Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tanggal / Jam : .
IGD Nama pasien : .
Bapak / Ibu / Saudara yang terkasih dalam a. Ya b. Tidak
rangka meningkatkan pelayanan di IGD 4. Apakah petugas IGD sudah memberi-
RSK Budi Rahayu, kami mohon kesediaan kan informasi yang anda inginkan
anda untuk mengisi angket ini dengan cara dengan tepat ?
memberikan tanda lingkaran pada jawaban a. Ya b. Tidak
yang anda rasa tepat. Terimakasih atas 5. Apakah sikap petugas IGD dalam
bantuan anda, semoga angket ini memberikan pelayanan sudah cukup
bermanfaat bagi kita semua baik ?
a. Ya b. Tidak
PERTANYAAN :
Kritik dan Saran :
Sudahkah pelayanan di IGD RSK ...
Budi Rahayu sesuai dengan yang ...
anda inginkan ? ...
a. Ya b. Tidak ...
Apakah anda dilayani oleh petugas ...
dalam waktu < 10 menit ?
a. Ya b. Tidak TERIMAKASIH
Apakah keterampilan petugas IGD Masukkan lembar evaluasi ini
dalam memberikan pelayanan sudah
Ke dalam kotak saran yang
cukup baik ?
tersedia
ANGKET PELAYANAN
Tanggal / Jam : .
IGD Nama pasien : .
Bapak / Ibu / Saudara yang terkasih dalam a. Ya b. Tidak
rangka meningkatkan pelayanan di IGD 4. Apakah petugas IGD sudah memberi-
RSK Budi Rahayu, kami mohon kesediaan kan informsi yang anda inginkan
anda untuk mengisi angket ini dengan cara dengan tepat ?
memberikan tanda lingkran pada jawaban a. Ya b. Tidak
yang anda rasa tepat. Terimakasih atas 5. Apakah sikap petugs IGD dalam
bantuan anda, semoga angket ini memberikan pelayanan sudah cukup
bermanfaat bagi kita semua baik ?
a. Ya b. Tidak
PERTANYAAN :
Kritik dan Saran :
Sudahkah pelayanan di IGD RSK ...
Budi Rahayu sesuai dengan yang ...
anda inginkan ? ...
a. Ya b. Tidak ...
Apakah anda dilayani oleh petugas ...
dalam waktu < 10 menit ?
a. Ya b. Tidak TERIMAKASIH
Apakah keterampilan petugas IGD Masukkan lembar evaluasi ini
dalam memberikan pelayanan sudah
Ke dalam kotak saran yang
cukup baik ?
tersedia
EVALUASI DAN ANALISA
HASIL ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan I tahun 2007
D. Rekomendasi
1) Melakukan survey kepusan pasien secara berkala tiap 3 bulan sekali
untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan yang telah diberikan.
2) Perencanaan kedepan untuk memperluas ruang IGD sebagai upaya
untuk meningkatkan pelayanan kegawat daruratan di IGD RSK Budi
Rahayu.
C. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden
sebagian besar ( 91,3 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di
IGD RSK Budi Rahayu Baik. Data ini juga di dukung dengan adanya
kritik dan saran yang dapat meningkatkan pelayanan di IGD RSK Budi
Rahayu.
D. Rekomendasi
1) Melakukan survey kepusan pasien secara berkala tiap 3 bulan sekali
untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan yang telah diberikan.
.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan III tahun 2007
C. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden
sebagian besar ( 92,6 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di
IGD RSK Budi Rahayu Baik. Data ini juga di dukung dengan tidak
adanya kritik dan Saran yang mengkritik pelayanan di IGD RSK Budi
Rahayu.
D. Rekomendasi
1) Melakukan survey kepusan pasien secara berkala tiap 3 bulan sekali
untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan yang telah diberikan.
2). Merubah jadwal bongkar besar di IGD 1 tahun 2x menjadi 1 tahun 3x.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan IV tahun 2007
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan I tahun 2008
C. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden
sebagian besar ( 93,3 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di
IGD RSK Budi Rahayu Baik. Data ini juga di dukung dengan adanya
kritik dan Saran yang dapat meningkatkan pelayanan di IGD RSK Budi
Rahayu.
D. Rekomendasi
1) Melakukan survey kepusan pasien secara berkala tiap 3 bulan sekali
untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan yang telah diberikan.
