Você está na página 1de 21

LAPORAN PENDAHULUAN

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi
ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease
( CKD ),pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure
( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk
membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5
grade, dengan harapan klien datang/merasa masih dalam stage stage awal yaitu
1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan
terminology CCT ( clearance creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage
5. sedangkan CRF ( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum
ditentukan klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal
stage bila menggunakan istilah CRF.

B. ETIOLOGI
Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal

1
Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat,
striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron
utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari
nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar
daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada
pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila
kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah
itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia
dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah
dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
- Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin
serum normal dan penderita asimptomatik.

2
- Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah
rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum
meningkat.
- Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat
penurunan LFG :
- Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten
dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
- Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG
antara 60-89 mL/menit/1,73 m2
- Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59
mL/menit/1,73m2
- Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
- Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau
gagal ginjal terminal.

MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal
atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi,
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin

3
aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang,
perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama
jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan
perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ),
burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak
kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot otot
ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan
metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia.

4
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,
sehingga rangsangan eritopoesis pada sum sum tulang berkurang,
hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana
uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan
trombositopeni.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi
antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
- hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test )
- Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
- koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA
2. Urine
- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA

5
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )

E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal

6
F. Kosep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik,antara lain :
1) Airway
a) Lidah jatuh kebelakang
b) Benda asing/ darah pada rongga mulut
c) Adanya sekret
2) Breathing
a) Pasien sesak nafas dan cepat letih
b) Pernafasan kusmaul
c) Dispnea
d) Nafas berbau amoniak
3) Circulation
a) TD meningkat
b) Nadi kuat
c) Disritmia
d) Adanya peningkatan JVP
e) Terdapat edema pada ekstremitas bahkan anasarka
f) Capillary refill > 3 detik
g) Akral dingin
h) Cenderung adanya perdarahan terutama pada lambung
4) Disability : pemeriksaan neurologis
GCS menurun bahkan terjadi koma, Kelemahan dan
keletihan, Konfusi, Disorientasi, Kejang, Kelemahan pada tungkai
a) A : Allert sadar penuh, respon bagus
b) V : Voice Respon kesadaran menurun, berespon terhadap suara
c) P : Pain Respons kesadaran menurun, tidak berespon terhadap
suara, berespon thd rangsangan nyeri
d) U : Unresponsive kesadaran menurun, tidak berespon terhadap
suara, tidak bersespon terhadap nyeri

b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi :
1) AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2) Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3) Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang

c. Keluhan Utama

7
Badan lemah, cepat lelah, nampak sakit, pucat keabu-abuan, kadang-
kadang disertai udema ekstremitas, napas terengah-engah.

d. Riwayat kesehatan
Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi kulit, infeksi
saluran kemih, hepatitis, riwayat penggunaan obat nefrotik, riwayat
keluarga dengan penyakit polikistik, keganasan, nefritis herediter)

e. Anamnesa
1) Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC,
RBC)
2) Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan
kalium
3) Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.
4) Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg,
penurunan HCO3
5) Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan
menurun, nausea, anoreksia, vomitus, hematomisis, melena, gadtritis,
haus.
6) Metabolik : Urea berlebihan, creatinin meningkat.
7) Neurologis: Gangguan fungsi kognitif, tingkah laku, penurunan
kesadaran, perubahan fungsi motorik
8) Oculair : Mata merah, gangguan penglihatan
9) Reproduksi : Infertil, impoten, amenhorea, penurunan libido
10) Respirasi : edema paru, hiperventilasi, pernafasan kusmaul
11) Lain-lain : Penurunan berat badan

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan fatigue nyeri sendi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema pada paru
3.Kelebihan volume cairan berhubungan kongesti paru, penurunan curah jantung dan
retensi cairan serta natrium.
4.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
nausea, vomitus, mual dan muntah.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan HB dan oksihemoglobin
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritas,. (Nanda, 2011)

3. Intervensi

8
NO DIAGNOSA NOC NIC

1. Nyeri akut Pain Level, NIC :


berhubungan dengan Pain control, Pain Management
fatigue nyeri sendi Comfort level Lakukan pengkajian nyeri secara

