Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
027-2: 2016
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 184.P/DIR/2016
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.027-2: 2016
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 184.P/DIR/2016
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
INSULATOR POLIMER TEGANGAN MENENGAH
BAGIAN 2:
INSULATOR LINE POST KOMPOSIT
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
dengan Keputusan
Kepala PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
i
SPLN D3.027-2: 2016
Daftar Lampiran
ii
SPLN D3.027-2: 2016
Prakata
SPLN Serial D3.027: 2016 merupakan standar insulator polimer untuk penggunaan pada
SUTM 20 kV dan merupakan standar pertama yang diterbitkan oleh PLN untuk insulator
berbahan polimer.
Serial SPLN ini dibagi dalam dua bagian:
1. SPLN D3.027-1: 2016, Bagian 1: Insulator Tarik (Tension) Komposit;
2. SPLN D3.027-2: 2016, Bagian 2: Insulator Line Post Komposit.
Penyusunan standar ini untuk menindaklanjuti penugasan Direktur Perencanaan Korporat
sesuai surat nomor 0756/REN.03.03/DIR/2015, tanggal 11 September 2015, perihal
penyusunan SPLN untuk beberapa peralatan distribusi tegangan menengah, peralatan
tegangan tinggi dan ekstra tinggi, serta surat Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua
nomor 0184/REN.03.03/DITREG-MP/2016, tanggal 03 Februari 2016 perihal permintaan
pembuatan SPLN insulator polimer tegangan menengah.
Dengan diterbitkannya standar ini maka ketentuan spesifikasi teknis dan perencanaan
pengadaan dalam pembangunan jaringan yang menggunakan insulator polimer oleh unit-unit
PT PLN (Persero) harus berpedoman pada SPLN ini.
iii
SPLN D3.027-2: 2016
1. Ruang Lingkup
Standar ini merupakan spesifikasi insulator line post komposit dengan konstruksi
fiting atas menggunakan logam maupun non logam untuk penggunaan pada saluran
udara tegangan menengah (SUTM) 20 kV.
2. Tujuan
Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan bagi unit-
unit PT PLN (Persero), serta ketentuan desain, pembuatan dan pengujian bagi
pabrikan, institusi penguji dan institusi sertifikasi produk.
3. Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan
metode uji mengikuti ketentuan pada standar-standar di bawah ini. Dalam hal terjadi
revisi, persyaratan mengikuti edisi terakhirnya.
a. IEC 61952 (2008-05), Insulators for overhead lines - Composite line post
insulators for A.C. systems with a nominal voltage greater than 1 000 V -
Definitions, test methods and acceptance criteria;
b. IEC 62217 (2012-09), Polymeric HV insulators for indoor and outdoor use -
General definitions, test methods and acceptance criteria;
c. IEC 60695-11-10 (2003-08), Fire hazard testing Part 11-10: Test flames 50 W
horizontal and vertical;
d. IEC 60060-1 (2010-09), High voltage test techniques, Part 1: General definitions
and test requirements;
e. IEC 60383-1 (1993-04), Insulators for overhead lines with a nominal voltage
above 1000V, Part 1: Ceramic or glass insulator units for a.c. systems -
Definitions, test methods and acceptance criteria;
f. IEC/TS 60815-3, Selection and dimensioning of high-voltage insulators intended
for use in polluted conditions Part 3: Polymer insulators for a.c. systems;
g. IEC 60587: 2007, Electrical insulating materials use under severe ambient
conditions Test methods for evaluating reistance to tracking and erosion;
h. ISO 1461: 2009, Hot dip galvanized coatings on fabricated iron and steel articles
- Specifications and test methods;
i. IEC TS 62073 (2003-06), Guidance on the measurement of wettability of
insulator surfaces.
1
SPLN D3.027-2: 2016
Insulator polimer yang bagian insulasinya dibuat dari hanya satu jenis material.
Insulator polimer yang bagian insulasinya terdiri dari dua bagian, yaitu inti (core) dan
selungkup (housing). Insulator komposit dilengkapi dengan fiting (metal fitting, end
fitting).
4.4 Inti
Insulasi bagian dalam dari insulator komposit yang berfungsi untuk menjamin
kekuatan mekanis.
4.5 Selungkup
Insulasi bagian luar dari insulator komposit yang melindungi inti dari cuaca dan
membentuk jarak rambat.
4.6 Sirip
Bagian dari selungkup insulator yang diproyeksi dari shank untuk menambah jarak
rambat.
4.7 Shank
4.8 Fiting
2
SPLN D3.027-2: 2016
4.10 Interface
4.11 SCL
Beban kantilever pengenal (specified cantilever load); beban kantilever yang dapat
ditahan insulator pada area pasang konduktor (fiting atas atau bagian kepala), ketika
diuji dengan kondisi yang ditentukan standar ini.