2) Mengganti korden rutin atau bila secepatnya bila kotor.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan II tahun 2008
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan III tahun 2008
C. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden
sebagian besar ( 93,3 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di
IGD RSK Budi Rahayu Baik. Data ini juga di dukung dengan tidak
adanya kritik dan Saran yang mengkritik pelayanan di IGD RSK Budi
Rahayu.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan III tahun 2008
B. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden
sebagian besar ( 94,6 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di
IGD RSK Budi Rahayu Baik. Data ini juga di dukung dengan adanya
kritik dan Saran yang akhirnya dapat meningkatkan pelayanan di IGD
RSK Budi Rahayu.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan IV tahun 2008
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan I tahun 2009
A. Metode penggumpulan data
Angket pelayanan di IGD RSK Budi Rahayu diberikan terhadap pasien di
IGD sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan medis di IGD
RSK budi Rahayu.
Angket ini berisi 5 pertanyaan dengan dua pilihan jawaban ( Ya atau
Tidak ) dan mengisi kritik dan saran bila ada. Pembagian angket dilakukan secara
acak terhadap pasien gawat darurat dengan jumlah yang mewakili jumlah pasien
gawat darurat secara keseluruhan.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data atau
analisis. Pengolahan data dilakukan setiap akhir bulan dan evaluasi dilakukan
setiap akhir triwulan.
Dari 150 angket yang disebar kepada keluarga pasien gawat darurat di
IGD, kemudian di lakukan penggolahan data sebagai berikut :
Dengan menggunakan rumus dan pengelompokan data,
5. Untuk pertanyaan Ya dan Tidak
Rumus : Jawaban Ya
Jumlah soal 100%
100010
C. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden
sebagian besar ( 96 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di
IGD RSK Budi Rahayu Baik. Data ini juga di dukung dengan tidak
adanya kritik dan Saran yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pelayanan di IGD RSK Budi Rahayu.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan II tahun 2009
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan III tahun 2009
D. Rekomendasi
1). Melakukan survey kepuasan pasien secara berkala untuk mengetahui
tingkat pelayanan yang diberikan.
2) Perencanaan ke depan untuk memperluas ruang IGD.
ANGKET PELAYANAN
IGD RSK BUDI RAHAYU
Triwulan I tahun 2012
D. Rekomendasi
1). Melakukan survey kepuasan pasien secara berkala untuk mengetahui
tingkat pelayanan yang diberikan.
2) Meningkatkan koordinasi antar petugas di IGD sebagai upaya untuk
meningkatkan pelayanan kegawat daruratan.
PELAKSANAAN
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang tersedia selama 24 jam bagi
pasien dengan kondisi gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat dan pasien
yang datang di luar jam kerja.Mutu pelayanan merupakan indicator penting untuk menilai
tingkat pelayanan yang diberikan, untuk itu Instalasi Gawat Darurat melakukan program
survey kepuasan pasien secara berkala.
Program survey kepuasan pasien yang telah berjalan perlu untuk dilakukan
evaluasi sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pemberian pelayanan kegawat
daruratan.Diharapkan hasil evaluasi ini dapat menjadi masukan bagi perkembangan
Instalasi Gawat Darurat khususnya dan manajemen rumah sakit pada umumnya dalam
mengelola RS Katolik Budi Rahayu di masa datang.
Mudah-mudahan hasil evaluasi ini bermanfaat bagi semua pihak di rumah sakit
ini.
(dr.BudiSantoso)
I. PENDAHULUAN
Tujuan evaluasi Pelaksanaan program survey kepuasan pasien di IGD RS Katolik Budi
Rahayu
1. Menilai tingkat kecepatan layanan pada masyarakat
2. Menilai tingkat ketrampilan petugas dalam memberikan layanan pada masyarakat
3. Dapat mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di IGD RS
Katolik Budi Rahayu.
4. Dapat menghasilkan langkah-langkah penyempurnaan untuk masa depan.
Objek evaluasi adalah Pelaksanaan Program survey kepuasan pasien dan hasil-hasil yang
sudah dicapai IGD selama tahun 2008
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian Program survey kepuasan pasien di IGD RS Katolik
Budi Rahayu adalah ukuran-ukuran yang dibuat dalam instrumen evaluasi untuk
menilai hasil pelaksanaan program. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah :
Hubungan dokter pasien ( interpersonal relation)
Terbinanya hubungan dokter atau perawat dengan pasien yang baik adalah salah
satu dari kewajiban etik yang amat diharapkan setiap pasiennya secara pribadi,
menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan
keterangan sejelas jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien.
