Você está na página 1de 10

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny D P 10021

DENGAN ABORTUS INCOMPLETE DI


BPS SURABAYA
Posted on April 3, 2009 by ayurai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam negara berkembang pada kehamilan tidak selalu berjalan dengan lancar dan baik,
salah satunya terjadi abortus. Sehubungan dengan ini dan mengetahui sedini mungkin
tanda-tanda terjadi abortus. Saat ini masih besar matluntt Slager dan Eistman Abortus
terjadi sekitar 10% dari keharnilan, dm abortus terjadi pada bulan ke 2-3 mencapai 80%.

Di Indonesia, bedasarkan undang-undang melakukan abortus buatan dianggap suatu


kejahatan, merupakan tindak pidana yang terlasana. Akan tetapi abortus buatan sebagai
tindakan pengobatan apabila itu salah satunya kalau untuk menolong jiwa dan kesehatan
ibu serta sungguh sungguh dapat dipmggungjawabkan, dapat dibenarkan dan biasanya
tidak di tuntut.

Indikasi medis akan berubah-ubah menurut perkembangan ilmu kedokteran untuk melaku
kan abortus, ada pula indikasi yang bersifat sosial, medis, hermenier, dan igenetis bukan
semata-mata untuk menolong ibu, tetapi juga dengan pertirnbangan keseiamatan anak,
jasmani, dan rohani.

Menurut beberapa penelitian, abortus abortus buatan paling banyak dilakukan orang
golongan wanita yang bersuami, disebabkan karena banyak anak. tekanan ekonomi, dan
sebagainya.

Keputusan untuk melakukan abortus buatan harus diambil oleh sekurang-kurangnya dua
orang dokter dengan persetujuan tertulis dan wanita hamil atau suaminya atau
keluarganya yang dekat dan dilakukan di suatu rumah sakit yang mempunyai cukup
fasilitas untuk menger jakannya.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dan
pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
gangguan
reproduksi abortus incompletus di BPS surabaya
1.2.2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa akaderni kabidanan dapat:

1. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan abortus incompletus.

2. Menentukan identifikasi masalah klien Melaksanakan pengkajian pada klien dengan


abortus incompletus.

3. Menentukan antisipmi masalah pada klien dengan abortus incornpletus.

4. Menentukan identifikasi kebutuhan segera pada klien dengan abortus incompletus.

5. Menentukan rencaxa asuhan kebidanan disertai resionalisasi dan mengintewensi


pada klien dengan abortus incompletus.

6. Melaksadcan intervensi yang telah dilanukan pada klien dengan abortus


incompletus.

7. Mengevaluasi klien hasil tidakan yang telah dilakukan pada klien dengan abortus
incompletus.

1.3. Ruang Lingkup

Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi.

1.4. Metode Penulisan

1. Studi Kepustakaan
Penulis membekaii diri dengan membaca literatur-literatur yang beraitan dengan topik-
topik asuhan kebidanan dengan abortus incompletus.

2. Praktek langsung
Dengan memberikan asuhan kebidanan penulis berupaya melakukan pendekatan dan
memberikan pelayanan kesehatan pada klien secara langsung.

3. Bimbingan dan konsultasi


Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penufis melakukan konsultasi dan bimbingan,
baik bimbingan ruangan maupun pembimbing pendidikan.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian,
metode penuiisan, serta sistematika.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang abortus incompletus dengan tindakan
curaretage.

BAB III TINJAUAN KASUS


Dalam bab ini akan dijelaskan tentang asuhan kebidanan yang diberikan pada NyS
dengan abortus incompletus.

BAB IV PENUTUP
Dalam Bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan
beberapa saran yang dapat berguna bagi sernua pikak.

DAFTAR PUSTAKA.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian

EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 400 1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Sinopsis
Obsetri, Fisiologis, Pathologis : 209).

