Você está na página 1de 4

ANALISIS KEBIJAKAN JALUR DISTRIBUSI DITINJAU DARI EFISIENSI WAKTU

DAN BIAYA

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia yang pasti melakukan sebuah usaha perpindahan baik dalam bentuk
memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau pun mengalihkan suatu objek baik dirinya sendiri
maupun objek lainnya dimana tempat lain atau tujuan dari tempat lain itu lebih bermanfaat atau dapar
berguna untuk tujuan tujuan tertentu (Miro, 2002). Perpindahan yang terjadi oleh suatu barang atau
manusia dari satu tempat ke tempat lainnya sering kita sebut dengan transportasi. Menurut Nasution
(1996), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Transportasi juga merupakan perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan
dari dan ke tempat tempat yang terpisah secara geografis (Steenbrink, 1974). Dalam pencapaian
pembangunan di Indonesia, peranan transportasi memiliki posisi penting dan strategis, sehingga
kebijakan manajemen transportasi perlu ditata dalam satu kesatuan kebijakan manajemen
transportasi dan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Efektivitas kebijakan manajemen
transportasi di Indonesia sangat tergantung bagaimana Pemerintah tersebut menangani
manajemen transportasi, baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Dengan kebijakan
manajemen yang tepat dan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta
pengendalian, maka kondisi transportasi di Indonesia diharapkan juga akan mencapai sasaran
dengan baik pula. Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan populasi penduduk yang terus
meningkat, dan kondisi yang demikian telah berdampak pada sistem transportasi yang ada
misalnya angkutan kapal laut, angkutan pesawat udara, angkutan truck, angkutan pick up dan
angkutan kereta api. Berbagai kebijakan dikeluarkan, dengan harapan agar masalah transportasi
tersebut dapat diminimalisasi khususnya masalah kemacetan yang terjadi di tempat-tempat
tertentu. Namun, bagaimana pun kebijakan tersebut dikeluarkan tidak akan berhasil dengan
baik, selama manajemen transportasi publiknya tidak atau kurang dibenahi. Dengan segala
potensi sektor pertumbuhan ekonomi dan pengembangan di Indonesia, telah memacu
Pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana transportasinya guna mengimbanginya.
Namun ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan standar kompetensi regional,
nasional, hingga internasional, yang mampu mendukung kapasitas stakeholder dalam
pembangunan transportasi di Indonesia sangat diperlukan, guna menjamin efektifitas dan
keselamatan pada masa operasi serta pemeliharaannya.
1.2 Identifikasi Permasalahan

Dalam sektor bisnis dan perekonomian contohnya, banyak pengusaha dan masyarakat
luas yang mengeluhkan jalur-jalur perekonomian dan bisnis yang selalu dihantui dengan
kemacetan, sehingga mau tidak mau juga menambah biaya pengeluaran perusahaan dan
aktivitas kerja mereka. Hal ini tentu saja menjadi masalah, dan dapat berakibat pada
menurunnya daya saing kebijakan manajemen transportasi dan dampaknya terhadap
perekonomian masyarakat di Indonesia. Untuk sekarang ini rata-rata orang melakukan
perjalanan dari daerah satu ke daerah sekitar bisa menempuh waktu selama 3-4 jam, bahkan
untuk ke kota lain bisa menempuh waktu dalam satu hari. Lamanya jarak tempuh ini, karena
kecepatan rata-rata hanya sekitar 40 km/ jam. Kalau tidak diantisipasi dengan cepat, 5 atau 10
tahun yang akan datang bisa jadi waktu perjalanan kerja akan meningkat dua kali lipat. Kondisi
ini sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat Indonesia, karena lebih
dari waktu hidupnya habis di jalan. Sebagai masyarakat Kota Indonesia, sedikit sekali waktu
yang dapat disediakan untuk kegiatan sosial dan personal lainnya. Di sisi lain, akibat kemacetan
lalu lintas akan membengkakkan biaya perjalanan, baik biaya langsung mau pun tidak langsung.
Pada saat ini sebagian warga Semarang menggunakan rata-rata pendapatannya untuk
transportasi sekitar 20-30 persen. Katakanlah rata-rata UMR, Rp 2.100.000,- per bulan, dengan
biaya transportasi sebesar Rp300.000,- atau 20 persen. Pengguna jalan di Kota kota besar
adalah tidak hanya masyarakat dari kota tersebut, namun juga masyarakat sekitar daerah lain.
Belum lagi masyarakat dari luar wilayah yang berasal dari pulau Jawa dan seluruh Indonesia
yang sedang beraktifitas di Kota besar tersebut dan memulai kegiatan di pagi hari hingga malam
hari. Dalam keseharian dapat disaksikan, betapa padatnya jumlah perjalanan harian masyarakat
di Indonesia. Dengan demikian, kondisi ini tentu menimbulkan beban puncak yang sangat
tinggi serta menyebabkan terlampauinya daya dukung prasarana jalan di Indonesia. Belum lagi
berlalu lintas pada saat jam sibuk di waktu hujan turun, sehingga terjadinya ancaman genangan
air (istilah lain dari kata banjir) yang dapat membuat kendaraan mogok, pastinya menambah
lalulintas menjadi padat merayap karena kondisi jalan licin bahkan berlubang yang mendorong
pengendara melambat. Parahnya lagi, kadang ditambah dengan permasalahan lampu jalan dan
lampu lalulintas mati, serta berbagai perbaikan jalan yang tidak kunjung selesai misalnya
gorong-gorong, PAM, kabel listrik, dan kabel telkom.

