Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan
manusia, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan
secara bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang dan generasi
mendatang. Oleh karena itu kita harus menjaga kualitas dan kuantitas air sendiri
dengan mengendalikan senyawa- senyawa organik atau anorganik yang berada
dalam air.
2.2. Nitrogen
Nitrogen ditemukan melimpah dalam bentuk gas di atmosfer, namun tidak
dapat digunakan secara langsung oleh organisme karena memerlukan energi yang
besar untuk memecah ikatan rangkap tiga gas nitrogen. Di perairan nitrogen
ditemukan dalam dua bentuk yaitu; nitrogen terlarut (dissolved) dan tidak terlarut
(particulate) dan keduanya tidak dapat langsung digunakan oleh organisme yang
lebih tinggi, melainkan harus ditransformasikan terlebih dahulu oleh bakteri dan
jamur (Yani, 2009).
Nitrogen dapat ditemui hampir di setiap badan air dalam berbagai macam
bentuk, bergantung tingkat oksidasinya, yaitu NH3, N2, NO2, NO3. Nitrogen netral
berada sebagai gas N2 yang merupakan hasil suatu reaksi yang sulit untuk bereaksi
lagi. N2 lenyap dari larutan sebagai gelembung gas karena kadar kejenuhannya
rendah (Wagiman, 2014).
Nitrogen yang terdapat di perairan tawar ditemukan dalam berbagai bentuk
diantaranya molekul N2 terlarut, asam amino, ammonia . Sumber nitrogen alami
berasal dari air hujan (presipitasi), fiksasi nitrogen dari air dan sedimen, dan
limpasan dari daratan dan air tanah. Nitrogen dapat berasal dari limbah pertanian,
pemukiman, dan limbah industri. Nitrogen di perairan dapat berupa nitrogen
anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas ammonia , amonium nitrat ,
dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein,
2
asam amino, dan urea. Sumber nitrogen organik di perairan berasal dari proses
pembusukan makhluk hidup yang telah mati, karena protein dan polipeptida
terdapat pada semua makhluk hidup sedangkan sumber antropogenik (akibat
aktivitas manusia) adalah limbah industri dan limpasan dari daerah pertanian,
kegiatan perikanan, dan limbah domestik. (Yani, 2009).
Nitrogen terdapat dalam limbah organik dalam berbagai bentuk yang
meliputi empat spesifikasi yaitu nitrogen organik, nitrogen amonia, nitrogen nitrit,
dan nitrogen nitrat. Dalam air limbah yang dingin dan segar, biasanya kandungan
nitrogen organik relatif lebih tinggi daripada nitrogen amonia. Sebaliknya dalam air
limbah yang hangat kandungan nitrogen organik relatif lebih rendah daripada
nitrogen amonia. Nitrit dan nitrat terdapat dalam air limbah dalam konsentrasi yang
sangat rendah (Siregar, 2005).
Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai bagian
dari siklus nitrogen yaitu (Yani, 2009) :
1. Asimilasi nitrogen anorganik (ammonia dan nitrat) oleh tumbuhan dan
mikroorganisme untuk membentuk nitrogen organik, misalnya asam amino
dan protein. Proses ini terutama dilakukan oleh bakteri autotrof dan
tumbuhan.
2. Fiksasi gas nitrogen menjadi amonia dan nitrogen organik oleh
mikroorganisme. Fiksasi gas nitrogen secara langsung dapat dilakukan oleh
beberapa jenis algae Cyanophyta (blue-green algae) dan bakteri.
3. Nitrifikasi, yaitu oksidasi amonia lnenjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi ini
dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8
dan pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik,
menyukai suhu 30C.
4. Amonifikasi nitrogen organik untuk menghasilkan amonia selama proses
dekomposisi bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh mikroba dan
jamur. Autolisis (pecahnya) sel dan ekskresi amonia oleh zooplankton dan
ikan juga berperan sebagai pemasok amonia.
5. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit, dinitrogen oksida (N2O), dan
molekul nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi
3
anoksik (tak ada oksigen). Proses ini juga melibatkan bakteri dan jamur.
Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan
dengan kadar oksigen sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah
produk utama dari proses denitrifikai pada perairan dengan kondisi anaerob.
