INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017/2018 Tanggal : 07 Oktober 2017 Metologi Penelitian Nama Mahasiswa : Yuvitta Sely Iftya Lokasi Penelitian : RS Eria Bunda dan RSUD Informasi Citasi Arifin Ahmad Pengarang : Variabel yang diteliti : Manusia Abdego Tumei Abram Metode Pengumpulan Data : kualitatif Tahun :2015 Judul Artikel : Konsep diri penderita hemofilia di Pekan baru dalam perspektif fenomologi Penerbit/Nama Jurnal Volume:2 Issue/no:2 Halaman: Latar Belakang Hasil Penelitian/Study Secara umum, manusia memerlukan Peneliti berusaha memahami arti peristiwa kesehatan untuk menjalani bekerja, terhadap orang-orang yang mengalami situasi berolahraga, sekolah, dan kuliah. Di sisi lain, tertentu. Penelitian tentang konsep diri untuk penderita hemofilia dengan segala mengetahui persepsi diri secara fisik, persepsi kekurangannya tidak dapat beraktivitas seperti diri secara psikis dan persepsi diri secara orang normal pada umumnya karena harus sosial, Menurut Burns (1993: vi) konsep diri mempertimbangkan berbagai aspek yang adalah suatu gambaran campuran dari apa yang berhubungan dengan aktivitas fisiknya. kita pikirkan orang - orang lain berpendapat, Apabila melakukan aktivitas fisik yang terlalu mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita berat, maka tubuh penderitanya akan terasa yang kita inginkan. sakit atau ngilu dan biasanya setelah Komponen perseptual penderita hemofilia di beraktivitas berat tubuh penderita hemofilia Pekanbaru akan terlihat seperti luka lebam dan Konsep diri merupakan suatu bagian yang membirunya di sekitar bagian tubuh yang sakit. penting dalam setiap pembicaraan tentang Berdasarkan hasil wawancara pra riset dengan kepribadian manusia. Konsep diri setiap orang dr. Elmi Ridar SpA yang merupakan salah satu dapat membedakan orang tersebut dengan dokter yang menangani penderita hemofilia orang lain, sehingga konsep diri menjadi yang khusus untuk menangani penyakit sesuatu yang unik pada manusia. Sebagai kelainan darah dan juga melakukan praktek di seorang manusia, kita tidak hanya melakukan RS Eria Bunda dan RSUD Arifin Ahmad, persepsi terhadap orang lain, tetapi juga menyatakan bahwa di kota Pekanbaru sendiri mempersepsikan diri kita sendiri. Saat terdapat 60 penderita hemofilia, 7 orang mempersepsikan diri sendiri itu, diri kita diantaranya berusia diatas 20 tahun dan 53 lagi menjadi subjek dan objek persepsi sekaligus berada pada usia anak-anak. Penderita (Sumarwan: 20011:63). hemofilia biasanya juga berkumpul setiap bulannya di Rumah Sakit Eria Bunda di Jl KH Ahmad Dahlan. Disana mereka diberikan berbagai penyuluhan tentang penyakit yang mereka derita, mereka juga diberikan motivasi untuk terus hidup seperti teman sebaya mereka atau orang kebanyakan lainnya. Dari kecil mereka dimotivasi dan diberikan pengertian agar bisa tumbuh seperti anak lainnya, dengan begitu mereka nantinya tidak merasa minder dengan lingkungan sekitar atau merasa rendah diri dengan teman - teman lainnya yang tidak mempunyai penyakit tersebut. Pandangan individu mengenai dirinya sendiri akan mempengaruhi tindakan dan perilaku individu tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberadaan konsep diri dalam diri individu merupakan hal yang sangat berkaitan mengingat segala pernyataan sikap, tindak, dan perilaku individu yang ditentukan oleh konsep diri yang dimilikinya. Kebanyakan peristiwa, perilaku komunikasi yang berlangsung hampir selalu melibatkan penggunaan lambang-lambang verbal dan nonverbal secara bersama-sama. Bahasa verbal dan nonverbal, memiliki sifat yang holistic atau masing-masing tidak dapat dipisahkan (Cangara,2005: 29). Tujuan Penelitian/Study Implikasi hasil penelitian Tujuan utama penelitian fenomenologi ini ialah Tidak ada pembanding mempelajari bagaimana fenomena dialami alam kesadaran , pikiran dan dalam tindakan , seperti bagaimana fenomena tersebut diterima secara estetis . Fenoologi mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia menkontruksi makna dan konsep-konsep penting, dalam kerangka inter-subjektivitas (Kuswarno, 2009:2) Pertanyaan Penelitian Kekuatan Penelitian/Study Apakah penderita Hemofillia dapat bearktivitas Dalam penelitian konsep diri ini peneliti seperti orang normal ? menggunakan beberapa bentuk pendekatan yang berbeda dari penelitian merasa nyaman, akhirnya mau berbagi dan peneliti pun mendapatkan hasil penelitian yang lebih dalam lagi. Dalam penelitian ini mulanya melakukan pendekatan dengan subjek penelitian dengan cara diperkenalkan dahulu oleh kerabat dekat subjek penelitian. Sehingga hal ini memudahkan peneliti untuk bias masuk lebi8h dalam dunia perceptual, konseptual, sikap, serta pengalaman komunikasi yang terjadi pada penderita hemophilia ini. Desain Penelitian study Keterbatasan penelitian/ study Analisis Berkaitan dengan persepsi diri secara psikis, penderita hemofilia memiliki karakter yang dapat di kategorikan sebagai konsep diri positif dan negatif. Konsep diri secara psikis berarti pandangan, pikiran, perasaan, dan penilaian penderita hemofilia terhadap pribadinya sendiri. Seseorang di golongkan memiliki konsep diri pribadi positif bila memandang dirinya sebagai orang yang bahagia, optimis, mampu mengontrol diri, dan memiliki berbagai kemampuan. Sebaliknya ia di golongkan memiliki konsep diri negatif apabila ia memandang dirinya sebagai orang yang tidak bahagia, pesimistis, tidak mampu mengontrol diri dan memiliki berbagai macam kekurangan Kesimpulan Hemofilia di Pekanbaru, dengan segala keterbatasan yang masih mampu mereka lakukan dan menyelesaikan tugas sehari-hari mereka yang membutuhkan aktivitas fisik. Bagi penderita hemofilia, melakukan aktivitas fisik sama seperti orang pada umumnya akan lebih sulit, karena ketika melakukan aktivitas fisik tersebut, persendian di beberapa bagian tubuh mereka akan terasa sakit dan menimbulkan memar, hal ini disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen persepsi, komponen konseptual, sikap komponen, dan pengalaman komunikasi penderita hemofilia di Pekanbaru.