Yaitu antara lain meliputi keramahan, komunikatif, responsive, suportif, cekatan.
Biaya ( Efficiency)
Antar lain mahalnya pelayanan, apakah sebanding dengan tindakan yang dilakukan,
keterjangkauan, ada tidaknya keringanan dan kemudahan proses.
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui cara-
cara sebagai baerikut :
1. Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti proses
secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam observasi ini
adalah merekam proses aktivitas peyebaran angket,pegumpulan angket, pengolahan
data, dan melihat hasil evaluasi dan analisa sebagai dokumen pendukung,serta pihak-
pihak yang terlibat dan waktu pelaksanaan.
2. Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang kredibel untuk
memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program survey kepuasan pasien di IGD RS
Katolik Budi Rahayu Blitar pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, akan tetapi
ada beberapa catatan yang perlu ditingkatkan , antara lain komunikasi yang baik
terhadap pasien atau kelurganya sehingga mau mengisi angket dengan baik.
V. PENUTUP
Demikian laporan hasil evaluasi pelaksanaan Program survey kepusan pasien di IGD RS
Katolik Budi rahayu Blitar. Semoga hasil evaluasi ini memberikan gambaran
komprehensip akan pelayanan kegawat daruratan di IGD RS Katolik Budi Rahayu serta
menjadi cambuk untuk menjadi rumah sakit yang lebih baik untuk masa depan.
PENCAPAIAN
NO INDIKATOR KETERANGAN
YA TIDAK
GAWAT DARURAT
TAHUN 2008
KATA PENGANTAR
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang tersedia selama 24 jam bagi
pasien dengan kondisi gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat dan pasien
yang datang di luar jam kerja.Mutu pelayanan merupakan indicator penting untuk menilai
tingkat pelayanan yang diberikan, untuk itu Instalasi Gawat Darurat melakukan
pengumpulan data dan analisa angka keterlambatan penanganan gawat darurat.
Pengumpulan data dan analisa yang telah berjalan perlu untuk dilakukan evaluasi
sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pemberian pelayanan kegawat
daruratan.Diharapkan hasil evaluasi ini dapat menjadi masukan bagi perkembangan
Instalasi Gawat Darurat khususnya dan manajemen rumah sakit pada umumnya dalam
mengelola RS Katolik Budi Rahayu di masa datang.
Mudah-mudahan hasil evaluasi ini bermanfaat bagi semua pihak di rumah sakit
ini.
(dr.TripomoWidianto)
I. PENDAHULUAN
Objek evaluasi adalah Pelaksanaan Pengumpulan data dan analisa Angka Keterlambatan
Pelayanan Pertama Gawat Darurat dan hasil-hasil yang sudah dicapai IGD selama tahun
2007
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian pengumpulan data dan analisa Angka Keterlambata
Pelayanan Pertama Gawat Darurat di IGD RS Katolik Budi Rahayu adalah ukuran-
ukuran yang dibuat dalam instrumen evaluasi untuk menilai hasil pelaksanaan
kegiatan.
Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah : pelayanan pertama gawat darurat
dikatakan terlambat apabila pelayanan terhadap penderita gawat dan atau darurat
yang dilayani dengan tindakan live saving oleh petugas gawat darurat lebih dari 15
menit.
Petugas gawat darurat yang dimaksud disini adalah petugas yang bekerja diruang
gawat darurat yang telah dilatih PPGD.Sedang tindakan darurat atau live saving
adalah tindakan yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa manusia yang sedang
terancam karena penyakit atau luka yang diderita.
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui cara-
cara sebagai berikut :
1 Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti proses
secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam observasi ini
adalah merekam proses aktivitas pegumpulan data, pengolahan data, dan melihat
hasil evaluasi dan analisa sebagai dokumen pendukung,serta pihak-pihak yang
terlibat dan waktu pelaksanaan.
2 Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang kredibel untuk
memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa
Angka Keterlambatan Pelayanan Gawat Darurat di IGD RS Katolik Budi Rahayu
Blitar pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, tetapi perlu adanya koordinasi antar
petugas dalam pengisian jam dalam laporan kegiatan IGD untuk memperlancar
proses pengumpulan dan analisa data.
