Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MODUL I
HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA
K E G I A T A N B E LA J A R 1
I. HAKIKAT BAHASA
a. Pengertian Bahasa
Menurut beberapa sumber dari para ahli, bahasa adalah:
1. Sebuah simbol bunyi arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia
(Wardhaugh, 1972).
2. Sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis
melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati yang
memiliki makna yang dipahami (Websters New Collegiate Dictionary, 1981).
3. Sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial
untuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2).
4. Salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk
budaya manusia (Hilliday dan Hasan, 1991).
Dari pandangan para ahli diatas ada yang menyatakan bahasa melalui penekanan sistem,
alat dan juga pada komunikasi.
b. Karakteristik Bahasa
1. Sebagai sebuah sistem
Dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah
yang dapat diramalkan.
2. Sistem lambang yang arbiter (Makna suka) dan Konvensional.
Merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan
disepakati oleh suatu kelompok sosial.
3. Bersifat produktif
Dari huruf-huruf per kata dan selanjutnya dapat dihasilkan satuan bahasa dalam
jumlah yang tak terbatas, ribuan kata, kalimat atau wacana bacaan dengan segala
variasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya.
4. Memiliki fungsi dan variasi
Fungsi sebagai alat kominikasi sedangkan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok
disebut variasi atau ragam bahasa.
c. Fungsi Bahasa
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi
fungsi bahasa adalah sebagai berikut:
1. Personal
2. Regulator
3. Interaksional
4. Informasi
5. Heuristik
6. Imajinatif
7. Instrumental
d. Ragam bahasa
Berdasarkan pemakai dan pemakaiannya:
1. Berdasarkan pemakainya
Ragam bahasa dapat dilihat dari segi asal daerah penutur yang melahirkan dialeg
geografis, kelompok sosial yang melahirkan dialeg atau ragam sosial dengan segala
variasinya serta sikap bahasa yang melahirkan ragam resmi dan tak resmi atau
keseharian.
2. Berdasarkan pemakaiannya
Bertolak dari pemakaiannya, bidang perbincangan, yang melahirkan ragam ilmiah,
ragam sastra, ragam jurnalistik dan ragam-ragam lainnya. Media berbahasa, yang
memunculkan ragam lisan dan tulis, serta situasi bahasa, yang memunculkan ragam
baku dan tak baku.
K E G I A T A N B E LA J A R 2
b. Belajar Bahasa
Anak belajar bahasa dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi diajari
secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut:
1) Semua komponen, sistem dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu
2) Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik.
3) Belajar bahasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya
4) Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error) dan strategi lainnya.
c. Pembelajaran Bahasa
Tipe-tipe belajar yang melibatkan bahasa (Halliday, 1979, dalam Goodman, dkk., 1987):
1) Belajar bahasa
2) Belajar melalui bahasa
3) Belajar tentang bahasa
Apabila kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara lain
adalah:
1) Kemampuan menyimak atau mendengarkan
2) Kemampuan berbicara
3) Kemampuan membaca
4) Kemampuan menulis
Paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a. Imersi
Pembelajaran bahasa dilakukan dengan menerjunkan siswa secara langung dalam
kegiatan berbahasayang dipelajarinya.
b. Pengerjaan (Employment)
Pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang bermakna, fungsional dan otentik.
c. Demonstrasi
Siswa belajar bahasa melalui demonstrasi dengan pemodelan dan dukungan yang
disediakan guru.
d. Tanggung jawab
Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih aktifitas
berbahasa yang akan dilakukannnya.
e. Uji coba
Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan dari prespektif atau sudut pandang siswa.
f. Pengharapan (Expectation)
Siswa berupaya untuk suskses atau berhasil dalam belajar, jika merasa bahwa gurunya
mengharapkan dia menjadi sukses.
Paradigma pembelajaran bahasa tersebut merupakan rambu bagi guru untuk memilih dan
menerapkan strategi pembelajaran di SD.
MODUL 2
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kamampuan berbahasa yang diperoleh secara alami,
informal dan malalui kegiatan berbahasa langsung. Bahasa yang pertama kali diperoleh anak
disebut bahasa yng diperbincangkan para ahli, yaitu pandangan nativistik, pandangan
behavioristik dan pandangan kognitif.