4
H2O pada 25oC) cukup tinggi untuk membuatnya sebagai pelarut pengion yang
baik. NH3 dibentuk dengan pemberian basa pada suatu garam amoniak. Pada
bentuk cairan amonia terdapat dalam dua bentuk yaitu amonia bebas atau tidak
terionisasi (NH3) dan dalam bentuk ion amonium (NH4+). Sifat-sifat Amoniak
antara lain :
1. Amonia adalah gas yang tidak berwarna dan baunya sangat merangsang
sehingga gas ini mudah dikenal melalui baunya.
2. Sangat mudah larut dalam air, yaitu pada keadaan standar, 1 liter air terlarut
1180 liter amonia.
3. Merupakan gas yang mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu -
780o C dan mendidih pada suhu -330o C, memiliki tekanan uap : 400 mmHg
(-45,4o C), Kelarutan dalam air : 31 g/100g (25o C), memiliki berat jenis :
0.682 (-33,4o C), berat jenis uap : 0.6 (udara=1), suhu kritis : 133oC
5
mematikan ikan. Kadar amoniak terlarut 2 ppm - 7 ppm sudah dapat mematikan
beberapa jenis ikan. Kadar amoniak dalam perairan dihasilkan dari penumpukan
limbah makanan di dasar perairan dan dari tubuh ikan yang mengeluarkan amonia
bersama kotorannya. Banyaknya penumpukan sisa-sisa makanan dalam keramba
akan meningkatkan kadar amonia terlarut dalam air, sehingga penumpukan sisa -
sisa makanan tersebut bila tidak segera dibersihkan dapat membahayakan
kehidupan ikan di dalam keramba/jala apung. Perairan umum dengan kadar amonia
berkisar antara 0,5 ppm 1 ppm cukup baik untuk pertumbuhan ikan dan biota
perairan lain yang bermanfaat menyuburkan perairan. Pertumbuhan ikan akan
terhambat jika kadar amonia di perairan kurang dari 0,5 ppm.
2.4. Nitrit
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu,
nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada
perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari
0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit yang dijumpai pada air minum
dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan
air dari sistem distribusi PDAM.
Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam
darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit
membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat
menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik
alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau
air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama
menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena
nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa
yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat
di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat
seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar
6
nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut
dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.
2.5. Nitrat
Unsur N merupakan unsur utama dari protein, klorofil, dan banyak materi
biologis yang lain. Senyawa N dapat diuraikan menjadi senyawa yang lebih
sederhana melalui proses dekomposisi bakteri. Senyawa sederhana tadi adalah
ammonia ( NH3 ) yang merupakan bentuk sederhana dari asam amino derivat dari
senyawa protein. Jika di dalamnya terdapat oksigen maka ammonia ( NH3 )
dioksidasi menjadi nitrit ( NO2- ) dan dioksidasi lagi menjadi nitrat ( NO3- ). Jadi
nitrat pada bahasan kita kali ini berasal dari beberapa proses yang panjang.
Telah disebutkan di atas bahwa nitrat ( NO3- ) berasal dari oksidasi senyawa
Nitrogen. Oksidasi ini dapat berlangsung dengan bantuan bakteri tanah. Bakteri
tanah ini masuk atau terbawa ke badan air tanah oleh proses perkolasi air.
Sedangkan untuk air permukaan, bakteri tanah yang membantu proses oksidasi
senyawa N menjadi nitrat tadi, berasal dari limpasan permukaan yang membawa
serta lapisan tanah yang mengandung humus.
Nitrat ( NO3 ) merupakan bentuk inorganik dari derivat senyawa Nitrogen.
Senyawa nitrat ini biasanya digunakan oleh tanaman hijau untuk proses fotosintesis.
Sedangkan kaitan hal tersebut dengan pencemaran terhadap badan air, nitrat pada
konsentrasi tinggi bersama sama dengan phosphor akan menyebabkan algae
blooming sehingga menyebabkan air menjadi berwarna hijau ( green-colored
water ) dan penyebab eutrofikasi.
Telah disebutkan bahwa Nitrogen adalah unsur utama protein, sehingga
nitrat ( NO3 ) sebagai derivat Nitrogen juga sebagai unsur penting dalam protein.
Dalam halini nitrat sangat dibutuhkan untuk sintesa protein hewan dan tumbuhan.