Faktor Faktor pendukung :
Sarana dan prasarana medis dan kebijakan RS sangat mendukung.
Kerja sama yang baik antar petugas di IGD sangat mendukung terlaksananya
kegiatan ini.
Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa Angka
Keterlambatan Pelayanan Gawat Darurat di IGD RS Katolik Budi Rahayu Blitar
sudah baik dan semoga dapat di pertahankan.
Hasilnyapun menunjukkan bahwa kecepatan pelayanan petugas IGD Rumah Sakit
Budi Rahayu sejak pasien datang sampai mendapat pelayanan dan tindakan live
saving sudah sesuai dengan standart yaitu kurang dari 5 menit
V. PENUTUP
Demikian laporan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa
Angka Keterlambatan Pelayanan Gawat Darurat di IGD RS Katolik Budi rahayu Blitar.
Semoga hasil evaluasi ini memberikan gambaran komprehensip akan pelayanan kegawat
daruratan di IGD RS Katolik Budi Rahayu serta menjadi cambuk untuk menjadi rumah
sakit yang lebih baik untuk masa depan.
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGUMPULAN DATA
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang tersedia selama 24 jam bagi
pasien dengan kondisi gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat dan pasien
yang datang di luar jam kerja.Mutu pelayanan merupakan indicator penting untuk menilai
tingkat pelayanan yang diberikan, untuk itu Instalasi Gawat Darurat melakukan kegiatan
pengumpulan data dan analisa angka kematian secara berkala.
Kegiatan pengumpulan data dan anlisa angka kematian yang telah berjalan perlu
untuk dilakukan evaluasi sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pemberian
pelayanan kegawat daruratan.Diharapkan hasil evaluasi ini dapat menjadi masukan bagi
perkembangan Instalasi Gawat Darurat khususnya dan manajemen rumah sakit pada
umumnya dalam mengelola RS Katolik Budi Rahayu di masa datang.
Mudah-mudahan hasil evaluasi ini bermanfaat bagi semua pihak di rumah sakit
ini.
(dr.BudiSantoso)
I. PENDAHULUAN
Tujuan evaluasi Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa angka kematian
di IGD RS Katolik Budi Rahayu
1Menilai tingkat pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat
darurat.
.2.Dapat menghasilkan langkah-langkah penyempurnaan untuk masa depan.
Objek evaluasi adalah Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa angka
kematian dan hasil-hasil yang sudah dicapai IGD selama tahun 2009
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian pengumpulan data dan analisa Angka kematian di IGD
RS Katolik Budi Rahayu adalah ukuran-ukuran yang dibuat dalam instrumen evaluasi
untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan.
Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah : Angka kematian yang dimaksud
adalah jumlah pasien yang meninggal dalam periode 24 jam sejak pasien
datang.Jumlah sesuai dengan standart adalah 2/1000.
VI. MEKANISME EVALUASI
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui cara-
cara sebagai berikut :
1 Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti proses
secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam observasi ini
adalah merekam proses aktivitas pegumpulan data, pengolahan data, dan melihat
hasil evaluasi dan analisa sebagai dokumen pendukung,serta pihak-pihak yang
terlibat dan waktu pelaksanaan.
2 Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang kredibel untuk
memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa
Angka Keterlambatan Pelayanan Gawat Darurat di IGD RS Katolik Budi Rahayu
Blitar pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, perlu koordinasi antar petugas
untuk melengkapi riwayat / perjalanan keadaan pasien sampai meninggal dunia.
Faktor Faktor pendukung :
Sarana dan prasarana medis dan kebijakan RS sangat mendukung.
Kerja sama yang baik antar petugas di IGD sangat mendukung terlaksananya
kegiatan ini.
Faktor Faktor penghambat :
Karena jumlah pasien gawat darurat yang datang bersamaan kadang petugas lupa
menuliskan riwayat perjalanan keadaan pasien sampai meninggal.Sehingga
menghambat dalam pengumpulan data.
Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa Angka kematian
di IGD RS Katolik Budi Rahayu Blitar sudah baik dan semoga dapat di pertahankan.
Hasilnyapun menunjukkan bahwa ada beberapa bulan yang melebihi dari standart.
