Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen Pembimbing
Dicky Adi Tyagita
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ROSADIL ULUM
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang bisa didapatkan dalam pokok bahasan masalah diatas
antara lain:
1. Mengetahui fungsi CDI
2. Mengerti dan memahami cara kerja CDI
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fungsi CDI adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran yang
digunakan untuk menghasilkan tengangan tinggi ke koil. Besarnya energi
yang sangat menentukan seberapa kuat spark dari busi untuk memantik
campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang
tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat spark yang dihasilkan di
busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada
penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga akan memudahkan
spark menembus kompresi yang tinggi ataupun campuran gas bakar yang
banyak akibat dari pembukaan throttle yang lebih besar.
Spark energy, besarnya energi ini biasanya disebutkan pada spesifikasi CDI
yang kita gunakan. Karena inilah inti dari CDI itu sendiri, yaitu energi yang
dihasilkan. Disinilah kita bisa membandingkan atau memberikan suatu
justifikasi bahwa sebuah CDI lebih powerfull dibandingkan CDI lain ataupun
CDI bawaan standar pabrikan kendaraan. Namun bagaimana jika spesifikasi
dari CDI yang kita gunakan tidak menyebutkan besarnya energi yang
dihasilkan? Tentunya produsen CDI yang baik akan memberikan besaran-
besaran spesifikasi lain yang digunakan oleh CDInya. Biasanya produsen akan
memberikan tegangan output CDI, arus yang dikonsumsi, dan range RPM
yang bisa dilayani oleh CDI tersebut. Disini masih ada satu pertanyaan untuk
mencari nilai C yang digunakan, karena besarnya energi dihitung dengan nilai
C kapasitor sedangkan produsen CDI memang jarang menyebutkan berapa
besar C kapasitor yang digunakan.
Bagaimana kita mendapatkan besaran nilai C kapasitor? Tentu saja dengan
menggunakan kembali parameter spesifikasi CDI yang diberikan oleh
produsen. Dari teori rangkaian listrik pada suatu sistem bahwa jumlah daya
yang dikeluarkan maksimum sama dengan daya input (pada efisiensi 100%),
maka kita dapat memperoleh selain nilai C kapasitor juga nilai energi yang
digunakan. Daya input dihitung dengan P = V*I, dimana V adalah sumber
5
tegangan untuk mencatu CDI, yaitu baterai (accu) dan I adalah arus dari
baterai yang dikonsumsi CDI pada RPM maksimum yang masih dapat
dilayani CDI.
Capacitor Discharge Ignition (CDI) merupakan sistem pengapian elektronik
yang sangat populer digunakan pada sepeda motor saat ini. Sistem pengapian
CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik dibanding sistem pengapian
konvensional (menggunakan platina). Dengan sistem CDI, tegangan
pengapian yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga
proses pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin
sempurna Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa
dihindari.
Selain itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan
pada platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar
elektronik dan pulser coil atau pick-up coil (koil pulsa generator) yang
dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang - kadang
pulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator,
kadang - kadang dipasang secara terpisah).
kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI
bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor
melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga
kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan
menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api
pada busi.
8
3.1 kesimpulan
Fungsi CDI yang kita pasang untuk pengapian sangat berpengaruh pada performa
kendaraan yang kita gunakan. Hal ini disebabkan karena dengan penggunaan
pengapian yang baik maka pembakaran di dalam ruang bakar akan tuntas dan
sempurna sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran akan optimal. Kenapa
panas sangat berpengaruh? Karena disain dari mesin bakar itu sendiri, yaitu
mengubah energi kimia menjadi energi panas untuk kemudian diubah menjadi
energi gerak. Semakin panas hasil pembakaran di ruang bakar artinya semakin
besar ledakan yang dihasilkan dari campuran gas di ruang bakar sehingga
menghasilkan energi gerak yang besar pula di mesin. Panas disini adalah panas
yang dihasilkan murni dari ledakan campuran gas bakar, bukan karena gesekan
antar komponen didalam ruang bakar. Dengan kata lain panas yang dimaksudkan
adalah panas ideal yang dapat dihasilkan dari pembakaran campuran gas bakar
dengan energi dari sistem pengapian yang digunakan.
Cara kerja CDI Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar,
maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil
. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400
volt.
Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus
searah) oleh dioda, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI
unit.
Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR
(thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan
menghasilkan arus sinyal.
Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger
(pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus
listrik dari anoda (A) ke katoda (K).
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6664748/Cara_Kerja_Sistem_Pengapian_CDI diakses
17 September 2017
http://www.autoexpose.org/2017/02/cara-kerja-sistem-pengapian-cdi.html diakses
17 September 2017