Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH
Kelompok I
C. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa ceramah dan tanya jawab
menggunakan leaflet.
D. KEGIATAN PENYULUHAN
NO TAHAP / WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN SASARAN
1. Pembukaan : Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 menit Memperkenalkan diri
Menjelaskan pokok bahasan dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan Memperhatikan
Membagkani leaflet Memperhatikan
2. Pelaksanaan : - Menjelaskan pengertian dan ASI Memperhatikan
20 menit - Menjelaskan pentingnya ASI Memperhatikan
- Menjelaskan tata kekola ASI Memperhatikan
(waktu memerah ASI, cara
memerah ASI, cara menyimpan
ASI perahan sampai ASI
diminum oleh bayi)
- Tips menyusui di tempat umum Memperhatikan
G. Evaluasi
1. Mengevaluasi pengetahuan peserta tentang pentingnya ASI, manfaat ASI, cara
mengelola ASI dan tips menyusui ditempat umum.
2. Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan secara benar.
LAMPIRAN MATERI
A. ASI
ASI adalah susu yang diproduksi oleh ibu untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber
gizi utama bagi bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.
B. Mengapa ASI penting ?
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena didalamnya terkandung hampir
semua zat gizi yang dibutuhkan bayi.
ASI mudah dicerna karena mengandung enzim-enzim yang membantu mencerna
nutrisi.
Nutrisi dalam ASI merupakan nutrisi dengan kualitas tinggi dan dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan juga kecerdasan bayi.
ASI mengandung Taurin yang lebih banyak yang berfungsi untuk pematangan sel
otak
DHA dan AA untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal
Susu formula pembuatannya repot, kandungan nutrisi tidak sebanyak ASI, tidak
mengandung antibodi, harganya mahal dan dapat menganggu pencernaan bayi.
ASI eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernafasan,
diare, dan obesitas anak.
C. ASI ibu bekerja
1. Tata Kelola ASI Perah
a. Saat yang tepat untuk memerah ASI ketika bekerja
ASI diperah secara rutin minimal setiap 2-3 jam dan tidak menunggu
payudara terasa penuh. Akan Iebih sulit untuk memerah jika payudara sudah
bengkak dan akan terasa nyeri serta akan menyebabkan penurunan produksi
ASI.
b. Langkah-Iangkah pelaksanaan pemerah ASI
Menyiapkan perlengkapan
Perlengkapan memerah ASI dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan ibu, yaitu:
- Gelas/cangkir untuk menampung ASI perah;
- Botol untuk menyimpan ASI yang sudah diperah
- Label dan spidol,
- Cooler box/termos dan blue ice.
- Jika diperlukan memerah dapat menggunakan pompa ASI.
Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi adalah
dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan tertentu,
hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk perahan. Contohnya
adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk menetek
masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak
memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi dimana ibu diharuskan untuk kembali
bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan lainnya juga mempersulit pemberian ASI
secara langsung. Banyak ibu juga seringkali merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman,
sehingga ASI perlu segera diperah.
Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu,
yaitu:
1. Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun
menyimpannya.
2. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau
kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA).
Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena
wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. Kontainer harus dicuci dengan air
panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai.
3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
4. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI
diperah.
5. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang
dipakai adalah ASI yang lebih lama.
6. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada
wadah penyimpanan.
7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
8. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas
tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting
dalam susu
Panduan Menyimpan ASI Perah untuk Bayi Sehat yang Lahir Aterm
Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena
hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila
ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah,
hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera
didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam
kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.
Sumber:
1. Office on Womens Health. 2010. Breastfeeding: Pumping and milk storage. Diunduh
dari:http://www.womenshealth.gov/breastfeeding/pumping-and-milk-storage/pada
tanggal 19 April 2014
2. Center of Disease Control and Prevention. 2010. Proper handling and storage of
human milk. Diunduh
dari:http://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm pada
tanggal 19 April 2014
3. Australian Breastfeeding Association. 2013. Expressing and storing breastmilk.
Diunduh dari:https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-and-
work/expressing-and-storing-breastmilk pada tanggal 19 April 2014
4. La Leche League International. 2012.What are the LLLI guidelines for storing my
pumped milk. Diunduh dari:https://www.llli.org/faq/milkstorage.html pada tanggal 19
April 2014
Penulis:
Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro
nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan
mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. Volume
dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi.
Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI
transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan
akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari
1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari ibu
yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan protein, serta
rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya
kelenjar payudara. Walapun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama
pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui
dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara 750-850 ml per hari.
Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun
sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.
Komposisi
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak
perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara
panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih
kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi
yang mendapat susu formula.
