Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN 3
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
hasil kali ion dimana akan didapatkan hasil yang berbeda-beda bergantung pada
konsentrasi larutan serta pada larutan jenuh nilainya akan tetap bila suhunya tetap
dan dalam keadaan demikian hasil kali ion sama dengan Ksp. Besarnya nilai hasil
kali kelarutan mencerminkan mudah atau tidaknya larutan elektrolit larut dalam
Salah satu contoh yana merupakan aplikasi Ksp, pada saat melarutkan
kapur Ca(OH)2 kedalam sedikit demi sedikit, maka awalnya Ca(OH)2 larut dalam
air, lama kelamaan padatan Ca(OH)2 yang ditambahkan tidak bisa larut lagi.
Keadaan pada saat zat pelarut sudah tidak mampu lagi melarutkan zat yang
ditambahkan disebut keadaan jenuh. Seluruh zat yang terlarut (karena elektrolit)
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah penentuan nilai hasil kali kelarutan (Ksp)
PbCl2 melalui pembentukan suatu endapan PbCl2 yang terbentuk dari Pb(NO3)2
dan KCl, serta mengukur suhu pelarutan endapan PbCl2 melalui proses
pemanasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau senyawa. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada cara tersebut
tertentu, kelarutan zat dalam pelarut tertentu didefinisikan sebagai jumlahnya bila
dilarutkan pada pelarut dan zat tersebut mencapai kesetimbangn dengan pelarut
sedikit larut dalam larutan jenuhnya. Ksp adalah hasil kali suku-suku konsentrasi
ion, dan masing-masing suku dipangkatkan dengan bilangan yang sama dengan
sedikit larut, biasanya digunakan symbol khusus Ksp. Hasil kali kelarutan untuk
elektrolit yang bukan biner, dengan cara yang sama dapat diturunkan sebagai
contoh (Bird,1993):
[Cl-] disebut hasil kali ion. Hasil kali ion akan berbeda-beda bergantung pasa
konsentrasi larutan serta pada larutan jenuh nilainya akan tetap bila suhunya tetap
dan dalam keadaan demikian hasil kali ion akan sama dengan Ksp.
Efek ion asing terhadap kelarutan endapan-endapan adalah tepat
menjelaskan efek ion asing terhadap kelarutan endapan, harus mengingat rumus
hasil kali kelarutan, harus dinyatakan dalam besaran aktivitas. Untuk larutan jenuh
adalah suhu, sifat pelarut, dan adanya ion-ion lain dalam larutan. Di dalam
golongan yang belakang disertakan ion-ion yang mungkin sama atau tidak sama
dengan ion-ion di dalam padatan, dan ion-ion yang membentuk molekul yang
1. Suhu
2. Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih mudah larut dalam air daripada dalam
pelarut organik. Ion di dalam sebuah Kristal tidak mempunyai tarikan demikian
besar untuk pelarut organic dan karenanya kelarutannya biasanya lebih kecil
Sebuah endapan biasanya lebih larut dalam air murni daripada sebuah larutan
yang mengandung salah satu ion dari endapan. Dengan adanya ion sama yang
sangat berlebihan, kelarutan suatu endapan mungkin sangat lebih besar daripada
apabila garam yang tidak mengandung ion yang sama dengan endapan ada di
dalam larutan.
5. Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Hal ini
endapan AgI akan semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan
6. Pengaruh Hidrolisis
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu kelarutan demikian rendah hingga
pH air tidak berubah secara nyata oleh hidrolisa serta kelarutan cukup besar
7. Pengaruh Kompleks
Kelarutan suatu garam yang sedikit larut juga tergantung pada konsentrasi dari
Faktor lain yang mempengaruhi kelarutan zat yang sedikit larut. Dalam
perhitungan yang dilakukan sampai sejauh ini, kita menganggap bahwa semua zat
yang terlarut berada dalam larutan sebagai kation dan anion yang terpisah. Dalam
banyak hal, anggapan ini tidak berlaku. Misalnya, dalam larutan jenuh magnesium
fluorida, pasangan ion yang terdiri dari satu ion Mg2+ dan satu ion F- atau MgF+,
pembentukan pasangan ion sangat nyata (terutama untuk zat yang kelarutannya
METODE PERCOBAAN
1. Bahan
2. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: rak
tabung reaksi 1 buah, tabung reaksi sebanyak 7 buah, gelas piala 500 ml sebanyak
pembakar gas sebanyak 1 buah, kaki tiga sebanyak 1 buah, kasa sebanyak 1 buah,
3. Prosedur Kerja
3. Tujuh buah tabung reaksi diisi dengan larutan Pb(NO3)2 sebanyak 10 ml.
menit.
