Você está na página 1de 5

APA YANG PERLU ANDA TAHU TENTANG EPILEPSI

Posted by: ummushofiyya on: 20/07/2010


In: Penyakit

7 Comments

Epilepsi atau sering disebut sebagai penyakit


ayan sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Pada waktu itu, epilepsi masih dianggap sebagai
penyakit yang disebabkan atau dipengaruhi oleh kekuatan supranatural. Pemahaman yang keliru
tentang penyakit epilepsi mengakibatkan pengobatan yang diberikan pada penderita didasari oleh
hal-hal berbau mistik. Hal itu terjadi karena mereka mempercayai epilepsi sebagai kutukan yang
harus dienyahkan.
Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa tiap penyakit yang diderita oleh seseorang
semata-mata karena takdir Allah, dan bukan karena kutukan atau kekuatan roh halus. Untuk
itulah, kita perlu mengetahui tentang penyakit epilepsi dan jangan sampai kita memilih
pengobatan yang keliru yaitu dengan mendatangi dukun (paranormal) dan mau melakukan ritual-
ritual yang penuh dengan kesyirikan.
Definisi Epilepsi
Dalam istilah medis, kata epilepsi diambil dari bahasa Yunani epilambein yang berarti serangan.
Pada awalnya orang-orang mempercayai bahwa serangan yang dimaksud berasal dari sesuatu
yang tidak terlihat (roh halus) yang menimpa tubuh seseorang. Seiring perkembangan ilmu
kedokteran modern, epilepsi mulai dipahami sebagai gangguan atau berhentinya fungsi otak
secara mendadak dan berkala yang disebabkan oleh terjadinya lepas muatan listrik berlebihan dan
tidak teratur pada sel-sel otak secara tiba-tiba, sehingga penerimaan dan pengiriman rangsang
antara bagian-bagian otak dan dari otak ke bagian-bagian tubuh lain jadi terganggu. Yang
dimaksud dalam pengertian berkala dalam istilah tersebut tidak berarti memiliki rentang waktu
tertentu, tetapi dapat muncul sewaktu-waktu dan kemudian berulang lagi secara tiba-tiba pula.
Penderita epilepsi memiliki ambang serangan yang lebih rendah dibanding orang normal. Yang
dimaksud dengan ambang serangan adalah batas tingkatan rangsang (stimulasi) yang
memungkinkan otak mengalami serangan atau tidak.
Apakah Penyebab Epilepsi?
Banyak teori mengenai penyebab epilepsi, mulai dari idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
sampai akhirnya sedikit demi sedikit mulai diketahui walaupun masih terpisah-pisah. Salah satu
teori menyatakan bahwa epilepsi merupakan kombinasi antara ambang serangan (yang diturunkan
secara genetik), tidak normalnya jaringan otak (sebagai faktor predisposisi/faktor risiko) dan
faktor lingkungan (sebagai presipitasi/pencetus). Jadi misalnya, seseorang secara genetik memiliki
ambang serangan yang rendah tapi tidak mendapat faktor pencetus maka kemungkinannya orang
tersebut tidak mengalami serangan epilepsi.
Beberapa faktor penyebab maupun faktor risiko yang sudah diketahui, antara lain trauma kepala,
demam tinggi, stroke, keracunan, tumor otak, masalah jantung dan pembuluh darah, gangguan
keseimbangan elektrolit, infeksi (meningitis/radang selaput otak dan ensefalitis/radang otak).
Bagaimana Kita Mengenali Tanda-tanda Epilepsi?
Ada beragam ekspresi serangan epilepsi seperti kejang, gerakan tidak normal, dan aneh. Satu hal
yang harus diingat, bahwa epilepsi tidak selalu harus berarti kejang dan sebaliknya, kejang juga
belum tentu epilepsi. Gerakan yang timbul dapat hanya sebagai gerakan melamun saja, misalnya
tiba-tiba penderita menghentikan kegiatannya dan bola matanya seolah-olah memandang jauh
kedepan sampai gerakan aneh seperti gerakan melingkar, kepala miring dan lengan lurus
(keadaan ini disebut versif). Ada pula ekspresi serangan berupa nyeri (pada kepala, lengan,
punggung, dll), baal/kesemutan, gangguan kesadaran, pelo, ngompol, muntah, berkeringat, atau
mimisan.
Sebagai contoh, serangan yang sifatnya tonik klonik, akan menimbulkan serangan berupa
mendadak berteriak kemudian jatuh tak sadarkan diri, seluruh tubuh kaku (tonik) kemudian
menghentak-menghentak (klonik), bola mata berputar ke atas, mulut berbuih, keluar keringat
dingin, kulit kebiruan, nafas dangkal atau terhenti. Serangan berlangsung beberapa menit. Ketika
serangan reda, nafas menjadi teratur kembali, kesadaran pulih secara bertahap dan penderita
tampak bingung.
Pada kasus yang lain, serangan bersifat absence menunjukkan gejala berupa penderita
