Você está na página 1de 12

MAKALAH

L O G I K A
FILSAFAT ILMU

Dosen Pembimbing :

Nama Kelompok :
1. Akhfa Aulia S. (161.011.12)
2. Ayu Ria Rosita (161.011.22)
3. Eldarika M.P (161.011.22)
4. Dian Astriana (161.011.35)
5. Dinda Irawati (161.011.38)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AL-ANWAR MOJOKERTO

2017

1
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah filsafat tentang logika dengan mudah dan lancar. Makalah
ini disusun untuk menjelaskan tentang logika dan peranannya di filsafat. Pembahasan makalah
ini meliputi pengertian logika, objek logika, fungsi logika, asas asas logika, macam-macam
logika dan hukum logika.
Makalah ini disusun secara sistematis tentang logika filsafat dengan tujuan melengkapi
tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai logika filsafat bagi
mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaikbaiknya,
tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak
patah. Semua yang ada dibumi ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna itu adalah
kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun
dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Amin

Mojokerto, 11 Maret 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ...................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
BAB II ISI
A. Pengertian Dan Obyek Logika .. 5

B. Fungsi Logika .. 6

C. Asas Asas Logika 7


D. Macam-Macam Logika 8
E. Hukum Logika 9
BAB III METODE PENELITIAN
Kesimpulan dan Saran ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak
logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk
akal dan tidak logis adalah sebaliknya. Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita
ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan
informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak
mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika.
Sebagai suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari pemikirpemikir
Yunani yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam perkembangannya, logika telah
menarik minat dan dipelajari secara luas oleh para filosof. Logika juga menarik minat filosof-
filosof muslim sehingga menjadi pembahasan yang menarik dalam masalah agama.
Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam
bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran
dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukumhukum
dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
Banyak permasalah dihadapan kita yang dapat kita cari solusinya dengan cara menggunakan
logika. Tetapi tidak semua masalah dapat kita selesaikan dengan menggunakan logika. Apakah
sah jika semua permasalahan dalam hidup ini kita selesaikan dengan menggunakan logika?
Dengan demikian Kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan
harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.

B. Rumusan Masalah

Logika adalah salah salah satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam
memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga menimbulkan
beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dan obyek logika itu?


2. Apakah fungsi logika dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa saja asas asas logika?
4. Apa saja macam-macam logika?
5. Bagaimana hukum logika?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Obyek Logika

1. Pengertian Logika

Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu (Logos) yang artinya hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara
singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika
disebut sebagai logika Epiteme (Latin: logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu
jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan
untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk
mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan
pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan
dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian,
putusan, penyimpulan, silogisme.
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir
(khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang
berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang
telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum
pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang
praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan
menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan
dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya.
Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum
serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut
dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.

2. Obyek Kajian Logika

Oleh karena yang berfikir itu manusia maka harus dikatakan bahwa lapangan
penyelidikan logika ialah manusia itu sendiri. Tetapi manusia ini disoroti dari sudut tertentu,
yakni budinya. Begitu pula berfikir adalah obyek material logika. Berfikir di sini adalah
kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berfikir manusia mengolah, mengerjakan
pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakannya ini terjadi
dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian
yang satu dengan pengertian yang lainnya.
Jika dilihat dari obyeknya, dikenal sebagai logika formal (Manthiq As-Shuari) dan
logika material (al-Manthiq al-maddi). Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yang berbeda secara radikal, yakni cara berfikir dari umum ke khusus dan cara berfikir
dari khusus ke umum. Cara pertama disebut berfikir deduktif dipergunakan dalam logika
formal yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran
dengan mempergunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-patokan berfikir benar. Cara
berfikir induktif dipergunakan dalam logika material, yakni menilai hasil pekerjaan logika

5
formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan empiris. Logika formal disebut juga
logika minor. Logika material disebut logika mayor.

B. Fungsi Logika
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan
kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia
mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari
berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap
obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.
Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah
mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya
dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
Selain itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang
cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan penalaran
yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu
bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan
program komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan argumen.
Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir
benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir
benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya
dikembangkan dalam bentuk silogisme.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:

1. Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,
tetap, tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asasasas
sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir
kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.

Karena yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan berpikir benar
maka tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi orang yang selalu benar dalam
berpikir. Itu semua tergantung seperti apa dia menerapkan aturan-aturan berpikir itu, disiplin
atau tidak dalam menggunakan aturan-aturan itu, sering berlatih, dan tentu saja punya tekad
dalam kebenaran.
Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin bertambah dan
dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil keputusan dengan benar. Disamping
itu belajar logika juga sangat bermanfaat dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan
dasar ilmu psikologi yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir
dan daya analisis kita semakin berkembang.