Adapun sumber nitrat yang mencemari badan air bermacam macam, yaitu berasal
dari industri bahan peledak, industri pupuk, dll.
Nitrat ( NO3 ) sebagai derivat nitrogen, berasal dari proses oksidasi yang
panjang. Untuk nitrat berasal dari oksidasi N-ammonia ( NH3 ). Senyawa NH3 ini
merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan di air buangan. Untuk
membentuk nitrat ( NO3 ), senyawa NH3 ini dioksidasi secara biologis, jika ada
7
oksigen. Proses oksidasi untuk pembentukan nitrat ini dibantu oleh bakteri
nitrifikasi yaitu Nitrosomonas dan Nitrobakter. Proses oiksidasi ini disebut proses
Nitrifikasi, yang terjadi dalam dua tahap, yaitu :
1. Nitrosomonas
2. Nitrobakter
Selain NH3, senyawa NH4+ dapat pula dioksidasi menghasilkan nitrat. Adapun
reaksinya juga terjadi dalam dua tahap, yaitu :
1. Nitrosomonas
2. Nitrobakter
2 NO2- + O2 ---------------------------------------------> 2 NO3-
Nitrifikasi ini terjadi pada pengolahan biologis sekunder pada kondisi low
organic loading dan temperatur hangat. Proses ini menyediakan effluen yang lebih
stabil tetapi nitrifikasi ini biasanya dihindari untuk menirunkan kadar BOD dan
untuk mencegah peluapan lumpur pada final clarifier. Peluapan lumpur ini
disebabkan oleh padatan lumpur diapungkan oleh gelembung gas nitrogen yang
dibentuk oleh hasil dari reduksi nitrat.
Nitrifikasi yang trejadi pada pengolahan biologis dapat menghasilkan
perubahan NH3 atau NH4+ menjadi nitrat, asalkan prosesnya aerob dan periode
pengolahan biologis cukup lama.
8
2.6. N-Total
Nitrogen Total adalah jumlah atau kadar keseluruhan nitrogen yang terdapat
dalam limbah cair atau sampel, air permukaan dan lainnya. Analisis air limbah
terhadap nitrogen total meliputi berbagai nitrogen yang berbeda-beda yaitu
amoniak, nitrit dan nitrat. Hubungan yang timbul diantara berbagai bentuk
campuran nitrogen dan perobahan-perobahan yang terjadi dalam alam pada
umumnya digambarkan dengan siklus nitrogen. Didalam air limbah kebanyakan
dari nitrogen itu pada dasarnya terdapat dalam bentuk organik atau nitrogen protein
dan amoniak. Setingkat demi setingkat nitrogen organik itu dirobah menjadi
nitrogen amoniak, dalam kondisi-kondisi aerobik, oksidasi dari amoniak menjadi
nitrit dan nitrat terjadi sesuai waktunya. (Mahida, 1993).
9
BAB III
METODA
10
3.2.3. Penentuan Nitrat
11
3.3. Cara Kerja
3. Tutup labu ukur dengan alumunium foil atau penutup labu ukur, diamkan
selama 60 menit.
2. Tambahkan 2 ml pereaksi azo ke dalam labu ukur yang berisi sampel air,
homogenkan.
3. Tutup labu ukur dengan alumunium foil atau penutup labu ukur, diamkan
selama 10 menit.
4. Tambahkan 2 ml Fenol Sulfat ke dalam labu ukur yang berisi sampel air,
homogenkan.
6. Bilas erlenmeyer yang tadi dipakai dengan aquadest hingga bersih, tera ke
dalam labu ukur yang berisikan sampel air sampai 50 ml.
12
7. Ukur dengan spektrofotometer 410 nm
1. Destruksi
2. Destilasi
3. Titrasi
Pada percobaan ini ada dua metode percobaan yang digunakan yaitu metode
kolorimeter pada pecobaan penetapan amonia, nitrit, dan nitrat, dan metode
Kjeldahl untuk percobaan penentuan n-total.
13
warna suatu zat sebagai perbandingan. Biasanya cahaya putih digunakan sebagai
sumber cahaya untuk membandingkan absorpsi cahaya relatif terhadap suatu zat.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur perbandingan warna yang tampak
adalah spektrofotometer. Metode spektrofotometri memiliki batas atas pada
penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas yang kurang dari satu atau dua
persen. Salah satu faktor utama dalam metode spektrofotometri adalah intensitas
warna yang harus proporsional dengan konsentrasinya.
1. Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi
menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi
(NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan
katalisator berupa campuran Na2SO4dan HgO (20:1). Gunning menganjurkan
menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan katalisator tersebut titk
didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain
katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium.
Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain
menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke
valensi rendah atau sebaliknya.
2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3)
dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya
14
selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau
timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink
(Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam
khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya
kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung
destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam
dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.
3. Tahap titrasi
Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam
khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N).
Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah
muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
%N = N. NaOH 14,008 100%
Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam
borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi
menggunakan asam khlorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda.
%N = N.HCl 14,008 100 %
Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan
mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini
tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.
15
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamaatan
4.1.1. Lokasi Pengambilan Sampel
16
No. Gambar Keterangan
3. Pengukuran
spektrofotometer = 3,507
nm
17
No. Gambar Keterangan
3. Pengukuran
spektrofotometer = 0,123
nm
18
No. Gambar Keterangan
3. Pengukuran
spektrofotometer = 0,008
nm
19
No. Gambar Keterangan
3.
4.2. Perhitungan
4.2.1. Perhitungan Debit Sungai
Q=VxA
V =
1,2
= = 0,034 /
35
A = Kedalam x Lebar
= 1,8 x 4 = 7,2
20
4.2.2. Penentuan Amonia
C(mg/l) A y =a+bx
0 0 a = 3,323 x 10-3
b = 0,088
0,5 0,064
r2 = 0,984
1,5 0,123
y = 3,507
2 0,167
2,5 0,223
3 0,280
y = a+bx
3,507= 3,323 x 10-3 + 0,088x
3,507 3,323 x 103
x= 0,088
x = 39,807 mg/L
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
A Linear (A)
21
4.2.3. Penentuan Nitrit
C(mg/l) A y =a+bx
0 0 a = 5,208 x 10-3
0,1 0,111 b = 1,022
0,3 0,313 r2 = 0,998
0,5 0,517 y = 0,123
0,8 0,827
1 1,023
y = a+bx
0,123 = 5,208 x 10-3 + 1,022x
0,123 5,208 x 103
x= 1,023
x = 0,114 mg/L
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
A Linear (A)
22
4.2.4. Penentuan Nitrat
C(mg/l) A y =a+bx
0 0 a = 3,761 x 10-3
0,04 0,033 b = 0,625
0,08 0,057 r2 = 0,994
0,120 0,075 y = 0,008
0,160 0,104 y = 0,123
0,2 0,129
y = a+bx
0,008 = 3,761 x 10-3 + 0,625x
0,625 3,761 x 103
x= 0,008
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
A Linear (A)
23
4.2.5. Penetapan N-total
(A+B)x NNaOHx14
Nitrogen Total = 1000
ml Sampel
= 6,22 mg/L
4.3. Pembahasan
Ada tiga bentuk nitrogen yang biasanya diukur dalam badan air: amonia,
nitrat, dan nitrit. Nitrogen total adalah jumlah total kjeldahl nitrogen (nitrogen
organik dan berkurang), amonia, dan nitrat-nitrit. Hal ini
dapat diturunkan dengan pemantauan untuk nitrogen total kjeldahl(TKN), amonia,
dan nitrat-nitrit individual dalam menambahkan komponen bersama-sama. Rentang
yang dapat diterima dari total nitrogen adalah 2 mg / L sampai
6 mg / L, meskipun disarankan untuk memeriksa suku, negara, atau standar federal
untuk perbandingan yang memadai (Nurhuda, 2011). Dalam praktikum ini yang
diuji adalah kadar N total dalam satuan mg/L, kadar amonia, nitrat, dan nitrit dalam
satuan mg/L.
Hasil dari praktikum ini ada 3 perhitungan yaitu kadar N total dalam satuan
mg/L, kadar Nitrit, kadar Nitrat, dan kadar Amonia dalam satuan mg/L. Untuk
perhitungan kadar N total, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(A+B)x NH2SO4x14
Nitrogen Total = 1000
ml Sampel
Di mana fp merupakan volume sampel air yang digunakan yaitu 100 ml dibagi
dengan volume yang ditambahkan yaitu 30 ml, N merupakan nilai normalitas
larutan H2SO4 yaitu 0,02 N, dan ml sampel adalah volume sampel yang diuji yaitu
100 ml. Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus didapat nilai N total
sebesar 6,22 mg/L. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, nilai ambang batas N
total adalah sebesar 20 mg/L. Hasil praktikum menunjukkan kadar N total sebesar
24
6,22 mg/L. Angka ini masih dibawah ambang batas yang ditentukan sehingga dapat
dikatakan bahwa sampel air dapat digunakan untuk konsumsi air minum.