1.3 Rumusan Masalah

Pembangunan ekonomi membutuhkan jalur transportasi yang cukup serta memadai.


Tanpa adanya jalur transportasi sebagai sarana pendukung yang baik, maka tidak akan tercapai
hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu daerah. Bahwa secara
umum transportasi di Indonesia memegang peranan penting dalam dua hal yaitu pembangunan
ekonomi dan pembangunan non ekonomis. Tujuan yang bersifat ekonomis misalnya
peningkatan pendapatan daerah, mengembangkan industri lokal dan menciptakan serta
memelihara tingkat kesempatan kerja bagi masyarakat. Sejalan dengan tujuan ekonomis
tersebut, ada pula tujuan yang bersifat non ekonomis misalnya untuk mempertinggi integritas
daerah. Hal tersebut menunjukkan arti pentingnya tranportasi di Indonesia, sehingga
pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan transportasi atau pengangkutan mutlak
diperlukan.

Berbagai bahasan sebelumnya mengilhami beberapa pertanyaan sebagai berikut ini :

1. Bagaimana sistem transportasi yang cocok di Indonesia?


2. Bagaimana cara mengatasi kemacetan jalur transportasi antar kota dan daerah di
Indonesia?

1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud penulisan ini adalah untuk memberi gambaran tentang bagaimana
pengendalian biaya dan waktu dalam sistem transportasi agar lebih efisien. Untuk maksud
tersebut, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :

1. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi karakteristik sistem transportasi di


Indonesia
2. Melakukan analisis jalur distribusi untuk menekan lamanya waktu perjalanan dan
tingginya biaya transportasi.
1.5 Manfaat
Buku ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan sistem transportasi
yang benar bagi masyarakat, agar dapat memahami betapa pentingnya pengendalian waktu dan
biaya. Karena dengan begitu, biaya dan waktu bisa lebih efisien dalam penggunaannya.

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan ini terdiri dari 3 ( tiga ) bab :

Bab I. Latar belakang, mengungkapkan pentingnya pengaruh sitem transportasi


terhadap efisiensi waktu dan biaya. Selain itu pada bab ini juga dirumuskan
mengenai identifikasi masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan,
manfaat, serta sistematika penulisan.

Bab II. Hubungan sistem transportasi darat, laut, dan udara ditinjau dari segi faktor
ekonomi dan studi pustaka

Bab III. Hubungan analisi sistem transportasi darat, laut, dan udara ditinjau dari efisiensi
waktu dan biaya

Bab IV. Kesimpulan dan Saran

Você também pode gostar