6
C. Asas Asas Logika

Asas logika dalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti.
Kapasitas asas bagi kelurusan berpikir adalah mutlak salah benarnya suatu pemikiran
tergantung pada terlaksana tidaknya asas-asas.
Obyek material logika adalah berpikir dan obyek formalnya adalah berpikir yang lurus.
Ini berbeda dengan kesesatan. Intinya, konklusi logika berupa kebenaran logis adalah
kebenaran yang diperoleh sesuai dengan asas-asas logika yang sudah jelas dengan sendirinya
dan sesuai dengan kenyataan.
1. Asas Utama
Asas penalaran yang mendahului atau tidak tergantung pada asas lainnya yang terdiri
dari:
a) Asas persamaan (principium identitatis)
Asas identitas/persamaan adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas
pemikiran yang lain, kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas ini, prinsip ini
mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan yang lain/sesuatu itu identik
dengan dirinya sendiri.
Contoh : p = p: Aku adalah aku.
- Rumus : Bila proposisi itu benar, maka benarlah dia
- Contoh : cabe adalah pedas bukan manis, asin atau pahit.

b) Asas pertentangan (principium kontradiktoris)


Asas Kontradiksi/pertentangan adalah pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama
dengan pengakuannya rumusan negatif dari pernyataan positif, sesuatu yang
bertentangan tidak boleh diakui atau ditolak secara bersamaan.
Contoh : p p: Aku bukanlah bukan aku.
- Rumus : Tidak ada proposisi yang sekaligus benar dan salah
- Contoh : Mahasiswa yang kuliah di ruang 2201 pukul 11.30 WIB bukan mahasiswa
KPI.
( Jika kita mengakui sesuatu itu bukan A, maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah
A)

c) Asas penolakan kemungkinan ketiga (principium exclusii tertir)


Asas penolakakan kemungkinan ketiga adalah antara pengakuan dan pengingkaran
kebenarannya terletak pada salah satunya (pengakuan dan pengingkaran merupakan
pertentangan mutlak). Sehingga tidak mungkin benar atau salah keduanya sesuatu
tidak bisa menjadi bagian dari dua hal yang saling menegasikan secara bersamaan.

7
Contoh : Aku atau bukan aku.
- Rumus : Suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau salah.
- Contoh : Mahasiswa yang ada di ruang 2201 pada saat kuliah dasar-dasar logika
semuanya wanita, tidak ada pria.

2. Asas Turunan (derived principle)


Asas yang tergantung pada asas utama yang terdiri dari:

a) Asas kesesuaian (principium convenientiae)

Jika salah satu dari dua hal sesuai dengan yang ketiga maka yang lainnya juga sesuai.
Contoh: jika A = B, B = C, maka A = C.
b) Asas ketidaksesuaian (principium inconvenientiae /discrepantiae)
Jika salah satu dari dua hal tidak sesuai dengan yang ketiga maka yang lainnya juga
tidak sesuai. Contoh: jika A = B, B C maka A C.
c) Asas dikatakan semua (principium dictum de omni)
Jika sesuatu yang berlaku secara universal pada sesuatu maka berlaku pula secara
partikularnya. Contoh: Manusia berpikir, Harmoko juga berpikir. d) Asas tidak
dikatakan semua (principium dictum de nulle)

Jika sesuatu tidak berlaku secara universal maka tidak berlaku pula secara
partikularnya. Contoh: Binatang tidak berpikir, keledai juga tidak berpikir.

D. Macam Macam Logika


1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan
lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini
ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini
sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang
merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti,
lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk
menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah
ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.

8
E. Hukum Logika
Hukum logika dimaksudkan untuk menunjukkan kedudukan hukum logis dalam suatu
sistem logika proposisi modern. Hal ini kita perlukan karena dalam meninjau ilmu-ilmu
empiris, hukum logika memegang peranan penting. Hukum logika bisa membantu pemahaman
tersebut, namun tidak mutlak perlu dipelajari untuk bisa memahami tentang penyimpulan
(silogisme).