JEFFCOAT : Abortus adalah pengeiuaran dihasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28


rninggu, yaitu fetus belurn viable by low (Sinopsis Obsetris Fisiologi Pathologi : 209)

HOLNER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 di mana


proses plarentasi belum selesai (Sinopsis Obsetris Fisiologi, Pathologi : 209)

2.2. Abortus Imcompletus (Keguguran Bersisa)

2.2.1. Pengertian
Adalah abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cerviks, keluarnya jaringan
sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam
dalam jumlah yang banyak (Sarwono Prawirorahardjo, 1999) Adalah sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan. yang tertinggal adalah desidua.plasenta (Sinopsis, Obsetri,
Fisiologi, Pathologi : 1998)

2.2.2. Patofisiologi
Perubafian patofisiologi dimulai dari perdarahan pada desidua yang menyebabkan
necrose dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian / seluruh janin akan terlepas dari
dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang
kontraksi rahim untuk terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut
Bligrted Ovum.
2.2.2. Gejala-gejala

Yang terpenting adalah :


1) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan berlangsung terus
menerus,
2) Serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim, maka uterus &an
berusaha mengelwkannya dengan mengadakan kontraksi.
3) Amenorhoe
4) Sakit perut
5) Biasanya berupa stolsel (darah beku)
6) Sering terjadi infeksi
7) Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan

2.2.3. Penyebab

Pada hamil muda abortus selaiu didahului oleh kematian janin. Kematian janin
disebabkan oleh :
1) Kelainan telur (kelainan kromosom : trisomi, poliploid) kelainan telur menye babkan
kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa shingga janin tidak mungkin hidup terus,
misalnya karena faktor endogen seperti kelainan pertumbuhan
selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor
ekstrogen virus, radiasi, zat kimia)

2) Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :

a. Infeksi akut yang berat pneumonia, typaus dan lain-lain, dapat menyebabkan abortus
prematum : janin dapat meninggal oleh toxin-toxidkarena penyehuan yang toxis dapat
menyebabkan abortus wdaupun janin hidup.

b, Kelainan endoktri, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenja.r gondok.

c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus

d. Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang pendek, retro flexio
utero incarcereta, kelainan endometriala, selama ini dapat menimbulkan abortus.

2.2.5. Komplikasi

1) Perdarahan (haemorrogrie)
2) Perforasi
3) Infeksi dan tetanus
4) Payah ginjal akut
5) Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok
septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
2.3. Tindakan Operatif Penanganan Abortus

2.3.1. PengeIuaran Secara digital


Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran
yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital
hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan wrviks uteri yang dapat dilalui oleh
satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul
kan rasa nyeri.

2.3.2. Kuretose (kerokan)

Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan)
sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus.

2.3.3 Vacum kuretase

Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 28 July 2007

I. Pengkajian Data

A. Data Subyektif
1. Identitas

Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. A


Umur :30 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agarna : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ lndonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidlikan : SMEA tamat Pendidikan : STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Status kawin : Menikah lx Status kawin : Menikah lx
lamanya 3 tahun lamanya 3 tahun
Alamat : Jl . L .K Surabaya Alamat : Jl. L .K Surabaya

2. Anamnesa
Pada tanggal : 28 juli 2007 Jam : 16 . 30 WIB
I) Alasan utama masuk BPS : Ibu mengatakan keluar flek hitam pada hari sabtu tanggal
28 07 2007 jam 16.00 WIB

2) Keluhan utarna : ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah
dari kemaluannya sebanyak setengah kotex sejak tadi pagi puku104.30 WTB.

3) Perasaan (terakhir datangg ke BPS ); cemas dengan keadaannya saat ini.

4) Pengeluaran pervaginam

3. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit seperti jantung, TBC, asma, hipertensi,
demam berdarah.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit seperti jantung, TBC. asma,
hipertensi dan gemelly.

5. Riwayat psikososial dan spiritual

a. Riwayat psikologis
- Pasien mengatakan apakah tidak sakit bila curetage
- Pasien tampak kesakitan karena perut mulas.

b. Riwayat sosial
Hubungan pasien dengan suami, anak dan semua famili serta tetangga baik, pasien
tinggal serumah dengan suami dan anaknya.

c. Riwayat spiritual
Pasien memeluk agama Islam dan rajin melakukan sholat 5 waktu.

