Você está na página 1de 6

ANESTHESI

Kelompok 9 : Andi Hasrahwati ( O111 12 008 ), Ryan Jehansa ( O111 12 109 ),


Sri Almarahma ( O111 12 113 ), Alfionita Arif ( O111 12 257 ), Muh. Rifki
Rajab ( O111 12 259 )
Asisten : Muh. Yogi Wildan Pranoto

Laboratorium Ilmu Bedah


Program Studi Kedokteran Hewan
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara melakukan anastesi
umum pada kucing, tahap-tahap yang dilakukan sebelum anastesi umum, dan cara
perhitungan dosis obat. Hewan yang digunakan yaitu kucing yang dilakukan di
Kampus Unhas Baraya. Metode yang digunakan yaitu anaesthesi umum. Dengan
menggunakan obat seperti Atropine sulfat 0,25mg/ml dosis 0,04mg/kg BB; ACP
20mg/ml dosis 0,25mg/kg BB; Ketamin 100mg/ml dosis 8mg/ml Dari Praktikum
ini, kesimpulan yang dapat diambil yaitu Anestesi merupakan tahapan yang
sangat penting pada tindakan pembedahan, karena pembedahan tidak dapat
dilakukan bila anestesi belum dilaksanakan. Sebelum melakukan anastesi umum
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan umum dan premedikasi. Pemeriksan
umum yang dilakukan meliputi spesies, jenis kelamin, umur, berat badan, suhu,
pulsus, respirasi, mukosa konjungtiva, detak jantung, dan refleks pupil. Adapun
obat-obat premedikasi yang digunakan terdiri dari sedative dan antikolinergik
yaitu Atropine sulfat dan ACP yang memiliki manfaatnya untuk memberikan efek
bagus terhadap hewan dan sebagai penyeimbang dari efek samping anestetika
yang akan digunakan.

Kata Kunci : Anastesi, Premedikasi, Ketamine

Pendahuluan terancam, sehingga diperlukan


pemilihan anestetik yang benar-benar
Anestesi merupakan tahapan
aman dan ideal. Sampai saat ini,
yang sangat penting pada tindakan
belum ada anestesi yang dijamin
pembedahan, karena pembedahan
aman untuk pasien dan memenuhi
tidak dapat dilakukan bila anestesi
kriteria ideal, yaitu anestesi yang
belum dilaksanakan. Anestesi umum
menghasilkan analgesi, sedasi,
juga mempunyai resiko sangat besar
relaksasi, dan menghasilkan suatu
dari prosedur pembedahan karena
keadaan tidak sadar/
nyawa pasien yang dianestesi dapat