Berikut adalah 3 hukum dasar logika formal :


1. Hukum Identitas
Pertama dan terpenting adalah hukum identitas. Hukum tersebut dapat disebutkan dengan
berbagai cara seperti: sesuatu adalah selalu sama dengan atau identik dengan dirinya, dalam
Aljabar: A sama dengan A.
Rumusan khusus hukum tersebut tak terlalu penting. Pemikiran esensial dalam hukum
tersebut adalah seperti berikut. Dengan mengatakan bahwa sesuatu itu sama dengan dirinya,
maka dalam segala kondisi tertentu sesuatu itu tetap sama dan tak berubah. Keberadaannya
absolut. Seperti yang dikatakan oleh akhli fisika: materi tidak dapat di buat dan dihancurkan.
Materi selalu tetap sebagai materi. Jika sesuatu adalah selalu dan dalam semua kondisi sama
atau identik dengan dirinya, maka ia tidak dapat tidak sama atau berbeda dari dirinya.
Kesimpulan tersebut secara logis patuh pada hukum identitas: Jika A selalu sama dengan A,
maka ia tidak pernah sama dengan bukan A (Non-A).
Contoh :
Hukum Identitas
Ketiga kalimat ini pasti benar:
Benar adalah Benar, Salah adalah Salah.
Setiap hal adalah hal itu sendiri.
x=x
2. Hukum Kontradiksi
Hukum kontradiksi menyatakan bahwa A adalah bukan Non-A. Itu tidak lebih dari sebuah
rumusan negatif dari pernyataan posistif, yang dituntun oleh hukum pertama logika formal.
Jika A adalah A, maka menurut pemikiran formal, A tidak dapat menjadi Non-A. Jadi hukum
kedua dari logika formal, yakni hukum kontradiksi, membentuk tambahan esensial pada hukum
pertama. Beberapa contoh: manusia tidak dapat menjadi bukan manusia; demokrasi tidak dapat
menjadi tidak demokratik; buruh-upahan tidak dapat menjadi bukan buruh-upahan.
Hukum kontradiksi menunjukkan pemisahan perbedaan antara esensi materi dengan
fikiran. Jika A selalu sama dengan dirinya maka ia tidak mungkin berbeda dengan dirinya.
Perbedaan dan persamaan menurut dua hukum di atas adalah benar-benar berbeda, sepenuhnya
tak berhubungan, dan menunjukkan saling berbedanya antara karakter benda (things) dengan
karakter fikiran (thought).
Contoh :
Hukum Non Kontradiksi
Ketiga kalimat ini juga pasti benar:
- Benar bukanlah Salah, Salah bukanlah Benar.
- Setiap hal bukanlah yang bukan hal itu.

9
3. Hukum Kualitas
Kualitas yang saling berbeda dan terpisah dari setiap benda ditunjukkan dalam hukum yang
ketiga logika formal, yakni: hukum tiada jalan tengah (the law of excluded middle). Menurut
hukum tersebut segala sesuatu hanya memiliki salah satu karakteristik tertentu. Jika A sama
dengan A, maka ia tidak dapat sama dengan Non-A. A tidak dapat menjadi bagian dari dua
kelas yang bertentangan pada waktu yang bersamaan. Dimana pun dua hal yang berlawanan
tersebut akan saling bertentangan, keduanya tidak dapat dikatakan benar atau salah. A adalah
bukan B; dan B adalah bukan A.
Kebenaran dari sebuah pernyataan selalu menunjukkan kesalahan (berdasarkan lawan
pertentangannya) dan sebaliknya. Hukum yang ketiga tersebut adalah sebuah kombinasi dari
dua hukum pertama dan berkembang secara logis.
Contoh :
Hukum Excluded Middle
- Selain Benar dan Salah tidak ada kemungkinan lain.

10
BAB III
PENUTUP

Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu (Logos) yang artinya hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jika dilihat
dari obyeknya, dikenal sebagai logika formal (Manthiq As-Shuari) dan logika material (alManthiq al-
maddi). Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin bertambah dan
dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil keputusan dengan benar. Disamping
itu belajar logika juga sangat bermanfaat dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan
dasar ilmu psikologi yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir
dan daya analisis kita semakin berkembang. Asas logika dalah pengetahuan dimana
pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas bagi kelurusan berpikir adalah mutlak
salah benarnya suatu pemikiran tergantung pada terlaksana tidaknya asas-asas. Hukum logika
dimaksudkan untuk menunjukkan kedudukan hukum logis dalam suatu sistem logika proposisi
modern. Hal ini kita perlukan karena dalam meninjau ilmu-ilmu empiris, hukum logika
memegang peranan penting. Hukum logika bisa membantu pemahaman tersebut, namun tidak
mutlak perlu dipelajari untuk bisa memahami tentang penyimpulan (silogisme).

11
Daftar Pustaka

1. http://adesmedia.blogspot.co.id/2013/02/filsafat-logika-sebagai-
cabangfilsafat.html
2. https://rumahmakalah.wordpress.com/2008/11/04/logika-arti-
sejarahobyek-pembagian-dan-manfaat-mempelajarinya/
3. http://fadhilah-ms3.blogspot.co.id/2014/01/hukum-logika.html
4. http://fadhilah-ms3.blogspot.co.id/2014/01/azas-azas-logika.html

12

Você também pode gostar