K E G I A T A N B E LA J A R 1
K E G I A T A N B E LA J A R 2
Untuk menjadi guru professional salah satu syaratnya adalah dapat memilih strategi
pembelajaran yang tepat karena keberhasilan mengajar seorang guru ditentukan pula oleh
pemilihan strategi yang tepat. Didalam strategi pembelajaran bahasa tercakup pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran bahasa.
K E G I A T A N B E LA J A R 1
2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai cara mengajar. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya
adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi
hal-hal berikuit.
a. Pemilihan Bahan
b. Urutan Bahan
c. Penyajian Bahan
d. Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan,
seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu
pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang
dihadapi.
Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.
a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan
b. Paling berguna
c. Paling muda mengerjakannya
d. Gabungan ketiganya.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk
mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi
(penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan
kataan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas
macam metode, seperti berikut ini.
a. Direct Method
b. Natural Method
c. Psychological Method
d. Phonetic Method
e. Reading Method
f. Granmnar Language Method
g. Translation Method
h. Grammar Translation Method
i. Eclectic Method
j. The Unit Method
k. Language Control Method
l. Mim-Mem Method
m. Practice-theory Method
n. The Dual Language
o. Cognate Method
a. Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan.
Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum
pembelajaran berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek
bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa
inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa
Indonesia di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru
karena di jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa
Indonesia. Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam
hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu
berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan
bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan
tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa,
sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa
menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.
b. Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode
yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar,
atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode
Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini.
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui
siswa sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari
beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna
kata-kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca,
dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-
an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk
memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka
perlukan dalam study mereka.
Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan jalan
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok
diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah
sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi kelas
yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan
memasukan metode yang lain.
Eclectic artinya memilih secara bebas. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar
metode yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan
secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.
B. TEKNIK
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada
alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu
adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam
kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna cara-cara, dan metode juga mengandung makna
penyajian bahan maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini
dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).
a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar-mengajar.
Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah menerapakan dengan
berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam kelas
adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarjan
(menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya,
kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini
dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika memang telah
direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru didengarnya.
b. Teknik Tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah kita
lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang bari
diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa
terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan
pada waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes,
yaitu untuk menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita
diberikan.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-
peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang
berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai
warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa
yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu
dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran.
I. Hakikat Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh (arti
sempit).
Kurikulum menurut UU Pendidikan Tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Pandangan baru tentang kuikulum adalah program pendidikan yang disediakan sekolah
untuk siswa, yang dapat mendorong perkembangan dan pertumbuhan sesuai pendidikan telah
ditentukan. Kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala sesuatu
yang mempengaruhi perkembangan siswa seperti bangunan sekolah, alat-alat pelajaran,
perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata usaha, halaman sekolah dan lain-lain (Wiryokusumo,
1988:6).
Dalam buku Ketentuan Umum Kurikulum 2004, kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.
Menurut Goodlad membedakan kurikulum menjadi 5 jenis antara lain :
1. Kurikulum Ideal, kurikulum yang diharapkan oleh ahli dan guru yang mencerminkan
pengetahuan yang diakumulasikan berzaman-zaman.
2. Kurikulum Formal, kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah.
3. Kurikulum Bayangan, kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang tua dan
guru.
4. Kurikulum Operasional, kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
5. Kurikulum Pengalaman, kurikulum yang dialami oleh siswa.
Menurut Galtthorn, membedakan kurikulum menjadi 7 jenis, antara lain :
1. Kurikulum rekomendasi, kurikulum yang direkomendasikan oleh para ahli, asosiasi professional,
komisi pembaruan pendidikan, dan juga yang berdasarkan kebijakan pemerintah.
2. Kurikulum tertulis, kurikulum yang sudah disetujui oleh pemerintah.
3. Kurikulum dukungan, dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasikan untuk menunjang
kurikulum.
4. Kurikulum yang diajarkan, kurikulum yang diajarkan guru didalam kelas yang seharusnya
berdasarkan kurikulum tertulis.
5. Kurikulum yang diuji, kurikulum yang terdiri dari serangkaian bahan pelajaran/kegiatan belajar
yang dinilai mellaui tes baik yang dibuat oleh guru atau oleh panitia wilayah.
6. Kurikulum yang dipelajari, kurikulum yang merupakan hasil belajar, seperti perubahan nilai,
persepsi dan tingkah laku yang terjadi deri pengalaman belajar.