6. Riwayat kebidanan

a. Riwayat haid
- Menarche : 13 tahun
- Sikius : 28 hari
- Teratur/tidak : teratur
- Dysmenorhae : tidak
- HPHT :19-04-2007

b, Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu

No Tgl Lahir Usia Keha milan Jenis Persalinan Tempat Persalinan Komplikasi Penolong
Bayi Nifas Ket
Umur Ibu Bayi PB/BB/Kel Keadaan Keadaan Lact
123 1 thn 2 hr 7 bln

9 bln Spontan

Spontan

Tindakan RS

RS -

--

- Bidan

Dokter

Dokter 48 cm/L
1900g

50 cm/P
3150 g

- Sehat

Sehat

- Baik
Baik

- 1 bln

- Sehat

Sehat

7. Pola Kebiasaan sehari-hari


Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga , pekerjaan yang biasa dilakukan
seperti memasak, mencuci, menyetrika, mengepel, menyapu dan megurus anak.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum :

- Keadaan umum : baik


- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Suhu / nadi : 36C / 84 x /mnt
- RR : 22 x / menit
- Berat badan : 53 kg
- Tinggi badan : 158 cm

2. Pemeriksaan fisik :
- Rambut : bersih, hitam, lurus.
- Muka : wajah tampak cemas, doasma gravidanun (-)
- Mata : Icterus (-) conjungtiva tidak anemis
- Hidung : bersih, polip (-)
- Telinga : bersih, sekret (-)
- Mulut : bibir tidak pucat, stomatitis (-)
- Gigi : tidak caries, tidak berlubang
- Leher : pembesaran keienjar limfe -/-, kelenjar tiroid -/-
- Payudara : simetris, hiperpivmentasi, aerola mamae (-) putting susu menonjol
- Perut : pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas operasi
- Vulva : tanda barthofirnitis (-), pengeluaran darah (+), bekas jaringan parut
Pada perut.

3. Pemeriksaan khusus
- Infeksi : perut agak membesar, linea nigra (+), striae Iivide (+), luka parut (-)
- Pafpasi : Tfu 2 jari atas simpisis
- Auskultasi : dll (-)
4. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium HB 11,5 gram %
Dilakukan pemeriksaan USG

5. Tindakan dan terapy


Pemberian amoxilin 3 x 1
Asam mefenamat 3 x I
II. Identifikasi Masalah / Diagnosa

Tanggal/jam Diagnosa/masalah/Kebutuhan Data Dasar


28-07-2007
Pk. 16.00 WIB G III P 100021 dengan abortus incomplete

Masalah:
Cemas sampai dengan tindakan curetase
DS
Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan
DO
KU ibu baik
TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 84 x/mnt
Resp : 22x/mnt
Keluar darah pervaginam (+) sedikit
Ds asien tampak gelisah
Do : Ku baik
IIII. Antisipasi Masalah Potensial

Perdarahan

IV. Identifikasi kebutuhan segera

- Kolaborasi dengan dokter obgyne


- Observasi TTV
- Pasien dipuasakan

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Abortus Incomplete (keguguran bersisa) merupakan abortus yang ditandai dengan
adanya pembukaan cervik, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di
dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak.
Salah satu gejala yang terpenting adalah setelah terjadinya abortus dengan pengeluaran
jaringan. Perdarahan berlangsung teruas menerus selain itu servik tetap terbuka karena
masih ada benda asing di dalam rahim maka uterus akan berusaha mengeluarkannya
dengan mengadakan kontraksi.

4.2. Saran
1. Bagi tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana kebidanan lebih
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Bidan harus meningkatkan
kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan lainnya, klien dan keluarganya.

2. Bagi klien dan Masyarakat


Untuk keberhasilan Asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam
usaha memecahkan masalah klien.

3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu menguasai materi sebelum terjun ke lahan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arief , 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ke-3. media Asculapius.
Jakarta

Erica Ruyston. 1989. Pencegahan kematian Ibu Hamil. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta

Rustam Muchtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Penerbit EGC. Jakarta

Henderson, Cristine Kathleen Jones. 1997. Konsep Kebidanan. EGC. Jakarta

Você também pode gostar