Kriteria Hasil : komprehensif termasuk lokasi,


Definisi : Mampu mengontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak nyeri (tahu penyebab kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
menyenangkan dan nyeri, mampu
ketidaknyamanan
pengalaman menggunakan tehnik Gunakan teknik komunikasi
emosional yang nonfarmakologi untuk terapeutik untuk mengetahui
muncul secara aktual mengurangi nyeri, pengalaman nyeri pasien
atau potensial mencari bantuan) Kaji kultur yang mempengaruhi
kerusakan jaringan Melaporkan bahwa respon nyeri
nyeri berkurang Evaluasi pengalaman nyeri masa
atau
dengan menggunakan lampau
menggambarkan
Evaluasi bersama pasien dan tim
adanya kerusakan manajemen nyeri
Mampu mengenali kesehatan lain tentang
(Asosiasi Studi
nyeri (skala, intensitas, ketidakefektifan kontrol nyeri masa
Nyeri Internasional):
frekuensi dan tanda lampau
serangan mendadak Bantu pasien dan keluarga untuk
nyeri)
atau pelan Menyatakan rasa mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
intensitasnya dari nyaman setelah nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ringan sampai berat berkurang
Tanda vital dalam ruangan, pencahayaan dan
yang dapat
rentang normal kebisingan
diantisipasi dengan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
akhir yang dapat Pilih dan lakukan penanganan nyeri
diprediksi dan (farmakologi, non farmakologi dan
dengan durasi inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
kurang dari 6 bulan.
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
Batasan karakteristik
farmakologi
: Berikan analgetik untuk mengurangi
Laporan secara nyeri

9
verbal atau non Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
verbal
Kolaborasikan dengan dokter jika
Fakta dari observasi
Posisi antalgic ada keluhan dan tindakan nyeri
untuk menghindari tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang
nyeri
Gerakan manajemen nyeri
melindungi
Tingkah laku
Analgesic Administration
berhati-hati
Tentukan lokasi, karakteristik,
Muka topeng
Gangguan tidur kualitas, dan derajat nyeri sebelum
(mata sayu, tampak pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis
capek, sulit atau
obat, dosis, dan frekuensi
gerakan kacau,
Cek riwayat alergi
menyeringai) Pilih analgesik yang diperlukan
Terfokus pada diri
atau kombinasi dari analgesik
sendiri
ketika pemberian lebih dari satu
Fokus menyempit
Tentukan pilihan analgesik
(penurunan persepsi
tergantung tipe dan beratnya nyeri
waktu, kerusakan Tentukan analgesik pilihan, rute
proses berpikir, pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
penurunan interaksi
untuk pengobatan nyeri secara
dengan orang dan
teratur
lingkungan)
Monitor vital sign sebelum dan
Tingkah laku
sesudah pemberian analgesik
distraksi, contoh :
pertama kali
jalan-jalan, menemui
Berikan analgesik tepat waktu
orang lain dan/atau
terutama saat nyeri hebat
aktivitas, aktivitas Evaluasi efektivitas analgesik,
berulang-ulang) tanda dan gejala (efek samping)
Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan

10
dilatasi pupil)
Perubahan
autonomic dalam
tonus otot (mungkin
dalam rentang dari
lemah ke kaku)
Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis)
2. Gangguan Respiratory Status : Gas Airway Management
pertukaran gas b/d exchange Buka jalan nafas, guanakan teknik
edema pada paru Respiratory Status : chin lift atau jaw thrust bila perlu
ventilation Posisikan pasien untuk
Definisi : Kelebihan Vital Sign Status memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
atau kekurangan
pemasangan alat jalan nafas buatan
dalam oksigenasi Kriteria Hasil : Pasang mayo bila perlu
dan atau Mendemonstrasik Lakukan fisioterapi dada jika perlu
pengeluaran Keluarkan sekret dengan batuk atau
an peningkatan ventilasi
karbondioksida di suction
dan oksigenasi yang
Auskultasi suara nafas, catat adanya
dalam membran adekuat
Memelihara suara tambahan
kapiler alveoli