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber
energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding
laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka
kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa)
jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan
laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat
dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI
transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat
ASI relatif stabil.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang
terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan
Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap
oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih
sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30%
dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping
itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu
sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil asam amino
(unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap
dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini
hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai
peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup
tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi
prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun
dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang
mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga
lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan
pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus
dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar
lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama
masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI
dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada
perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga
mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik
(DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf
dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap semua
susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA &
ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam
ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi
mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi
yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam
lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan
pembuluh darah.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk
mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama
pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi
lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.
Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan.
Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya
mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini
kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam
bentuk suntikan.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu
dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat
tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif
ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi
menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia
hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada
kolostrum dan ASI transisi awal.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi
tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu
yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan
daya tahan tubuh yang baik.
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat
dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam
ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan
asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan
pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui perlu
ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan
sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI
mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral
yang terdapat di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk
pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah.
Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih
besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan
lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan
tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak
ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta
bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk
mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal
ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50%
dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena
dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah
kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu
berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di
kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI menurun cepat dalam waktu 3
bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink ASI juga lebih rendah dari
susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI,
susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga
tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
Bayi mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih dalam
kandungan. Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis makanan yang
dikonsumsi oleh ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan di
salurkan ke cairan ketuban yang tidak hanya dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan
penerimaan dan kenikmatan bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi untuk
mengetahui dan menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh karena itu
pengalaman pertama terhadap rasa dan selera mempunyai dampak terhadap penerimaan
rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui sejak lama bahwa bayi yang
terpapar dengan rasa dalam ASI akan meningkatkan penerimaan rasa tersebut sehingga
mempercepat keberhasilan penyapihan. Beberapa bayi yang mendapat ASI lebih dapat
menerima sayur-sayuran pada pemberian pertama dibandingkan dengan bayi yang
mendapat susu formula. Anak yang diberikan ASI paling sedikit 6 bulan juga lebih jarang
mengalami kesulitan makan (picky eaters), sepanjang cara pemberian ASInya benar.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu
Semua Nutrisi Penting, Antibodi, Kasih Sayang Perlu untuk tumbuh Kembang Bayi
Menyusui merupakan salah satu pengalaman paling indah yang dialami ibu dan bayi.
Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya menyusui bayinya. Air Susu Ibu
(ASI) diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya. ASI mengandung semua nutrisi
penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung
antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa
pertumbuhannya. Menyusui juga dapat menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang
yang kuat antara ibu dan bayi
Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi maka para ahli menyarankan agar ibu menyusui
bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran yang dikenal dengan istilah Asi Eksklusif. Dalam
era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin
tidak tercapai. Agar ibu yang bekarja juga dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
perlu pengetahuan dan cara pemberian ASI yang benar.
ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya, antara lain:
Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada saluran pencernaan
(diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan infeksi pada telinga. Menurunkan dan
mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya penyakit alergi, obesitas, kurang gizi,
asma, dan eksim. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.
ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama ibu
selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI kepada bayi. ASI yang
dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut KOLOSTRUM. Kolostrum sangat
baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak antibodi dan sel darah
putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan
terhadap infeksi dan alergi.
Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling
sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat
mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara
lain immunoglobulin, praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu
ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak
menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan
bayi, dan meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bagi Ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat mencegah
perdarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur,
mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai
metoda keluarga berencana sementara.
Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk tali
kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu menyusui bayinya untuk
pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan bayinya.
Proses ini disebut perlekatan (Bonding). Bayi jarang menangis atau rewel dan akan tumbuh
lebih cepat jika ia tetap berada dekat ibunya serta disusui secepat mungkin setelah
persalinan. Ibu-ibu yang menyusui akan merawat bayi mereka dengan penuh kasih sayang.
Memberi ASI dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi.
Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi
ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa
ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau
di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat
bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu
istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI
kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti
melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah
membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok
yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.
Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi
bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi.
Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai
mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau
gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi.
Tinggalkan sekitar cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar
rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling
sejuk dirumah, di lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan
dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang
terkandung dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI
akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI
dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam).
Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes.
Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja.
Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan
waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi.
Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam,
sedangkan ASI pada suhu 19-25 C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di
dalam lemari es pada suhu 0-4 C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam
lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan
dalam freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat
menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat
bermanfaat karena ASI mengandung banyak zat gizi dan antibodi yang sangat diperlukan
untuk tumbuh dan kembang bayi. Banyak keuntungan memberikan ASI bagi ibu dan
bayinya, antara lain dengan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk ikatan tali
kasih yang kuat. Bekerja bukan merupakan suatu alasan atau kendala bagi ibu untuk tidak
memberikan ASI Eksklusif, karena ada beberapa cara memberikan dan menyimpan ASI
selama ibu bekerja
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-eksklusif-pada-ibu-yang-bekerja
Sumber : http://data.unicef.org/nutrition/iycf.html#inline1
1. Mulai menyusu dini dalam satu jam pertama setelah bayi lahir (IMD). Berdasarkan
penelitian IDAI tahun 2011, ditemukan sebagian besar sudah meletakkan bayi di
dada ibu segera setelah kelahiran. Namun umumnya (87%) bayi hanya diletakkan
dengan durasi kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan
minimal 1 jam atau sampai bayi mulai menyusu.
2. Menyusu eksklusif selama enam bulan pertama dari hidup bayi (ASI
eksklusif). Angka ibu yang pernah menyusui di Indonesia sudah tinggi yaitu 90%
namun yang memberikan secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah (20%).
3. Terus menyusui sampai dua tahun atau lebih dengan makanan pendamping
ASI yang tepat.
Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi premature dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat
menurun 6-10%.
Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya
kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.
Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli
susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan
orangtua dapat dihemat sebesar 14%.
Terbukti ibu yang didukung untuk menyusui, 2,5x akan lebih sukses dalam memberikas
ASI. Dukungan untuk menyusui harus diberikan oleh semua pihak meliputi, pemerintah,
tenaga kesehatan, masyarakat dan media.
Pemerintah dapat mendukung ASI dengan memberikan kebijakan hak cuti melahirkan,
menggalakkan penerapan kode internasional untuk pemasaran produk pengganti ASI, dan
memperkuat sistem layanan kesehatan. Beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan di antaranya adalah menjelaskan manfaat dan penatalaksanaan
menyusui kepada ibu hamil, membantu ibu menyusui segera setelah melahirkan,
mengajarkan ibu cara menyusui, dan menjaga agar terus menyusui, walau terpisah dari
bayinya, dan tidak memberi makanan atau minuman selain ASI, kecuali ada indikasi medis.
Dalam masyarakat, membentuk kelompok pendukung ASI juga dapat membantu
kesuksesan ASI eksklusif.
Penulis : Dr. Siti Rayhani Fadhila, BMedSc (Hons.) dan Dr. Lina Ninditya
*Artikel ditulis berdasarkan presentasi oleh Dr. Yovita Ananta, IBCLC, MHSM berjudul
Dampak dari Tidak Menyusui di Indonesia pada Pekan ASI IDAI, 16 Agustus 2016
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/dampak-dari-tidak-menyusui-di-indonesia
Komposisi protein yang lebih banyak whey sehingga lebih mudah diserap oleh usus bayi.
Beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada perkebangan jaringan otak,
saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh berada dalam jumlah
yang lebih besar dibanding dalam susu formula.
Lemak dalam ASI selain jumlahnya lebih besar, profilnya juga berbeda dibanding lemak di
dalam susu formula. Lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina
mata. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk
pembentukan sel dan jaringan.
Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama
setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari dirasakan
produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari
kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi
kebutuhan bayi.
Saluran cerna tersusun dari jaringan limfoid (40%) dan 80% selnya menghasilkan antibodi.
Jaringan limfoid saluran cerna sendiri merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh
manusia. Oleh karena itu, wajar bila saluran cerna sangat berperan dalam mekanisme
pertahanan (sistem imun) tubuh secara keseluruhan.
Diharapkan dengan mempunyai saluran cerna yang sehat, anak lebih terproteksi dari
berbagai bakteri patogen dan lebih tolerans dari bahan makanan yang bersifat alergen
(menimbulkan penyakit alergi). Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa dengan saluran
cerna yang sehat akan menghasilkan sistem pertahanan tubuh yang baik sehingga anak
lebih jarang sakit dan dapat tumbuh serta berkembang secara optimal
Pesan yang dapat diberikan adalah berikan nutrisi yang terbaik sesuai usia anak. ASI
merupakan nutrisi pilihan pertama dan utama bagi bayi berusia 0-6 bulan. Makanan
pendamping ASI harus diberikan setelah bayi berusia 6 bulan.Menciptakan lingkungan
saluran cerna yang didominasi oleh bakteri baik merupakan salah satu upaya menjaga
kesehatan saluran cerna. ASI secara eksklusif telah terbukti secara ilmiah dapat
meningkatkan kesehatan saluran cerna.Pada akhirnya, anakharus diajarkan dan dibiasakan
pola hidup sehat dan makan makanan yang sehat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mengapa-asi-eksklusif-sangat-dianjurkan-pada-usia-di-
bawah-6-bulan
Penulis:
SATGAS ASI
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/10-langkah-menuju-keberhasilan-menyusui