Você está na página 1de 9

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

MAKALAH

oleh

KELOMPOK 12

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2016
ANALISIS JURNAL TENTANG POSISI ERGONOMIS
PADA KARYAWAN KANTOR

MAKALAH

diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Terapi Komplementer


dengan dosen: Ns. Mulia Hakam, M. Kep, Sp.Kep.MB

oleh:

Mashila Refani P NIM 132310101013


Tria Permatasari NIM 132310101042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2016
ANALISA JURNAL

1.1 Judul Jurnal


Impact of Ergonomic Changes on Office Employee Productivity

1.2 Penulis Jurnal


Alok Saklani dan Shweta Jha

1.3 Case Study


Tekanan untuk menyelesaikan tugas dalam jangka waktu yang ditetapkan
mendorong kita untuk komputer secara berlebihan. Hal ini dapat
menimbulkan sehingga stres psikologis bagi pekerja kantor. Selain itu,
pekerja kantor yang dituntut untuk menggunakan komputer terlalu sering dan
lebih terfokus akan mengakibatkan penurunan kinerja / kualitas kerja serta
produktivitas kerja pada pegawai kantor. Stres yang diakibatkan tuntutan
kerja dan ketegangan pada anggota tubuh yang disebabkan posisi duduk yang
tidak tepat saat menghadap komputer juga dapat menyebabkan prestasi kerja
menurun. Selain itu, desain kursi yang tidak sesuai dapat meningkatkan risiko
cedera bagi karyawan kantor dan menurunkan tingkat kenyamanan dan
kecepatan dalam mengerjakan tugas yang kantor yang telah diberikan.
Karyawan kantor yang bekerja dibagia operasional komputer rawan
menderita Carpel tunnel syndrome dan gangguan muskuloskeletal ekstremitas
atas dikarenakan intensitas penggunaaan mouse berlebihan dan dalam rentang
waktu yang lama.
Selain itu, apabila karyawan kantor mengerjakan tugas dalam waktu lama
dengan posisi yang tetap/sama baik berdiri maupun duduk akan menyebabkan
ketidaknyamanan. Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat
pekerja selalu berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga
menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki.
Kondisi tersebut juga menyebabkan mengumpulnya darah pada anggota
tubuh bagian bawah. Sedangkan sikap kerja duduk dalam waktu lama tanpa
adanya penyesuaian bisa menyebabkan melembeknya otot-otot perut,
melengkungnya tulang belakang dan gangguan pada organ pernapasan dan
pencernaan.

1.4 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada 30 karyawan yang bekerja di bagian
operator komputer di sebuah PSU India. Karyawan bagian operator computer
(pria dan wanita, berusia antara 22-40 tahun) telah setuju untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini bertindak sebagai subyek untuk penelitian. Karyawan
operator dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kontrol dan eksperimen.

1.5 Tujuan Penelitian


Menilai peningkatan produktivitas kinerja karyawan operator komputer
sebelum dan sesudah melakukan manipulasi ergonomis.

1.6 Decision Making


Subyek diberi tugas untuk dimasukkan dalam komputer dalam jangka
waktu 1 jam. Tugas tersebut diulang beberapa hari kemudian dengan
karyawan operator dan laporan yang sama (konten dan ukuran) akan diberikan
pada tahap setelah dilakukan manipulasi ergonomis. Pada kelompok kontrol,
lingkungan kantor tetap sama pada tahap 1 dan 2, sementara pada kelompok
perlakukan (ekperimental) dilakukan perubahan ergonomis. Pada kelompok
simulasi kelompok perubahan ergonomis, tindakan yang dilakukan adalah
meniru manipulasi ergonomis. Sementara cahaya, peralatan, perlengkapan,
pengaturan suhu, dan lain-lain tetap pada keadaan sebelumnya.
Penelitian ini mempunyai hasil bahwa perubahan ergonomis dapat
membawa perbaikan dalam akurasi pekerjaan sebanyak lebih dari 25%.
Sementara. Pada kelompok kontrol tidak dilakukan pengamatan. Selain itu,
perubahan ergonomis yang hanya dilakukan untuk sekedar menirukan
(simulasi) yaitu tidak dapat meningkatan dalam kinerja pada karyawan
operator komputer. Manipulasi atau perubahan ergonomis yang dilakukan
pada penelitian ini berupa perubahan posisi duduk. Perubahan posisi duduk
ini dapat menurunkan tingkat ketidaknyamanan saat bekerja. Perubahan
posisi duduk yang dilakukan seperti : mendesain usi duduk ataupun merubah
posisi duduk menjadi posisi duduk yang benar sesuai anatomis atau bentuk
tubuh manusia. Apabila perbaikan ergonomis yang dibuat di lingkungan,
maka akan menghasilkan peningkatan produktivitas, meskipun hanya
simulasi tindakan ergonomis tidak akan membawa efek yang terlalu
signifikan.