4.12 MDCL
Beban kantilever desain maksimum (maximum design cantilever load); batas beban
dimana kerusakan inti mulai terjadi dan merupakan batas tertinggi untuk beban
layanan.
4.13 STL
Beban tarik pengenal (specified tensile load); beban tarik yang dapat ditahan
insulator ketika diuji dengan kondisi yang ditentukan standar ini.
Beban maksimum yang dicapai insulator ketika diuji dengan kondisi yang ditentukan
standar ini.
Zona dimana beban mekanisme ditransmisikan antara badan insulasi dan fiting ujung
(end fitting).
3
SPLN D3.027-2: 2016
No Karakteristik Nilai
1. Tegangan pengenal 24 kV
2. Beban kantilever pengenal (SCL) 12,5 kN
3. Beban tarik pengenal (STL) 12,5 kN
4. Beban kantilever desain maksimum (MDCL) 6,25 kN
5. Tinggi (H) 300 mm
6. Jarak busur 270 mm dan
1)
220 mm
7. Jarak rambat 680 mm
8. Tegangan ketahanan frekuensi daya - basah 65 kV
9. Tegangan ketahanan impuls petir 170 kV
Catatan :
1)
Jarak udara terpendek antar logam termasuk yang tertutup insulasi.
6. Tipe Insulator
Dimana:
A = Jenis insulator = LPK (Line Post Komposit);
B = SCL dalam kN;
C = Tegangan pengenal dalam kV;
D = Tegangan ketahanan frekuensi daya basah dalam kV;
E = Tegangan ketahanan impuls dalam kV;
F = Jenis fiting atas:
- L = Logam;
- NL = Non logam.
4
SPLN D3.027-2: 2016
7.1.1 Insulator terdiri dari inti, selungkup yang dilengkapi sirip-sirip dan fiting.
7.1.2 Pemasangan insulator ke traverse tiang SUTM dilakukan melalui mekanisme
mur-baut pada fiting dasar sedangkan pemasangan konduktor ke insulator dilakukan
dengan mekanisme pengikatan pada bagian fiting atas.
7.1.3 Dimensi insulator harus memenuhi karakteristik nomor 5, 6 dan 7 pada
Tabel 1. Pabrikan harus menerbitkan gambar spesifikasi terkait dengan dimensi
tersebut dan dimensi lainnya, seperti: diameter sirip; diameter inti; tebal insulasi di
atas inti dan ukuran fiting.
CATATAN: Jarak rambat insulator line post dengan fiting atas non logam adalah jarak
terpendek dari tiga jalur konduktor pada fiting atas ke bagian logam fiting dasar.
7.2 Inti
7.3 Selungkup
7.3.1 Selungkup harus menggunakan material karet silikon (silicone rubber) yang
diproses secara high temperature vulcanizing (HTV) dengan filler aluminium tri
hydrate (ATH).
7.3.2 Material karet silikon harus memenuhi:
Flammability kelas V0;
Passing voltage level 4,5 kV, sesuai IEC 60587.
7.3.3 Selungkup diekstrusi langsung di atas inti. Selungkup harus menempel
dengan ketat komponen yang berada di bawahnya.
7.3.4 Tebal selungkup yang berada di atas inti minimum 3 mm.
7.3.5 Profil sirip adalah alternating (mempunyai dua ukuran diameter yang
ditempatkan berselang-seling). Sirip harus didesain mempunyai sudut kemiringan
agar air mudah lewat dan tidak terkumpul di atas permukaannya.
7.3.6 Permukaan selungkup harus bebas dari goresan dan retak.
7.3.7 Pabrikan insulator harus memberikan informasi mengenai merek atau nama
pabrik pembuat material selungkup yang digunakan serta data uji karakteristik
material, meliputi: kuat tarik, pemuluran, density, kekerasan dan ketahanan tracking
dan erosi sesuai IEC 60587.
5
SPLN D3.027-2: 2016
7.4.1 Fiting dasar dibuat dari forged atau cast steel yang dilapis hot dip galvanized
atau hot dip aluminium coated dan dilengkapi dengan baut pasak.
7.4.2 Tebal pelapis komponen logam tercantum pada Tabel 2. Pengukuran harus
dilakukan dengan metode magnetik.
7.5.1 Struktur fiting atas harus didesain sedemikian sehingga konduktor dapat
dipasang dengan kuat dan tidak mudah rusak oleh gesekan dan vibrasi yang timbul
saat dioperasikan.
7.5.2 Dimensi fiting atas pada Gambar 1.
6
SPLN D3.027-2: 2016
7.6 Penandaan
Insulator harus diberi penandaan yang jelas dan tidak mudah dihapus, meliputi
penandaan: tipe (lihat butir 6); merek atau logo pabrikan; bulan dan tahun
pembuatan; dan tulisan SPLN D3.027-2, dengan ketentuan:
Merek atau logo pabrikan, bulan dan tahun pembuatan dan tulisan SPLN D3.027-2
harus dengan cetak timbul dan ditempatkan pada selungkup;
Tipe dapat ditempatkan pada selungkup dan fiting logam.