11
kebersihan paru paru dan Lakukan suction pada mayo
Batasan karakteristik bebas dari tanda tanda Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara
: distress pernafasan Atur intake untuk cairan
Mendemonstrasik
Gangguan mengoptimalkan keseimbangan.
an batuk efektif dan suara Monitor respirasi dan status O2
penglihatan
Penurunan CO2 nafas yang bersih, tidak
Takikardi
ada sianosis dan dyspneu Respiratory Monitoring
Hiperkapnia
Keletihan (mampu mengeluarkan
Somnolen Monitor rata rata, kedalaman,
sputum, mampu bernafas
Iritabilitas irama dan usaha respirasi
Hypoxia dengan mudah, tidak ada Catat pergerakan dada,amati
Kebingungan
pursed lips)-Tanda tanda kesimetrisan, penggunaan otot
Dyspnoe
nasal faring vital dalam rentang tambahan, retraksi otot
AGD Normal
normal supraclavicular dan intercostal
Sianosis
warna kulit Monitor suara nafas, seperti dengkur
Monitor pola nafas : bradipena,
abnormal (pucat,
takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
kehitaman)
Hipoksemia cheyne stokes, biot
Hiperkarbia Catat lokasi trakea
sakit kepala
Monitor kelelahan otot diagfragma
ketika bangun
frekuensi dan ( gerakan paradoksis )
Auskultasi suara nafas, catat area
kedalaman nafas
penurunan / tidak adanya ventilasi
abnormal
dan suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan
Faktor faktor yang
mengauskultasi crakles dan ronkhi
berhubungan :
pada jalan napas utama
Auskultasi suara paru setelah
ketidakseimbangan tindakan untuk mengetahui hasilnya
perfusi ventilasi Acid Base Managemen
perubahan
membran kapiler- Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas paten
alveolar Monitor AGD, tingkat elektrolit
Monitor status hemodinamik(CVP,
MAP, PAP)
Monitor adanya tanda tanda gagal

12
nafas
Monitor pola respirasi
Lakukan terapi oksigen
Monitor status neurologi
Tingkatkan oral hygiene

3. Kelebihan volume Electrolit and acid base Fluid management


cairan berhubungan balance Timbang popok/pembalut jika
kongesti paru, Fluid balance diperlukan
penurunan curah Pertahankan catatan intake dan
Kriteria Hasil:
jantung dan retensi output yang akurat
Terbebas dari edema,
Pasang urin kateter jika diperlukan
cairan serta natrium. efusi, anaskara Monitor hasil Lab yang sesuai
Bunyi nafas bersih, tidak
dengan retensi cairan (BUN ,Hmt ,
Definisi : Retensi ada dyspneu /ortopneu
Terbebas dari distensi osmolalitas urin )
cairan isotomik Monitor status hemodinamik
vena jugularis, reflek
meningkat termasuk CVP, MAP, PAP, dan
hepatojugular (+)
Batasan karakteristik Memelihara tekanan PCWP
Monitor vital sign
: vena sentral, tekanan Monitor indikasi retensi / kelebihan
Berat badan kapiler paru, output cairan (cracles, CVP , edema,
meningkat pada jantung dan vital sign distensi vena leher, asites)
waktu yang singkat dalam batas normal Kaji lokasi dan luas edema
Asupan berlebihan Terbebas dari kelelahan, Monitor masukan makanan / cairan
dibanding output kecemasan dan hitung intake kalori harian
atau
Tekanan darah Monitor status nutrisi
kebingungan
berubah, tekanan Berikan diuretik sesuai interuksi
Menjelaskan indikator
Batasi masukan cairan pada keadaan
arteri pulmonalis kelebihan cairan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na
berubah
peningkatan CVP < 130 mEq/l
Distensi vena Kolaborasi dokter jika tanda cairan
jugularis berlebih muncul memburuk
Perubahan pada
pola nafas, Fluid Monitoring
dyspnoe/sesak nafas, Tentukan riwayat jumlah dan tipe
orthopnoe intake cairan dan eliminasi
suara nafas Tentukan kemungkinan faktor
abnormal (Rales resiko dari ketidak seimbangan