Sedangkan untuk hasil percobaan penetapan Amonia pada air sampel
diperoleh 39,807 mg/L. Dimana baku mutu amonia menurut KepMenKes No.
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa batas kadar maksimal amonium
dalam air adalah 0,15 mg/L. Dari data diatas dinyatakan bahwa penetapan kadar
amonium yang dilakukan tidak memenuhi persyaratan karena melebihi batas
ambang maksimal kadar yang telah ditetapkan.
Pada percobaan penetapan nitrit dan nitrat, dari hasil analisis nitrat dan nitrit
pada air sampel diperoleh masing-masing 6,7824 x 10-3 mg/L dan 0,114 mg/L.
Dimana baku mutu nitrat dan nitrit menurut KepMenKes No.
907/MENKES/SK/VII/2002 kadar maksimal untuk parameter nitrat dan nitrit di
dalam air baku masing-masing adalah maksimal 5 ml dan maksimal 3 mg/L. Dari
data di atas dinyatakan bahwa penetapan kadar nitrat dan nitrit yang dilakukan
memenuhi persyaratan karena tidak melebihi batas ambang maksimal kadar yang
telah ditetapkan.
25
BAB V
SIMPULAN
5.1. Simpulan
Pada percobaan Penetapan Senyawa Nitrogen: Amonia, Nitrogen, Nitrat, an N-total
ini dapat didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Kadar amonium dalam sampel air adalah 39,807 mg/L
2. Kadar nitrit dalam sampel air adalah 0,114 mg/L
3. Kadar nitrat dalam sampel air adalah 6,7824 x 10-3 mg/L
4. Kadar n-total dalam sampel air adalah 6,22 mg/L
5. Kadar Nitrit, nitrat, dan n-total dapat diterima oleh sampel air sebagai air
minum karena nilai kadarnya masih dibawah batas maksimal
DAFTAR PUSTAKA
26
Bitstream.2009. Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Medan Dengan
Metode Spektrofotometri (VISIBLE). Dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/13987/09E02360.pdf;j
sessionid=3D0C437DC12DE28132A5F80B4DD72315?sequence=1 diakses
22 April 2017
Dewi, Yusriani Sapta, dan Mega Masithoh. 2013. Efektivitas Teknik Biofiltrasi
Dengan Media Bio-Ball Terhadap Penurunan Kadar Nitrogen Total. Dalam
Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMITS. Vol 9, No.1: 45-53.
Hammer, Mark J. 2004. Water & Wastewater Technology. Upper Saddle River
New Jersey Colombus, Ohio.
Kurni, Fitri.2008. Kandungan Nitogen Amonia Dalam
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/622/jbptitbpp-gdl-fitrikurni-31068-3-2008ta-
2.pdf diakses 22 April 2017 pukul 09.00 WIB
Lindu, Muhammad, Diana Hendrawan dan Pramiati Purwaningrum. 2017.
Penuntun Praktikum Laboratorium Lingkungan I. Jakarta:Trisakti
Mahida, U.N. 1993.Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Cetakan
pertama. Jakarta: Rajawali
Siregar, R.S., 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wagiman F.X, Bogen .T & Ismi .R. 2014. Funcional and numerical response of
Paederus fuscipes Curtis against Nilaparvata lugens stall and their spatial
distribution in the rice field. ARPN journal of Agricultural and Biologi Science.
9(3): 117-121
Wikipedia. Amonia. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Amonia diakses 22 April
2017 pukul 09.00 WIB
Yani, S. A. 2009. Suhu Udara. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Jawa
Tengah.
27
LAMPIRAN
28
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
29
No Parameter Satuan Persyaratan Teknik Pengujian
FISIKA
o
6. Suhu C Suhu udara 3oC Termometer
KIMIA
30
KIMIA ANORGANIK
MIKROBIOLOGI
31