Penandaan pada selungkup tidak boleh ditempatkan pada sirip.
8. Pengujian
8.1.1 Uji desain bertujuan untuk membuktikan kesesuaian desain, material dan
metode atau teknologi pembuatan insulator. Uji desain dilakukan oleh Laboratorium
PLN.
8.1.2 Semua sampel insulator harus diambil dari jalur produksi.
8.1.3 Mata uji desain tercantum pada Tabel 3.
8.1.4 Uji desain dilakukan setelah:
a) Perekaman identifikasi material selungkup, meliputi: Scanning Emission
Microscopic (SEM); Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy (FTIR);
Differential Scanning Calorimetry (DSC);
b) Pabrikan insulator menyerahkan data tersebut pada 7.1.3; 7.2.3; 7.3.7;
7.4.6.
Data identifikasi dan dokumen tersebut di atas merupakan bagian dari Laporan
Pengujian Desain.
7
SPLN D3.027-2: 2016
8.2.1 Uji jenis bertujuan untuk memverifikasi karakteristik utama insulator yang
terutama terkait dengan bentuk dan ukuran.
8.2.2 Uji jenis dilakukan oleh Laboratorium PLN.
8.2.3 Uji jenis hanya dapat dilakukan setelah insulator lulus uji desain. Verifikasi
atas keterwakilan dari sampel insulator terhadap sampel induk (sampel uji desain)
mengikuti ketentuan Lampiran A dan bila diperlukan Laboratorium dapat
mengevaluasi melalui identifikasi material tersebut pada butir 8.1.4.a.
8.2.4 Semua sampel uji harus diambil dari jalur produksi.
8.2.5 Mata uji jenis tercantum pada Tabel 4.
8.2.6 Perubahan atas material, desain dan proses pembuatan pada tipe insulator
yang telah lulus uji jenis harus melalui verifikasi dengan menggunakan ketentuan
Lampiran A.
1)
No Mata uji Metode / persyaratan uji Ketentuan sampel
8
SPLN D3.027-2: 2016
1)
No Mata uji Metode / persyaratan uji Ketentuan sampel
CATATAN:
1)
Untuk dimensi yang diukur (d), toleransi dimensi adalah:
(0.04 x d + 1.5) mm; jika d 300 mm;
(0.025 x d + 6) mm; jika d > 300 mm
Bila dimensi minimum ditetapkan, maka toleransi negatif juga dibatasi oleh dimensi
minimum tersebut.
2)
Lihat Lampiran B.
8.3.1 Uji serah terima (uji sampel) dilakukan oleh personel PLN.
8.3.2 Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:
a) Tipe insulator yang akan diserahterimakan mempunyai sertifikat SPM atau
laporan pengujian jenis yang masih berlaku;
b) Uji rutin atas kelompok (lot) insulator yang akan diserahterimakan telah
dilaksanakan;
c) Pabrikan telah menerbitkan packing list yang berisikan nomor-nomor
kemasan, jumlah dan lokasi pengiriman.
8.3.3 Sampel uji harus diambil secara acak dari kelompok (lot) yang
diserahterimakan.
8.3.4 Sampel terdiri dari E1 dan E2, dengan jumlah sampel mengikuti Tabel 5.
Setelah pengujian, sampel E1 akan rusak sehingga tidak boleh digunakan.
9
SPLN D3.027-2: 2016
10
SPLN D3.027-2: 2016
pada satu saja sampel uji, kelompok insulator dinyatakan ditolak dan tidak dapat
diajukan kembali.
8.1.1 Uji rutin dilakukan oleh pabrikan dengan tujuan memisahkan insulator yang
cacat produksi.
8.1.2 Mata uji rutin adalah pemeriksaan visual dan uji beban tarik sesuai IEC 61952
butir 13.1 dan 13.2. serta uji ketahanan tracking dan erosi (butir 5 pada Tabel. 6)
pada setiap kedatangan bahan baku selungkup.
8.1.3 Pabrikan harus memberikan stiker untuk insulator yang telah memenuhi
persyaratan uji rutin.
11
SPLN D3.027-2: 2016
12
SPLN D3.027-2: 2016
Keterangan:
A : Panjang insulator;
B : Panjang insulasi;
C : Diameter sirip;
D : Diameter sirip;
E : Diameter inti (core);
F : Diameter insulasi di atas inti (core);
G : Jarak antar sirip;
I : Diameter fitting bawah;
R : Radius konduktor fitting;
J : Diameter fiting bawah.
13
SPLN D3.027-2: 2016
175 mm
14
Pengelola Standardisasi :