7. Kurikulum yang tersembunyi, kurikulum yang tidak berwujud, namun berpengaruh terhadap
perubahan perilaku anak didik.
B. Fungsi dan Tujuan Kurikulum
Fungsi kurikulum :
1. Bagi sekolah yang bersangkutan
a. Alat untuk mencapai tujuan
b. Pedoman bagi guru dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta
sebagai pedoman mengevaluasi perkembangan siswa,
c. Pedoman supervise bagi kepala sekolah untuk memperbaiki /menciptakan situasi belajar yang
baik dan membantu guru memperbaiki situasi belajar serta sebagai pedoman dalam
pengembangan kurikulum.
2. Bagi sekolah lanjutannya
a. Untuk keseimbangan proses pendidikan,
b. Penyiapan tenaga baru.
Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapatkan sejumlah
pengetahuann dan kecakapan yang baru dikembangkan dan melengkapi bekal hidup mereka
setelah terjun ke masyarakat
Fungsi kurikulum bagi masyarakat (orang tua dan pemakai lulusan), untuk orang tua dapat
membantu memperlancar program sekolah dengan memikirkan sarana yang diperlukan demi
keberhasilan anaknya, untuk pemakai lulusa, dapat memperlancar program, memberikan
saran/kritik untuk menyempurnakan program pendidikan yang sedang direncanakan
/dilaksanakan.
Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh Iskandar Wiryokusuma sebagi
berikut :
1. The adjustive of adaptive function atau fungsi penyesuaian,
2. The integrating function atau fungsi pemaduan,
3. The differentiating function atau fungsi pembedaan,
4. The prapaedetic function atau fungsi penyiapan,
5. The selective function atau fungsi pemilihan,
6. The diagnostic function atau fungsi diagnostic
Tujuan kurikulum terutama pada maple Bahasa Indonesia antara lain :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan.
4. Memahami bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi
pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
C. Komponen-komponen Kurikulum
Dalam buku Acuan Pengembangan Kurikulum 2004 disebutkan bakwa Kurikulum Berbasis
Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki 4 komponen yaitu :
1. Pengelolaan kurukulum berbasis sekolah,
2. Kegiatan belajar mengajar,
3. Penilaian berbasisi kelas,
4. Kurikulum dan hasil belajar.
K E G I A T A N B E LA J A R 2
II. Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa
Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas 4 aspek yaitu :
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
Dalam keempat aspek diatas yang merupakan 4 ketrampilan berbahasa terdapat aspek
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.
Fungsi bahasa yang utama sebagai alat komunikasi, fungsi utama bersastra sebagai
penghaluls budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepeduliasn social, pertumbuhan apresiasi
budaya dan penyaluran gagasan imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara
lisan maupun tertulis.
Dalam prakteknya pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I dan II, keempat ketrampilan
tersebut dilaksanakan secara terpadu.
Materi mata pelajaran Bahasa Indonesia pada keempat aspek :
Kelas I
Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
o Pengucapan bunyi atauo Kalimat sederhana untuk o Gambar tunggal o Garis putus-putus
suara tertentu di memperkenalkan diri o Gambar seri o garis lurus
sekitar. oKalimat sapaan o Gambar dalam buku o garis lengkung
o Pelafalan bunyi bahasao Gambar tunggal dan gambaro Suku kata o lingkaran
o Tanggapan sesame seri o Kata o bentuk huruf
nonverbal terhadap o Nama warna, nama&fungsi o Label o huruf
informasi yang anggota tubuh & benda- o Angka arab o kata
didengarkan benda di sekitar. o Kalimat sederhana o kalimat
o Teks yang terdiri atas oCerita pengalaman yang o Teks sastra & o angka Arab
berbagai kalimat berkaitan dengan nonsastra o kalimat atau
perintah (kalimat perjalanan dari rumah ke o Paragraph pendek beberapa kalimat
imperative) sekolah berisi kalimat o penulisan huruf,
o Deskripsi tentang oDeskripsi bendabenda di sederhana (5-8 kata&kaliamat
benda-benda di sekitar, kalimat berita kalimat) o label nama
sekitar (deklaratif). Informasi
o gambar sederhana
o Kalimat berita (kalimat tentang diri sendiri (minat,
o pengisisan kalimat
deklaratif) keinginan, citacita,dsb)
rumpang
o Dongeng. oKalimat yang mengucapkan
berdasarkan
kesukaan atau
gambar identitas
ketidaksukaan.
