Você está na página 1de 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Abortus provocatus adalah istilah Latin yang secara resmi dipakai dalam
kalangan kedokteran dan hukum. Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri
kehidupan kandungan dalam rahim seseorang perempuan hamil. Karena itu
abortus provocatus harus dibedakan dengan abortus spontaneus, dimana
kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan
antara abortus yang disengaja dan abortus spontan.

Secara medis abortus dimengerti sebagai penghentian kehamilan selama janin


belum viable, belum dapat hidup mandiri di luar rahim, artinya sampai kira-kira
24 minggu atau sampai awal trimester ketiga.

1.2.Rumusan Masalah
Apa definisi dari abortus ?
Apa etiologi dari abortus ?
Apa manifestasi klinis dari abortus ?
Apa klasifikasi dari abortus ?
Apa patofisiologi dari abortus ?
Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari abortus ?
Bagaimana pemeriksaan penunjang dari abortus ?
Bagaimana penatalaksanaan dari abortus ?
Apa komplikasi dari abortus ?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui macam-
macam abortus, efek samping/risiko, penatalaksanaan pasca abortus, diagnostik
serta teknik pengeluaran abortus.

1
BAB II

PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1. Definisi

Abortus istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir


sebelum periode viabilitas janin,yaitu yang berakhir sebelum berat 500
gram.bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan
kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari hari pertama haid
terakhir normal yang dapat dipakai.
Abortus adalah pengakhiran kehamilan, baik secara spontan maupun
disengaja, sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama haid terakhir.
Definisi lain yang umum digunakan adalah pelahiran janin yang memiliki
berat kurang dari 500gr.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,
sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut
abortus provokatus. (Ilmu Kandungan, hal : 460)
Abortus spontas adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai
viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). (Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Hal : M-11)
2.2. Etiologi

Faktor faktor yang menyebabkan kematian fetus yaitu fakor ovum itu

sendiri,faktor ibu,dan faktor bapak

1. Kelainan ovum
Ovum patologis
Kelainan letak embrio
Plasenta yang abnormal
2. Kelainan genetalia ibu
Anomali kongenital ( hipoplasia uteri,uterus bikornis dll)

2
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
Tidak sempuranya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari
ovum yang sudah dibuahi,seperti kurangnya progesteron atau
esterogen,endomeritis,mioma submukosa
Uterus teralu cepat teregang (kehamilan ganda,mola)
Distorsio uterus,misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
3. Penyakit ibu
Penyakit infeksi yang menyebbkan demam tinggi seperti
pneumonia,tifoid,pielitis,rubella,dll
Nikotin,gas racun,alkohol dll
Ibu yang afiksia seperti pada dekompensasi kordis,peyakit paru
berat,anemia gravis
Malnutrisi,avitaminosis dan gangguan
metabolisme,hipotiroid,kekurangan vitamin A ,C, E
4. Antagonis resus
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,sehingga

menjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus

5. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis


6. Perasangsangan terhadap ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi.seperti sangat terkejut,obat-obat uterotonika,katakulan
laparatomi dll
7. Penyakit bapak ,usia lanjut,penyakit kronis

2.3. Manifestasi Klinis

A. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.


B. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
C. Pendarahan pervaginan, mungkin disertai hasil konsepsi.
D. Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
E. Pemeriksaan ginekologis
Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam.

3
Inspek si perdarahan pada kavum uteri, ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup.
Colok vagina porsio masih terbuka atau sudah tertutup , teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri.

2.4. Klasifikasi

Berdasarkan kejadiannya dapat dibagi atas 2 golongan :

A. Abortus provokatus
Terjadi karena sengaja dilakukan dengan memakai obat-obatan maupun
ala-talat.
Abortus ini dibagi menjadi 2 :
a. Abortus medisialis (abortus therapeutica)
Abortus karena tindakan kita sendiri,dengan alasan bila kehanilan
dilanjutkan,dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi
medis)
b. Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan- tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis
B. Abortus spontan
a. Abortus Iminens ( Mengancam ). Abortus baru mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya.
b. Abortus insipiens ( Keguguran berlangsung ). Abortus ini sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi.
c. Abortus inkompletikus ( Keguguran tidak lengkap ). Sebagian dari
buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian biasanya jaringan
plasenta masih tertinggal didalam rahim.
d. Abortus kompletikus ( Keguguran lengkap ). Seluruh buah
kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap.