menghentikan aktifitasnya secara mendadak, mata terbuka seolah melihat jauh/melamun, kadang
disertai gerakan mata berkedip-kedip secara cepat dan mulutnya komat-kamit. Serangan ini
berlangsung selama beberapa detik kemudian penderita melanjutkan kembali aktifitasnya seolah
tidak terjadi apa-apa. Pada serangan absence ini penderita tidak sampai jatuh.
Apa Saja yang Bisa Mencetuskan Serangan pada Penderita Epilepsi?
Ada beberapa hal yang bisa mengakibatkan munculnya serangan epilepsi pada penderita:
Kurang tidur
Stres emosional
Kelelahan fisik
Infeksi, biasanya disertai demam
Suhu tinggi
Alkohol
Rangsang cahaya (berkedip-kedip,menyilaukan)
Obat-obatan tertentu
Perubahan hormonal, terutama pada wanita (menjelang, saat,dan setelah haid)
Rangsang suara (nada tinggi dan keras)
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Jika kita mendapati salah satu anggota keluarga atau orang yang kita kenal menunjukkan tanda-
tanda atau gejala yang mengarah pada epilepsi, sebaiknya kita sarankan supaya berkonsultasi
dengan dokter ahli. Penderita akan diperiksa secara menyeluruh dan jika perlu dilakukan
pemeriksaan EEG (Electro Encephalography). Hendaknya penderita dan pihak keluarga bersikap
terbuka pada dokter dan menceritakan secara detail apa yang dialami penderita. Keterangan
tersebut akan sangat membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan terapi selanjutnya.
Perhatikan hal-hal apa saja yang bisa mencetuskan serangan epilepsi pada penderita dan sebisa
mungkin cegahlah supaya hal-hal tersebut tidak mencetuskan serangan epilepsi. Misalnya saja,
jika penderita peka terhadap cahaya maka sebaiknya penderita tidur dalam kondisi lampu redup
atau dimatikan.
Penderita epilepsi berisiko tinggi mengalami cedera, maka sebaiknya penderita tidak mengendarai
kendaraan sendiri dan selalu ditemani jika akan berpergian. Pada beberapa kasus, penderita yang
sudah terbiasa bisa mengetahui jika dirinya akan mengalami serangan sehingga dirinya akan
segera mencari tempat yang aman.
Berilah dukungan serta ingatkan untuk minum obat dan kontrol secara teratur karena biasanya
pengobatan untuk penderita epilepsi membutuhkan waktu cukup lama. Mintalah dukungan
lingkungan sekitar, dan usahakan jangan sampai penderita dikucilkan. Jika penderita masih
sekolah, libatkan guru di sekolahnya supaya bisa memahami kondisi penderita, terutama yang
menyangkut masalah akademis. Biasanya penderita cenderung sering izin tidak masuk sekolah
karena sakit atau kontrol ke dokter. Pada dasarnya penderita epilepsi tidak dilarang untuk bekerja,
hanya saja sebaiknya pekerjaan disesuaikan dengan jenis serangan. Pilih pekerjaan yang relatif
aman untuk mengurangi kemungkinan cedera.
Sebaiknya keluarga, guru, rekan kerja dan orang-orang yang terdekat dengan penderita
mengetahui hal-hal yang harus dilakukan saat penderita mengalami serangan seperti:
Jangan panik, usahakan tetap tenang
Cegah jangan sampai lidah penderita tergigit saat kejang
Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut penderita
Biarkan serangan berlalu, insya Allah serangan akan berhenti dengan sendirinya.
Amankan penderita dari lingkungan yang membahayakan dirinya.
Longgarkan pakaian agar tidak ketat.
Miringkan posisi kepala bila kejang sudah berhenti.
Bila serangan berkepanjangan. Segera kirim penderita ke Rumah Sakit.
Penutup
Setelah mengenal lebih jauh tentang penyakit epilepsi, diharapkan kita dapat memahami dan
memberikan dukungan bagi penderita epilepsi serta jangan sampai kita mengucilkan mereka.
Sebaiknya keluarga penderita tidak menganggap penyakit epilepsi sebagai aib tetapi terimalah
penyakit tersebut sebagai ketentuan Allah dengan lapang dada. Dukungan dari keluarga akan
sangat membantu proses kesembuhannya. Penderita epilepsi hendaknya senantiasa bersabar dan
meminta pertolongan pada Allah karena hanya Allah lah yang menyembuhkan segala macam
penyakit.
Penulis: dr. Avie Andriyani (dimuat di majalah As Sunnah edisi 09/XI/1428H/2007M)
Sumber: Prof. dr. Harsono, SpS , Hand Out Epilepsi, 2001

Saya mulai terkena penyakit ini sejak kelas 3 SMA (2006), sejak saat itu saya selalu
kejang tatkala kecapean, begadang, kedinginan, terlalu banyak pikiran, stress, dan
jika telat minum obat.