13
atau crakles), cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kongestikemacetan kelainan renal, gagal jantung,
paru, pleural diaporesis, disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
effusion
Monitor serum dan elektrolit urine
Hb dan hematokrit
Monitor serum dan osmilalitas urine
menurun Monitor BP, HR, dan RR
perubahan Monitor tekanan darah orthostatik
elektrolit, khususnya dan perubahan irama jantun
Monitor parameter hemodinamik
perubahan berat
infasif
jenis
Catat secara akutar intake dan
Suara jantung SIII
Reflek output
Monitor adanya distensi leher,
hepatojugular positif
Oliguria, azotemia rinchi, eodem perifer dan
Perubahan status
penambahan BB
mental, kegelisahan, Monitor tanda dan gejala dari
kecemasan odema

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Mekanisme
pengaturan melemah
Asupan cairan
berlebihan
Asupan natrium
berlebihan
4. Ketidakseimbangan Nutritional Status : food Nutrition Management
nutrisi kurang dari and Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil :
menentukan jumlah kalori dan
berhubungan dengan Adanya peningkatan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
nausea, vomitus, berat badan sesuai Anjurkan pasien untuk
mual dan muntah. dengan tujuan meningkatkan intake Fe
Berat badan ideal Anjurkan pasien untuk
Definisi : Intake sesuai dengan tinggi meningkatkan protein dan vitamin
nutrisi tidak cukup badan C
Mampu Berikan substansi gula

14
untuk keperluan mengidentifikasi Yakinkan diet yang dimakan
metabolisme tubuh. kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat untuk
Tidak ada tanda tanda
mencegah konstipasi
malnutrisi Berikan makanan yang terpilih
Batasan karakteristik
Tidak terjadi (sudah dikonsultasikan dengan ahli
:
penurunan berat badan gizi)
Berat badan 20 %
yang berarti Ajarkan pasien bagaimana membuat
atau lebih di bawah
catatan makanan harian.
ideal Monitor jumlah nutrisi dan
Dilaporkan adanya
kandungan kalori
intake makanan Berikan informasi tentang
yang kurang dari kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
RDA (Recomended
mendapatkan nutrisi yang
Daily Allowance)
Membran mukosa dibutuhkan
dan konjungtiva
pucat Nutrition Monitoring
Kelemahan otot
BB pasien dalam batas normal
yang digunakan Monitor adanya penurunan berat
untuk menelan badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
/mengunyah
Luka, inflamasi yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
pada rongga mulut
Mudah merasa orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
kenyang, sesaat
Jadwalkan pengobatan dan
setelah mengunyah
tindakan tidak selama jam makan
makanan Monitor kulit kering dan
Dilaporkan atau
perubahan pigmentasi
fakta adanya Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kekurangan
kusam, dan mudah patah
makanan
Monitor mual dan muntah
Dilaporkan adanya
Monitor kadar albumin, total
perubahan sensasi
protein, Hb, dan kadar Ht
rasa Monitor makanan kesukaan
Perasaan Monitor pertumbuhan dan
ketidakmampuan perkembangan

15
untuk mengunyah Monitor pucat, kemerahan, dan
makanan kekeringan jaringan konjungtiva
Miskonsepsi Monitor kalori dan intake nuntrisi
Kehilangan BB Catat adanya edema, hiperemik,
dengan makanan hipertonik papila lidah dan cavitas
cukup oral
Keengganan untuk Catat jika lidah berwarna magenta,
makan scarlet
Kram pada
abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
Kurang berminat
terhadap makanan
Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
Diare dan atau
steatorrhea
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
Suara usus
hiperaktif
Kurangnya
informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi

16
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
5. Intoleransi aktifitas NOC : NIC :
berhubungan dengan Energy conservation Energy Management
penurunan HB dan Self Care : ADLs Observasi adanya pembatasan
oksihemoglobin Kriteria Hasil : klien dalam melakukan aktivitas
Dorong anal untuk
Berpartisipasi dalam
mengungkapkan perasaan terhadap
Definisi : aktivitas fisik tanpa
keterbatasan
Ketidakcukupan disertai peningkatan Kaji adanya factor yang
energi secara tekanan darah, nadi menyebabkan kelelahan
fisiologis maupun dan RR Monitor nutrisi dan sumber energi
psikologis untuk Mampu melakukan tangadekuat
aktivitas sehari hari Monitor pasien akan adanya
meneruskan atau
(ADLs) secara kelelahan fisik dan emosi secara
menyelesaikan
mandiri berlebihan
aktifitas yang
Monitor respon kardivaskuler
diminta atau aktifitas
terhadap aktivitas
sehari hari. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Batasan karakteristik
:
melaporkan secara Activity Therapy
verbal adanya Kolaborasikan dengan Tenaga
kelelahan atau Rehabilitasi Medik
kelemahan. dalammerencanakan progran terapi
Respon abnormal
yang tepat.
dari tekanan darah Bantu klien untuk mengidentifikasi
atau nadi terhadap aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas
aktifitas
Perubahan EKG konsisten yangsesuai dengan
yang menunjukkan kemampuan fisik, psikologi dan
aritmia atau iskemia social
Adanya dyspneu Bantu untuk mengidentifikasi dan

17
atau mendapatkan sumber yang
ketidaknyamanan diperlukan untuk aktivitas yang
saat beraktivitas. diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
Faktor factor yang
krek
berhubungan :
Bantu untu mengidentifikasi
Tirah Baring atau
aktivitas yang disukai
imobilisasi Bantu klien untuk membuat jadwal
Kelemahan
latihan diwaktu luang
menyeluruh Bantu pasien/keluarga untuk
Ketidakseimbangan
mengidentifikasi kekurangan dalam
antara suplei oksigen
beraktivitas
dengan kebutuhan Sediakan penguatan positif bagi
Gaya hidup yang
yang aktif beraktivitas
dipertahankan. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
6 Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure Management
kulit berhubungan Skin and Mucous Anjurkan pasien untuk menggunakan
dengan pruritas, Membranes pakaian yang longgar
Kriteria Hasil : Hindari kerutan padaa tempat tidur
Integritas kulityang Jaga kebersihan kulit agar tetap
baik bisa dipertahankan bersih dan kering
(sensasi, elastisitas,
Mobilisasi pasien (ubah posisi
temperatur, hidrasi,
pasien) setiap dua jam sekali
pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi Monitor kulit akan adanya
pada kulit kemerahan
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan Oleskan lotion atau minyak/baby oil

pemahaman dalam pada derah yang tertekan

proses perbaikan kulit Monitor aktivitas dan mobilisasi


dan mencegah pasien

18
terjadinya cedera Monitor status nutrisi pasien
berulang
Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes E, Marilynn, dkk (1999). Rencana asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
EGC
Long, B C. (1996). Perawatan medical bedah jilid 3. Bandung : Yayasan IAPK
Pajajaran
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson (2006). Patofisiologi konsep klinis proses proses
penyakit edisi 6. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G bare (2002) Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
edisi 8. Jakarta : EGC
Nanda (2015) aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan Nanda,
Jilid 1. MediAction
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.:
Balai Penerbit FKUI

19
20
H. PATHWAYS

infeksi vaskuler zat toksik Obstruksi saluran


kemih
reaksi arteriosklerosis tertimbun ginjal Retensi urin batu besar dan ir
antigen kasar
antibodi suplai darah ginjal
menekan
turun
saraf perifer
nyeri
GFR turun pinggang

GGK

sekresi protein retensi Na


terganggu
sindrom uremia urokrom total CES resiko suplai nutrisi dalam
tertimbun di naik gangguan darah turun
perpospatemi gang. kulit tek. kapiler nutrisi
apruritis keseimbangan perubahan naik
gangguan
asam - basa warna kulit vol. interstisial su
perfusi jaringan
naik
gang. prod. asam
naik edema payah ja
integritas as. lambung (kelebihan volume
kulit kir
naik cairan)
nausea, iritasi lambung preload naik COP turun
vomitus
resiko infeksi perdarahan beban jantung aliran darah suplai O2 supla
gangguan naik ginjal turun jaringan otak
gastritis
nutrisi - hipertrofi ventrikel turun
RAA turun metab. syn
mual, hematemesi kiri
muntah s anaerob (kehi
retensi Na & timb. as.
anemia
- melena kesa
H2O naik laktat naik
kelebihan vol. - fatigue intoler
cairan - nyeri sendi aktiv

21

Você também pode gostar