4
e. Missed abortion ( Keguguran tertunda ). Keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan didalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
f. Abortus habitualis ( Keguguran berulang-ulang ). Ialah abortus
yang telah berulang dan berturut-turut terjadi; sekurang-kurangnya
tiga kali berturut-turut.

5
2.6.Pathway

Fisiologi organ terganggu penyakit ibu / bapak Abortus (mati janin <16-28 minggu / BB < 400-1000 gr)

Abortus spontan Abortus provokatus

Abortus Iminens Abortus medisinialis

Abortus insipiens Abortus kriminalis

Abortus inkompletikus

Abortus kompletikus

Missed abortion

Abortus habitualis

6
Nyeri abdomen Perdarahan
kuretase Kurangnya pengetahuan

Kurangnya volume cairan


Ansietas Gangguan rasa nyaman

Resiko syok hipovolemik

Intoleransi aktivitas

Post anastesi Jaringan terputus/terbuka

Penurunan syaraf oblongata


Nyeri gangguan pemenuhan Invasi bakteri
ADL
Penurunan syaraf vegetatif
Resiko infeksi

Peristaltik menurun

Penyerapan cairan dikolon

cepat

konstipasi

7
2.7. Pemeriksaan Diagnostik

A. Terdapat ketrlambatan datang bulan


B. Terjadi perdarahan
C. Disertai sakit perut
D. Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
E. Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negatif

Hasil pemeriksaan fisik terdapat penderita bervariasi.adapun hasil


pemeriksaannnya yaitu :

Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahnnya


Pemeriksaan tinggi vundus uteri :
a) Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai dengan umum kehamilan
b) Tinggi dan besarnya sudah mengecil
c) Vundus uteri ridak teraba diatas simfisis
Pemeriksaan dalam :
a) Servik uteri masih tertutup
b) Servik sudah terbuka dan dapat diraba ketuban dan hasil
konsepsi dalam kavum uteri atau kanalis servikalis
c) Besarnya rahim (uterus) telah mengecil
d) Konsistensinya lunak

2.8. Pemeriksaan penunjang

A. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup,bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
B. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
C. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

8
2.9. Penatalaksanaan

A. Abortus imminen
Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
merangsang mekanis berkurang.
Pasien dinasehatkan untuk tidak bersenggama untuk
meminimumkan kemungkinan rangsangan prostaglandin.
Bersihkan vulva dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi.
Dien tinggi protein dan tambahan vitamin C.
B. Abortus insipien
Pasien harus dirawat di rumah sakit karena tidak ada keinginan
kelangsungan hidup bagi janin pada abortus insipien, maka
oksitosin diberikan intravena (20 unit dalam 1000 ml larutan RL)
untuk memajukan kelahiran janin.
Analgesik mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri dan
ketakutan.
Setelah janin lahir, kuretase mungkin diperlukan bila ada
kemungkinan jaringan plasenta tertinggal.
Bila perdarahan tidak banyak, tumbuh terjadi abortus spontan tanpa
pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
C. Abortus inkompletus
Bila terjadi syok karena perdarahan, berikan infus airan NaCl atau
RL dan selekas mungkin transfusi darah.
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret lalu suntikan
ergometrin 0,2 mg intra muskular.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
D. Abortus diinduksi

9
Bila diduga komplikasi serius maka pasien harus dirawat di rumah
sakit untuk observasi.
Cairan intravena dan darah diberikan untuk anemia berat atau
hipovolemi.
Pasien yang terus berdarah beberapa hari setelah abortus diinduksi
biasanya menahan jaringan plasenta di dalam uterus.
Kuretase uterus dan pengobatan oksitosin diinduksikan.
Bila ada bukti infeksi, maka terapi antibiotik diberikan.
E. Missed abortus
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi
dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar
sesaaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
Bila kehamilan kurang dari 12 minggu lakukan pembukaan serviks
dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi
serviks dilatator hegar
Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x 5
mg lain infuse oksitosin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanyak
500mml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada
kontraksi uterus. Bila fundus uteri sampai 12 jari bawah pusat,
keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20%
dalam kavum uteri melalui kavum uteri melalui dinding perut.