1.7 Intervensi yang dapat dilakukan


Intervensi yang dapat dilakukan pada kasus posisi ergonomis di
lingkungan karyawan kantor adalah dengan melakukan bentuk alamiah kurva
tulang belakang, maka sikap kerja duduk yang paling baik adalah sedikit
lordose pada pinggang dan sedikit kifose pada punggung. Dengan posisi
seperti ini pengaruh buruk pada tulang belakang terutama
pada lumbosacral dapat dikurangi. Hal ini dapat dicapai dengan penggunaan
kursi dengan sandaran pinggang yang sesuai dengan bentuk anatomis alami
tulang belakang. Keuntungan dari sikap kerja duduk jika dibandingkan
dengan sikap kerja berdiri adalah:
a. Menghilangkan tumpuan berat badan pada kaki.
b. Memungkinkan tubuh menghindari sikap yang tidak alamiah.
c. Kurangnya penggunaan energi sehingga bisa mengurangi atau
memperlambat terjadinya kelelahan.
d. Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
e. Memberikan kestabilan lebih besar pada pekerjaan-pekerjaan yang
membutuhkan ketepatan dan ketelitian.
f. Memungkinkan pengoperasian alat kendali kaki dengan lebih mudah, tepat
dan aman dalam posisi tubuh yang tetap baik.
Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus
dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Selain
itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul
(gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling
menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan hindari duduk
dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan
siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks
Selain itu, hal yang dapat dilakukan untuk memperbaikiposisi ergonomis
karyawan kantor adalah memperbaiki fasilitas, salah satunya adalah kursi.
Kursi yang ergonomis dapat membantu mengatur posisi tulang belakang pada
postur yang optimal dengan memberikan pendukung yang tepat. Satu jenis
kursi untuk semua kegiatan dan semua ukuran dan bentuk adalah tidak tepat.
Untuk menilai tepat tidaknya kursi, perlu dipelajari keluhan keluhan tenaga
kerja yang meliputi : keluhan kepala, keluhan leher dan bahu, keluhan
pinggang, keluhan bokong, keluhan lengan dan tangan, keluhan lutut dan kaki
serta keluhan paha (Sumamur, 1989). Untuk kenyamanan dan kesesuaian
yang lebih tepat, maka kursi komputer harus mengikuti penyesuaian
berdasarkan penggunanya dengan pilihan seperti :
a. Tempat duduk (dudukan) memiliki persyaratan seperti : dudukannya dapat
disesuaikan dengan tinggi pengguna dan tinggi permukaan kerja, telah
memiliki penyesuaian kemiringan untuk berbagai sudut dalam
menciptakan kenyamanan postur untuk berbagai pekerjaan, kedalaman
kursi harus sesuai untuk kedua kaki, dan berjarak 1 2 inchi di antara
ujung kursi dan belakang lutut (CCOHS, 2005)
b. Belakang kursi memiliki persyaratan seperti : dapat disesuaikan tinggi
rendahnya untuk mendukung kenyamanan tulang belakang, bentuk
belakang kursi yang mengikuti garis tulang belakang, sudut dari belakang
kursi dapat disesuaikan untuk pekerjaan yang berbeda, bergerak
maju/mundur (CCOHS, 2005).
c. Lengan kursi memiliki persyaratan seperti : sebagai syarat tambahan untuk
mendukung tulang belakang ketika mengambil minuman atau beristirahat
diantara mengetik dan menulis, tinggi lengan tersebut sesuai dengan tinggi
lengan pengguna yang dapat digunakan untuk berisitirahat dengan bahu
dalam posisi santai, lebar yang dibutuhkan utamanya sesuai dengan
pengguna atau rata rata pengguna (CCOHS, 2005).
Ukuran kursi yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Tinggi alas duduk
Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas
duduk. Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari jarak antara lutut
dan telapak tangan. Ukuran yang dianjurkan adalah 38 54 cm.
b. Panjang alas duduk
Diukur dari permukaan garis proyeksi permukaan dengan sandaran duduk
pada permukaan atas alas duduk sampai ke bagian depan alas duduk.
Panjang alas duduk harus lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan
garis punggung. Ukuran yang dianjurkan adalah 40 cm.
c. Lebar alas duduk
Diukur pada garis tengah dengan alas duduk melintang. Lebar alas duduk
harus lebih besar dari pinggul. Ukuran yang dianjurkan adalah 40 44 cm.
d. Sandaran pinggang
Bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang
belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul. Tinggi sandaran
pinggang tidak melebihi tinggi bahu dan lebar sandaran pinggang lebih
kecil sama dengan lebar bahu (Laurensia, 2004).
SOAL

1. Tn. M 45 th merupakan seorang pegawai kantor yang umumnya bekerja


selalu didepan komputer. Seminggu yang lalu Tn. M dijadwalkan lembur
sebanyak 4 kali dalam seminggu, hal ini membuat Tn. M merasakan stress
serta mengalami sakit dibagian punggung, tengkuk serta tangan karena
lembur yang mengharuskan Tn. M berada di depan komputer. Dalam hal ini,
apa yang mampu dilakukan perawat untuk meminimalisir terjadinya hal
tersebut kepada karyawan kantor lainnya...
a. Anjurkan kepada karyawan membawa obat untuk meminimalisir hal
tersebut
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang lingkungan kantor yang nyaman
c. Berikan pendidikan kesehatan tentang posisi duduk yang benar dan
nyaman
d. Anjurkan karyawan untuk melakukan streaching apabila sudah merasa
lelah
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang dampak akibat posisi duduk yang
salah
2. Ny. K 42 th merupakan seorang dosen sistem informasi, dalam melakukan
pekerjaannya Ny. K dituntut untuk membuat suatu rancangan untuk
dilombakan. Selama 4 hari Ny. K tidak berhenti bekerja didepan
komputernya. Hal ini membuat punggung serta tengkuk Ny. K merasa sakit
dan pegal. Apa faktor yang mengakibatkan Ny. K merasa sakit dibagian
tersebut ....
a. Faktor fisik d. Faktor ergonomi
b. Faktor usia e. Faktor status kesehatan
c. Faktor psikologi
DAFTAR PUSTAKA

Husni, Lalu. 2003. Hukum Ket\enagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.
Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta
: Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The
Pacific Manila Philippines
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo.2010.Etika dan Hukum
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Rivai,H. Veithzal., dan Ella Jauvani Sagala, 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk perusahaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers).
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, &
Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.

Você também pode gostar