1
unconsciousness, aman untuk sistem Salah satu obat anestetik yang
vital, serta mudah diaplikasikan sering digunakan pada kucing adalah
(Sudisma, et all., 2012). ketamin. Dalam penggunaannya
Beberapa tindakan bedah ketamin mempunyai beberapa
seperti operasi orthopedi, Caesar, keuntungan, di antaranya yaitu
cystotomi, enterektomi, mempunyai mula kerja (onset of
membutuhkan waktu yang relatif action) yang cepat dan efek analgesik
lama, sehingga dibutuhkan yang kuat serta aplikasinya cukup
penambahan dosis anestesi. mudah, yaitu dapat diinjeksikan
Berkaitan dengan hal tersebut, maka secara intramuskular. Namun,
sangat penting untuk dilakukan ketamin juga mempunyai kerugian
pemantauan terus menerus tentang yaitu tidak terjadi relaksasi otot
keadaan pasien, terutama pada reaksi sehingga dapat menimbulkan
terhadap pemberian obat anestetik, kekejangan dan depresi ringan pada
khususnya terhadap fungsi saluran respirasi. Oleh karena itu,
pernafasan dan jantung. Hal ini untuk mengurangi efek samping
penting untuk diperhatikan karena ketamin, penggunaannya sering
anestesi umum akan menimbulkan dikombinasikan dengan obat
reaksi yang berbeda pada organ dan premedikasi, seperti diazepam,
sistem tubuh masing-masing individu midazolam, medetomidine, atau
(Yudaniyati, et all., 2010). xylazin (Yudaniyati, et all., 2011).
Tujuan utama pemantauan Pemilihan obat anestesi
anestesi adalah untuk diagnosis yang tepat dan cara pemberian
adanya permasalahan, perkiraan yang benar akan meminimalkan
kemungkinan terjadinya kegawatan efek samping yang tidak diinginkan
dan evaluasi hasil suatu tindakan, terhadap sistem tubuh, khususnya
termasuk efektivitas serta adanya pada sistem kardiovaskuler, sistem
efek tambahan. Hal-hal yang perlu respirasi dan temperatur tubuh. Hal
diamati selama anestesi adalah ini disebabkan hampir semua jenis
tingkat kedalam anestesi, efektivitas obat anestesi menimbulkan efek
kardiovaskuler, dan efisiensi perfusi samping terhadap sistem
jaringan, serta perubahan respirasi kardiovaskuler, sistem respirasi
(Yudaniyati, et all., 2010). dan temperatur tubuh (Yudaniyati, et
Sebelum melakukan tindakan all., 2010).
anestesi selalu didahului dengan Ketamin merupakan jenis obat
pemberian premedikasi. Premedikasi anestesi yang dapat digunakan pada
adalah tindakan pemberian obat- hampir semua jenis hewan.
obatan 1-2 jam sebelum induksi Ketamin dapat menimbulkan efek
anestesi. Salah satu tujuan yang membahayakan, yaitu
premedikasi adalah mengurangi takikardia, hipersalivasi,
kecemasan dan obat yang dipakai meningkatkan ketegangan otot,
untuk mengurangi kecemasan nyeri pada tempat penyuntikan,
adalah golongan benzodiazepine, dan bila berlebihan dosis akan
menurut clinical anesthesiology obat menyebabkan pemulihan berjalan
yang digunakan untuk premedikasi lamban dan bahkan membahanyakan.
anestesi spinal midazolam dan Efek samping yang tidak diharapkan
diazepam (Rakhmatjati, 2010). dari suatu pembiusan itu dapat
diatasi dengan mengkombinasikan

2
obat-obatan dan mengambil Jenis Kelamin : Jantan
kelebihan masing-masing sifat yang Umur : 2 tahun
diharapkan (Yudaniyati, et all., Berat Badan : 3,9 kg
2010). Pengamatan suhu : 38.9oC
Pengamatan pulsus : 132x/menit
Materi dan Metode Pengamatan respirasi : 84x/menit
Volume Obat
Materi Atropine Sulfat : 0.8 mg/mL
ACP : 0.2 mg/mL
Praktikum dilaksanakan pada Ketamin : 0.5 mg/mL
hari Sabtu, 25 Oktober 2014 Refleks pupil : normal
bertempat di kampus Unhas Baraya Denyut jantung : 100x/menit
pukul 10.00 - 13.00 WITA.Adapun
alat-alat yang digunakan pada Pemberian Atropin,Ketamin,dan
praktikum yaitu : ACP
- Abocat no.24 5 Menit
- Infus set Suhu = 38.3oC
- Gunting bengkok tumpul-tumpul Nafas =56 x/menit
-Hipafix Refleks pupil =kontraksi
- Torniquet Pulsus = 77x/menit
- Termometer digital Jantung =160x/menit
- Penlight Respon saraf =Masi ada
- Stetoskop
10 Menit
Bahan yang digunakan yaitu : Suhu = 38.6oC
- Antiseptik (alkohol 70 %) Nafas =43 x/menit
- kapas Refleks pupil = Dilatasi
- Kucing Pulsus = 69x/menit
- CairanNaClFisiologis Jantung =152x/menit
- Atropine sulfat 0,25 mg/ml Respon saraf =Masi ada
- ACP 20mg/ml CRT = 3 detik
- Ketamin 100mg/ml
20 Menit
Metode Suhu = 38.3oC
Nafas =24 x/menit
Metode yang digunakan yaitu Refleks pupil =dilatasi
anaesthesi umum. Dengan Pulsus = 63x/menit
menggunakan obat seperti Atropine Jantung =140x/menit
sulfat 0,25mg/ml dosis 0,04mg/kg Respon saraf =tidak ada
BB ; ACP 20mg/ml dosis 0,25mg/kg
BB ; Ketamin 100mg/ml dosis Anestesi dimulai pada pukul 10.20
8mg/ml. -Suhu = 39,3oC
-Refleks pupil =-
Hasil dan Pembahasan -Pulsus = 59x/menit
A. Hasil -Nafas = 20x/menit
-Pernafasan secara abdominal
Data Pasien Anestesi Umum -Kaki belakang mulai bereaksi
Spesis : Feline kembali pada pukul 11:05