diri, nama, alamat.
o Puisi anak atau syair lagu
Kalimat sederhana
anak dengan huruf
o Tokoh tertentu dalam sambung (3-5
dongeng manusia atau kalimat)
hewan seperti dalam
dongeng kancil
Kelas II
Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
o Teks cerita (8-12 o Kata tanya: Apa, di o Teks pendek o Kalimat sederhana
kalimat) mana, Siapa. Kalimat (10-15 menggunakan huruf
o Teks berisi pesan Tanya: Maaf Pak, Apa kalimat) sambung (10-15 kalimat
pendek (untuk di sini rumah Bu o Teks cerita masingmasing terdiri
dibacakan guru) Aminah. atau fiksi atas 1-5 kalimat).
o Dongeng o Cerita tentang kegiatan (15-20 o Kalimat sederhana yang
sehari-hari di rumah kalimat) didiktekan (5 kalimat
dan di sekolah o buku-buku yang berisi 3-5 kata
o Teks percakapan tentang cerita 250 perkalimat)
kegiatan sehari-hari kata - komiko Cerita rumpang (belum
o Pengalaman pribadi 10-20 selesai)
o Peristiwa yang dialami di halaman o Informasi mengenai
rumah, sekolah di o puisi anak kegiatan anggota
rumah, sekolah dan keluarga
lingkungan. o Kalimat sederhana
o Tumbuhan atau gambar dengan huruf sambung
tentangtumbuhan dan antara 6-8 kalimat
binatang sekitar o Kalimat untuk
o Puisi anak mengatakan kesukaan/
o Cerita anak ketidaksukaan
o Dialog
PENUTUP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum mempunyai fungsi untuk sekolah yang bersangkutan, sekolah lanjutan, siswa , orang
tua dan pemakai lulusan. Dalam pembelajaran di dalam kelas aspek-aspek Bahasa Indonesia
diajarkan secara terpadu. Demikian pemaparan singkat tentang telaah kurikulum dan buku teks
mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas rendah.
MODUL 4
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
I. HAKIKAT KURIKULUM
A. PENGERTIAN KURIKULUM
1. Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari dunia
atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran tertentu
yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu
tingkat atau ijazah (Nasution,1986)
2. UU Pendidikan No 2 tahun 1989 menyebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
3. Wiryokusumo mengungkapkan bahwa kurikulum disusun sedemikian rupa agar memungkinkan
siswa melakukan berbagai ragam kegiatan. Kurikulum tidak terbatas hanya pada mata pelajaran
mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan
siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata
usaha, halaman sekolah dan lain lain
4. Tentang ragam kurikulum, Goodlad (dalam Kaber,1988) membedakan lima jenis kurikulum,
seperti berikut:
a. Kurikulum ideal, yang diharapkan oleh ahli dan guru yang mencerminkan pengetahuan yang
diakumulasikan berzaman-zaman
b. Kurikulum formal, yaitu kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah
c. Kurikulum bayangan, kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang tua dan
guru
d. Kurikulum operasional, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas
e. Kurikulum pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh anak didik
5. Galthorn membedakan kurikulum menjadi tujuh jenis
a. Kurikulum rekomendasi
b. Kurikulum tertulis
c. Kurikulum dukungan
d. Kurikulum yang diajarkan
e. Kurikulum yang diuji
f. Kurikulum yang dipelajari
g. Kurikulum tersembunyi
KELAS 2
A. Mendengarkan
SK : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan
pembacaan teks pendek, dan menyimak pesan pendek serta mendengarkan dongeng
B. Berbicara
SK: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan melalui
kemampuan bertanya/menyapa, menceritakan kegiatan sehari hari, melakukan percakapan,
menceritakan pengalaman, melaporkan dan mendeskripsikan sesuatu serta mendeklamasikan
pantun, menceritakan kembali cerita dan bermain peran
C. Membaca
SK : mampu membaca dan meamahami teks pendek dengan cara membaca lancer (bersuara)
beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi
D. Menulis
SK : mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf sambung, menulis
kalimat yang didikte guru, dan menulis melengkapi cerita, menulis rapi menggunakan huruf
sambung, dan menuliskan pengalaman tentang kesukaan dan ketidaksukaan
MODUL 6
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
2. Kosakata
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru
hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan
berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa
aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian
ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada
pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori
sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan
BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap
pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah
penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-
masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara
kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran
BI.
