantuan yang dimaksud dapat berupa bimbingan, pelatihan untuk meningkatkan
kinerja guru dan sekolah. Supervisi dapat dilakukan oleh pengawas dari dinas terkait dan Kepala
Sekolah. Siklus supervisi menurut Lipham dimulai dari kegiatan perencanaan, penetapan tujuan,
observasi awal, mengadakan diskusi, observasi kelas dan evaluasi. Hasil observasi dijadikan
bahan untuk evaluasi, potensi dan kelemahan didiskusikan secara bersama serta pemecahannya.
Membuat dan mengembangkan program untuk memperbaiki kelemahan yang ada. Program yang
telah dibuat dilaksanakan oleh guru dibawah bimbingan pembina (supervisor). Efektifitas
pelaksaan program yang dilakukan pun dievaluasi.dengan demikian profesionalitas guru akan
meningkat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses supervisi
Supervisi menurut Rifai (1982) merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan yang
teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama lain dan diarahkan pada satu tujaun. Secara
garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat di bagi atas 3 yaitu, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
1. Perencanaan supervisi pendidikan
Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan supervisi
dapat terarah. Pelaksanaan supervisi tanpa di awali dengan perencanaan akan dapat
mengecewakan banyak pihak, seperti guru, supervisor dan bahkan siswa yang secara tidak
langsung,memerlukan peningkatan kemampuan mengajar gurunya.
3. Evaluasi
Pada akhir supervisi dilakukan evaluasi , ini dilakukan untuk mengetahui tujuan
yang sudah dicapai , hal-hal yang sudah dilakukan dan hal yang belum dilaksanakan.
Evaluasi suprevise dilakukan untuk semua aspek, meliputi evaluasi hasilnya, prosesnya dan
pelaksanaannya.
Hasil yang ingin dicapai supervisi adalah peningkatan situasi belajar mengajar,
karena itu sasaran evaluasi hasil supervisi adalah siswa. Segi-segi yang dievaluasi dari segi
siswa adalah hasil belajar, kebiasaan dan cara belajar, minat dan motivasi belajar dan
penyesuaian siswa dengan lingkungannya. Teknik evaluasi yang dapat digunakan adalah
tes belajar, tes psikologik, observasi reaksi murid dan orangtua/masyarakat.Proses supervisi
berkaitan dengan usaha s upervisor membantu meningkatkan kemampuan guru, karena itu
yang menjadi sasaran dalam evaluasi proses adalah guru. hal-hal yang perlu dievaluasi
adalah kelebihan dan kelemahan guru, kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar dan
kemajuan/peningkatan perkembangan kreativitas, semangat kerja, serta situasi dan suasana
sekolah. Terakhir evaluasi pelaksanaan supervise yang sasarannya adalah supervisor, dalam
hal ini supervisor perlu menilai apa yang dilakukannya, mulai dari tujuan yang dirumuskan,
metode dan teknik yang digunakan, sikap kepemimpinan dan kemampuan
berkomunikasinya.
Supervisi ini menekankan pada usaha-usaha mencari kesalahan guru. Supervisi yang
bersifat korektif ini tidak menguntungkan karena dapat membuat guru frustasi dan bersikap
negatif terhadap program-program supervisi.
2. Supervisi Preventif
3. Supervisi Konstruktif
Supervisi yang bersifat konstruktif ialah supervisi yang berorientasi kemasa depan.
Supervisi yang demikian ini didasari pada kenyataan dan keyakinan dengan melihat
kesalahan yang lampau serta menjaga agar guru tidak membuat kesalahan lagi. Hal ini tidak
banyak membantu guru untuk berkembang dalam profesi maupun kepribadianya. Hakikat
pendidikan ialah membangun agar menjadi lebih baik. Peranan supervisi adalah membina
dan membangun. Kesalahan-kesalahan masa lampau dapat digunakan sebagai pengalaman
dan penemuan untuk masa depan. Jadi tugas supervisi adalah membantu guru untuk selalu
melihat kedepan, melihat hal-hal yang baru dan secara antusias mengusahakan
perkembangan.
4. Supervisi Kreatif
Dalam supervisi konstruktif peran supervisor lebih besar dibanding guru, dalam
supervisi kreatif peran guru lebih besar dibanding supervisor dalam hal perbaikan terhadap
kelemahan-kelemahan yang ada. Peran supervisor hanya membina dan mendorong guru.
Dengan kata lain supervisor menciptakan situasi yang dapat meningkatkan kreatifitas guru.
Hal-hal yang baru hanya mungkin terjadi karena adanya kreativitas yang tinggi. Daya
kreativitas hanya muncul dalam situasi dimana orang merasa aman untuk mencoba hal-hal
yang baru, dengan resiko akan membuat kesalahan-kesalahan. Ketika pengawas melakukan
pengawasan terhadap guru, TU, dan kepala sekolah, pengawasan tersebut disebut
pengawasan fungsional karena berhubungan dengan tugasnya. Ketika Kepala Sekolah
melakukan pengawasan kepada guru, TU, dll pengawasan tersebut dinamakan pengawasan
struktural karena berhubungan dengan jabatannya sebagai kepala sekolah di sekolah
tersebut. Karena supervisi dilakukan juga oleh kepala sekolah maka dikenalah istilah
pengawasan melekat (waskat). Ketika pengawas mengawasi guru maka sidebut klinis
sedangkan saat mengawasi kepala sekolah,TU dan lain-lain disebut supervisi administratif.
Pengawas melakukan kunjungan kelas, melihat hal-hal yang kurang kemudian membuat
instrumen untuk kemudian melakukan pengawasan. sebelum melakukan pengawasan,
maka seharusnya ada tahap-tahap yang harus dilakukan yaitu monitoring, evaluasi, dan
bantuan. Yang harus dipahami adalah sepervisor bukanlah pengawas tetapi orang yang
memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan pun tidak sama pada tiap-tiap sekolah,
tergantung dari permasalahan yang dihadapi.
5. Supervisi Kooperatif
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Supervisi pendidikan mempunyai makna kerjasama antara guru dan
kepala sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah di sepakati bersama.
Ketetapan pendidikan yang dibuat berdasarkan dari beberapa ketentuan pendidikan yang
merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung
lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Supervisi pendidikan
mengandung pengertian proses pengamatan dan pembinaan supervisor kepada guru guna
mencapai tujuan pendidikan yang disepakati. Proses supervisi pendidikan pada
hakikatnya merujuk pada upaya untuk mencapai harapan yang telah ditetapkan, yang
keberadaannya memerlukan peran kepala sekolah yang kooperatif, demokratif, dan
memiliki strategi pendekatan sesuai dengan karakteristik guru, dan strategi pencapaian.
Langkah supervisi pendidikan lebih difokuskan pada bagaimana seorang kepala sekolah
mampu mengkondisikan guru yang disupervisi menjadi kooperatif dengan supervisor,
karena kurang optimalnya guru dalam mengajar perlu didiskusikan antar guru dan kepala
sekolah supaya masukan dari diskusi dengan guru berguna untuk pembenahan kinerja
guru kedepannya. Dalam ranah pemahaman srategi supervisi kepala sekolah, maka peran
kepala sekolah sebagai supervisor sangat diperhatikan. Tingkat kapabilitas kepala sekolah
dalam memimpin dan mengelola sekolah sangat menentukan keefektifan supervisi
sekolah.
B. Saran
Redja Mudyahardjo. 2002, Penngantar Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.