3
-Kaki depan dan kepala mulai sedative yaitu ACP dan yang
bereaksi kembali pada pukul 11:10 bertindak sebagai antikolinergik
-Pupil berkontraksi kembali pada yaitu Atropine sulfat.
pukul 11:20 Yang pertama diinjeksikan
yaitu Atropine Sulfat sebanyak 0,8ml
Pembahasan secara SC. Atropin digunakan untuk
menjada efek dari ketamine. Atropin
Pada praktikum ini dilakukan mempunyai efek takikardia,
berbagai langkah untuk melakukan mempercepat respirasi, mengurangi
anestesi umum pada kucing.Sebelum motilitas gastrointesinal, dan
kucing di anestesi dilakukan restrain mengurangi sekresi saliva.
agar kucing tidak memberontak, Penyuntikan kedua dilakukan 10-
perhitungan BB, pulsus, frekuensi 15menit setelah pemberian atropine.
nafas, suhu dan refleks pupil sebagai Yang kedua yaitu pemberian
data perbandingan saat dilakukan ACP sebagai sedative. ACP dapat
anestesi. Dari hasil perhitungan yang digunakan sebagai pengganti
kami peroleh mulai dari suhu sampai Xylazine apabila tidak tersedia. ACP
refleks pupil semua dalam keadaan diinjeksikan pada glutea sebelah
normal kecuali frekuensi nafas yang kanan. ACP juga berfungsi sebagai
mencapai 148x/menit. Frekuensi efek penenang agar hewan tidak
nafas yang sangat tinggi dapat merasa takut dan gelisah.
diakibatkan karena kucing dalam Penyuntikan ketiga dilakukan 5-10
keadaan stress dan kepanasan menit setelah pemberian ACP.
didalam ruangan praktikum. Yang ketiga yaitu pemberian
Setelah mendapatkan data ketamine sebagai anestetika.
pengukuran awal, dilakukan Ketamine diinjeksikan secara IM
pengukuran dosis Atropin sebagai pada glutea sebelah kiri.. Pada tahap
antikolinergik, ACP sebagai sedative ini kucing sudah dalam keadaan
dan Ketamin sebagai anestesi. tidak sadar namun matanya masih
Pengukuran volume anestetika terbuka. Hal ini terjadi karena
pemberian obat didapatkan dari : Ketamine menjaga refleks saraf
kranial, salah satu contohnya yaitu
mata tetap dalam keadaan terbuka
= selama anestesi (Ramsey, 2011).