Ketika kambuh itu pada tahap awal saya kehilangan kesadaran, misalnya ketika
berjalan tiba-tiba jatuh kemudian saya bangun lagi, atau ketika memegang sesuatu
tiba-tiba terlepas atau terlempar, dan ketika saya berbicara tanpa sadar saya gagap
dan menggigit bibir sendiri.

Pada tahap yang lebih parah, biasanya setelah begadang atau terlalu banyak pikiran
bahkan saya dari kondisi biasa bisa langsung pingsan, dan ketika tersadar bagian
kepala belakang hingga leher belakang terasa sakit seperti habis dipukul kayu (sakit
sekali) dan terasa hingga 1 jam setelah sadar.

Saya pernah berobat ke dokter syaraf dan juga alternatif namun belum
membuahkan hasil, awalnya saya konsumsi obat ini 3 x sehari dan setelah 6 tahun
kini tinggal 1 x sehari.

Mohon penjelasannya Pak/Bu, apa yg harus saya lakukan. Apakah bisa penyakit
saya ini disembuhkan dan terbebas dari ketergantungan obat?

Terima kasih

Assalamualaikum
Dari: Ahmad Sururi

Jawaban:

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih atas pertanyaan yang Saudara berikan kepada kami.

Penyakit epilepsi, yang merupakan kecenderungan terjadinya kejang berulang


dalam periode waktu tertentu, menggambarkan adanya gangguan pada pelepasan
impuls-impuls saraf di otak penderita. Sebagaimana yang Saudara gambarkan,
kejang epileptik salah satunya ditandai dengan hilangnya kesadaran penderita,
bahkan jika ia tampak sadar sekalipun.

Penderita juga dapat mengalami kondisi post iktal, yakni setelah kejang, dimana
penderita dapat merasakan kebingungan, lelah, nyeri kepala berat yang bisa
menetap hingga berjam-jam bahkan harian setelahnya.

Yang perlu diperhatikan oleh penderita epilepsi terkait keinginan untuk benar-benar
sembuh antara lain adalah:

1. Kesadaran pencetus, dan berusaha sedapat mungkin menghindari pencetus


tersebut. Kedisiplinan dalam penanganan penyakit epilepsi memang sangat
diperlukan, untuk memperoleh kontrol kejang yang lebih baik. Jika memungkinkan,
hendaknya penderita memiliki catatan harian mengenai faktor pencetus apa saja
yang dapat memicu kejang. Jika perlu, mintalah bantuan orang-orang sekitar untuk
mengingatnya. Setelah diketahui, maka sedapat mungkin penderita harus
menghindari atau meminimalisir pemicu tersebut.

2. Konsumsi obat anti epileptik yang rutin untuk mengontrol kejang pada tahap awal
pengobatan diperlukan, namun penderita juga sebaiknya aktif mencatat mengenai
efek samping yang didapat, dan menyertakan catatan tersebut saat sesi konsultasi
dengan dokter yang merawat untuk menghindari atau menekan sedapat mungkin
efek samping obat bagi pasien.

3. Cukup banyak penderita epilepsi bisa memperoleh kesembuhan dengan bebas


kejang, setidaknya > 60%, setelah kejang terkontrol dengan baik sebelumnya.
Penderita yang dapat dipertimbangkan untuk menghentikan obat adalah penderita
yang telah bebas kejang selama lebih dari dua tahun, dan penghentian obat
hendaknya dilakukan dengan bertahap untuk menghindari efek putus obat.

Diatas semua itu, hendaknya Saudara meyakini sepenuhnya bahwa sehat dan sakit
berada dalam ketentuan takdir Allah Subhanahu wa Taala, dan sangat banyak
hikmah serta keutamaan di dalamnya bagi mereka yang bersabar dengan
mengharap pahala Allah Taala semata. Teruslah memohon kesembuhan pada
Allah Taaladan janganlah berputus asa dari rahmat-Nya. Semoga
Allah Taala menganugerahkan kesabaran dan kesembuhan pada Saudara.

Read more https://konsultasisyariah.com/13525-menyembuhkan-epilepsi.html

Obat: Cimplukan, 10 butir per hari

Você também pode gostar