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran
mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa,daya
apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan
menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi ;2)
gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4)
menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang
perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan
kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis
menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan;
3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam
menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
KETERAMPILAN BERBAHASA
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi
focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain
yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan
kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada
keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan
siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena
dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan
ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong
anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang
manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 7.
39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua
aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya
dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri
dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur
tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula
pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk
melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar, Tujuannya
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah kutipan
tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di
SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat
mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada urutan
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam
hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
2. Kosakata
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru
hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan
berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa
aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian
ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada
pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori
sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan
BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap
pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah
penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-
masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara
kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran
BI.
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran
mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa,daya
apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan
menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi ;2)
gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4)
menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang
perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan
kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis
menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan;
3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam
menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
KETERAMPILAN BERBAHASA
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi
focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain
yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan
kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada
keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan
siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena
dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan
ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong
anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang
manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 7.
39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua
aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya
dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri
dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur
tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula
pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk
melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah kutipan
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi
tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di
SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat
mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada urutan
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam
hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru
hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan
berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa
aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian
ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada
pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-teori
sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan
BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
KEGIATAN BELAJAR 2
Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap
pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah
penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-
masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara
kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran
BI.
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran
mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa,daya
apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan
menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi ;2)
gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4)
menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang
perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan
kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis
menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan;
3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam
menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
KETERAMPILAN BERBAHASA
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi
focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain
yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan
kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada
keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan
siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena
dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan
ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong
anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang
manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 7.
39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua
aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya
dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri
dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur
tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula
pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk
melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar, Tujuannya
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah kutipan
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi
tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di
SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat
mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada urutan
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada urutan
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam
hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
Azhia Dhafanty F. P. Ch
NIM : 822131536
Siti Anita Purwati Dewi
NIM : 822155843
UNIVERSITAS TERBUKA
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Hakikat Pembelajaran
Kimble mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah
tingkah laku yang relatif permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan
(reinforcement) praktis.
B.F.Skinner menyatakan bahwa perubahan tingkah laku adalah pembelajaran dan tidak melalui proses
yang dapat disimpulkan, sedangkan para ahli yang lain menyatakan bahwa perubahan tingkah laku
merupakan akibat dari proses pembelajaran.
Dari uraian tersebut bahwa pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman atau
pelatihan yang diterimanya.
B. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran yang dimaksud ini adalah pembelajaran dalam situasi formal. Pembelajaran pada dasarnya
merupakan sebuah aktivitas yang sistemik, sistematis, dan terencana.
Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pelajaran bahasa, terdapat beberapa permasalahan yang harus
diantisipasi dan didudukkan secara proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan dengan :
1. Tujuan pembelajaran,
2. Materi pembelajaran,
3. Strategi pembelajaran,
4. Evaluasi,
5. Pengajar (guru), dan
6. Siswa.
D. Teknik Berbicara
Berikut ini adalah beberapa syarat teknik berbicara yaitu :
1. Memiliki Keberanian dan Tekad yang Kuat;
2. Memiliki Pengetahuan yang Luas;
3. Memahami Proses Komunikasi Massa;
4. Menguasai Bahasa yang Baik dan Lancar;
5. Pelatihan yang Memadai.
E. Efektivitas Berbicara
Hal-hal yang harus diperhatikan agar komunikasi bisa efektif yaitu :
1. Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar.
2. Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak.
3. Adanya sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima.
4. Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.
5. Adanya sifat keterbukaan yang disampaikan kedua belah pihak.
6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan sebaik-baaiknya pada mitra
bicara.