Setelah pemberian ketiga
Setelah pengukuran volume obat tersebut, maka kucing telah
anestetika maka obat siap untuk masuk ke dalam stadium teranestesi
diinjeksikan sesuai dosis yang telah yang dimulai pada pukul 10:20.5
ditetapkan. Untuk melakukan menit sesudah pemberian ketiga obat
anestesi umum perlu dilakukan lebih tersebut kami mengamati perubahan
dulu suatu tindakan yang disebut yang terjadi pada menit ke 5 yaitu
premedikasi yang terdiri dari Suhu = 38.3oC, Nafas = 56
sedative dan antikolinergik. x/menit, Refleks pupil = dilatasi,
Manfaatnya untuk memberikan efek Pulsus = 77x/menit, Jantung =
bagus terhadap hewan dan sebagai 160x/menit, respon saraf = masih
penyeimbang dari efek samping ada, kemudian menit ke 10 yaitu
anestetika yang akan digunakan. Suhu = 38.6oC , Nafas = 43 x/
Dalam hal ini yang bertindak sebagai menit, Reflek pupil = Dilatasi,

4
pulsus = 69x/menit, jantung = (atropine). Setelah tahap tersebut
152x/menit, respon saraf = Masih baru kemudian diinjeksikan
ada. CRT = 3 detik .Pada menit ke anestetika (ketamin).
20 diperoleh Suhu = 38.3oC, Nafas = - Dalam keadaan tidak sadar, kucing
24 x/menit, refleks pupil = dilatasi, di infus pada kaki depannya (vena
Pulsus = 63x/menit, jantung = cephalica) .
140x/menit, respon saraf = sudah
tidak ada, CRT = 3 detik. Daftar Pustaka
Saat teranestesi, dilakukan
pemasangan infus menggunakan Sudisma, I Gusti Ngurah, et all.
abocat pada kaki depan tepatnya 2012. Anestesi Infus
pada vena cephalica. Abocat yang Gravimetrik Ketamin Dan
telah masuk kedalam vena kemudian Propofol Pada Anjing. Jurnal
dikeluarkan secara perlahan dan di Veteriner Maret. Vol 13 No 2.
eratkan dengan menggunakan hipafix Universitas Airlangga.
agar tidak mudah lepas. Saat dalam Yudaniyati, Ira Sari, et all. 2010.
keadaan tidak sadar Profil Penggunaan Kombinasi
Pada pukul 12:45, kucing Ketamin-Xylazine dan
mulai memberikan refleksnya mulai Ketamin-Midazolam Sebagai
dari kaki belakang, kaki depan, Anestesi Umum Terhadap
kepala lalu pupil mata yang Gambaran Fisiologis Tubuh
berkontraksi secara normal. Hal ini pada Kelinci Jantan. Jurnal
menandakan bahwa kucing telah veterinaria medika Vol 3.
berangsur-angsur sadar. Fakultas Kedokteran Hewam.
Universitas Airlangga.
Kesimpulan Yudaniyati, Ira Sari, et all. 2011.
Dari hasil praktikum Analisis Gas Darah Pada
kesimpulan yang dapat diambil Kucing Yang Mengalami
adalah: Laparohistomi Dengan
- Anestesi merupakan tahapan yang Anestesi Xylazin Ketamin Dan
sangat penting pada tindakan Xylazin Propofol. Jurnal Maret
pembedahan, karena pembedahan Vol 12. Fkultas Kedokteran
tidak dapat dilakukan bila anestesi Hewam. Universits Airlangga.
belum dilaksanakan. Rakhmatjati, Bayu Pradana. 2010.
- Tahap awal sebelum melakukan Perbandingan Kejadian
anestesi umum, perlu dilakukan Mendengkur Antara
pemeriksaan fisik seperti Premedikasi Midazolam
pengukuran BB, suhu, pulsus, Intramuskuler Dan Diazepam
frekuensi nafas dan refleks pupil. Intramuskuler Pada Operasi
Dilanjutkan dengan tindakan Yang Direncanakan. Fakultas
premedikasi yang terdiri dari Kedokteran. Universitas
sedativ (ACP) dan antikolinergik Diponegoro.

5
6

Você também pode gostar