Untuk itu direkomendsikan untuk :
1. Pembuatan liflet tentang penyakit jantung dan penanganannya dan pertolongan
pertama pada cedera kepala, untuk diberikan pada masyarakat sehingga pengetahuan
mereka akan bertambah.
2. Peningkatan kemampuan komunikasi yang baik dan efektif pada petugas IGD
terhadap pasien dan kelurganya sehingga mereka dapat cepat memahami tindakan
yang akan diberikan pada pasien tersebut.
V. PENUTUP
Demikian laporan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisa
Angka kematian di IGD RS Katolik Budi rahayu Blitar. Semoga hasil evaluasi ini
memberikan gambaran komprehensip akan pelayanan kegawat daruratan di IGD
RS Katolik Budi Rahayu serta menjadi cambuk untuk menjadi rumah sakit yang lebih
baik untuk masa depan.
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang tersedia selama 24 jam bagi
pasien dengan kondisi gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat dan
pasien yang datang di luar jam kerja.Mutu pelayanan di IGD ditentukn oleh banyak
hal salah satunya sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, terampil,
kreatif, dan mempunyai kemampuan kerja yang tinggi. Untuk itu Instalasi Gawat
Darurat melakukan Program Orientasi untuk petugas baru sebagai salah satu upaya
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang professional.
Program Orientasi untuk petugas baru yang telah berjalan perlu untuk
dilakukan evaluasi sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pemberian
pelayanan kegawat daruratan.Diharapkan hasil evaluasi ini dapat menjadi masukan
bagi perkembangan Instalasi Gawat Darurat khususnya dan manajemen rumah sakit
pada umumnya dalam mengelola RS Katolik Budi Rahayu di masa datang.
Mudah-mudahan hasil evaluasi ini bermanfaat bagi semua pihak di rumah
sakit ini.
(dr.BudiSantoso)
I. PENDAHULUAN
Objek evaluasi adalah Pelaksanaan Program Orientasi petugas baru IGD dan hasil-
hasil yang sudah dicapai IGD selama tahun 2009
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian Program Orientasi petugas baru di IGD RS Katolik
Budi Rahayu adalah ukuran-ukuran yang dibuat dalam instrumen evaluasi untuk
menilai hasil pelaksanaan program. Dalam hal ini indikator yang digunakan
adalah :
1.Ketrampilan
Mampu melakukan tindakan kegawat daruratan pad pasien dengan cepat,tepat
dan benar didukung dengan memiliki sertifikat pelatihan PPGD/ BLS/ ACLS.
2.Sikap
Memiliki rasa tanggung jawab, disiplin,dan dedikasi tinggi terhadap pekerjaan.
Menaati peraturan dan jadwal dinas yang telah ditetapkan sewrt hadir tepat
Waktu.
3. Kemampuan khusus
Mengenali dan mengerti alat dan obat obat emergency dan mampu
Menyiapkan fasilitas dan lingkungan di IGD untuk kelancaran penerimaan dan
Tindakan pada pasien.
Mengetahui dan mengerti berbagai prosedur tindakn, sistim pencatatan/ pembu
Kuan dan pelporan di IGD.
4. Kemampuan umum
Mengerti dan mampu melakukan proses asuhan keperawtan berupa pengkajian,
Diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
5. Komunikasi dan Relasi
Mampu memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien dan kelurga dengan
Baik dan menciptakan serta memelihara hubungan kerjasama yang baik terhdap
Lingkungan kerja ,unit lain dan pasien beserta keluarga.
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui
cara-cara sebagai baerikut :
1.Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti
proses secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam
observasi ini adalah merekam proses aktivitas peyebaran angket,pegumpulan
angket, pengolahan data, dan melihat hasil evaluasi dan analisa sebagai dokumen
pendukung,serta pihak-pihak yang terlibat dan waktu pelaksanaan.
2.Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber
adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang
kredibel untuk memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program orientasi petugas baru di IGD
RS Katolik Budi Rahayu Blitar pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, akan
tetapi ada beberapa catatan yang perlu ditingkatkan , antara lain koordinasi antar
petugas IGD dan komunikasi yang baik pada petugas baru dalam upaya
membantu pemahaman terhdap tugas tugas barunya.
Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan Program orientasi petugas baru di IGD RS Katolik
Budi Rahayu Blitar yang sudah baik dipertahankan, dan lebih ditingkatkan dalam
koordinsi antar petugas IGD dan komunikasi dengan petugas baru sehingga dapat
membantu proses pemahaman dan ketrampilan petugas baru .
V. PENUTUP
Demikian laporan hasil evaluasi pelaksanaan Program Orientasi petugas baru di IGD
RS Katolik Budi rahayu Blitar. Semoga hasil evaluasi ini memberikan gambaran
komprehensip akan pelayanan kegawat daruratan di IGD RS Katolik Budi Rahayu
serta menjadi cambuk untuk menjadi rumah sakit yang lebih baik untuk masa depan.
PROGRAM PELATIHAN
DAN
PENGEMBANGAN PETUGAS
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang tersedia selama 24 jam bagi
pasien dengan kondisi gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat dan
pasien yang datang di luar jam kerja.Mutu pelayanan di IGD ditentukn oleh banyak
hal salah satunya sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, terampil,
kreatif, dan mempunyai kemampuan kerja yang tinggi. Untuk itu Instalasi Gawat
Darurat melakukan Program Pelatihan dan Pengembangan petugas Instalasi Gawat
Darurat sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
professional.
Program Pelatihan dan Pengembangan petugas IGD yang telah berjalan perlu
untuk dilakukan evaluasi sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pemberian
pelayanan kegawat daruratan.Diharapkan hasil evaluasi ini dapat menjadi masukan
bagi perkembangan Instalasi Gawat Darurat khususnya dan manajemen rumah sakit
pada umumnya dalam mengelola RS Katolik Budi Rahayu di masa datang.
Mudah-mudahan hasil evaluasi ini bermanfaat bagi semua pihak di rumah
sakit ini.
(dr.BudiSantoso)
I. PENDAHULUAN
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian Program Pelatihan dan Pengembangan untuk petugas
di IGD RS Katolik Budi Rahayu adalah ukuran-ukuran yang dibuat dalam instrumen
evaluasi untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini indikator yang
digunakan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit adalah 100%
pemberi pelayanan kegawat daruratan adalah tenaga kompeten pada gawat darurat
yang sudah memiliki salah satu sertifikat pelatihan ATLS/BTLS/ACLS/PPGD.
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui cara-
cara sebagai baerikut :
1.Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti proses
secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam observasi ini
adalah merekam proses aktivitas kegiatan pelatihan dan melihat hasil evaluasi dan
analisa sebagai dokumen pendukung,serta pihak-pihak yang terlibat dan waktu
pelaksanaan.
2.Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang kredibel untuk
memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan untuk
petugasdi IGD RS Katolik Budi Rahayu Blitar pada dasarnya sudah berjalan dengan
baik.
Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan untuk petugas di
IGD RS Katolik Budi Rahayu Blitar yang sudah baik dipertahankan
Untuk DIKLAT luar yang tidak terlaksana akan diprogramkan untuk tahun
berikutnya.
V. PENUTUP
TAHUN 2007
KATA PENGANTAR
Bencana alam dan musibah massal adalah kejadian yang diakibatkan oleh
kekuatan alam / factor manusia, yang terjadi dalam waktu singkat yang menimpa
kelompok manusia / masyarakat dan lingkungan serta menimbulkan kerugian jiwa
dan harta benda.Sehingga suatu tim yang memiliki kemampuan yang terlatih dan
kesigapan yang baik dalam menghadapi bencana sangat diperlukan. Untuk itu
Instalasi Gawat Darurat bersama tim Penanggulangan Bencana Massal Rumah Sakit
membuat Program pelatihan untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana
massal atau musibah massal yang terjadi didalam maupun di luar Rumah Sakit.
Program Pelatihan Penanggulangan Bencana Massal untuk petugas IGD
yang telah berjalan perlu untuk dilakukan evaluasi sehingga dapat diketahui
pengaruhnya terhadap pemberian pelayanan kegawat daruratan.Diharapkan hasil
evaluasi ini dapat menjadi masukan bagi perkembangan Instalasi Gawat Darurat
khususnya dan manajemen rumah sakit pada umumnya dalam mengelola RS Katolik
Budi Rahayu di masa datang.
Mudah-mudahan hasil evaluasi ini bermanfaat bagi semua pihak di rumah
sakit ini.