Aplikasi ketiga prinsip diatas dalam pengajaran menulis, siswa perli dihadapkan dengan
dunia nyata yang ada dilingkungan sosialnya. Mereka perlu dilatih untuk berinteraksi dengan
kehidupan sosial mereka. Mereka perlu diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan kehidupan
nyata dengan bekal pengetahuan yang sudah mereka miliki. Dengan demikian, mereka
diharapkan dapat menemukan masala yang akan ditulisnya dan lingkungan sosial mereka sendiri
dan dapat mengembangakan masalah dan menata bahawa penulisan dengan kreativitas mereka
sendiri. Tujuan pengajaran menulis terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa
tulis sesuai denga konteks pemakaian bahasa yang wajar. Untuk mencapai tujuan itu, pengajaran
menulis bisa memadukan beberapa aspek pembelajaran bahasa baik bersifat kebahasaan maupun
keterampilan sebagai bahan ajarnya, misalnya--- coba anda sebutkan!ya, keterampilan menulis
dipadukan dengan keterampilan menyimak/mendengarkan, membaca, atau dipadukan dengan
pembelajaran kebahasaan, seperti kosakata, struktur, ejaan dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran terpadu ini peran guru sangat besar. Guru harus mampu
menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa aktif untuk berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa tulis. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa indonesia denga
fokus menulis adalah pembelajaran bahasa indonesia yang dipusatkan atau bertumpu pada
kegiatan latihan menulis. Kalau di SD kelas rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-
huruf dan merangkaikan huruf-huruf itu menjadi kata, serta merangkaikan kata-kata itu menjadi
kalimat sederhana maka di SD kelas tinggi difokuskan pada latihan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa tulis secara jelas.
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Kimble mengemukakan bahwa perubahan tngkah laku siswa setelah melaksanakan
pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif permanen, tingkah laku yangdiakibatkan oleh
adanya penguatan praktis. Beberapa detail hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan sebagai
berikut :
Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar dapat diamati, bahwa
setelah mengikuti pembelajaran, seseorang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak
dapat dilakukan.
Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen.
Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman walaupun potensi
untuk itu telah dimiliki.
Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman / latihan praktis.
Pengalaman /latihan harus selalu ditajamkan, terutama pada tanggapan yang memerlukanadanya
penghargaan / reward
B. PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran yang dimaksud disini adalah pembelajaran dalam situasi formal.
Pembeljaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas, sistematik, sistematis, dan terencana.
Untuk melaksanakan pembelajaran perlu perencanaan yang dipersiapkan dan evaluasisebagai
tindak lanjut untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran tersebut . untuk mewujudkan
karakteristik pembelajaran bahasa terdapat beberapa permasalahan, permasalahannya adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi pembelajaran
3. Strategi pembelajaran
4. Evaluasi
5. Siswa
C. PEMBELAJARAN BAHASA DI SD
Bahasa Indonesia di sekolah digunakan sebagai bahasa pengantar sejak SD sampai
Perguruan Tinggi (PT), sedangkan mata pelajaran pokok diajarkan sejak SD sampai SLA,
diperguruan BI diajarkan sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU) pada jurusan nonbahasa
Indonesia. Walaupn di SD BI diajarkan sebagai mata pelajaran pokok, akan tetapi pada kelas-
kelas rendah untuk daerah-daerah tertentu masih digunakan bahasa daerah (BD) sebagai alat
interaksi dalam proses belajar mengajar di kelas
D. PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS MENYIMAK
Pembelajaran bahasa dengan focus menyimak diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Menyimak
Kegiatan menyimak yang dalam Kurikulum 2004 disebut dengan istilah mendengarkan, tidak
bias dilepaskan dengan kegiatanberbicara sebagai suatu jalinan komunikasi.
Menyimak merupakan kegiatan untuk menerima pesan, gagasan, informasi, pikiran, perasaan,
yang disampaikan dengan bahasa lisan. Menyimak melibatkan unsure-unsur kejiwaan.
a. Hakikat menyimak
Ketika kita sedang menonton sinetron yang kita sukai di Televisi, kita mendengarkan
suara orang berbicara di jalan/gang dekat rumah kita. Namun, kita tetap saja memperhatikan TV
yang sedang ramai karena ceritanya sangat kita sukai . pada peristiwa itu secara tidak sadar
bahawa kita telah menyimak isi dari sebuah cerita dari sinetron.