2.10. Komplikasi

Komplikasi utama dapat mencakup :


Hemoragi
Syok
Renal failure (faal ginjal rusak)
Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis

10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

A.PENGKAJIAN

a. Identitas
Pasien (nama,umur,jenis kelamin, alamat, agama, suku/bangsa,
tanggal MRS, tanggal pengkajian, diagnosa medis, nomor
rekamedik )
Identitas penanggung jawab (nama orang tua, agama, pendidikan,
pekerjaan, umur)
b. Keluhan utama
Pasien dengan abortus biasanya datang dengan keluhan Rasa mulas
atau keram perut disertai sakit pinggang, Pendarahan pervaginan
c. Riwayat penyakit sekarang
Demam, Rasa mulas atau keram perut disertai sakit pinggang,
Pendarahan pervaginam
d. Riwayat penyakit dahulu
Dahulu pernah mengalami abortus dan terulang kembali
A. Pemeriksaan fisik
a. B1 ( breath )
Tidak ada keluhan pada sistem pernafasan
b. B2 ( blood )
Tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, Pendarahan pervaginan
c. B3 ( brain )
Kesadaran menurun, nyeri pinggang
d. B4 ( bladder)
Tidak ada keluhan pada sistem perkemihan
e. B5 (bowel )
Konstipasi
f. B6 ( bone )
malaise

11
B. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan,penurunan sirkulasi
3. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan intra uteri
4. Resiko infeksi b.d kondisi vulva lembab
5. Ansietas b.d kurangya pengetahuan
6. Resiko syok (hipovolemik) b.d perdarahan pervaginam
7. konstipasi

C. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Devisit volume cairan b.d Tidak terjadi defisit folume kaji kondisi status Pengeluaran cairan
perdarahan cairan,seimabang antara intake dan output hemodinamika pervaginal sebagai
baik jumlah maupun kualitas ukur pengeluaran akibat abortus
harian memiliki karakteristik
berikan sejumlah cairan bervariasi
pengganti harian Jumlah cairan
evaluasi status ditentukan dari jumlah
hemodinamika kebutuhan harian

12
ditambah dengan
jumlah cairan yang
hilang
Transfusi mungkin
diperlukan pada
kondisi perdarahan
masif
Penilaian dapat
dilakukan secra harian
melalui pemeriksaan
fisik
2. Intoleransi aktivitas b.d Klien dapat melakukan aktivitas tanpa Kaji tingkat kemampuan Mungkin klien tidak
kelemahan ,penurunan adanya komplikasi klien untuk beraktivitas mengalami perubahan
sirkulasi
Kaji pengaruh aktivitas berarti ,tetapi
terhadap kondisi uterus perdarahan masif perlu
atau kandungan diwaspadai untuk
Bantu klien untuk mencegah kondisi
memnuhi kebutuhan klien lebih buruk

13
aktivitas sehari-hari Aktivitas merangsang
Bantu klien untuk peningkatan
melakukan tindakan vaskularisasi dan
sesuai dg kemmpuan pulsasi oragn repro
atau kondisi klien Mengistirahatkan klien
Evaluasi perkembangan secara optimal
kemmpuan klien Mengoptimalkan
melakukan aktivitas kondisi klienm,pada
abortus
imminens,istirahat
mutlak sangat
diperlukan
Menilai kondisi umum
klien
3 Nyeri akut b.d kerusakan Klien dapat beradaptasi dengan nyeri Kaji kondisi nyeri yang Pemgukuran nilai
jaringan intra uteri yang dialami dialami klien ambang nyeri dapat
Terangkan nyeri yg dilakukan dg skala
diderita klien dan maupun deskripsi

14
penyebabnya Meningkatkan koping
Berikan teknik relaksasi klien dalam melakukan
(nafas dalam) guidance mengatasi
Kolaborasi pemberian nyeri
analgetik Membantu dalam
penurunan perspsi rasa
nyeri
Menurangi rasa nyeri

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abortus istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir
sebelum periode viabilitas janin,yaitu yang berakhir sebelum berat 500
gram.bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan
kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari hari pertama haid
terakhir normal yang dapat dipakai.

3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penysun mengetahui bahwa masih
banyak kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah sistem reproduksi
yang berjudul. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran
yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa
lebih baik dari yang saat ini. Dan semoga pembaca dapat menambah
pengetahuan tentang abortus.

16
17

Você também pode gostar