(dr.TripomoWidianto)
I. PENDAHULUAN
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian Program Pelatihan Penanggulangan Bencana Massal d
untuk petugas di IGD RS Katolik Budi Rahayu adalah ukuran-ukuran yang dibuat
dalam instrumen evaluasi untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini
indikator yang digunakan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
berdasarkan service performance adalah ketersediaan satu tim penanggulangan
bencana.
VI. MEKANISME EVALUASI
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui cara-
cara sebagai baerikut :
1.Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti proses
secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam observasi ini
adalah merekam proses aktivitas kegiatan pelatihan dan melihat hasil evaluasi dan
analisa sebagai dokumen pendukung,serta pihak-pihak yang terlibat dan waktu
pelaksanaan.
2.Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang kredibel untuk
memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program Pelatihan Penanggulangan Bencana
Massal untuk petugasdi IGD RS Katolik Budi Rahayu Blitar pada dasarnya sudah
berjalan dengan baik.Dan adanya pelatihan yang terlaksana diluar program yaitu
Pelatihan Penanggulangan bencana gunung meletus, karena pada bulan Oktober
tahun 2007 Gunung Kelud dinyatakan aktif dan dimungkinkan dapat meletus.
Walaupun pada akhirnya Gunung Kelud tidak jadi meletus tetapi pelatihan ini tetap
bermanfaat bagi karyawan Rumah Sakit Budi Rahayu.
Faktor Faktor pendukung :
Sarana dan prasarana medis dan kebijakan RS sangat mendukung.
Kerja sama yang baik antar petugas di IGD dengan Tim Penanggulangan Bencana
Rumah Sakit sangat mendukung terlaksananya Program ini.
Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan Program Pelatihan Penanggulangan Bencana Massal
untuk petugas di IGD RS Katolik Budi Rahayu Blitar yang sudah baik
dipertahankan
Pentingnya pelatihan ini untuk diprogramkan pada tahun berikutnya.
V. PENUTUP
PROGRAM PELATIHAN
UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN
BIDANG GAWAT DARURAT
BAGI PEGAWAI RUMAH SAKIT NON MEDIS
DAN
MASYARAKAT AWAM
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Indikator Evaluasi
Indikator / ukuran pencapaian Program Pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan
gawat darurat bagi pegawai non medis dan masyarakat awam di IGD RS Katolik Budi
Rahayu adalah ukuran-ukuran yang dibuat dalam instrumen evaluasi untuk menilai hasil
pelaksanaan kegiatan.
Dalam hal ini indikator yang digunakan sesuai dengan komponen pelayanan gawat
darurat yang termasuk komponen Pra Rumah Sakit (luar RS ) adalah adanya Sub system
ketenagaan yang meliputi :
1.Awam ( biasa dan khusus )
2.Perawat / paramedic
3.Medis / dokter umum.
Sehingga sangat perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada
orang awam.
Kerja evaluasi dilakukan dengan cara mengisi formulir-formulir yang sudah tersedia
melalui proses verifikasi lapangan. Adapun verifikasi lapangan dilakukan melalui cara-
cara sebagai berikut :
1.Observasi
Kegiatan observasi adalah upaya memantau suatu kegiatan dengan mengikuti proses
secara langsung di lapangan. Hal yang penting yang dilakukan dalam observasi ini
adalah merekam proses aktivitas kegiatan pelatihan dan melihat hasil evaluasi dan
analisa sebagai dokumen pendukung,serta pihak-pihak yang terlibat dan waktu
pelaksanaan.
2.Wawancara
Wawancara adalah upaya melacak proses dan hasil pelaksanaan rencana strategis
melalui wawancara dengan petugas di IGD sebagai narasumber. Nara sumber adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam proses dan utamanya yang memang kredibel untuk
memberi informasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Program Pelatihan untuk meningkatkan
ketrampilan gawat darurat bagi pegawai non medis dan masyarakat awam di
IGD RS Katolik Budi Rahayu pada dasarnya sudah berjalan dengan baik.
Rekomendasi
Hasil evaluasi pelaksanaan Program Pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan
gawat darurat bagi pegawai non medis dan masyarakat awam di IGD RS Katolik
Budi Rahayu Blitar yang sudah baik dipertahankan
Pentingnya pelatihan ini untuk diprogramkan pada tahun berikutnya dengan materi
yang berbeda.
V. PENUTUP