Menurut Kamidjan menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambing -lambing
bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif, yang dapat
disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal
b. Jenis-jenis meyimak
Secara garis besar, Tarigan membagi jenis menyimak menjadi dua macam yaitu ;
1. Menyimak ekstensif
2. Menyimak intensif
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK
Setelah kita memahami tentang metode pembelajaran bahasakita juga perlu mempelajari
teknik-teknik pembelajaran menyimak yang sesuai dan dapat dilakukan di SD yaitu ;
1. simak- ulang ucap 6. simak-baca 11. simak-bisik berantai
2. simak-tulis 7. simak- 12. simak-sanggah
rangkuman
3. simak-terka 8. simak-lengkapi 13. simak-temukan benda
4. simak-cerita 9. simak-kerjakan
5. simak-jawab 10. simak-lakukan
MODUL 11
BAB IV
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA
A. TEORI BERBICARA
Berbicara sebagai wujud dari aktivitas lisan dalam komunikasi dan berbicara merupakan
ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi.
B. KOMPONEN BERBICARA
Menurut Tarigan komponen-komponen yang terlibat dan mempengaruhi pembicaraan adalah
:
1. Pembicara
2. Pembicaraan
3. Penyimak
4. Media
5. Saran penunjang
6. interaksi
C. HAKIKAT BERBICARA
Pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan pikiran seseorang
dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.
Kemampuan berbicara merupakan tuntunan utama yang harus kita kuasia sebagai seorang guru.
D. JENIS-JENIS BERBICARA
Dalam pembahasan mengenai jenis-jenis berbicara, ada 5 landasan yaitu;
1. Situasi
2. Tujuan
3. Jumlah pendengar
4. Peristiwa khusus
5. Metode penyampaian
E. TEKNIK BERBICARA
Teknik bericara dimuka umum terwujud dalam beberapa persiapan yaitu; menentukan
maksud pembicaraan, menganalisis pendengar dan situasi, memilih dan menyiapkan topic,
mengumpulkan bahan, membuat kerangka uraian, menguraikan secara mendetail, dan berlatih
dengan suara nyaring.
F. EFEKTIVITAS BERBICARA
Efektivitas berbicara akan terpenuhi bila ada kesamaan antara pembicara dengan
pendengar, ada sikap saling mendukung dari kedua belah pihak, ada sikap positif, arrtinya pikiran
atau ide yang diutarakan dapat diterima sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi
keduanya, ada sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak, masing-masing pihak
mencoba menempatkan diri pada lawan bicaranya.
BAB V
KESIMPULAN
BAB VI
KRITIK DAN SARAN
1. KRITIK
Untuk kritik mungkin tidak ada
2. SARAN
Saran untuk para audiens diskusi adalah :
1. Seharusnya para audiens jangan bertanya yang bersifat menguji
2. Tanyalah kepada kami selaku kelompok 1 apabila teman-teman tidak mengerti, dan akan coba
kami jawab dengan sebisa mungkin.
3. Simaklah apa-apa yang dijelaskan oleh kami guna untuk mengetahui apabila ada kesalahan
konsep dari kami tentang pembelajaran IPA
4. Serta bantulah kami apabia kami tidak bisa menjawab pertanyaan teman-teman.
BAB VII
PENUTUP
Sekian dari kami (kelompok 5) yang telah membahas tentang modul 10 DAN 11 yaitu
tentang Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus menyimak dan berbicara. Apabia ada
kesalahan dalam penyampaian modul ini kami minta maaf karena kami masih ada dalam tahap
belajar. terimakasih untuk tutor yang telah membimbing kami dan tak lupa kepada teman-teman
seperjuangan yang telah membantu aktif dalam diskusi ini. Akhir kata
Assalamualaikum . Wr. Wb.
RESUME
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD
MODUL 12
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS SASTRA
KB 1
HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS SASTRA DI SD
Pengertian apresiasi sastra menurut Gove adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan
batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan
pengarang.
Pengertian apresiasi sastra menurut Tarigan adalah penaksiran kualitas karya sastra serta
pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas,
sadar, serta kritis.
Sedangkan pengertian apresiasi sastra menurut S. Effendi adalah kegiatan menggauli cipta sastra
dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Pengertian apresiasi sastra secara umum adalah penilaian yang baik atau penghargaan terhadap
karya sastra
Pengertian apresiasi sastra secara luas adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin,
dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang.
B. HAKIKAT SASTRA ANAK
Kata sastra berarti karya seni imajinatifdengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan
bahasa ( Rene Wellek, 1989 ).