6. Dilakukan pengamatan lalu dicatat pada volume berapa terjadi
pengendapan.
percobaan tadi, yaitu untuk larutan dengan volume KCl 1 M 2,0 ml ; 2,5 ml ;
2. Semua tabung reaksi yang berisi campuran tersebut dipanaskan dalam gelas
piala yang berisi air (berfungsi sebagai penangas) pada pembakar gas dan
1. Hasil Pengamatan
Pembentukan Suhu
Volume Pb(NO3)2 Volume KCl
No. endapan
0,075 M (mL) 1 M (mL) 0C K
(sudah/belum)
1. 10 0,5 Belum - -
2. 10 1,0 Belum - -
3. 10 1,5 Belum - -
2. Reaksi
2 2+ + 2
3. Perhitungan
= 2,0 mL + 10mL
= 12,0 mL
V Total
= 10 mL x 0,075 M
12,0 mL
= 0,0625 M
V Total
= 2,0 mL X 1 M
12,0 mL
= 0,1667 M
Ksp = [Pb2+][Cl-]2
= 1,7368 x 10-3
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
mmol KCl = V KCl x M KCl
= 2,5 mL x 1 M
= 2,5 mmol
= 10 mL + 2,5 mL
= 12,5 mL
V total
= 0,75 mmol
12,5 mL
= 0,06 M
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,06)3
= 8,64 x 10-4
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
mmol KCl = V KCl x M KCl
= 3,0 mL x 1 M
= 3,0 mmol
= 10 mL + 3,0 mL
= 13,0 mL
V total
= 0,75 mmol
13,0 mL
= 0,0577 M
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,0576 )3
= 7,684 x 10-4
= 10 mL x 0,075 M
= 0,75 mmol
mmol KCl = V KCl x M KCl
= 3,5 mL x 1 M
= 3,5 mmol
= 10 mL + 3,5 mL
= 13,5 mL
V total
= 0,75 mmol
13,5 mL
= 0,0556 M
Ksp = s x (2s)2
= 4s3
= 4(0,0556)3
= 6,876 x 10-4
1. Grafik
No. T (K) 1/T (K) Ksp log Ksp log Ksp regresi
y = ax + b
a = slop
b = intersept
y = log ksp
y -3,127-(-2,839)
a = slope = tan = = = 2880
x 0,002717 0,002817
b = y ax
= -2,839 (2880)(0,002817)
= -10,952
y = log ksp = ax + b
= 2880(0,002817) + (-10,952)
= -2,839
-H 1
Log Ksp = .
2,303 R T
H = 16198,9 J/mol
H = 16,198 kJ/mol
2. Pembahasan
larutan yaitu Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl 1 M. Dalam reaksi diketahui terbentuk
endapan PbCl2.
2 2+ + 2
Endapan PbCl2 merupakan endapan yang sedikit larut dalam air. Pelarutan
endapan dilakukan dengan metode pemanasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
terbentuk, makin lama proses pelarutan dan makin besar juga suhu yang
nilai hasil kali kelarutan (Ksp). Makin besar volume KCl yang ditambahkan,
makin kecil nilai hasil kali kelarutan (Ksp) yang diperoleh. Hal ini dikarenakan
yang berbeda sebanyak 50 mL. Sebelum dimasukkan dalam buret, buret tersebut
dibilas dengan larutan contoh, untuk menyamakan kondisi larutan dengan buret
yang akan digunakan. Pada saat memasukan larutan tersebut ke dalam buret,
diusahakan tidak ada gelembung pada buret. Hal ini bertujuan agar tidak
volume yang tetap yaitu 10 mL, sedangkan volume KCl dibuat bervariasi yaitu
0,5 mL; 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL; 3,5 mL. Perlakuan ini
keadaan jenuhnya dilewati sehingga endapan mulai terbentuk. Pada saat kedua
merata dan reaksi berjalan lancar. Setelah dikocok, campuran tersebut didiamkan
beberapa saat untuk melihat pada volume berapa terbentuk endapan. Endapan
yang terbentuk merupakan endapan putih PbCl2 yang terbentuk akibat gabungan
ion-ion didalam larutan membentuk partikel yang memiliki ukuran lebih besar
yang selanjutnya mengendap. Pada pencampuran 0,5 mL; 1,1 mL; 1,5 mL KCl
belum terbentuk endapan artinya hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan
belum melewati nilai hasil kali kelarutan (Ksp = 0). Endapan baru terbentuk pada
penambahan 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL; 3,5 mL yang berarti hasil kali
konsentrasinya sudah melewati hasil kali kelarutannya (Ksp < 0). Endapan yang
mempercepat larutnya endapan. Pada saat endapan dalam larutan tersebut larut
menghasilkan endapan yang yang banyak pula dan suhu yang diperlukan untuk
melarutkan endapan akan semakin besar jika endapan yang dilarutkan juga lebih
banyak. Jadi banyaknya endapan yang dilarutkan bernading lurus dengan suhu.
BAB V
5.1 Kesimpulan
maka kelarutan semakin kecil dan panas pelarutan dari PbCl2 adalah 16,198
kJ/mol
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Ksp ini adalah sebaiknya praktikum dimulai pada
pagi hari, bukan pada siang hari. Saran untuk asisten adalah mempertahankan
Bird, T., 1993, Kimia Fisik Untuk Universitas, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Day, J. R. A., dan Underwood, A. L., 1992, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta.
Petrucci, R. H. dan Suminar, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,
Erlangga, Jakarta.
Svehla, G., 1979, Vogel I Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan
Pb(NO3)2
dicatat.
Data
Pb(NO3)2
Data