Você está na página 1de 2

CITA-CITA ANAK KOS

Disuatu desa tedapat sebuah anak laki-laki yang baru lulus dari bangku sekolah SMA. Iya
mepunyai cita-cita yang sederhana, yaitu sukses supaya bisa berkumpul kembali dengan orang
tuanya yang sekarang pisah dikarena menyari nafkah untuk menghidupi keluarganya atau yang lebih
tepatnya yaitu untuk anak-anaknya.

Setelah beberapa bulan lulus dari bangku sekolah SMA, ia berusaha mencari tempat kuliah
yang jauh dari keluarganya, ia ingin mempunyai pengetahui yang luas, bukan hanya ilmu yang ingin
dia dapatkan melainkan juga pengalaman. Ia sering berpikir bahwa ingin mengetahui pulau Jawa
karena ingin mengetahui sesuatu yang baru yang belum pernah ia dapat sebelumnya.

Setelah beberapa bulan ia kuliah di salah satu universitas yang ada di DIY, disitulah
kehidupan kos dimulai, semua berubah dan keadaan sekitar pun berubah bukan hanya lingkungan
tetapi juga dari segi makanan. Untuk beberapa bulan pertama ia merasa selalu ingat keluarga nya
yang berada di Sumatra dikarenakan yang makanan yang tidak sesuai makanan DIY dengan Sumatra.

Ia selalu berpikir ingin cepat pulang padahal dahulu ia begitu antusias saat ia akan berangkat
sebagai anak kos. Kehidupan anak kos sangatlah berbeda dari sebelumnya yang tak ia sangka yaitu
harus mengatur uang sendiri untuk melangsungkan kehidupannya selama satu bulan. Tetapi
menurut ia anak kos atau anak keluarga sama saja seperti barang atau produk semua ada kelemahan
dan kekurangan tidak ada yang sempurna tapi bagaimana ia harus berpikir menepatkan keadaan
sebaik mungkin dalam keadaan apapun , menurut ia anak kos atau bukan semua ada baiknya juga
ada buruknya.

Hingga pada saatnya ia sangat meikmati hidup dari anak kos, ia sering lupa keadaan
keluarganya, ia merasa nyaman berada di jauh dari keluarganya. Ia memmulai kehidupan dari pukul
06:00 sampai dengan tak terhingga. Ia merasa bahagia karena ia masuk dalam suatu organisai
ektrenal kampus ia lebih banyak kesibukan dan ilmu yang berbeda dari anak kampus yang lain.
Sering kali ia tidak tidur dari karena harus menyiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan esoknya.

Dari organisasi lah dia mendapatkan perubahan dalam mengisi hari-harinya. Selalu ada acara
di balik tanggal-tanggal merah yang anda di kalender. Ia merasakan sudah lupa akan kehidupan
bersama orang-orang yang dulu bersamanya yaitu dengan keluarga. Kehidupan kos sudah melekat
dalam dirinya yang sekarang. Semua kegiatan yang dirumah tak pernah ia kerjakan sekarang semua
dikerjakan oleh nya,baik mencuci baju,piring, membersihkan tempat tidur dan lain-lain yang
berkaitan dengan rumah tangga.

Ia mengakui bahwa dikos juga tak semudah seperti di rumah sendiri banyak sesuatu yang
harus di fikir sebelum di lakukan, baik mencuci baju yang harus melihat ramalan BMKG, menurut ia
mengapa harus melihat BMKG karena ia menyadari bahwa terkadang anak kos tidak memperdulikan
pakaian orang yang sedang di jemur, ia selalu melihat BMKG supaya saat menyembur pakaian tak
ada hujan di siang harinya, itu sesuatu yang menurut ia sangat efektif dan efesien.

Ia baru menyadari mengapa saat ibunya memebeli sesuatu saat harga yang hanya beda
seribu itu sangat di perhitungkan oleh orang tua, saat ia hidup sebagai anak kos lah betapa penting
seribu rupiah. Semua yang dirasakan oleh ibunya saat menghemat barang yang harganya murah ia
pun bisa merasakan saat jadi anak kos. Semua terasa berharga saat ia jauh dari orang tuanya.

Dari kos dan prantauan ia bisa mendapatkan ilmu atau tepatnya pengalaman betapa
berharga sesuatu yang sangat sepele pun. Ia mulai dari itulah cara berfikirnya berubah yang awalnya
ketika dirumah ketika ia marah selalu ada saja barang yang rusak entah karena hilaf atau untuk
melempar ke seseorang. Namun dari semua egonya ada satu keinginan yang ia pejuangkan dalam
hidupnya, yaitu untuk dapat mengubah perekonomian keluarga yang dari dulu hingga sekarang yang
tak pernah membaik. Sesuatu yang ingin ia capai yang sangat sederhana yaitu mengembalikan atau
menyatu keluarga nya untuk berkumpul dan ketika orang tuanya sudah pada masa lansia,orang tua
ia bisa menikmati kehidupannya dengan duduk manis dirumah yang hanya mengasuh cucunya tanpa
harus berkerja keras. Itulah cita-cita anak kampung yang ingin ada perubahan dalam kehhidupan
keluarganya.

Você também pode gostar