Karya seni imajinatif tersebut dapat dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Selanjutnya kata anak
dapat diartikan sebagai manuusia kecil ( KBBI, 2000:41 ). Kata anak yang dimaksud di sini
bukanlah anak balita ataupun anak remaja, tetapi anak usia sekolah dasar yang berumur antara 6
sampai 13 tahun.
Menurut Santoso ( 2003:8.3) sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur
estetisnya domonan yang bermediumkan bahasa, baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus
dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak
Menurut Sarumpaet ( dalam Santoso, 2003:8.3 ), sastra anak adalah karya sastra yang
dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua.
Karya sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa, baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-
anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Pembelajaran yang akan dilaksanakan difokuskan pada sastra maka materi yang dipilih adalah
memperkenalkan karya sastra.
Misalnya anak-anak di suruh mendengarkan puisi atau cerpen, kemudian mereka diminta untuk
menulis kembali isi puisi atau cerpen tersebut dengan bahasa mereka sendiri.
Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu mengapresiasi
sastra anak secara sederhana melalaui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran , dan
mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan di capai di kelas 1 dan 2 adalah
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan.( kelas 1 dan 2)
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara. ( kelas 1 dan 2 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca. ( kelas 2 )
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai
pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan melalui menulis karanggan melalui piikiran sendiri,
menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis
petunjuk.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun,
membaca dongeng atau cerita rakyat,memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan
membuat pantun sederhana.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi cerita
pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan menulis puisi bebas.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra
anak melalui membaca novel anak, bermain peran, memparafrasekan puisi, mendengarkan cerita
rakyat, dan membacakan cerita rakyat yang masih popular.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan di capai di kelas 3, 4, 5 dan 6
adalah :
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan.( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara. ( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca. ( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis. ( kelas 4,5, dan 6 )
KB 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
Menurut Huck Pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk anak-
anak harus memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal. Artinya bahwa materi
sastra yang dipilih harus dapat :
a. memberikan kenikmatan
b. mengembangkan imajinasi
c. memperkuat daya pikir
d. memberi pengalaman mengalami
e. mengembangkan kemampuan berperilaku
f. menyajikan pengalaman yang menyeluruh
Ada beberapa metode yang dapat di manfaatkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD
yaitu :
Direct Method atau Metode Langsung
Adalah metode pengajaran bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan
bahasa sasaran yaitu bahasa yang di ajarkan.
Misalny dalam mengajarkan bahasa Indonesia, pelajaran disajikan dalam bahasa Indonesia pula.
Natural Method yang di sebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda,
gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.
Reading Method atau Metode Membaca
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya untuk member pelajar/mahasiswa kemampuan
dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka.
Electic Method atau Metode Campuran
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya bebas untuk menambah atau
mengkombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan metode yang lainnya yang dianggap
cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD yaitu :
Teknik Ceramah
Tekni ini digunakan untuk menyampaikan informasi,terutama kepada mereka yang sudah
termotivasi untuk mendapatkan informasi tertentu dan dilengkapi dengan peragaan atau gambar-
gambar.
Teknik Tanya Jawab
Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau
bias juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan
yang telah mereka baca.
Teknik Diskusi Kelompok
Tujuannya ialah untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat, dan mau menerima kritikan kalau
pendapatnya memang kurang benar.
Teknik Pemberian Tugas atau Resitasi.
Diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok dengan harapan siswa lebih mendalami
materi pelajaraan yang diberikan dan pemberiann tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil
kerja siswa yang disebut resitasi.
Teknik Ramu Pendapat ( brainstorming )
Teknik ini meruppakan perpaduan dari teknik Tanya jaawaab dan diskusi.
Teknik Simulasi
Simulasi artinya tiruan ( mitasi ). Teknik in untuk melaatih ketrampilan berbicara.
Guru bisa menceritakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset kemudian
di lanjutkan dengan anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali secara bergiliran
dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
Guru juga bisa mengajak anak-anak untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas satu dan 2, yang difokuskan di kelas
rendah.
Misalnya dengan memberikan sebuah puisi. Setiap anak di beri lembaran yang berisi puisi anak,
kemudian guru membacaakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut.
Kegiatan ini bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi.
Kemudian anak-anak diminta untuk membuat cerita dari puisi tersebut dengan kata-kata mereka
sendiri.
Dan membacakan hasilnya di depan kelas.
Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas 3,4,5 dan6 , yang difokuskan di kelas
tinggi.